PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 47 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP I FC 30 20, '1" II FC 50 17, '7" III FC 50 66, '1" IV FC 50 39, '6" V FC 50 43, '8"

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB II STUDI PUSTAKA

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

EVALUASI DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JARINGAN JALAN DI DALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang


Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

STUDI KELAYAKAN GEOMETRI JALAN PADA RUAS JALAN SANGGAU - SEKADAU

I Dewa Made Alit Karyawan*, Desi Widianty*, Ida Ayu Oka Suwati Sideman*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM BENTLEY MX ROAD Rizky Rhamanda NRP:

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 250) Lengkung Geometrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HADIRANTI 1, SOFYAN TRIANA 2

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN LAYOUT SIMPANG JALAN LINGKAR LUAR BARAT KOTA SURABAYA

ELEMEN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

ABSTRAK PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN NGIPIK KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Inspeksi Keselamatan Jalan

BAB 3 METODOLOGI. a. Dimulai dengan tinjauan pustaka yang berguna sebagai bahan dari penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III - 1 BAB III METODOLOGI

EVALUASI GEOMETRIK JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Pembangkit Listrik Bumi PT. Sarula Operation Limited Sumatera Utara STA Sampai STA 1+656)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:

BAB III LANDASAN TEORI

ABSTRAKSI EVALUASI GEOMETRIK JALAN RUAS JALAN R. A. KARTINI, KOTA KUPANG, PROVINSI NTT (STA STA 0+400)

DAFTAR ISI KATA PENGATAR

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

KATA HANTAR. hitungan dan data Binamarga dan di dalam perencanaanya kita harus mengetahui

TUGAS AKHIR TINJAUAN GEOMETRIK JALAN RAYA PADA TITIK-TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOTS) DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Jalan Prof Hamka,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI TIKUNGAN DI RUAS JALAN BOKONG SEMAR - NGEMBES JL. JOGJA-WONOSARI, KABUPATEN BANTUL - GUNUNG KIDUL TUGAS AKHIR

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

PERENCANAAN GEOMETRIK RAMP JALAN TOL (STUDI KASUS: JALAN TOL KEDIRI-KERTOSONO) NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PENGHUBUNG PERKEBUNAN PT. JEK (JABONTARA EKA KARSA) BERAU-KALIMANTAN TIMUR

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN BERDASARKAN METODE BINA MARGA MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia

BAB III LANDASAN TEORI. Kendaraan rencana dikelompokan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. kendaraan kecil, diwakili oleh mobil penumpang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISIS ALINYEMEN HORIZONTAL PADA TIKUNGAN RING ROAD SELATAN KM. 6 TAMAN TIRTO KASIHAN, BANTUL, DIY. Oleh : BERTHOLOMEUS LELE SIGA NPM :

BAB III METODOLOGI III-1

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring

AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA)

STUDI PENYEBAB KERUSAKAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN LENTUR PADA TIKUNGAN RUAS JALAN BATU-PUJON KABUPATEN MALANG

BAB III LANDASAN TEORI. A. Klasifikasi Jalan

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

JURNAL TEKNIK SIPIL EVALUASI TIKUNGAN DI RUAS JALAN DEKSO SAMIGALUH, KABUPATEN KULON PROGO. Muhammad Nurdin Ir. Surahmad Mursidi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.

Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Pengurusan perijinan dan surat menyurat. Survei Pendahuluan. Identifikasi masalah.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. membandingkan perhitungan program dan perhitungan manual.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan manusia adalah salah satunya dengan menyediakan

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

EVALUASI GEOMETRIK JALAN BERKAITAN DENGAN TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALAN RAYA SURABAYA BLITAR KM. 114 KM. 121 UJIAN TUGAS AKHIR Diajukan

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

PERENCANAAN ULANG GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) RUAS JALAN BYPASS PADANG (STA STA )

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

yang mempunyai panjang kelandaian lebih dari 250 m yang sering dilalui kendaraan berat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI ALINEMEN HORIZONTAL PADA RUAS JALAN SEMBAHE SIBOLANGIT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ( Suryadarma H dan Susanto B., 1999 ) bahwa di dalam

Transkripsi:

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 47 KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN PUNDU-PELANTARAN (STA 44+500 S.D. STA 45+800) KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR Oleh: Taufik Hidayat 1), Zainal Aqli 2), dan Robby 3) Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. Dasar dari perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, dan ukuran kendaraan, dan karakteristik lalu lintas. Halhal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan geometrik jalan masih ada beberapa segmen ruas yang tidak memenuhi standar perencanaan seperti halnya jalan pada ruas Pundu Pelantaran STA 44+500 s.d. STA 45+800 Kabupaten Kotawaringin Timur, masih sering terjadi kecelakaan. Karena itulah perlu dilakukan peninjauan jika terdapat kesalahan dalam geometrik jalan pada ruas jalan tersebut, untuk memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kelayakan jalan pada Ruas Pundu Pelantaran STA 44+500 s.d. STA 45+800 Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan cara mengetahui kondisi eksisting jalan, mengkaji serta menangani apa yang dapat dilakukan pada ruas jalan tersebut, dengan cara menganalisis data lalu lintas, perhitungan waktu tempuh kendaraan serta mengetahui jenis tikungan yang ada dilokasi penelitian dan parameter-parameter yang digunakan. Dari hasil perhitungan ruas jalan yang dikaji, diketahui bahwa kecepatan pengguna jalan tidak di sesuaikan dengan tuntutan kelas jalan, sehingga ruas jalan tidak sesuai dengan standar geometrik alinyemen horizontal jalan. Hal inilah yang menyebabkan kecelakaan pada ruas jalan tersebut. Kata Kunci: Geometrik, Tikungan PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah yang terus berkembang menyebabkan peningkatan arus lalu lintas. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar pendistribusian barang dan jasa antar daerah dapat berjalan lancar. Seiring dengan hal itu diperlukan jaringan jalan yang baru, dan perbaikan jalan yang rusak. Agar jalan yang dibuat memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas, maka dibuat perencanaan geometrik terlebih dahulu. Ruas jalan Pundu Pelantaran berkarakter daerah dataran tinggi berkelok-kelok memungkinkan sering terjadi kecelakaan di ruas jalan tersebut. Menurut informasi dari warga sekitar, di beberapa segmen jalan Pundu Pelantaran sering terjadi kecelakaan. Salah satunya adalah ruas jalan pada STA 44+500 s.d. STA 45+800. Karena itulah perlu dilakukan peninjauan jika terdapat kesalahan dalam geometrik jalan pada ruas jalan tersebut, untuk memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah bentuk geometrik jalan pada kondisi eksisting sudah sesuai dengan spesifikasi yang berlaku? 2. Alternatif apa yang perlu dilakukan pada jalan sehingga pelayanan jalan dapat dimaksimalkan? Tujuan Studi 1. Mengetahui kondisi eksisting jalan. 2. Mengkaji geometrik jalan berdasarkan spesifikasi geometrik standar Bina Marga. 3. Merencanakan penanganan yang perlu dilakukan pada jalan sehingga pelayanan jalan dapat dioptimalkan Manfaat Penelitian Penulisan ini diupayakan memberikan manfaat sebagai berikut:

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 48 1. Mengetahui geometrik jalan sesuai dengan spesifikasi geometrik jalan luar kota yang nyaman bagi pamakai jalan dan dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas. 2. Memberikan masukan dan pertimbangan bagi instansi terkait dalam pengelolaan jalan mengenai segmen yang berpotensi terjadinya kecelakaan. 3. Memberikan alternatif penanganan untuk daerah-daerah yang sering terjadi kecelakaan. METODE PENELITIAN Jenis Data Data Primer Data primer ini diperoleh melalui kegiatan: 1. Arus lalu lintas Penentuan besarnya arus lalu lintas pada suatu ruas jalan diperlukan koefisien masing-masing jenis kendaraan seperti yang telah diatur dalam Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13 Tahun 1970, yang dimana data dikumpulkan dari lapangan dengan mencatat semua jenis kendaraan yang melewati jalan pada lokasi penelitian tersebut. 2. Perhitungan waktu tempuh kendaraan Cara mengumpulkan data waktu tempuh kendaraan yang melewati tikungan yang dikaji yaitu: a. Diukur jarak tikungan yang direncanakan dengan meteran dari awal tikungan sampai akhir tikungan yang dikaji. b. Memerlukan dua orang yang membantu sebagai pemberi kode yaitu diawal tikungan dan diakhir tikungan. c. Pengamat diawal tikungan dengan mengangkat bendera sebagai kode kendaraan yang dikaji mulai melewati tikungan, dan pengamat di akhir tikungan langsung mengaktifkan stop watch sampai kendaraan tiba diakhir tikungan. d. Baca lamanya waktu tempuh kendaraan di stop watch melewati tikungan tersebut dan dicatat oleh surveyor. e. Setiap jenis kendaraan yang direncanakan dipilih 5 kendaraan. 3. Geometrik Pengukuran geometrik dalam penelitian ini menggunakan alat theodolit, untuk mendapatkan data azimuth dan data elevasi. Dari kedua data tersebut digunakan untuk menghitung alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Pengukuran dilakukan tiap 50 meter kecuali saat ada tikungan dilakukan penyesuaian jarak pengukuran. Data Sekunder Dalam penelitian ini data sekunder berupa peta lokasi penelitian. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah data didapatkan kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1. Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Penentuan besarnya LHR pada suatu ruas jalan diperlukan koefisien masing-masing jenis kendaraan seperti yang telah diatur dalam Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13 Tahun 1970. Data yang telah diperoleh pada lalu lintas harian rata-rata ini dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: LHR =...(1) 2. Perhitungan waktu tempuh kendaraan Dari hasil survai lapangan, waktu tempuh masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung waktu tempuh rata-rata kendaraan dengan menggunakan rumus: T rata-rata =...(2) 3. Mengkaji geometrik jalan berdasarkan spesifikasi geometrik jalan luar kota HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Alinyemen Horizontal Jalan Dari hasil data arus lalu lintas, data geometrik dan data kecepatan, maka didapat bahwa jalan: 1. Termasuk jalan kelas IIB 2. Kondisi jalan datar 3. kecepatan rencana yang diijinkan 70-120 km/jam 4. memiliki jari jari lintasan seperti berikut:

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 49 a. Pada tikungan I (PI-I) Panjang jari-jari (Radius) : 190..m Lebar perkerasan : 2x4 m Sudut ( ) : 63 : 65,9 km/jam b. Pada tikungan II (PI-II) Panjang jari-jari (Radius) : 258 m Lebar perkerasan : 2x4 m Sudut ( ) : 43 c. Pada tikungan III (PI-III) Panjang jari-jari (Radius) : 223 m : 75,8 km/jam Lebar perkerasan : 2x2,25 m Sudut ( ) : 27 : 33,7 km/jam d. Pada tikungan IV (PI-IV) Panjang jari-jari (Radius) : 115 m Lebar perkerasan : 2x25 m Sudut ( ) : 41 : 27,7 km/jam Gambar eksisting dapat dilihat pada Lampiran 1. Kajian Alinyemen Horizontal dengan Standar Bina Marga Berdasarkan pengumpulan data primer di lapangan. Dari hasil data arus lalu lintas, data geometrik dan data kecepatan, maka didapat bahwa jalan: 1. Dipakai kelas II B 2. Kondisi jalan datar 3. Kecepatan rencana yang dipakai 70-120 km/jam 4. Dipakai jenis tikungan SCS pada tikungan 1-4 dengan hasil perhitungan seperti berikut: a. Pada tikungan I (PI-I) V = 70 km/jam L = 269 m = 63 e = 0,096% = 9,05 Ls = 60 m = 44,9 Lc = 149 m = 190 p = 0,799 m Es = 33,77 m k = 29,97 m Ts = 146,90 m b. Pada tikungan II (PI-II) V = 70 km/jam L = 254 m = 43 e = 0,084 % = 6,7 Ls = 60 m = 30 Lc = 134 m = 258 p = 0,59 m Es = 19,93 m k = 30 m Ts = 131,85 m c. Pada tikungan III (PI-III) V = 70 km/jam L = 165 m = 27 e = 0,090% = 7,7 Ls = 60 m = 11,6 Lc = 45 m = 223 p = 0,68 m Es = 7,03 m k = 29,98 m Ts = 83,68 m d. Pada tikungan IV (PI-IV) V = 70 km/jam L = 175 m = 41 e = 0,099% = 10,7 Ls = 60 m = 161 p = 0,95 m Es = 11,90 m k = 29,96 m Ts = 90,51 m Lc = 55 m Kontrol Overlapping Tikungan Terhadap Lintasan Cek hasil perencanaan tikungan dengan kecepatan rencana di atas kecepatan eksisting: 1. Bentang dan Lintasan tikungaan I dan II a. Bentang antara tikungan I dan II: Selisih jarak antar bentang (L lapangan )= 595 m b. Setengah Lintasan yang digunakan untuk tikungan: Tikungan I L = 134,5 Tikungan II L = 112,5 Total lintasan diperlukan untuk tikungan agar tidak menjadi tikungan gabungan ditambah jarak lurus minimal gabungan L perlu = L TikunganI + L TikunganII + L lurus min = 267 m Sedangkan jarak bentang tikungan I dan II di lapangan hanya 595 m. L lap = 595 > L perlu = 267 Lintasan tikungan I dan lintasan tikungan II tidak overlap sehingga memenuhi syarat tikungan gabungan. 2. Bentang dan lintasan tikungaan II dan III a. Bentang antara tikungan II dan III: Selisih Jarak antar bentang (L lapangan ) = 305 m c. Setengah lintasan yang digunakan untuk tikungan: Tikungan II L = 112,5

