BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Bukaka Teknik Utama Tbk merupakan perusahaan yang bergerak



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Langkah Pemecahan Masalah. Yang dimaksud dengan optimasi adalah suatu proses untuk mencapai hasil

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bergerak dalam bidang kontruksi, permesinan (engineering), transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bisnis dibidang konstruksi dan manufaktur saat ini

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PROSES PRODUKSI. III.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong. persentase terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indosat Tbk adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan sering dihadapkan pada masalah masalah yang

PT Jogja Rekayasa Engineering Jl. Menur No. 150 RT 05/57 Maguwoharjo, Sleman, DIY Telp COMPANY. Profile

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba atau menambah nilainya sendiri. Kualitas dari SDM akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya over budget. Peletakkan lantai

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi maka diperlukan dukungan dari banyak aspek, aspek tersebut

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Pancakarsa Bangun Reksa didirikan pada tahun 2009 di atas tanah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. PT Polychem Indonesia Tbk merupakan produsen serat sintesis yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN & METODE PENGUMPULAN DATA. PT Grant Artha Dison merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam membuat Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia usaha, tujuan setiap perusahaan secara umum adalah mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB III ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya. menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. beralamat Jl. HR. Soebrantas Blok A No. 38 Komplek Ruko Mertopolitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB II KAJIAN LITERATUR

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum sebuah imbalan merupakan hal yang sangat penting karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Belum pulihnya kondisi perekonomian yang melanda bangsa Indonesia

BAB 2. PROGRAM LINEAR

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

KETERBUKAAN INFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STRUKTUR BAJA Fabrikasi komponen struktur baja. a. Komponen sambungan struktur baja; 1) Baja profil. 2) Baja pelat atau baja pilah

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT. INTI BANGUN SEJAHTERA

NO. JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai akibat dari krisis ekonomi global yang sedang berlangsung. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Berikut adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT Bukaka Teknik Utama Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Rancang Bangun Rekayasa, Konstruksi dan Manufaktur ( Bidang Energi, Transportasi dan Telekomunikasi ). Perusahaan ini didirikan pada tanggal 25 Oktober 1978 dalam kerangka undang-undang penanaman modal dalam negeri No.6 tahun 1968 undang-undang No.12 tahun 1970 berdasarkan akta No.149 yang di terbitkan oleh Notaris Haji Bebasa Daeng Lalo,SH Akta pendirian ini telah di sahkan olah Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat Keputusan No.Y.A.5 /242 7 tanggal 21 Mei 1979,serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No.33 Tambahan No.251 tangagal 22 April 1980. Anggaran dasar Perusahan telah mengalami beberapa kali perubahan seiring dengan naik turunnya kemampuan ekonomi perusahan, perubahan terakhir dengan akta No.35 tanggal 8 November 1994 yang di terbitkan oleh Notaris Sujipto, SH., mengenai modal dasar dan modal disetor perusahan sehubungan dengan rencana penawaran saham perusahaan kepada Masyarakaat. Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan NO. C2-17532.HT.01.04 HT.94 tanggal 30 November 1994. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, perusahaan bergerak dalam bidang pembuatan dan penyediaan peralatan khusus dan bisnis lain yang termasuk di dalam Industri konstruksi.kantor perusahaan dan fasilitas pabriknya berlokasi di Bukaka Industri 32

