RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018

dokumen-dokumen yang mirip
RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah

BAB 5 BAB 5. Inflasi

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

Bab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013

2007 No

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI MEI TAHUN 2017 INFLASI 0,50 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL 2016 DEFLASI 0,45 PERSEN

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

2008 No

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI JULI 2016 INFLASI 0,43 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I

Tingkat Inflasi Kota Lubuklinggau 0,30 Persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI FEBRUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,70 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Mei 2017 secara umum mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bu

2008 No

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI MEI 2015 INFLASI 0,55 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditas bahan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KABUPATEN TULUNGAGUNG MARET 2016 INFLASI 0,05 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL TAHUN 2017 INFLASI 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN

Daftar isi Kata Pengantar Bagian I 1. Bagian II 13. Bagian III 35. Bagian IV 61. Bagian V 93

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Inflasi: perubahan secara umum atas harga-harga barang dan jasa pada rentang waktu tertentu. Inflasi berdampak dan menjadi dasar dalam pengambilan

INFLASI KOTA TARAKAN BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : JANUARI 2008

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI APRIL 2016 DEFLASI 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

BOKS LAPORAN SURVEI LAPANGAN PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN HARGA KOMODITAS CABAI DI KABUPATEN MAGELANG DAN WONOSOBO

INDEKS TENDENSI KONSUMEN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 SEBESAR 122,35

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

Daftar isi Kata Pengantar Bagian I 1. Bagian II 13. Bagian III 33. Bagian IV 61. Bagian V 91

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

INFLASI 0,09 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN OKTOBER 2017

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

Transkripsi:

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) INFLASI IHK Inflasi April Tetap Terkendali Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2018 tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi. Inflasi IHK pada April 2018 tercatat sebesar 0,10% (mtm), melambat dari bulan lalu sebesar 0,20% (mtm) 1 (Tabel 1). Melambatnya inflasi IHK tersebut disebabkan oleh deflasi kelompok volatile foods dan melambatnya inflasi kelompok inti di tengah meningkatnya inflasi administered price (Grafik 1). Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan bulan April, inflasi IHK tercatat sebesar 1,09% (ytd). Secara tahunan inflasi IHK mencapai 3,41% (yoy), relatif sama dengan bulan lalu sebesar 3,40% (yoy), masih berada dalam kisaran sasaran inflasi (Grafik 2). Tabel 1. Disagregasi Inflasi April 2018 Grafik 1. Disagregasi Sumbangan Inflasi Bulanan Grafik 2. Disagregasi Inflasi Tahunan Secara spasial, inflasi bulanan tertinggi terjadi di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tingginya inflasi KTI terutama didorong oleh tingginya inflasi di wilayah Kalimantan yang sebesar 0,24% (mtm), sementara inflasi Balnusra dan Mapua sejalan dengan nasional yaitu masing-masing sebesar 0,10% (mtm) dan 0,09% (mtm). Inflasi di kawasan Jawa dan Sumatera tercatat lebih rendah dibandingkan dengan nasional, masing-masing sebesar 0,07% (mtm) dan 0,06% (mtm). Inflasi yang rendah di wilayah Jawa disumbang dari deflasi di Jawa Barat sebesar 0,04% (mtm), inflasi di Jateng 1 Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi sebesar 0,23% (mtm), meski lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi IHK bulan April empat tahun terakhir yaitu deflasi sebesar 0,01% (mtm). 1

