BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Bagian Kelima. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Paragraf Pertama

PENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method.

A. SYARAT-SYARAT UMUM

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

LARANGAN NEGOSIASI DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

Anggaran dan Borongan ( Rencana Anggaran Biaya Bangunan ), 1990

Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri #6 & 7 MANAJEMEN PROYEK

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

DIR Instruksi Kerja : Metode Pemilihan Penyedia

PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH ABSTRAK

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

Kata Kunci : kontes, memperlombakan, harga pasar, tim juri, Pokja ULP.

MATERI 3 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-2. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

1 JDIH Kementerian PUPR

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

PENGADAAN LANGSUNG BOLEH DILAKSANAKAN OLEH PENYEDIA YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang

2 Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 64); 2. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

KLARIFIKASI DAN PEMBUKTIAN DOKUMEN DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas tersebut dalam satu periode tertentu. yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek. Untuk

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 2

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 14 TAHUN 2010

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAPP) Nomor : 03/POKJA.K1/ULP.PROV/PU/APBD/IV/2012 : PEMBANGUNAN PERKANTORAN KWARDA PRAMUKA PROVINSI

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KAB. KENDAL TAHUN ANGGARAN 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metodologi Pembahasan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELELANGAN. MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

BERITA ACARA HASIL EVALUASI PENAWARAN BA.05.2/FSK.LU/POKJA-DMI/2017

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAPP) Nomor : 03.3/POKJA.KT2-ULP/APBD/III/2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gane, V (2004) dalam tulisannya Parametrik Design a Paradigm

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi

Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 1

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Objek Penelitian Obyek studi dari penelitian ini adalah proyek pembangunan X

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado)

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh Pokja terhadap 3 (tiga) penawaran terendah.

Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa MUDJISANTOSA

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pelelangan/Pengadaan Barang atau Jasa Kosntruksi. sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Iindustri Medan. Proyek ini berlokasi di jalan Pulau Natuna-1, Kawasan Industri

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAPP) Nomor : 03/POKJA.K3/ULP-PROV/ APBD/IV/2012

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEMBANGUNAN LANJUTAN GEDUNG KANTOR PUSLITBANG HORTIKULTURA Nomor. 701/PL.210/I.3/7/2014

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah);

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING )

STUDI PERBANDINGAN KOEFISIEN MATERIAL DAN EVALUASI INDEKS PRODUKTIFITAS PADA PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA, PLESTERAN DAN ACIAN

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) DAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor : 03/Pan.Pagar/IAIN-IB/2013

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. proses pemikiran yang tangguh dalam mengatasi persoalan pelaksanaan

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (BAPP) Nomor : 03.4/POKJA.KT2-ULP/APBD/III/2012

PENGARUH RANCANGAN DENAH TERHADAP RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TIPE 36 DI KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) DAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah nilai estimasi biaya yang harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek. Adapun beberapa praktisi mendefinisikan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagai berikut : Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan (proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan (J. A. Mukomoko, 1987). Menurut Sugeng Djojowirono (1984), Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Menurut Firmansyah (2011:25) dalam bukunya Rancang Bangun Aplikasi Rencana Anggaran Biaya Dalam Pembangunan Rumah. Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek pembangunan. John W. Niron dalam bukunya Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan Rencana Anggaran Biaya Bangunan (1992), Rencana Anggaran Biaya (RAB) mempunyai pengertian sebagai berikut : a) Rencana : Himpunan planning termasuk detail dan tata cara pelaksanaan pembuatan sebuah bangunan. b) Angaran : Perhitungan biaya berdasarkan gambar bestek (gambar rencana) pada suatu bangunan. c) Biaya : Besarnya pengeluaran yang ada hubungannya dengan borongan yang tercantum dalam persyaratan yang ada. 5