33 Estate, Jl. Raya Bekasi Narogong, Km 19,5 Cileungsi, Bogor Jawa Barat. Perusahaan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 1981. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-1960 PM 1994 tanggal 6 Desember 1994, perusahaan menawarkan saham kepada Masyarakat sejumlah 40.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 500 per lembar Saham dengan harga penawaran Rp 3.200 per saham..keseluruhan saham Perusahaan sejumlah 140.612.000 telah di daftarkan dan di catat di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya bernama Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya ). Dari tahun ke tahun perusahaan mampu meningkatkan kualitasnya. Hal ini Di buktikan dengan perolehan sertifikak ISO 9001. Pada tahun 1995, perusahaan Mendapatkan sertifikat American Petroleum Institute untuk kegiatan bidang minyak Dan gas bumi. Dalam masa ini juga, perusahaan mencatatkan diri di bursa efek Sebagai perusahaan terbuka. Saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia tahun 1997 yang Mengakibatkan melemahkannya mata uang rupiah membuat perusahaan berada pada Posisi sulit, karena pinjaman yang di terima dalam posisi keuangan perusahaan. Tindakan delisting dari PT Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006 yang tidak menguntungkan perusahaan, di jadikan sebagai hikmah dengan tidak mengurangi tekad manajemen untuk meningkat kan prestasi dengan segala terobosan yang inovatif dalam produksi garbarata, jembatan rangka baja, menara listrik komunikasi dan segala pekerjaan yang berhubungan dengan power plant,

34 transmission lines, termasuk yang menyangkut kegiatan produksi minyak dan gas bumi. Perkembangan perusahaan ini terjadi pada tahun 2006-2007 karena perusahaan mendapatkan pengakuan standarisasi kualifikasi manjemen berdasarkan persyaratan ISO berturut-turut untuk Steel Tower, Boarding Bridge Three Tunels, dan Oil and Gas. Krisis yang melanda di dunia pada tahun 2008 juga memberikan dampak negatif bagi dunia usaha dan perushaan. Fluktuasi harga bahan mentah yang mengganggu perhitungan harga pokok barang yang di produksi termasuk faktor yang memberikan tekanan bagi perusahaan. Kegigihan karyawan untuk menindaklanjuti kebijakan perusahaan memberikan kans yang besar dalam keberhasilan suatu perusahaan untuk tetap bertahan serta berkembang, sampai saat ini PT Bukaka Teknik Utama Tbk. memiliki ribuan karyawan walaupun sempat banyak melakukan phk pada saat kondisi ekonomi dunia carut marut kurang lebih sebesar 100-200 karyawan. 4.1.1 Struktur Organisasi PT.Bukaka Teknik Utama Tbk. PT. Bukaka Teknik Utama telah mengalami beberapa kali perubahan sistem organisasi. Hal ini dimaksudkan untuk perbaikan sistem sehingga diperoleh sistem organisasi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan ini

35 dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang membawahi beberapa direktur yaitu Direktur Hydro, Direktur Operational I, Direktur Operational II. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

36 Presiden Direktur Irsal Kamarudin Direktur Hydro Alimudin Sewang Direktur Operasional I Saptiastuti Hapsari Direktur Operasional II Sofiah Baltas Corp.Secretary Johansyah A.M Engineering & RND Eko Ariwandono Finance & ACC Diana Mochtar H.R.D M.Jusuf Balikpapan Branch Office Muslimin Sanafi Internal Audit Ghofar Steel Tower Heru Cheryana Power Generation Agus Maulana Boarding Ramp Bridge Eko Ariw Andono Galvanis Ade Nurcholis Road Const. Equip M.Arsyad Steel Bridge Budi Hartono Sp. Purpose Vehicle Sudirman Oil & Gas Equip Setyadi Sumber : PT. Bukaka Teknik Utama (Company Profile) Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Bukaka Teknik Utama

37 Struktur organisasi setiap bagian secara struktural perusahaan adalah sebagai berikut: a. Presiden Direktur (President Director) Bertindak sebagai pimpinan perusahaan yang juga memberikan motivasi kepada bawahannya agar dapat bekerja optimal b. Direktur 1) Direktur Operasional (Operational Director) a) Mengatur dan mengawasi aktivitas produksi mulai dari proses pengadaan bahan baku sampai barang jadi b) Melakukan penjaminan terhadap kualitas produk perusahaan c) Melakukan inspeksi dan pengawasan terhadap mesin-mesin serta bertanggung jawab atas mesin tersebut d) Membantu direktur dalam perencanaan produksi termasuk perencanaan bahan baku, bahan penolong, dan alat-alat lainnya 2) Keuangan ( Finance) a) Meyelenggarakan administrasi keuangan dari seluruh aktivitas perusahaan b) Mengatur kelancaran jalannya keuangan di dalam perusahaan 3) SDM (Human Resource Management) a) Melakasanakan dan mengawasi proses rekruitmen terhadap karyawan baru b) Mengadakan pelatihan terhadap sumber daya manusia yang ada di perusahaan

