BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengembangan layanan berbasis web dan aplikasi yang terhubung langsung dengan internet sangatlah penting di era ICT (Information and Communication Technologies) di abad sekarang ini, guna memudahkan para konsumen yang disasar dalam membantu aktivitasnya. Menurut Sibero (2011) Internet atau yang merupakan kependekan dari Inter-connected Network merupakan sebuah jaringan komputer yang menghubungkan antar komputer secara global. Website adalah salah satu media yang paling sering digunakan dalam mengakses internet. Menurut Arief (2011:7) Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, animasi, video) didalamnya yang menggunakan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser. Salah satu pemanfaatan media internet adalah e-commerce. Menurut Jony Wong (2010: 33) pengertian dari electronic commerce adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. Seperti radio, televisi dan jaringan computer atau internet. E-commerce terjadi ketika adanya transaksi antara dua belah pihak dan dilakukan pertukaran barang, jasa, atau informasi dengan menggunakan internet sebagai alatnya. Electronic Comerce atau (E-commerce) pengertian secara umum adalah kegiatan perdagangan atau jasa yang berkaitan erat dengan konsumen, manufaktur, internet service provider, dan pedagang perantara dengan menggunakan media elektronik. Dalam hal ini media elektronik utamanya adalah internet dan website. Proses penjualan dan pembelian tidak hanya dilakukan dengan cara langsung datang dan bertatap muka dengan penjual dan pembeli, tetapi melalui website semua bisa dilakukan secara online. Website yang dibuat tidak hanya sebatas memberikan informasi saja kepada konsumen mengenai perorangan/penjual dan apa yang ditawarkan oleh perorangan/penjualan tersebut, melainkan dengan mengunjungi website tersebut pembeli bisa menemukan, melihat, membaca, memesan dan membayar produk-produk yang diinginkan secara online. 1
Gambar I.1 Pertumbuhan E-commerce Global Tahun 2015-2018 (Sumber: https://www.statista.com ) Terlihat pada Gambar I.1 menjelaskan mengenai pertumbuhan penjualan terhadap e- commerce secara global atau tingkat dunia pada tahun 2015-2018 meningkat setiap tahunnya hingga diramalkan sampai tahun 2018 tetap mengalami peningkatan. Hal ini menjadi pertimbangan besar dalam pemilihan e-commerce sebagai topik penelitian mengenai budaya perdagangan yang modern di era sekarang ini. E-commerce atau toko daring yang merupakan wujud nyata terhadap pemanfaatan teknologi internet yang dipadukan bersama toko offline, terus meningkat di Indonesia. Menurut sensus BPS, jumlahnya mencapai 26,2 juta di 2016, tumbuh 17% dalam kurun waktu 10 tahun. Hal tersebut juga diikuti oleh survey penelitian yang dilakukan Statista terhadap peningkatan pertumbuhan e-commerce di Indonesia yang signifikan dari tahun ke tahun (lihat Gambar I.3). Gambar I.2 Logo Perusahaan (Sumber: https://www.bukalapak.com) 2
Bukalapak adalah salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia yang menawarkan berbagai produk secara online, mulai dari kategori produk yang ditawarkan yaitu seperti produk, peralatan, kebutuhan dan lainnya, hingga pembayaran listrik tersedia di Bukalapak. Bukalapak menerapkan model bisnis costumer-to-costumer (C2C) atau disebut konsumen-ke-konsumen yang memungkinkan untuk semua orang dapat membuka bisnis nya dan menjual produknya di websitenya tanpa dikenakan biaya sepeserpun oleh perusahaan. Pengguna perorangan ataupun perusahaan dapat membeli dan menjual produk baik baru ataupun bekas di website Bukalapak. Gambar I.3 Pertumbuhan E-commerce Indonesia Tahun 2015-2018 (Sumber: https://www.statista.com ) Dijelaskan pada Gambar I.3 pertumbuhan untuk penjualan e-commerce selalu meningkat di Indonesia pada tahun 2015 hingga diperkirakan 2018 tidak turun, dengan data diatas Bukalapak sebagai pelaku industri e-commerce mampu mendapatkan efek dari pertumbuhan tersebut. Sehingga dapat membantu perkembangan bisnis perusahaan menjadi lebih meningkat setiap tahunnya. Rata-rata pertumbuhan dari data diatas mulai tahun 2015 hingga 2017 selalu meningkat sebesar 1.16 pertahun. Bukalapak sebagai salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia memberikan jaminan 100% uang kembali pada pembeli jika barang tidak dikirimkan oleh penjual di Bukalapak. Bukalapak didirikan oleh Achmad Zaky pada tahun 2010, setelah berdiri 3