6 Perhitungan rencana anggaran biaya ini bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya yang dibutuhkan, mengontrol pengeluaran per item pekerjaan, mencegah adanya keterlambatan atau pemberhentian pekerjaan, dan meminimalisir pemborosan biaya yang mungkin terjadi pada saat dilaksanakannya pekerjaan. Dalam perhitungan atau penaksiran biaya pelaksanaan biasanya berdasarkan gambar-gambar dan spesifikasi yang ada, meliputi : a. Metode Unit (satuan) Metode ini adalah metode harga tunggal yang didasarkan pada persamaan fungsional dari proyek konstruksi bangunan yang akan dibuat. b. Metode Luas Metode luas adalah perkiraan biaya berdasarkan luas bangunan dengan mengacu pada bangunan yang mempunyai karakteristik yang sama. c. Metode Kubik Metode kubik adalah metode harga satuan yang didasarkan pada biaya per meter kubik dari bangunan. d. Metode Bill of Quantity Metode Bill of Quantity adalah metode yang paling teliti dalam memperkirakan harga satuan pekerjaan, tetapi metode ini biasa dilakukan setelah perencanaan lengkap dengan perinciannya. Hal-hal yang diperlukan dalam perhitungan RAB adalah sebagai berikut : 1. Ketepatan dalam memperhitungkan kebutuhan bahan dan harganya 2. Ketelitian dalam menghitung jumlah tenaga kerjanya 3. Faktor kalibrasi yang digunakan 4. Harga satuan yang digunakan sebaiknya menggunakan harga satuan pekerjaan dari daerah tempat proyek tersebut. 2.2 Penyusunan Anggaran Biaya Proses penyusunan Anggaran Biaya pada suatu bangunan memerlukan adanya perhitungan volume pekerjaan per satuan pekerjaan dan analisa harga satuan pekerjaan yang berlaku pada tahun dan lokasi rencana pekerjaan. Suatu anggaran biaya tidak lepas dari adanya gambar berstek serta syarat-syarat analisa konstruksi yang digunakan sesuai kebutuhan perencanaan. Menurut Ir. A. Soedradjat Sastraatmadja, 1984, dalam bukunya Analisa Anggaran Pelaksanaan, bahwa

7 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibagi menjadi dua, yaitu rencana anggaran biaya kasar dan rencana anggaran terperinci. 1. Anggaran Biaya Kasar Perhitungan anggaran biaya kasar berpedoman pada harga satuan per meter persegi (m2) atau harga satuan permeter kubik (m3) apabila beserta isi ruang. Namun yang lebih sering digunakan adalah harga satuan per meter persegi (m2). Anggaran biaya kasar biasanya hanya sebagai pedoman perhitungan secara cepat sehingga bersifat sementara sebelum melakukan perhitungan anggaran biaya secara teliti. Faktor yang mempengaruhi perhitungan anggaran biaya kasar antara lain jenis bangunan rencana, jumlah lantai, jenis kontruksi, luasan bangunan, dan lokasi rencana didirikan bangunan. Dalam perhitungan rencana anggaran biaya kasar, tidak dapat diketahui adanya harga per item pekerjaan sehingga pada saat pelaksanaan pekerjaan akan lebih sulit mengontrol pengeluaran biaya. 2. Anggaran Biaya Terperinci Sedangkan perhitungan anggaran biaya terperinci adalah perhitungan rencana anggaran biaya yang disusun dengan cermat sesuai urutan pekerjaan per item pekerjaan yang ada. Pada perhitungan anggaran biaya terperinci terdapat adanya spesifikasi teknis mutu bahan dan syarat-syarat pekerjaan, volume masing-masing item pekerjaan, dan harga satuan pekerjaan yang dihitung berdasakan perhitungan analisa Burgelijke Openbare Welken (BOW). Proses penyusunan suatu angggaran biaya secara runtut diperlukan beberapa tahapan perhitungan berdasarkan gambar serta syarat-syarat analisa pekerjaan. Berikut merupakan tahap analis perhitungan rencana anggaran biaya.

8 ( Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum ) Gambar 2.1 Tahap Analisis Perhtungan Rencana Anggaran Biaya 2.3 Perhitungan Volume Pekerjaan Menurut Fathansyah, (2002:154) dalam buku analisa-analisa dalam proyek menyebutkan bahwa: Perhitungan volume pekerjan adalah bagian paling esensial dalam tahap perencanaan proyek. Pengukuran kualitas/volume pekerjaan merupakan suatu proses pengukuran / perhitungan terhadap kuantitas item item pekerjaan sesuai dengan lapangan. Dengan mengetahui jumlah volume pekerjaan maka akan diketahui berapa banyak biaya yang akan di perlukan dalam pelaksanaan proyek. Perhitungan volume pekerjaan memiliki beberapa cara perhitungan yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Salah satu rumus perhitungan volume item pekerjaan antara lain :

