4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI AREA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

6. FUNGSI PPI MUARA BATU

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

PETA LOKASI PENELITIAN 105

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

7 KAPASITAS FASILITAS

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Lampiran 1 Layout Pelabuhan Perikanan Pantai Karangantu

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE 9 GT DAN 16 GT DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) MORODEMAK, DEMAK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN KEUNTUNGAN USAHA PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEKALONGAN, JAWA TENGAH

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN DAN INFORMASI MENGENAI MASYARAKAT PESISIR DI PPP CILAUTEUREUN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

ANALISIS KINERJA SATKER PSDKP PEKALONGAN DILIHAT DARI ASPEK PERIKANAN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PEKALONGAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUNLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2007 TENTANG SURAT LAIK OPERASI KAPAL PERIKANAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN GILLNET KAPAL MOTOR DAN MOTOR TEMPEL DI PPP TEGALSARI, KOTA TEGAL

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

4 KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum PPN Pekalongan Letak, klasifikasi dan pengelolaan

5 KEADAAN PERIKANAN TANGKAP KECAMATAN MUNDU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. perikanan skala kecil. Menurut Hermawan (2005) cit. Rahmi,dkk (2013), hanya

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 16/MEN/2006 TENTANG PELABUHAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

6 AKTIVITAS DAN FASILITAS

ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Penelitian

7 PEMBAHASAN 7.1 Pemilihan Teknologi Perikanan Pelagis di Kabupaten Banyuasin Analisis aspek biologi

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 METODOLOGI PENELITIAN

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Banyuwangi Keadaan geografis, topografis, iklim, dan penduduk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

STUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN

SISTEM BAGI HASIL USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu tahun 2010

5 PPI MEULABOH DAN KONDISI OPERASIONALNYA

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

SKRIPSI INI MILIK ROIF HARDANI C

PEMASARAN IKAN MATA GOYANG (Priacanthus tayenus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

Profil PPS Belawan. Posisi Strategis. 2011/08/19 14:54 WIB - Kategori : Attend

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis usaha alat tangkap gillnet di pandan Kabupaten Tapanuli 28. Tengah Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kota Pekalongan Kota Pekalongan dibagi menjadi empat kecamatan yaitu Kecamatan Pekalongan Utara, Pekalongan Selatan, Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan Timur. Kecamatan yang memiliki pantai dan berbatasan langsung dengan laut (Laut Jawa) adalah Kecamatan Pekalongan Utara, tepatnya di Kelurahan Krapyak Lor, Kelurahan Panjang Wetan dan Kelurahan Kandang Panjang Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa, ketinggiannya 1 meter di atas permukaan laut dengan posisi geografis antara 6º50 42 6º55 44 LS dan 109º37 55 109º42 19 BT. Batas batas wilayah administratife Kota Pekalongan sebagai berikut (Anonymous, 2007 b ) : Utara : Laut Jawa Selatan : Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang Barat : Kabupaten Pekalongan Timur : Kabupaten Batang 4.2 Kegiatan Agribisnis Perikanan Tangkap di PPN Pekalongan 4.2.1 Kondisi kegiatan penangkapan ikan Kapal yang dipergunakan untuk pengoperasian penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan terbuat dari bahan kayu, pada umumnya jenis kayu jati. Berdasarkan jenis alat tangkapnya, kapal penangkap ikan yang menjual hasil tangkapannya di tempat pelelangan ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan terdiri atas kapal purse seine, mini purse seine dan gill net. Jenis kapal tersebut merupakan kapal motor dengan tenaga penggerak mesin inboard. Kapal penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya kapal penangkapan ikan di PPN Pekalongan terdiri atas purse seine, mini purse seine, longline, cantrang, dan jaring arad. Kapal kecil dibawah 10 GT yaitu kapal jenis jaring arad, pada tahun 2009 sudah tidak ditemukan di PPN Pekalongan, tetapi