dalam setahun, perusahaan mendapatkan penambahan modal investasi yang cukup besar yang membuat perkembangan bisnis Bukalapak menjadi besar sampai sekarang. Gambar I.4 Rata-rata pengunjung per-hari (Source: https://www.similiarweb.com) Bukalapak tidak hanya sendiri sebagai pelaku industri e-commerce di Indonesia, Tokopedia sebagai salah satu pesaing terbesar dari Bukalapak yang selalu menghadirkan inovasi layanan dari websitenya membuat Bukalapak harus bersaing untuk meningkatkan traffic pengguna dalam melakukan belanja online. Berdasarkan pada Gambar I.4 mengenai data pengunjung per-hari yaitu diambil dari 3 bulan (bulan Desember 2016 Februari 2017) terlihat bahwa Bukalapak masih jauh dalam hal kunjungan pengguna per-hari dibandingkan dengan Tokopedia, Bukalapak hanya mendapatkan nilai kunjungan website per-harinya sebesar 1.000.008 pengguna dalam per-harinya untuk periode Februari 2017, sedangkan pesaing nya yaitu Tokopedia mendapatkan jumlah rata-rata kunjungan website perharinya sebesar 1.679.000 pengguna dalam per-harinya untuk periode Februari 2017. Ini menjadi permasalahan yang dihadapi oleh Bukalapak dengan naik-turunnya traffic pengguna tiap harinya dan memiliki jumlah pengguna aktif setiap harinya yang masih jauh dari pesaingnya yaitu Tokopedia. Bukalapak menargetkan 80 juta pengunjung tiap bulan menurut CEO nya. 4
Untuk saat ini, pengunjung yang dimiliki situs tersebut masih jauh dibawah 80 juta pengunjung untuk tiap bulannya. Gambar I.5 Traffic Sources in December 2016 (Source: https://www.semrush.com) Hasil dari data pada Gambar I.5 menjelaskan bahwa pengguna lebih cenderung untuk mengunjungi website Tokopedia sebagai pesaing Bukalapak dibandingkan website Bukalapak, dengan 4 media yang ada yaitu pengguna mengunjungi web secara langsung atau direct, melalui situs lain atau iklan, mesin pencari, dan social media. Dari keempat media tersebut Bukalapak masih jauh nilainya dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Tokopedia yang memiliki traffic sources lebih tinggi. Posisi kompetitif Bukalapak berada di bawah pesaingnya yaitu Tokopedia disusul dengan pelaku e-commerce lainnya di Indonesia seperti olx.com, lazada.co.id dan kaskus.co.id. Ini didasarkan dari positioning perusahaan melalui brand, fitur produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dan penguasaan pasar di sector e-commerce. Setelah melihat perbandingan traffic source, lalu terdapat indikasi yang menjadi perhatian konsumen dalam penyebab tidak tercapainya target yang dibuat oleh Bukalapak dalam hal kunjungan websitenya tiap bulan, indikasi tersebut didapatkan melalui forum maupun komunitas yang ada di situs Bukalapak lalu penulis 5
mengumpulkannya menjadi satu dan membuat diagram cause effect sebagai pemaparan penyebab yang ada, lihat pada Lampiran E. Telah berdiri lebih dulu Mendapat investasi besar Pesaing Produk yang ditawarkan lebih banyak Market Susah dalam menggunakan fitur Fitur Beberapa fitur perlu diperbaiki Sering terjadi kesalahan pada fitur Physical Productivity & Quality Isi Website Tidak informatif UI/UX kurang baik Tampilan Website Tidak rapih Iklan pada web Ketersediaan produk Stok produk kosong Produk Produk yang ditawarkan berbeda Informasi produk tidak sesuai Target Jumlah Pengunjung Yang Tidak Tercapai Gambar I.6 Diagram Cause Effect (Sumber: Identifikasi peneliti) Berdasarkan diagram cause effect atau diagram sebab akibat yang tertera pada Gambar I.6 menggambarkan target jumlah pengunjung yang ditargetkan untuk mencapai 80 juta pengunjung dalam tiap bulan yang ditentukan oleh perusahaan masih tidak tercapai yang disebabkan karena beberapa faktor yaitu pasar, fisik, juga faktor produktivitas dan kualitas dari layanan website Bukalapak. Pasar yang menyebabkan tidak tercapainya target pengunjung perbulan diakibatkan oleh faktor pesaing yang sudah hadir