9 a. Volume untuk luasan item pekerjaan (m2) = Panjang x Lebar b. Volume untuk kubikasi item pekerjaan (m3) = Panjang x Lebar x Tinggi c. Volume untuk panjang item pekerjaan (m ) = Panjang d. Volume untuk Borongan (ls, unit, buah) = Sesuai dengan kesepakatan kepada dua belah pihak 2.4 Analisa Biaya Konstruksi Analisa biaya konstruksi adalah suatu langkah perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi, yang dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan bangunan dan standart pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang didalamnya terdapat angka yang menunjukan jumlah material, tenaga dan biaya persatuan pekerjaan, contohnya : 1. Pekerjaan pas. pondasi batu kali - satuan pekerjaan m³ 2. Pekerjaan beton struktur - satuan pekerjaan m³ 3. Pekerjaan pas. batu bata - satuan pekerjaan m² 4. Pekerjaan plesteran satuan pekerjaan m² 5. Pekerjaan pengecatan - satuan pekerjaan m² 6. Pekerjaan lantai keramik - satuan pekerjaan m² 7. Pekerjaan kusen - satuan pekerjaan m 8. Pekerjaan plafon - satuan pekerjaan m² 9. Pekerjaan plafon - satuan pekerjaan m² 10. Pekerjaan rangka atap - satuan pekerjaan m³ 11. Pekerjaan genteng - satuan pekerjaan m²

10 2.5 Harga Satuan Pekerjaan Harga satuan pekerjaan adalah jumlah dari harga bahan dan upah tenaga kerja yang harus dianggarkan untuk penyelesaian sebuah pekerjaan konstruksi. Penentuan harga satuan pekerjaan diambil dari standar harga yang berlaku di pasaran di daerah sekitar lokasi proyek dan tahun perhitungan anggaran. Analisa satuan pekerjaan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang. Secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut (Andi, 2011) : Harga Satuan Pekerjaan = H.S. Bahan + H.S. Upah + H.S. Alat Keterangan : H.S = Harga Sewa 2.6 Presentase Bobot Pekerjaan Presentase bobot pekerjaan adalah nilai besarnya persen pekerjaan siap (telah selesai) per item dibanding dengan pekerjaan selesai seluruhnya, untuk pekerjaan selesai seluruhnya dinilai 100%. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut: Persentase bobot pekerjaan : Volume x Harga Satuan Harga Total Bangunan x 100 % ( Sumber : Adminstrasi Kontrak dan Anggaran Borongan ) 2.7 Time Schedule (Rencana Kerja) Time Schedule adalah suatu bentuk rancangan kerja yang dibutuhkan untuk penyesuaian suatu pekerjaan. Dalam time schedule mengandung batasan alokasi waktu penyelesaian masing-masing item pekerjaan secara runtut yang ditetapkan sebagai acuan dalam penyelesaian suatu proyek pekerjaan. Ada beberapa bentuk time schedule yang biasa digunakan dalam proyek konstruksi pembangunan, antara lain : 1. Kurva S 2. Bar Chart 3. Network Planing 4. Schedule harian, mingguan, bulaan, tahunan, dan waktu tertentu

11 Dengan adanya time schedule kita bisa mendapatkan gambaran jangka waktu pekerjaan dilaksanakan, kapan pekerjaan dapat diselesaikan serta urutan item pekerjaan yang harus dilaksanakan. Tujuan dan manfaat pembuatan time schedule pada sebuah proyek konstruksi antara lain: a. Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan b. Pedoman waktu untuk mendatangkan material yang sesuai dengan item pekerjaan yang akan dilaksanaan. c. Pedoman waktu untuk pengadaan alat-alat kerja d. Pedoman sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak kerja proyek konstruksi e. Pedoman pencapain progres pekerjaan setiap waktu tertentu f. Pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang baik dibutuhkan : a. Gambar kerja proyek b. Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek c. Bill of Quantity (BQ) atau daftar volume pekerjaan d. Data lokasi proyek berada pada sumber daya meliputi material peralatan, sub kontraktor, yang tersedia di sekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung e. Data sumber material, peralatan, sub kontraktor yang harus didatangkan ke lokasi proyek f. Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan g. Data acuan atau musim di lokasi pekerjaan proyek h. Data jenis transportasi yang tepat digunakaan di sekitar lokasi proyek i. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing item pekerjaan j. Data kapasitas produksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor, dan material k. Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan tenggang waktu pembayaran progress, dan lain-lain.

