BAB I PENDAHULUAN. Status dan peranan di lingkungan akan membawa perubahan di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Penyampaian isi pesan seolah olah langsung antara komunikator dan. karena jelas terdengar dan terlihat secara visual.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Media dapat diartikan sebagai: 1. Alat. 2.

BAB I PENDAHULUAN. elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah adalah televisi. Televisi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB II URAIAN TEORITIS

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKNA NOISE & UMPAN BALIK DALAM KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai produk maju berkembang pesat sejalan dengan

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yang paling banyak digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan mengadakan adaptasi menyebabkan banyak kebimbangan, pribadi yang akibatnya mengganggu dan merugikan pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, yang diberikan pada jenjang pendidikan tersebut, yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SIAPAKAH SAYA INI? INGIN JADI APAKAH SAYA INI?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

3 & 4. Modul Perkuliahan III dan IV Sosiologi Komunikasi. Proses Komunikasi Dalam Masyarakat. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Status dan peranan di lingkungan akan membawa perubahan di dalam berkomunikasi dan berinteraksi dari keluarga itu sendiri. Berkembangnya teknologi komunikasi dan meluasnya industrialisasi, urbanisasi serta mobilisasi merupakan faktor pendorong perubahan keluarga. Yang mana pola-pola kehidupan berkeluarga yang telah diperoleh sebelumnya termasuk hal-hal yang diakui di dalam kehidupan keluarga maupun di luar dari kekuatan hubungan interpersonal yang merupakan tipe baru kehidupan keluarga yang sedang tumbuh. Tipe keluarga yang dapat memberikan dasar kepuasan di dalamnya, merupakan sesuatu yang diinginkan dalam mencapai keharmonisan serta dapat mewujudkan bentuk hubungan komunikasi dalam keluarga, baik sebagai orangtua maupun sebagai anak dan banyak keluarga yang hidup dalam hubungan yang erat dengan kelompok kerabat mereka. Situasi yang mempengaruhi hubungan kelompok dari individu baik terutama dari orangtua akan sangat berpengaruh pada diri anak selaku tempat untuk berkomunikasi. Komunikasi antara orangtua dengan anak akan memunculkan suatu pengaruh bagi efektivitas komunikasi secara langsung yang terjadi di keluarga. Dan salah satu kesibukan orangtua dan kurangnya waktu orangtua untuk anakanak dalam berkomunikasi akan menjadikan anak bersikap pasif terhadap orangtua mereka dan salah satu pelarian mereka adalah dengan menonton televisi 1

2 terutama sepulang sekolah. Dan yang sering menjadi pokok permasalahan yang timbul yakni kadangkala ada keluhan dari orangtua terhadap anak-anak mereka cenderung bersikap kurang memperdulikan setiap pembicaraan yang diberikan oleh orangtua. Hal ini disebabkan pengaruh kesibukan orangtua untuk bekerja dan orangtua kurang bisa memberikan pengertian dan pemahaman pada waktu dan situasi yang tidak tepat, sebab orangtua merupakan tempat dan dasar tingkah laku anak terhadap anak lain di lingkungan sekitarnya. Media televisi memberikan tayangan yang cukup menarik bagi anak-anak sendiri, dan hal ini menjadikan anak menggunakan televisi sebagai pengisi waktu senggang mereka. Kita boleh sependapat, bahwa televisi sebagai benda mati sesungguhnya tidak berbahaya. Televisi menjadi bahaya ketika sudah diletakkan, diputar (dihidupkan), kemudian ditonton oleh mereka yang tidak cukup memiliki intelektual memadai, seperti anak. Dengan kata lain, faktor manusia beserta persepsinya terhadap televisi akan sangat menentukan, apakah ia akan mudah terbawa pengaruh negatif atau sebaliknya. Persoalan makin menjadi ketika televisi telah menjadi satu-satunya narasumber anak, untuk melihat dan berinteraksi dengan lingkungan sosial secara riil. Tanpa distansi psikologis dan intelektual yang memadai, anak dapat mempersepsikan apa yang muncul di televisi sebagai konstruksi dan aktual dari kehidupan sosial termasuk bagaimana seharusnya berhubungan dengan orangtua. Contohnya adalah pengaruh tayangan Smackdown pada anak. Akibat ditayangkannya acara tersebut secara bebas, tanpa adanya penyesuaian jam tayang, maka si anak dapat menonton acara tersebut tanpa didampingi orangtua. Karena acara tersebut ditayangkan pada jam-jam dimana