38 Masing-masing dari direktur tersebut membawahi unit usaha di PT Bukaka Teknik Utama Tbk. secara kesulurahan sehingga ada sentralisasi di masingmasing bidang seperti di bidang operasional, keuangan, serta di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia pada perusahaan tersebut. 4.2 Visi dan Misi PT. Bukaka Teknik Utama Tbk Visi dan Misi Perusahaan Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya,akan selalu berusaha untuk menjadi perusahaan yang terdepan. PT. Bukaka Teknik Utama yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi berusaha menjadi perusahaan yang terdepan di bidangnya.setiap perusahaan pasti mempunyai visi dan misi untuk menjalankan usahanya tersebut.visi dan misi inilah yang menjadi landasan bagi PT Bukaka Teknik Utama Tbk dalam menjalan kan segala kegiatan usahanya. Visi Perusahaan PT Bukaka Teknik Utama Tbk mempunyai visi Menjadi Perusahaan Kelas Dunia Yang Unggul di Bidang Rekayasa dan Kontruksi. Perusahaan berusaha menerapkan visi tersebut untuk menjadi perusahaan yang berskala internasional dan mempunyai reputasi yang dipercaya di kalangan nasional dan internasional. Misi Perusahaan Untuk mewujudkan visi tersebut, PT Bukaka Teknik Utama Tbk mempunyai misi-misi yang akan dijalankan, yaitu:

39 1) PT. Bukaka Teknik Utama selalu berjuang untuk mencapai kepuasan pelanggan pada semua bidang. 2) Mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra kerja. 3) Secara terus-menerus memperbaiki system manajemen dan mengembangkan karyawan sebagai sumber daya manusia yang berharga. Dengan menjalankan misi diatas, perusahaan yakin akan dapat mewujudkan visi perusahaan dengan tetap mengutamakan kepuasan pelanggan serta tidak mengabaikan kesejahteraan karyawan. Kualitas pelayanan akan selalu diterapkan PT Bukaka Teknik Utama Tbk untuk menjadi perusahaan berskala internasional dan mempunyai reputasi yang dipercaya di kalangan nasional maupun internasional. 4.3 Analisis Proses Pembuatan Boarding Ramp Bridge Jenis BRB yang di produksi PT. Bukaka Teknik Utama adalah jenis Two Tunnel dan jenis Three tunnel. Two tunnel merupakan jenis BRB yang terdiri dari 2 terowongan panjang yang memiliki panjang 12-29 meter, jembatan jenis ini digunakan di beberapa bandara dan biasa digunakan untuk pesawat dengan maksimum penumpang sebanyak 500 orang

40 Three tunnel merupakan jenis BRB yang terdiri dari 3 terowongan panjang yang memiliki panjang 10-39 meter, jembatan jenis ini digunakan di beberapa bandara besar dan biasa digunakan untuk pesawat dengan maksimum penumpang sebanyak 700 orang. Kapasitas dari jembatan ini lebih banyak dari pada varian Two tunnel karena panjang dari terowongannya lebih panjang. Proses singkat pembuatan Boarding Ramp Bridge pada unit usaha BRB di PT. Bukaka Teknik Utama, Tbk. :

41 Handling Packing Cutting Assembling Forming Galvanizing Permesinan Blasting Welding Holing Sumber : PT. Bukaka Teknik Utama (Production Process of Boarding Bridge) Gambar 4.2 Diagram Proses Produksi BRB 1. Pemindahan bahan baku (handling) Memindahkan bahan baku dari tempat penyimpanan ke proses produksi. Untuk barang kecil digunakan tenaga tangan dan dibantu peralatan dorong, untuk barang besar digunakan alat angkat dan angkut (forklift, mobile crane, over head crane).