12 2.8 Pelelangan / Pengadaan Pada pelaksanaan suatu proyek pekerjaan terdapat tahapan pelelangan. Tahap pelelangan bertujuan menunjuk Penyedia Jasa sebagai pelaksana yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan. Beberapa pengertian-pengertian pelelangan : 1. Pelelangan barang/jasa pemerintah yang selanjutnya disebut dengan pelelangan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh kementrian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/institusi lainya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa (Perpres No. 4 pasal 1, ayat 1 Tahun 2015) 2. Pengadaan barang/jasa adalah upaya untuk mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan yang dilakukan atas dasar pemikiran yang logis dan sistematis (the system of thought). Mengikuti norma dan etika yang berlaku dan berdasarkan metode dan proses pengadaan yang baku (Wibowo, 2011). 2.9 Evaluasi Teknis Pelelangan Penyedia Jasa Evaluasi teknis pada pihak Penyedia Jasa dalam hal pengadaan barang dan jasa konstruksi untuk mengikuti lelang antara lain : 1. Metode Pelaksanakan Metode pelaksanaan dinyatakan memenuhi persyaratan apabila : a. Memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan dalam dokumen lelang dan diyakini menggambarkan penguasaan penawar untuk menyelesaikan pekerjaan. b. Metode kerja untuk jenis jenis pekerjaan utama diyakini menggambarkan penguasaan penawar untuk melaksanakan pekerjaan. c. Diteliti dalam tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dapat dipertanggungjawabkan secara teknis. 2. Jadwal Waktu Pelaksanaan Jadwal Waktu Pelaksanaan dinyatakan memenuhi persyaratan apabila tidak lebih lama dari jangka waktu yang ditentukan dalam dokumen lelang dan urutan jenis pekerjaan secara teknis dapat dilaksanakan.

13 3. Spesifikasi Teknis Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila menjamin pemenuhan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam dokumen lelang. Jenis pekerjaan dalam daftar kuantitas dan harga yang ditawarkan tidak boleh kurang kualitasnya dari ketentuan dokumen lelang. 4. Jenis, Kapasitas, Komposisi, dan Jumlah peralatan penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang disediakan oleh penawar sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen lelang. 5. Personil Inti Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam dokumen lelang serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan. 6. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen lelang. 7. Syarat Teknis lainnya Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila persyaratan teknis lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen lelang. 2.10 Ketentuan Pelelangan dengan Perpres No. 4 Tahun 2015 Menurut pasal 1 ayat 1 Perpres no 54 tahun 2010, Pengadaan barang / jasa pemerintah yang selanjutnya disebut dengan pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh kementrian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah/institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2006, Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurut untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang.

14 Dalam pelelangan pekerjaan konstruksi terdapat macam macam proses lelang. Cara pemilihan penyedia barang/jasa dijabarkan sebagai berikut : 2.10.1 Pelelangan Umum Pelelangan umum merupakan metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat. (pasal 1 ayat 23 perpres no 4 tahun 2015). 2.10.2 Pelelangan Sederhana Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) (pasal 1 ayat 25 perpres no 4 tahun 2015). 2.10.3 Pelelangan Terbatas Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks. (pasal 1 ayat 24 perpres no 4 tahun 2015). 2.10.4 Pemilihan Langsung Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (pasal 1 ayat 26 perpres no 4 tahun 2015). 2.10.5 Penunjukan Langsung Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa. (pasal 1 ayat 31 perpres no 4 tahun 2015). 2.10.6 Pengadaan Langsung Pengadaan langsung adalah pengadaan barang. jasa langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan langsung. (pasal 1 ayat 32 perpres no 4 tahun 2015). 2.10.7 Kontes / Sayembara Kontes/sayembara adalah metode pemilihan penyedia jasa yang memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. (pasal 1 ayat 29 perpres no 4 tahun 2015).