23 menurut informasi nelayan sudah pindah ke Pangkalan Pendaratan Ikan Wonokerto, selain itu kapal cantrang yang pernah ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan sudah tidak diperkenankan lagi karena bertentangan dengan aturan pemerintah, alasannya dilihat dari metode pengoperasiannya yang mirip alat tangkap trawl. Kapal cantrang dan mini purse seine hampir mirip dari segi fisik kapalnya hanya penambahan alat pemberat dan pengoperasiannya yang berbeda, nelayan cantrang sebagian beralih ke penangkapan mini purse seine. Kapal diatas 30 GT diwajibkan menggunakan Vessel Monitoring System. Berikut merupakan grafik jumlah kapal berdasarkan jenis alat tangkap dan berdasarkan ukuran muatan kapal. Grafik Jumlah Kapal Berdasarkan Jenis Alat Tangkap 600 500 Jumlah Kapal 400 300 200 100 0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Purse Seine 467 491 419 451 484 482 353 229 225 170 Mini Purse Seine 54 75 86 16 6 4 4 14 14 10 Gill Net 49 49 61 60 84 135 96 137 180 110 Longline 62 87 78 137 126 11 65 26 10 0 Lainnya 74 22 52 71 51 93 50 38 0 0 Gambar 9.Grafik jumlah kapal berdasarkan jenis alat tangkap tahun 1999 2008.

24 Grafik Jumlah Kapal Berdasarkan Ukuran Muatan Kapal Jumlah Kapal 350 300 250 200 150 100 50 0 50 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 <10 GT 74 68 104 102 51 55 50 38 0 0 11 30 GT 53 36 35 41 84 123 96 137 180 110 31 50 GT 55 45 60 16 20 48 4 14 20 1 51 70 GT 68 74 143 113 151 99 105 80 13 33 71 100 GT 214 283 203 293 319 297 226 95 148 112 101 130 GT 180 131 73 140 99 94 72 54 54 23 >130 GT 62 87 78 30 27 9 15 26 10 1 Gambar 10. Grafik jumlah kapal berdasarkan muatan kapal tahun 1999 2008. Dalam satu kapal penangkap ikan terdiri dari kapten kapal atau nakhoda dan anak buah kapal. Untuk kapal mini purse seine pemilik kapal biasanya sekaligus sebagai nelayan kapal. Sebelum melakukan operasi penangkapan, nelayan kapal biasanya melakukan pengecekan alat tangkap dan mesin. Setelah melakukan pengecekan, nelayan kapal mempersiapkan perbekalan melaut seperti es balok, oli atau solar. Semua perbekalan melaut sudah tersedia di PPN Pekalongan. Persediaan perbekalan melaut tersebut dikelola oleh pihak KUD Makaryo Mino dan Kantor PPN Pekalongan. Biaya yang digunakan untuk membayar perbekalan melaut merupakan biaya yang diperoleh dari pendapatan kotor sebelum dilakukan sisa bagi hasil. Kapal penangkap ikan yang akan keluar pelabuhan atau melakukan operasi penangkapan harus izin ke Syahbandar Perikanan (pihak yang mengeluarkan surat izin berlayar), kemudian pihak Syahbandar Perikanan (pihak yang mengeluarkan Surat Izin Berlayar) mengeluarkan SIB (Surat Izin Berlayar) setelah pengecekan surat kelengkapan kapal dengan asumsi SLO (Surat Laik Operasi) sudah dikeluarkan sebelumnya