42 2. Pemotongan (cutting) Memotong bahan sesuai ukuran dan bentuk yang sesuai desain. Untuk bahan besi digunakan mesin potong dan gas, untuk bahan lain disesuaikan dengan jenis bahan. 3. Pembentukan (forming) Membentuk bahan (besi plat) sesuai dengan desain, yaitu di tekuk (bending), dibulatkan atau dilengkungkan (rolling) agar membentuk kotakan (frame boarding bridge). 4. Permesinan Memproses bahan dengan pengerjaan mesin sesuai desain yang dihendaki, antara lain bubut, skrap, dan gerinda. 5. Pengelasan (welding) Menyambung besi dengan mesin las listrik dan elektroda atau dengan las argon. 6. Pelubangan (holing) Membuat lubang pada besi untuk penyambungan baut dan mur. 7. Penghilangan karat (blasting) Proses membersihkan karat pada permukaan besi dengan cara penyemprotan pasir khusus dengan tekanan tinggi. 8. Pelapisan seng (galvanizing) Pelapisan besi dengan lapisan seng dengan cara mencelupkan besi ke dalam seng cair yang panas

43 9. Perakitan (assembling) Merakit komponen-komponen seperti pemasangan ban, kaca, dan alat penggunaan BRB tersebut menjadi satu kesatuan yang lebih besar untuk mempermudah pengiriman barang tersebut. 10. Pengepakan (packing) Mengikat barang dan dilapisi dengan penutup berbahan plastik agar mempermudah pengiriman dan barang akan di terima konsumen tanpa cacat. 4.4 Perhitungan Laba Optimal Produksi BRB Model formulasi optimalisasi yang dipergunakan untuk permasalahan biaya produksi yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah dengan menggunakan metode linear programming. Model linear programming ini dapat dibuat berdasarkan atas perhitungan dan data-data yang telah dikumpulkan, di mana model linear programming ini bertujuan untuk mengoptimalkan biaya produksi produk BRB dengan jenis Two Tunnel dan Three Tunnel. PT Bukaka Teknik Utama Tbk unit produksi Boarding Ramp Bridge memproduksi dua jenis produk yaitu Two Tunnel dan Three Tunnel. Biaya produksi keduanya sangat dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu bahan baku, upah tenaga kerja dan biaya mesin. Setiap unit produk Boarding Ramp Bridge memiliki faktor biaya tertentu, sebagai berikut : Tabel 4.1 Biaya Produksi BRB PT Bukaka Teknik Utama Tbk

44 Produk Biaya Bahan Baku BRB (Juta) Biaya Tenaga Kerja (Juta) Biaya Mesin (Juta) Total Biaya Produksi (Juta) Two Tunnel 838,296 140,103 111,560 30.518,876 Three Tunnel 971,519 155,312 123,670 11.254,529 Total 36.055,814 5.825,360 5.040,095 41.773,405 Sumber : PT. Bukaka Teknik Utama (Annual Report BRB) Dalam produksinya PT Bukaka Teknik Utama Tbk unit produksi Boarding Ramp Bridge menghasilkan 2 jenis produk yaitu Two Tunnel dan Three Tunnel. Setiap Two Tunnel membutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp 838.296.100, biaya tenaga kerja sebesar Rp 140.103.486,1 dan biaya mesin sebesar Rp 111.560.292,3. Sedangkan untuk memproduksi Three Tunnel membutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp 971.519.630,5 biaya tenaga kerja sebesar Rp 155.312.676,9 dan biaya mesin sebesar Rp 123.670.924,3. Untuk unit produksi Boarding Ramp Bridge jenis Two Tunnel dan Three Tunnel perusahaan menyediakan anggaran sebesar Rp 36.055.814.550 untuk bahan baku, Rp 5.825.360.896 untuk biaya tenaga kerja dan Rp 5.040.095.162 untuk biaya mesin. Setiap Two Tunnel menghasilkan laba Rp 238.590.829 dan setiap Three Tunnel yang diproduksi menghasilkan laba Rp 264.491.493,7. Permasalahan yang dihadapi PT Bukaka Teknik Utama Tbk unit produksi Boarding Ramp Bridge adalah untuk menentukan kombinasi terbaik antara jumlah Two Tunnel dan Three Tunnel yang dibuat untuk mencapai laba yang maksimal. 1. Variabel Keputusan