3 anak bisa saja masih menonton televisi. Lagipula, saat ini walaupun acara tersebut sudah tidak ditayangkan lagi, tetapi masih ada dalam bentuk Play Station dan permainan di komputer. Dengan demikian, anak masih dapat mengikuti gaya dari tayangan itu. Akibatnya, telah jatuh korban yang seluruhnya merupakan anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar. Untuk itu, diperlukan arahan dan bimbingan dari orangtua. Meski belum ada satu pakarpun yang mampu membuktikan pengaruh negatif dari film atau tontonan lain di televisi terhadap perilaku anak-anak, tetapi kecenderungan orangtua untuk membebaskan anak-anak asyik di depan televisi sungguh suatu yang sangat memprihatinkan. Tanpa bermaksud menyudutkan pihak penyelenggara siaran televisi yang setiap kali memberikan peringatan untuk mendampingi anak-anak dalam menonton televisi, kehadiran siaran televisi sepanjang hari di rumah-rumah mau tidak mau membawa perubahan budaya. Sesuai dengan anjuran pihak penyelenggara televisi tersebut, semestinya orangtua selektif memilih acara yang layak ditonton untuk anak-anaknya. Kalaupun terpaksa anak-anaknya ikut menonton film untuk dewasa, mestinya anak-anak didampingi dan diberi penjelasan mengenai film tersebut. Bagi orangtua yang memiliki anak usia sekolah, kegemaran menonton televisi ini bisa menjadi masalah. Anak-anak yang semestinya tekun belajar pada malam hari, karena ada acara yang menarik di televisi, terpaksa meletakkan pensil dan buku mereka demi melihat acara televisi yang sangat disukainya atau bahkan anak-anak balita yang sedang mengembangkan kreativitasnya dengan menggambar memakai krayon terpaksa mengikuti jejak kakaknya menonton acara televisi tersebut. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus, akan menjadi hal-

4 hal yang kurang baik. Bagi anak sekolah, akan menjadi malas belajar dan lebih suka menonton televisi atau waktu untuk menonton lebih banyak daripada waktu yang digunakan untuk belajar, maka tidak heran apabila prestasi di sekolahnya kurang baik. Walaupun demikian, tidak bijaksana juga apabila anak-anak sama sekali tidak boleh menonton televisi karena banyak juga acara-acara yang bersifat ilmu pengetahuan, pelajaran untuk anak-anak, dan informasi-informasi penting lainnya. Jadi setiap program televisi pada dasarnya memiliki daya tarik dan peluang yang sama dalam mempengaruhi anak. Yang kemudian menentukan adalah, pada saat apa dan dalam kondisi bagaimana anak menonton acara itu. Menonton televisi jelas jadi bagian yang tidak lagi bisa dipisahkan dari kehidupan anak, sehingga melarangnya bukan sikap yang arif. Akan tetapi, sekadar mendampingi anak menonton televisi saja juga jelas tidak cukup, sebab yang diperlukan adalah transfer pengetahuan dan strategi bagaimana agar anak tidak tertipu oleh media televisi. Dengan cara ini, anak tidak perlu didampingi 24 jam untuk menonton, tetapi justru diberi kebebasan, setelah melalui serangkaian stimulasi atau permainan dan dialog, memilah aspek positif dan negatif dari sebuah tayangan televisi yang ditonton oleh anak. Oleh karena itu peranan orangtua sangat dibutuhkan dalam membantu persoalan-persoalan yang dihadapi sekaligus sangat menentukan dalam pembentukan dan pertumbuhan serta kemampuan seorang anak menuju masa depannya. Sehingga tidak melebihi kenyataan jika dikatakan bahwa peranan orangtua turut mewarnai perkembangan perilaku anaknya dalam keluarga.