sebelum Bukalapak, namun itu tidak menjadi tolak ukur yang sangat kuat sebagai penyebabnya utamanya. Selanjutnya fisik yang menjadi penyebab tidak tercapainya target pengunjung adalah faktor tampilan website yang ada pada Bukalapak diakibatkan tampilan tidak semenarik yang diharapkan oleh konsumen dan juga tidak informatif. Dan produktifitas maupun kualitas menjadi penyebab tidak tercapainya target pengunjung diakibatkan oleh faktor produk yang ditawarkan dan fitur yang diberikan oleh Bukalapak masih jauh dari harapan konsumen. Dari ketiga faktor yang sudah di paparkan tersebut hanya dua faktor yang terlihat penting untuk dikaji untuk 6
mengetahui preferensi konsumen dalam menggunakan layanan situs Bukalapak yaitu faktor produktivitas maupun qualitas seperti fitur dan produk yang diberikan dan bukti fisik seperti tampilan website. Berdasarkan permasalahan diatas, yaitu perusahaan perlu mengetahui preferensi konsumen dalam menggunakan layanan situs Bukalapak, sehingga target jumlah pengunjung tiap bulan akan tercapai. Indikasi dari permasalahan diatas dapat dilihat pada Lampiran E. Tidak hanya Bukalapak perusahaan yang bergerak di e-commerce melainkan banyak perusahaan lain di Indonesia yang juga bergerak di bisnis jual beli online ini yaitu olx, tokopedia, lazada, kaskus, blibli, bhinneka, gramediaonline, dan detikshop dari kesembilan perusahaan itu sudah popular dan juga menjadi media jual beli online oleh konsumen. Bukalapak memiliki pasar yang sangat kompetitif di sektor e-commerce Indonesia dengan banyaknya media jual beli online di Indonesia membuat konsumen harus memilih mana dari sekian banyak pilihan tersebut. Gambar I.7 Positioning Map (Sumber: www.statistik.kominfo.go.id) Menurut data yang didapatkan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo) mengenai situs yang paling sering digunakan oleh pembeli dalam melakukan transaksi e-commerce pada tahun 2015, bahwa situs Bukalapak sebagai salah satu pemain e-commerce di Indonesia masih berada dibawah 7
pesaing utamanya yaitu Tokopedia.com dengan presentase 9.58 %. Hal ini menjadi landasan permasalahan mengenai preferensi konsumen dalam memilih situs e- commerce yang ada di Indonesia yang akan digunakan oleh konsumen dalam melakukan kegiatan belanja online, dan kesukaan atau kepentingan konsumen untuk cenderung memilih suatu website yang akan digunakan. Table 1.1 Peringkat Website Ecommerce di Indonesia tahun 2017 Rank Website Category 1 Tokopedia.com Shopping 2 lazada.co.id Shopping 3 olx.co.id Shopping 4 Bukalapak.com Shopping 5 Elevenia.co.id Shopping (Sumber: similarweb.com) Terlihat pada Tabel 1.1 bahwa website Bukalapak masih berada pada urutan peringkat 4 untuk kategori e-commerce, dan website yang menjadi peringkat utamanya adalah Tokopedia yaitu sang kompetitor utamanya dalam bisnis jual beli online secara consumer-to-consumer. Melihat data tersebut persoalan yang dihadapi oleh Bukalapak salah satunya adalah perusahaan menghadapi persaingan bisnis yang cukup ketat dan perusahaan harus bisa merubah strategi untuk dapat menjadi leader di bidang e- commerce, dengan salah satunya adalah mengetahui aspek penting yang disukai oleh 8
konsumen dalam melakukan pembelian di situs Bukalapak dan hal ini mengarahkan kepada preferensi konsumen. Gambar I.8 Perbandingan Bukalapak Dengan Kompetitor Utama (Sumber: www.startuprangking.com) Terlihat pada Gambar I.8 bahwa Bukalapak masih dibawah dari pesaing nya yaitu Tokopedia dalam penilaian peringkat startup yang dinilai berdasarkan SR Web yaitu jumlah dan kualitas halaman website yang memiliki pranala ke halaman website, konten website, jumlah pengunjung website, rata-rata durasi kunjungan di website. Lalu SR Social yaitu berdasarkan pengikut di media social perusahaan, dan SR Score adalah akumulasi dari SR Web dan SR Social. Bukalapak memiliki peringkat 941 sedangkan Tokopedia peringkat 443 sebagai peringkat startup di dunia, untuk peringkat nasional Bukalapak berada pada peringkat 16 dan Tokopedia peringkat 8 di Indonesia. Dengan beberapa data yang sudah diberikan, didalam penelitian ini dilakukan survey pendahuluan untuk menguatkan permasalahan dalam penelitian yang mendasar tentang website Bukalapak dan survey pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai objek yang diteliti tanpa melakukan verifikasi secara rinci. Tujuan dari survey pendahuluan ini untuk lebih memahami aktivitas konsumen, mengidentifikasi area/bidang yang memerlukan penekanan khusus dalam penelitian, memperoleh 9