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 50 Tikungan III L = 75 Total lintasan diperlukan untuk tikungan agar tidak menjadi tikungan gabungan ditambah jarak lurus minimal gabungan Lp erlu = L TikunganI + L TikunganII + L lurus min = 207,5 m Sedangkan jarak bentang tikungan I dan II di lapangan hanya 305 m. L lap = 305 > L perlu = 207,5 Lintasan tikungan II dan lintasan tikungan III tidak overlap dan memenuhi syarat tikungan gabungan. 3. Bentang dan Lintasan tikungaan III dan IV a. Bentang antara tikungan III dan IV: Jarak antar bentang (L lapangan ) = 155 m b. Setengah lintasan yang digunakan untuk tikungan: Tikungan III L = 75 Tikungan IV L = 62,5 Total lintasan diperlukan untuk tikungan agar tidak menjadi tikungan gabungan ditambah jarak lurus minimal gabungan L perlu = L TikunganI + L TikunganII + L lurus min = 157,5 m Sedangkan jarak bentang tikungan III dan IV di lapangan hanya 155 m, L lap = 155 < L perlu = 157,5 Lintasan tikungan III dan lintasan tikungan overlap dan IV tidak memenuhi syarat tikungan gabungan. Tabel 1. Perhitungan Lintasan Perlu Antar Tikungan 2. Pada kajian sesuai Standar Bina Marga, terdapat 4 radius tikungan yang sesuai dengan kecepatan eksisting 3. Adanya tikungan gabungan yang overlapping pada kondisi jalan. Terbatasnya lintasan yang dikaji menyebabkan perlu adanya kajian dan perencanan ulang dengan bentang jalan berbeda, karena pada bentang kajian eksisting sepanjang 1,3 kilometer tidak dapat menampung 4 bentang tikungan yang diperlukan. Penanganan Bentuk Alinyemen Horizontal dengan Standar Bina Marga Jika perencanaan ulang pada bentang kajian diperlukan maka sebelum perencanaan perlu ditinjau: 1. Kelas jalan masih dipakai kelas jalan IIB datar, agar tidak mempengaruhi bentang jalan sebelum dan sesudah yang masih dengan kelas jalan yang sama. 2. Perencanan ulang memakai kecepatan yang mendekati kecepatan eksisting penguuna jalan yaitu 70 km/jam. 3. Perubahan radius yang baru mengutamakan penanggulangan tikungan rawan kecelakaan. Maka direncanakan perencanaan alternatif alinyemen horizontal seperti pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Kajian Alinyemen Vertikal jalan Dari gambar hasil survai di bawah, menunjukan tampak melintang jalan pada ruas Pundu Pelantaran STA 44+500 s.d. STA 45+800. Terlihat pada Gambar 1 kelandaian jalan sudah memenuhi spesifikasi Bina Marga <3%. Analisis Hasil Kajian Alinyemen Horizontal Dari hasil kajian diketahui bahwa kondisi eksisting tidak layak untuk pengguna jalan karena: 1. Kecepatan eksisting masih di bawah kecepatan yang direncanakan. Gambar 1. Alinyemen Vertikal Eksisting Hasil Survai PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan kajian yang dilakukan pada ruas jalan Pundu Pelantaran (STA 44+500 s.d. STA 45+800) sepanjang 1,3 kilometer, maka:

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 51 1. Data kondisi jalan eksisting: a. Berdasarkan data Lalu Lintas harian kendaraan, didapat bahwa jalan dikategorikan dengan kelas jalan II B. b. Berdasarkan data elevasi jalan, diketahui kelandaian medan jalan sebesar <3% sehingga jalan dikategorikan medan datar. c. Kondisi melintang jalan memiliki elevasi maksimal sebesar 4% pada tikungan yang ada d. Berdasarkan data waktu tempuh pengguna jalan ditiap tikungan yang dikaji didapat: 1) Pada tikungan I kecepatan rata rata sebesar 53,17 km/jam 2) Pada tikungan II kecepatan rata rata sebesar 53,36 km/jam 3) Pada tikungan III kecepatan rata rata sebesar 33,46 km/jam 4) Pada tikungan IV kecepatan rata rata sebesar 27,74 km/jam e. Berdasarkan data pengukuran menggunakan theodolite, didapat 4 lengkung horizontal dengan data: 1) Pada tikungan I memiliki radius 190 m dengan sebesar 63 2) Pada tikungan II memiliki radius 258 m dengan sebesar 43 3) Pada tikungan III memiliki radius 223 m dengan sebesar 27 4) Pada tikungan IV memiliki radius 115 m dengan sebesar 41 2. Kajian kondisi jalan eksisting, diperoleh: Dari hasil kajian diketahui bahwa kondisi eksisting kurang layak untuk pengguna jalan, sehingga perlunya perencanaan ulang bentuk alinyemen horizontal jalan, dikarenakan: a. kecepatan eksisting pengguna jalan masih di bawah kecepatan yang diperlukan untuk kelas jalan IIB, b. Pada kajian sesuai standar Bina Marga, terdapat 4 radius tikungan yang sesuai dengan kecepatan eksisting c. Adanya tikungan yang overlapping antara tikungan lainnya 3. Dari hasil kajian kondisi eksisting, maka direncanakan ulang 2 bentuk alinyemen horizontal dengan tinjauan: a. Kelas jalan menggunakan IIB berbukit, agar tidak mempengaruhi bentang jalan sebelum dan sesudah kajian. b. Dipakai kecepatan minimum kelas jalan IIB yaitu 70 km/jam, c. Pada Kasus tikungan yang overlapping, tikungan overlapping dihilangkan untuk menanggulangi lintasan rawan kecelakaan 4. Pada kajian alinyemen vertikal jalan dinyatakan bahwa sepanjang kajian jalan tidak terdapat perubahan kelandaian jalan yang perlu dikaji, dikarenakan tidak adanya kelandaian ekstrim yang terjadi sepanjang lintasan. Artinya keadaan eksisting jalan dapat digunakan sebagai perencanan alinyemen vertikal. 5. Untuk mengurangi kecelakaan diruas jalan ini yang disebabkan oleh tingginya kecepatan pengguna jalan serta lintasan yang tidak memenuhi standar geometrik bina marga, perlu adanya perencanaan ulang bentuk geometrik alinyemen horizontal jalan. DAFTAR PUSTAKA Alfarizi, L. 2015. Kajian Teknis Perencanaan Geometrik Jalan Pada Tikungan (STA 13+500-STA 14+500 Jalan Simpang Pundu Tumbang Samba, Kabupaten Katingan). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Anonim. 1970. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, No. 13/1970. Direktorat Jenderal Bina Marga. Anonim. 1988. Standar Perencanaan Geometrik Jalan. Direktorat Jendral Bina Marga. Anonim. 1990. Spesifikasi Standar untuk Perencanaan. Direktorat Jenderal Bina Marga. Anonim. 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, No. 038/TBM/1997. Direktorat Jenderal Bina Marga. Saodang, H. 2004. Kontruksi Jalan Raya. Bandung: Penerbit Nova. Sukirman, S. 1999. Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung: Penerbit Nova.

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 52 Lampiran 1. Gambar Kondisi Eksisting Lampiran 2. Gambar Alternatif Perencanaan Alinyemen Horizontal I Lampiran 3. Gambar Alternatif Perencanaan Alinyemen Horizontal II