sebesar 0,004% (mtm), dan inflasi di DKI Jakarta sebesar 0,06% (mtm). Sementara itu, rendahnya inflasi di wilayah Sumatera didorong oleh deflasi di beberapa wilayah seperti Kepulauan Riau (-0,29%, mtm), NAD (-0,26%, mtm), dan Lampung (-0,02%, mtm). Secara nasional, provinsi yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Utara (1,09%, mtm), Sulawesi Tengah (0,76%, mtm), dan Papua Barat (0,66%, mtm). Sementara itu, deflasi terdalam terjadi di Maluku (-0,69%), (Gambar 1). Secara tahunan, perkembangan realisasi inflasi April 2018 di berbagai daerah secara agregat masih dalam rentang sasaran inflasi nasional 2018 sebesar 3,5%±1%. Pada bulan April 2018, inflasi di KTI tercatat sebesar 2,95% (yoy), lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 3,41% (yoy). Sementara itu kawasan Jawa dan Sumatera mencatat inflasi lebih tinggi dari nasional, yakni masingmasing sebesar 3,42% (yoy) dan 3,82% (yoy) (Gambar 2). Gambar 1. Peta Inflasi Daerah, April 2018 (% mtm) Gambar 2. Peta Inflasi Daerah, April 2018 (% yoy) Inflasi Nasional: 0,10% Inflasi Nasional: 3,41% Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah Gambar 1. Peta Inflasi Daerah Bulanan Gambar 2. Peta Inflasi Daerah Tahunan Ke depan, inflasi tahun 2018 diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi, yaitu 3,5%±1%. Dengan perkembangan terkini, inflasi IHK tahun 2018 diperkirakan sebesar 3,5% (yoy) 2. Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, terutama sebagai antisipasi risiko meningkatnya inflasi volatile food. INFLASI INTI Terkendalinya inflasi IHK pada April 2018 didukung oleh tetap rendahnya inflasi inti. Secara bulanan inflasi inti tercatat sebesar 0,15% (mtm) 3, melambat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,19% (mtm) (Tabel 1). Melambatnya inflasi inti pada bulan ini disumbang oleh kelompok traded dan non traded (Grafik 3). Secara tahunan, inflasi inti kembali meningkat secara terbatas, yakni dari 2,67% (yoy) pada bulan lalu menjadi 2,69% (yoy) yang didorong oleh meningkatnya inflasi kelompok traded. Terkendalinya inflasi inti hingga April 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi. Inflasi inti kelompok traded masih melanjutkan tren kenaikan. Secara bulanan inflasi inti traded menurun dari 0,20% (mtm) menjadi 0,17% (mtm) terutama didorong oleh penurunan inflasi kelompok non makanan. Perlambatan tersebut sejalan dengan minimalnya tekanan depresiasi pada April 2018 yang hanya sebesar 0,36% (mtm) dari 1,16% (mtm) pada bulan lalu. Namun demikian, peningkatan inflasi komoditas emas perhiasan menahan perlambatan laju inflasi inti traded non makanan lebih lanjut. Komoditas emas perhiasan pada April 2018 mencatat kenaikan inflasi sebesar 2 Proyeksi Bank Indonesia April 2018. 3 Angka tersebut juga sedikit lebih rendah dari rata-rata inflasi inti bulan April empat tahun terakhir sebesar 0,19% (mtm) maupun proyeksi Bank Indonesia April 2018 sebesar 0,25% (mtm). 2

1,25% (mtm) dari 0,66% (mtm) bulan lalu, searah dengan kenaikan harga komoditas emas global. Sementara itu, kelompok inflasi inti traded makanan melanjutkan tren peningkatan menjadi 2,5% (mtm) dari 1,93% (mtm) pada bulan lalu, searah dengan kenaikan indeks harga impor pangan pada April 2018. Secara tahunan, inflasi inti traded masih melanjutkan tren kenaikan sejak September 2017 menjadi sebesar 2,40% (yoy) seiring perkembangan harga global dan nilai tukar rupiah (Grafik 4). Depresiasi rupiah meningkat secara tahunan, yakni dari 3,11% (yoy) pada Maret menjadi 3,80% (yoy) pada April. Begitupula inflasi komoditas global (IHIM) meningkat dari 3,85% (yoy) menjadi 4,26% (yoy). Grafik 3. Inflasi Inti Traded Non Traded (mtm) Grafik 4. Inflasi Inti Traded dan IHIM Sementara itu, inflasi inti non traded masih melanjutkan tren perlambatan. Inflasi inti non traded pada bulan ini menurun dari 0,18% (mtm) menjadi 0,14% (mtm) terutama bersumber dari upah tukang bukan mandor yang melanjutkan perlambatan sejak awal tahun (Grafik 5). Sementara itu, peningkatan inflasi kontrak rumah pada bulan April 2018 menahan perlambatan inflasi inti nontraded lebih lanjut. Inflasi kontrak rumah meningkat tajam pada April 2018 sebesar 0,72% (mtm) dari 0,03% (mtm) bulan lalu, berbeda dengan pola historisnya. Perkembangan ini ditengarai disebabkan oleh tertahannya kenaikan kontrak rumah sejak awal tahun 2018 (Grafik 6). 4 Secara tahunan, inflasi inti non traded masih melanjutkan tren perlambatan sejak awal tahun 2017 menjadi sebesar 2,92% (yoy) karena berlalunya dampak kenaikan inflasi pulsa ponsel dan sewa rumah di awal tahun 2017 (Grafik 7). Perlambatan kelompok non traded tersebut juga sejalan dengan perlambatan inflasi jasa yang bersumber dari kelompok komunikasi (pulsa ponsel) dan perumahan (sewa rumah) (Grafik 8). Grafik 5. Inflasi Tukang Bukan Mandor (mtm) Grafik 6. Inflasi Kontrak Rumah (mtm & ytd) 4 Secara tahunan, kenaikan inflasi kontrak rumah hingga Maret 2017 adalah sebesar 0,66% (ytd), sementara hingga Maret 2018 hanya sebesar 0,03% (ytd). Dengan kenaikan sebesar 0,72% (mtm) pada April 2018, maka secara ytd inflasi kontrak rumah menjadi sebesar 0,75% (ytd) relatif sama dibandingkan 0,77% (mtm) pada April 2017. 3