informasi awal sebagai bahan untuk melakukan penelitian, dan membantu dalam penelitian lebih lanjut. Gambar I.9 Penilaian Fitur/Layanan Bukalapak (Survey Pendahuluan, 2017) Pada Gambar I.9 menjelaskan mengenai survey pendahuluan yang ditujukan kepada pengguna Bukalapak atau pernah berbelanja online menggunakan Bukalapak. Survey dilakukan dengan menyebarkan kuesioner melalui social media dan survey online menggunakan google form dan disebar kepada 20 pengguna Bukalapak di Kota Bandung. Berdasarkan Gambar I.9 penilaian fitur Bukalapak, Tampilan website dan produk yang ditawarkan di Bukalapak memiliki pengaruh besar terhadap konsumen saat konsumen berbelanja online di Bukalapak, pada pertanyaan kuesioner menyebutkan seberapa baik layanan Bukalapak dibandingkan dengan kompetitor nya dan disertakan gambar dari masing-masing pertanyaan kuesioner. Ilustrasi gambar memiliki presentase tingkat penilaian terbesar konsumen menilai penilaian buruk terhadap tampilan website dan produk yang ditawarkan oleh Bukalapak. Melihat fakta dan data yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa bisnis e-commerce di Indoneisa semakin kompetitif. Dan ditambahnya permintaan dan kebutuhan dari konsumen yang semakin meningkat. Pelaku bisnis e-commerce harus bisa memberikan kualitas layanan pada website yang sudah tersedia untuk sesuai dengan preferensi 10
konsumen, hal ini dapat menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan pengunjung website juga mencegah penurunan jumlah pengunjung website. Persoalan yang dihadapi oleh Bukalapak diantaranya adalah yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu target pengunjung yang tidak tercapai setiap bulannya untuk mencapai angka 80 juta pengunjung, dan Bukalapak berada pada peringkat website e-commerce ke empat di Indonesia. Pemilihan topik preferensi konsumen dipilih untuk mendapatkan pilihan konsumen saat berbelanja online menggunakan Bukalapak dibandingkan dengan yang lain dan dapat meningkatkan penjualan dari Bukalapak. Apakah yang menjadi alasan utama saat konsumen akan menggunakan Bukalapak dapat menjadi preferensi sehingga keputusan penggunaan oleh konsumen terpenuhi dan permasalahan yang dihadapi oleh Bukalapak untuk mampu meningkatkan target pengunjungnya akan tercapai setelah mengetahui preferensi konsumen Bukalapak saat menggunakan layanan yang ditawarkan oleh Bukalapak. I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana preferensi konsumen dalam menggunakan layanan Bukalapak di Kota Bandung saat ini? 2. Apakah rekomendasi untuk perbaikan website Bukalapak? I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana preferensi konsumen dalam menggunakan layanan Bukalapak di Kota Bandung. 2. Mengetahui rekomendasi untuk perbaikan website Bukalapak. 11
I.4 Batasan Masalah Pembatasan masalah yang diperlukan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas dan menyimpang dari tujuan awal. Batasan masalah dalam penelitan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini tidak menghitung biaya. 2. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap website Bukalapak. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1.5.1 Manfaat Akademis: Dalam aspek teoritis, diharapkan penelitian ini mampu memberikan wawasan di bidang riset pemasaran bagi peneliti maupun pembaca mengenai teori Analisis Conjoint untuk mengetahui preferensi konsumen dalam penggunaan layanan e- commerce dan dapat menjadi rujukan maupun referensi bagi penelitian selanjutnya. 1.5.2 Manfaat Praktis: Dalam aspek praktis, diharapkan penelitian ini mampu membantu perusahaan dalam memberikan informasi mengenai preferensi konsumen dalam menggunakan layanannya dan menjadi masukan untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan pengguna layanan. 12