15 2.11 Tahapan Pelelangan Pekerjaan Konstruksi berdasarkan Perpres No. 4 Tahun 2015 Pemilihan penyedia barang/jasa dalam mengerjakan konstruksi di dapat melalui proses lelang. Proses lelang ini bertujuan untuk mendapatkan penyedia barang/jasa yang sesuai dengan syarat dan kualifikasi yang ditetapkan. Dalam pra lelang, suatu proyek konstruksi yang akan dibangun akan dibuka proses lelang, hal pemilihan ini penyedia harus melalui proses dan proses lelang pada suatu proyek konstruksi terdiri dari : 1. Penyusunan Dokumen Lelang Penyusunan dokumen lelang ini perlu ditetapkan rencana kerja dan syaratsyarat pengadaan jasa konstruksi termasuk syarat-syarat lelang, tatacara penilaian serta perkiraan biaya bangunan tersebut. Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan kelengkapannya dengan merinci dalam tanda terima dokumen lelang untuk dijadikan sebagai dokumen control pada proses internal perusahaan. Dokumen lelang ini mencerminkan keinginan pemilik dalam rangka memilih dan mendapatkan kontraktor yang dianggap mampu untuk diserahi tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan implementasi fisik proyek. 2. Pengumuman Lelang Merupakan pemberitahuan kepada masyarakat dan para penyedia barang/jasa akan adanya lelang dengan maksud menghimpun peminat lelang dan pemberitahuan kepada pihak yang berkepentingan. Pengumuman lelang dilakukan setelah mendapat kepastian tempat, hari, tanggal dan jam lelang di kantor lelang. 3. Pendaftaran Peserta Merupakan proses memasukan minat untuk mengikuti lelang dengan melihat syarat dan kualifikasi penyedia barang/jasa yang ditetapkan untuk mengikuti lelang pekerjaan tersebut. 4. Pengambilan Dokumen Lelang Merupakan pengambilan dokumen-dokumen yang ada pada lelang pekerjaan tersebut. Dokumen ini berisi gambar kerja sebagai acuan dasar penghitungan volume dan BOQ yang memuat spesifikasi spesifikasi pekerjaan, material-material yang ditetapkan.

16 5. Penyusunan Berita Acara Merupakan pembuatan kesepakatan-kesepakan yang di tetapkan oleh penyelenggara lelang. 6. Penjelasan Dokumen Lelang dan Perubahannya. Merupakan menjelaskan dokumen-dokumen yang dianggap kurang jelas dalam pelaksanaan pekerjaan dan perubahan perubahan yang terjadi dalam gambar kerja. 7. Pemasukan Dokumen Penawaran Merupakan memasukan penawaran keseluruhan harga pekerjaan tersebut yang didasarkan pada volume,harga satuan dan analisa gambar kerja yang ditetapkan. 8. Pembukaan Penawaran Tahapan ini merupakan tahap awal dari penyelenggara untuk mengumumkan total seluruh biaya sebelum kontraktor melakukan penawaran, ada batasan-batasan harga yang sudah ditentukan. 9. Evaluasi Penawaran termasuk Evaluasi Kualifikasi Evaluasi dilakukan setelah dari pihak penyedia barang atau jasa memasukkan dokumen penawaran, pihak panitia lelang akan menentukan beberapa penyedia jasa yang memenuhi ketentuan yang ada. 10. Penetapan Pemenang Dilakukan oleh panitia lelang setelah pengecekan dokumen administrasi pada tiap-tiap penyedia barang / jasa yang telah mengikuti dan memasukkan dokumen penawaran. 11. Pengumuman Pemenang Pemenang lelang adalah hak mutlak dari panitia lelang, sehingga tidak bisa diganggu gugat kecuali ada sanggahan yang kuat dari pihak lain, sebagai bukti untuk mengulang pemenang lelang. 12. Masa Sanggah, Klarifikasi dan Negoisasi Masa sanggah dilakukan ketika ada keputusan yang janggal dari pihak panitia lelang, karena pada masa sanggah ini kandidat no 2, 3, dan 4 berhak untuk mencari celah pada pemenang sehingga nantinya pengumuman dan pemenang bisa dirubah, masa sanggah ada batasan waktu tertentu.

17 13. Penunjukan Pemenang Penyedia Barang/Jasa Setelah beberapa tahapan dilalui dan masa sanggah juga sudah terlaksana maka secara resmi panitia lelang mengumumkan pemenang lelang, dan ditahap ini keputusan tidak bisa dirubah. 14. Penandatanganan Kontrak Penyedia barang/jasa yang menjadi pemenang akan melakukan penandatanganan kontrak pekerjaan yang bersangkutan.