Grafik 7. Inflasi Inti Traded dan Non Traded (yoy) Grafik 8. Komponen Inflasi Inti Jasa Tekanan permintaan domestik terindikasi meningkat secara terbatas. Indikator demand sensitive to inflation relatif stabil pada bulan ini di tengah berlanjutnya peningkatan indikator core flexible price sejak September 2017 (Grafik 9). 5 Tekanan permintaan yang masih terbatas ini tercermin dari kenaikan pertumbuhan kredit konsumsi di tengah perlambatan pertumbuhan M2. Pertumbuhan kredit konsumsi meningkat dari 11,16% (yoy) ke 11,50% (yoy) di bulan Maret 2018, sedangkan pertumbuhan M2 kembali menurun dari 8,30% (yoy) menjadi 7,50% di bulan Maret 2018. Grafik 9 Core Flexible Price dan Demand Sensitive to Inflation Grafik 10. Ekspektasi Inflasi Concensus Forecast, CPI Sticky Price dan Core Sticky Price Sementara itu, ekspektasi inflasi terindikasi stabil dan terjangkar dalam kisaran sasaran inflasi. Terjangkarnya ekspektasi inflasi tahun 2018 dalam kisaran sasaran inflasi tercermin pada hasil survei Consensus Forecast (CF) bulan April 2018 yang menurun dibandingkan hasil survei bulan lalu yakni menjadi sebesar 3,60% dari 3,70% (average, yoy). Ekspektasi inflasi yang ditunjukkan oleh indikator core sticky price 6 di bulan April 2018 juga terlihat stabil sejak awal tahun 2018 (Grafik 10). Sementara itu di sektor riil, ekspektasi inflasi 3 dan 6 bulan ke depan dari pedagang eceran dan konsumen terlihat meningkat mengantisipasi kenaikan permintaan pada Ramadhan dan Idul Fitri 2018 dan kemudian mengalami koreksi paska Ramadhan dan Idul Fitri (Grafik 11 dan Grafik 12). 5 Indikator demand sensitive to inflation terdiri dari komoditas inti non food pada keranjang IHK. Indikator core flexible price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang fluktuatif. Komoditas flexible price memberikan informasi terkait kondisi perekonomian terkini. 6 Indikator core sticky price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang stabil atau cenderung tidak mengalami perubahan harga yang tidak signifikan. Komoditas sticky price lebih memberikan informasi terkait dengan ekspektasi inflasi sehingga dapat menjadi proxy ekspektasi inflasi ke depan. Mayoritas komoditas sticky price merupakan komoditas dari sektor manufaktur dan komoditas jasa. 4