25 serta pemeriksaan ulang alat tangkap, teknis dan nautis kapal. Kapal yang sudah izin ke Syahbandar Perikanan (pihak yang mengeluarkan surat izin berlayar) dan akan keluar pelabuhan harus melapor ke bagian Pos Pelayanan Terpadu (pencatatan kapal keluar masuk pelabuhan). Pos Pelayanan Terpadu (pencatatan kapal keluar masuk pelabuhan) mencatat kapal tersebut sebagai kapal yang sudah izin keluar. Kapal penangkap ikan yang memiliki lama tripnya berbulan bulan diharuskan mencatat berat hasil tangkapan ketika setelah proses penangkapan ikan di fishing ground. Berat ikan yang dicatat digunakan sebgai log book. Tetapi tidak semua kapal yang memiliki trip berbulan bulan mencatat berat hasil tangkapan sehingga ketika hasil tangkapannya dijual di laut maka produksi ikan dan nilai produksinya tidak tercatat di PPN Pekalongan. Kapal penangkap ikan yang sudah melakukan kegiatan penangkapan dengan asumsi kembali ke PPN Pekalongan. Kapal yang masuk harus lapor ke Pos Pelayanan Terpadu (pencatatan kapal keluar masuk pelabuhan), kemudian mencatat kapal tersebut sebagai kapal izin masuk dan izin bongkar muat hasil tangkapan. Sebelum lapor kapal penangkap ikan sandar dan tambat di dermaga PPN Pekalongan. Kapal penangkap ikan yang tambat dikenakan biaya sebesar Rp.1500 dan dibayarkan ke bagian pelayanan tambat kapal. Setelah bongkar muat hasil tangkapan, hasil tangkapan dijual ke Tempat Pelelangan Ikan di PPN Pekalongan. 4.2.2 Pemasaran ikan segar Hasil tangkapan nelayan pada umumnya didaratkan di PPN Pekalongan. Tetapi ada juga nelayan yang menjual hasil tangkapannya ke nelayan lain di tengah laut. Nelayan menjual hasil tangkapannya dilaut dengan alasan lama trip yang memungkinkan ikan tersebut mudah rusak. Biasanya terjadi pada kapal besar yang memiliki lama trip berbulan bulan. Sebelum di distribusikan ke pasar, ikan hasil tangkapan tersebut dilelang terlebih dahulu. Proses pelelangan di TPI PPN Pekalongan dikelola oleh KUD Makaryo Mino dengan retribusi yang dikenakan kepada nelayan sebesar 3% dan kepada bakul sebesar 2% dari harga ikan yang dilelang. Bakul yang ikut lelang adalah pedagang besar, pedagang kecil, pengolah ikan, dan konsumen akhir. Tetapi ada juga pemilik kapal sekaligus pengolah ikan

26 dan bakul. Setiap bakul yang ingin melakukan transaksi lelang harus sudah terdaftar terlebih dahulu di Tempat Pelelangan Ikan di PPN Pekalongan. Hasil tangkapan yang sudah selesai dilelang, selanjutnya ada yang dipindahkan ke alat angkut untuk didistribusikan dan ada juga dilakukan pencucian, penggaraman di es kan, dijual kembali ke bakul lain, tempat pemasaran ikan dan ke pengolah ikan. Alat angkut yang digunakan yaitu truk, kendaraan bermotor roda tiga dan pick up. Daerah tujuan pendistribusian hasil tangkapan mencakup daerah lokal maupun pasar nasional. Untuk pasar lokal Jawa Tengah adalah Kalibening, Pamalang, Kendal, Tegal, Brebes. Ikan segar yang didistribusikan dipasar lokal Jawa Tengah dijual ke pasar pengolah ikan serta konsumen akhir sedangkan pasar nasional meliputi Jakarta dan Bandung. Untuk pemasaran pasar nasional biasanya dijual ke pasar, dan perusahaan ekspor ikan. 4.3 Harga ikan Ikan hasil tangkapan yang dominan ada didaratkan di TPI PPN Pekalongan tahun 2009 adalah layang, bawal, kembung, tongkol, cumi, dan tenggiri. Harga ikan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya seiring dengan penurunan hasil produksi. Hal ini diketahui melalui grafik produksi tahunan yang menurun dan harga rata rata produksi tahunan yang mengalami peningkatan Rp7.000 Rp6.000 Rp5.000 Rp4.000 Rp3.000 Rp2.000 Rp1.000 Rp0 Harga Rata Rata Produksi 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Harga Rata2 Produksi Gambar 11. Grafik harga rata rata produksi tahun 2003 2008.

27 Produksi (Kg) 70000000 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Produksi (Kg) Gambar 12. Grafik produksi tahun 2003 2008. Menurut pihak lelang, kenaikan harga tersebut berfungsi menutupi pendapatan nelayan yang semestinya turun akibat menurunnya hasil tangkapan selain itu hasil tangkapan pada musim puncak dan biasa memiliki perbedaan harga jual ikan sekitar Rp.3000,00. Semua hasil tangkapan yang dilelang sudah dalam bentuk ikan segar dan sudah dilakukan pengasinan. Harga ikan sudah diasinkan sedikit lebih mahal dibandingkan ikan segar. Ikan dilelang kemudian disortir menurut jenisnya, serta kualitas ikan. Kualitas ikan kurang baik tetapi masih layak, dapat dilelang dengan harga yang lebih murah dibandingkan ikan yang masih dalam bentuk segar. Penanganan yang dilakukan untuk ikan segar yaitu dengan menggunakan es.