45 Sebelum melakukan formulasi model, terlebih dahulu dilakukan pendefinisian variabel keputusan. Karena permasalahan yang dihadapi pada perusahaan adalah biaya produksi, maka variabel keputusan yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan adalah jumlah produksi BRB dengan penjabaran sebagai berikut: X 1 = Jumlah produksi Boarding Ramp Bridge jenis Two Tunnel X 2 = Jumlah produksi Boarding Ramp Bridge jenis Three Tunnel 2. Fungsi Tujuan Berdasarkan permasalahan tersebut, maka fungsi tujuan dari model formulasi optimalisasi dengan metode linear programming adalah untuk memaksimalisasi laba produksi produk Boarding Ramp Bridge pada PT Bukaka Teknik Utama. Adapun fungsi tujuan dari model ini adalah sebagai berikut: Z max = 238.590.829 X 1 + 264.491.493,7 X 2 Nilai Z max yang akan diperoleh nantinya merupakan laba produksi maksimal untuk produk Boarding Ramp Bridge yang seharusnya diperoleh perusahaan setiap tahunnya. 3. Fungsi Kendala Model Agar fungsi tujuan dalam model formulasi yang telah dirumuskan tersebut dapat tercapai, maka diperlukan fungsi kendala agar masalah tersebut dapat dipecahkan dengan model tersebut. Fungsi-fungsi kendala adalah persamaan matematis yang akan membatasi solusi yang akan dihasilkan. Pada

46 pembahasan ini, kendala yang digunakan adalah kendala bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Dengan syarat X 1 0, X 2 0 dan X 3 0. a. Kendala keterbatasan bahan baku Bahan baku utama dalam proses pembutan Boarding Ramp Bridge adalah Steel Plate, Steel RHS dan Steel AS. Berdasarkan data yang ada maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 1 yaitu: 838.296.100X 1 + 971.519.630,5X 2 36.055.814.550 b. Kendala keterbatasan tenaga kerja Kendala keterbatasan tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterbatasan biaya tenaga kerja. Setiap produk BRB membutuhkan biaya tenaga kerja yang berbeda-beda menurut masing-masing jenisnya. Berdasarkan data yang ada dilampiran maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 2 yaitu: 140.103.486,1 X 1 + 155.312.676,9X 2 5.825.360.896 c. Kendala keterbatasan overhead pabrik Dalam penelitian ini biaya overhead yang dimasukkan ke dalam perhitungan adalah biaya depresiasi mesin. Berdasarkan data yang ada dilampiran maka dapat dibuat persamaan linear untuk kendala ke 3 yaitu: 111.560.292,3 X 1 + 123.670.924,3 X 2 5.040.095.162

47 Setelah melakukan formulasi terhadap fungsi tujuan dan fungsi kendala untuk memecahkan masalah optimalisasi laba pada PT Bukaka Teknik Utama Tbk, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah kombinasi produksi Boarding Ramp Bridge dan laba perusahaan yang optimal. Dengan cara menggabungkan fungsi tujuan dan fungsi kendala, maka bentuk dari model Linear Programming untuk menentukan jumlah produksi Boarding Ramp Bridge yang optimal adalah: Fungsi tujuan: Z max = 238.590.829 X 1 + 264.491.493,7 X 2 Di mana: X 1 = Jumlah produksi Boarding Ramp Bridge jenis Two Tunnel X 2 = Jumlah produksi Boarding Ramp Bridge jenis Three Tunnel Fungsi kendala: a. Kendala keterbatasan bahan baku 838.296.100X 1 + 971.519.630,5X 2 36.055.814.550 b. Kendala keterbatasan tenaga kerja 140.103.486,1 X 1 + 155.312.676,9X 2 5.825.360.896 c. Kendala keterbatasan overhead pabrik 111.560.292,3 X 1 + 123.670.924,3 X 2 5.040.095.162 Dari model formulasi diatas, kemudian penyelesaian model formulasi matematis linear programming ini dilakukan dengan bantuan software QM for Windows. Berikut hasil yang diperoleh menggunakan software QM for Windows:

48 Sumber : QM for Windows Perhitungan BRB Gambar 4.13 Model Formulasi pada Software QM for Windows Setelah melakukan penulisan model formulasi pada software QM for windows, seperti dapat dilihat pada Gambar 4.13, langkah selanjutnya adalah menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Hasil atau solusi dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.14.

49 Sumber : QM for Windows Perhitungan BRB Gambar 4.14 Hasil Solusi Model Maksimalisasi Software QM for Windows Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan pada Bab 1, bahwa PT Bukaka Teknik Utama Tbk mengalami masalah menentukan kombinasi terbaik antara jumlah Two Tunnel dan Three Tunnel yang dibuat untuk mencapai laba yang maksimal. Oleh karena itu, tujuan dari pembentukan model formulasi ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mengoptimalkan biaya produksi untuk memaksimalkan laba dengan kerterbatasan bahan baku, keterbatasan biaya tenaga kerja, dan juga keterbatasan biaya overhead mesin sehingga dapat diketahui jumlah produksi optimal dengan keterbatasan tersebut. Metode optimasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tesebut adalah metode linear programming. Penyelesaian model matematis

50 linear programming ini diselesaikan dengan menggunakan bantuan software QM for Windows. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka diperlukan beberapa fungsi kendala, antara lain fungsi pembatas anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran mesin. Penyelesaian fungsi tujuan dan fungsi kendala dari model formulasi dapat dilihat pada sub-sub bab 4.3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software QM for Windows, diperoleh hasil produksi boarding ramp bridge yang optimal pertahun sebanyak 10 unit untuk two tunnel dan 28 unit untuk three tunnel dengan laba boarding ramp bridge yang optimal atau yang seharusnya diperoleh PT. Bukaka Teknik Utama sebesar Rp. 9.920.382.000 per tahun. Sumber : QM for Windows Perhitungan BRB Gambar 4.15 Grafik Hasil Optimasi Biaya Produksi BRB

51 Sumber : QM for Windows Perhitungan BRB Gambar 4.16 Laba Optimal Unit Produksi BRB Setelah dilakukan penghitungan terhadap permasalahan biaya produksi, langkah selanjutnya adalah melakukan ranging terhadap model tersebut untuk mengetahui batas maksimal (minimum dan maksimum) pada koefisien variabel dan pada nilai kendala, di mana rentang nilai antara Lower Bond dan Upper Bond. Penambahan atau pengurangan nilai solusi yang optimal adalah sebanding dengan penambahan atau pengurangan koefisien variabel atau nilai kendala.

52 Sumber : QM for Windows Perhitungan BRB Gambar 4.17 Output Ranging Ranging diperoleh dengan menggunakan software QM for windows. Pada Tabel Ranging terlihat nilai original value untuk masing-masing batasan (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Dari penggunaan input tersebut yang sudah optimal atau full capacity adalah penggunaan bahan baku dan tenaga kerja yang ditandai dengan nilai slack yang mencapai 0. Penggunaan overhead masih belum optimal karena dari kapasitas maksimum masih ada sisa sebesar Rp 401.542.000. Jadi berdasarkan perhitungan laba maksimal yang akan diperoleh unit usaha tersebut, maka perusahaan baiknya memilih alternatif solusi dengan cara megoptimalkan penggunaan mesin (overheat) atau pembelian mesin-

53 mesin baru, karena penggunaan mesin dilihat belum optimal karena ada dana yang berlebih.