Grafik 11. Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Grafik 12. Ekspektasi Inflasi Konsumen INFLASI VOLATILE FOOD Secara bulanan kelompok volatile food mengalami deflasi seiring dengan meningkatnya pasokan karena panen pada komoditas beras dan aneka cabai. Deflasi volatile food tercatat sebesar 0,29% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yaitu inflasi 0,15% (mtm), namun tidak sedalam historisnya sebesar deflasi 1,12% (mtm) (Tabel 1). Deflasi bulan ini terutama bersumber dari komoditas beras, cabai merah dan cabai rawit. Deflasi lebih dalam tertahan oleh inflasi bawang merah, daging ayam ras dan telur ayam ras (Tabel 2). Tabel 2. Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Volatile Food Maret 2018 (mtm) Komoditas beras kembali mengalami deflasi setelah mengalami inflasi sejak bulan September 2017. Harga beras bulan April 2018 kembali turun yakni sebesar 1,91% (mtm). Deflasi tersebut tidak sedalam deflasi bulan lalu sebesar 2,34% (mtm). Deflasi beras dalam dua bulan terakhir sejalan dengan penurunan harga gabah di tingkat petani dan penurunan harga beras di tingkat penggilingan 7 seiring berlangsungnya panen raya di hampir seluruh wilayah sentra (Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan). Bulog juga melakukan Operasi Pasar sebesar 4.191 ton di bulan April 2018 sehingga sejak awal tahun Operasi Pasar telah mencapai sekitar 296.115 ton. Dengan perkembangan tersebut, inflasi beras mencapai 7,41% (yoy) (Grafik 13) dan harga beras rata-rata mencapai Rp11.851/kg (Grafik 14). 7 Pada bulan April 2018, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun 4,22% (mtm) dan di tingkat penggilingan turun 4,16% (mtm). Harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani turun 4,22% (mtm) dan di tingkat penggilingan turun 3,66% (mtm). Harga beras di penggilingan untuk kualitas premium dan medium masing-masing turun 3,72% (mtm) dan 5,89% (mtm). 5

Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit masing-masing turun sebesar 3,96% (mtm) dan 6,58% (mtm) seiring dengan memasuki masa panen. Ketersediaan cabai merah pada bulan April 2018 diperkirakan mencapai 101.971 ton, lebih tinggi dari bulan lalu yaitu 101.855 ton. Sementara itu, untuk cabai rawit, ketersediaan di bulan April diperkirakan mencapai 78.955 ton, lebih tinggi dari bulan lalu yaitu 78.564 ton. Peningkatan produksi aneka cabai tersebar di wilayah sentra yaitu di Kabupaten Garut, Cianjur, Magelang, Temanggung, Wonosobo, Blitar, Lamongan, Tuban, Kediri, Malang, Simalungun, Tanah Datar, Rejang Lebong, Buleleng dan Lombok Timur. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi cabai merah mencapai 44,18% (yoy) dengan level harga mencapai Rp44.238/kg, sedangkan cabai rawit mengalami deflasi sebesar 24,31% (yoy) dengan level harga mencapai Rp37.367/kg, (Grafik 15 dan 16). Grafik 15. Inflasi dan Harga Cabai Merah Grafik 16. Inflasi dan Harga Cabai Rawit Kenaikan harga bawang putih tertahan setelah bertambahnya pasokan dari impor. Inflasi bawang putih pada bulan ini mencapai 0,35% (mtm), mulai melambat setelah dua bulan berturutturut mengalami inflasi double digit yaitu 19,46% (mtm) pada bulan Februari dan 16,18% (mtm) pada bulan Maret. Melambatnya inflasi bawang putih tercermin pada pasokan bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati yang terpantau meningkat yaitu sebesar 928 ton, lebih tinggi dari bulan lalu sebesar 584 ton seiring dengan meningkatnya realisasi impor. Realisasi impor bawang putih dari Januari hingga Maret 2018 tercatat sebesar 23.347 ton. Realisasi impor tersebut diperkirakan terus meningkat seiring dengan adanya penambahan ijin impor 8. Dengan perkembangan tersebut, secara 8 Pemerintah pada Februari telah memberikan ijin impor tahap pertama untuk 13 perusahaan dengan total kuota impor sebesar 196 ribu ton. Pada tahap kedua yaitu per 18 April 2018, Pemerintah mengeluarkan ijin impor untuk 13 perusahaan tambahan dengan kuota sebesar 100 ribu ton. 6

tahunan, bawang putih mengalami deflasi sebesar 14,95% (yoy) dengan level harga mencapai Rp36.393/kg (Grafik 17). Grafik 17. Inflasi dan Harga Bawang Putih Grafik 18. Inflasi dan Harga Bawang Merah Sementara itu, inflasi bawang merah sejak bulan Februari 2018 masih berlanjut hingga bulan April 2018 disebabkan oleh gangguan pasokan. Inflasi bawang merah bulan ini mencapai 12,92% (mtm), lebih tinggi dari bulan lalu yaitu 8,69% (mtm), (Grafik 18). Curah hujan yang tinggi menyebabkan tingginya level harga bawang merah bulan April 2018 yaitu sebesar Rp33.953/kg, meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar Rp28.381/kg. Kenaikan harga tersebut tercermin dari pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati yang mencapai 2.523 ton, lebih rendah dari historisnya dalam empat tahun terakhir yaitu sebesar 2.586 ton. Kenaikan inflasi daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang Ramadhan dan naiknya harga bibit ayam. Inflasi daging ayam dan telur masing-masing mencapai 2,44% (mtm) dan 1,28% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yaitu deflasi 0,55% (mtm) dan 1,89% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, harga daging ayam mencapai Rp33.772/kg, di atas harga acuan Rp32.000/kg (Grafik 19). Begitu pula dengan harga telur yang mencapai Rp22.429/kg, sedikit di atas harga acuan Rp22.000/kg (Grafik 20). Kenaikan harga daging ayam dan telur selain didorong oleh pola seasonal menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), juga disebabkan oleh meningkatnya harga bibit ayam (Day Old Chick, DOC). Harga DOC di wilayah sentra mencapai Rp 5.500 - Rp 5.800/ekor, lebih tinggi dibanding normalnya sekitar Rp 4.500 - Rp 5.000 per ekor. Grafik 19. Inflasi dan Harga Daging Ayam Ras Grafik 20. Inflasi dan Harga Telur Ayam Ras Secara tahunan, inflasi volatile food menunjukkan tren peningkatan sejak awal tahun 2018. Inflasi volatile food bulan April 2018 mencapai 5,08% (yoy) terus meningkat dari akhir tahun 2017 sebesar 0,71% (yoy). Tren kenaikan inflasi volatile food terutama disumbang oleh komoditas beras dan 7

hortikultura karena keterbatasan pasokan. Tren kenaikan harga volatile food global juga turut mendorong kenaikan inflasi volatile food domestik. (Grafik 21 dan 22). Grafik 21. Sumbangan ytd Inflasi Pangan Grafik 22. Harga Pangan Domestik dan Global INFLASI ADMINISTERED PRICE Secara bulanan inflasi kelompok administered prices meningkat yang didorong oleh bensin dan rokok kretek filter. Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,24% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,20% (mtm), namun lebih rendah dibandingkan historisnya sebesar 0,43% (mtm) (Tabel 1). Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan harga bensin dan rokok kretek filter (Tabel 3). Kenaikan inflasi bensin merupakan dampak lanjutan dari kenaikan harga Pertalite sebesar Rp200/liter pada bulan sebelumnya yaitu 24 Maret 2018. Kenaikan harga rokok kretek filter didorong oleh kenaikan cukai rokok yang mencapai 10,04%/tahun mulai 1 Januari 2018. Tabel 3. Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Price Maret 2018 (mtm) Secara tahunan inflasi kelompok administered prices masih melanjutkan tren perlambatan sejak Juli 2017. Pada April 2018, inflasi kelompok administered prices sebesar 4,04% (yoy), sedikit melambat dari bulan sebelumnya yaitu 5,11% (yoy). Perlambatan tersebut terutama didorong perlambatan inflasi tarif listrik sejalan dengan berlalunya dampak kenaikan tarif listrik non subsidi daya 900 VA pada tahun 2017. Di sisi lain, inflasi bensin dan solar mengalami kenaikan yang bersumber dari bensin dan solar non subsidi seiring masih tingginya harga minyak dunia (Grafik 23 dan 24). 8

Grafik 23. Inflasi Komoditas Strategis AP Grafik 24. Harga BBK dan Minyak Dunia Jakarta, 2 Mei 2018 9