5 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai peran komunikasi antar pribadi antara orangtua dan anak terhadap pola perilaku anak di Perumahan Taman Setia Budi Indah. Peneliti memilih lokasi penelitian di Perumahan Taman Setia Budi Indah karena peneliti melihat bahwa pengaruh perilaku yang terjadi terhadap anak yang mengkonsumsi media massa televisi disana berdampak positif. Berdasarkan pengamatan sementara, peneliti melihat bahwa komunikasi antar pribadi orangtua dan anak terhadap pola perilaku di Perumahan Taman Setia Budi Indah dapat berperilaku yang sopan baik dalam keluarga maupun masyarakat luar. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah komunikasi orangtua dengan anak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pola perilaku anak dalam mengkonsumsi media massa televisi di Perumahan Taman Setia Budi Indah. 1.3. Pembatasan Masalah Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat lebih jelas dan spesifik maka diperlukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang dikemukakan adalah : a. Objek penelitian terbatas pada komunikasi dalam keluarga yakni pesan informasi yang disampaikan oleh sumber yakni orangtua dan anak dalam mengkonsumsi media massa televisi khususnya acara yang ditayangkan di televisi.

6 b. Penelitian ini terbatas pada kepala keluarga yang memiliki anak usia 6 sampai 12 tahun. c. Penelitian ini terbatas pada kepala keluarga di Perumahan Taman Setia Indah. d. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2008. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula dalam penelitian ini, yang mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh komunikasi antar pribadi orangtua dengan anak. b. Untuk mengetahui bagaimana pola perilaku anak di dalam mengkonsumsi media massa televisi. 1.4.2. Manfaat Penelitian a. Sebagai suatu sumber informasi bagi orangtua untuk mempelajari, mendidik dan mempraktekkan dalam komunikasi orangtua dengan anak dalam keluarga agar tercipta suatu keluarga yang harmonis dan komunikatif. b. Sebagai salah satu upaya untuk memberikan dan meningkatkan kesadaran, menumbuhkan, mengembangkan peran serta orangtua terutama mengenai pola perilaku anak dalam mengkonsumsi media massa televisi.

7 1.5. Kerangka Teori Dalam suatu penelitian diperlukan teori-teori dan kerangka berpikir yang berguna sebagai landasan dalam memecahkan permasalahan secara jelas dan sistematis. Mengingat masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah peran komunikasi antar pribadi antara orangtua dan anak terhadap pola perilaku anak dalam mengkonsumsi media massa televisi, maka peneliti mengemukakan penelitian tentang komunikasi antar pribadi, teori peranan, teori pesan, perilaku anak, televisi. 1.5.1. Komunikasi Antar Pribadi Devito mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa unsur balik seketika (Effendy, 1993 : 60). Pentingnya situasi komunikasi antar pribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (mutual inderstanding) dan empati.

8 Menurut Rogers ada beberapa ciri komunikasi yang mengemukakan saluran antar pribadi, yaitu : a. Arus pesan cenderung dua arah b. Konteks komunikasi adalah tatap muka c. Tingkat umpan balik yang tinggi. d. Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas sangat tinggi e. Efek yang terjadi antara lain perubahan sikap Hubungan yang terjadi antara orangtua dengan anaknya diperlukan komunikasi yang efektif. Hal ini diperlukan karena komunikasi antar pribadi dilakukan secara dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung. Orangtua sebagai komunikator dibutuhkan dalam membantu persoalan-persoalan yang dihadapi seorang anak. Untuk itu pembicara yang dialogis diperlukan dimana anak mampu dan berani menyampaikan persoalan yang sedang dihadapinya. Untuk menumbuhkan hubungan antar pribadi yang baik harus memiliki sikap percaya, suportif, dan terbuka. Semakin baik hubungan antar pribadi, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung (Rakhmat, 2002 : 129). Dalam komunikasi antar pribadi dikenal sebuah teori yang diperkenalkan oleh Joseph Luft (1969) yaitu teori self disclosure. Teori ini menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang pengenalan yang dikenal dengan jendela Johari (Johari Window). Dari Johari

9 Window tersebut melukiskan bahwa dalam pengembangan hubungan antar seorang dengan yang lainnya terdapat empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui suasana di keempat bidang (jendela) itu. Bidang 1, melukiskan suatu kondisi dimana antara seseorang dengan yang lain mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka. Bidang 2, melukiskan bidang buta, masalah hubungan antara kedua pihak hanya diketahui orang lain namun tidak diketahui oleh diri sendiri. Bidang 3, disebut bidang tersembunyi, yakni masalah hubungan antara kedua pihak diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain. Bidang 4, bidang tidak dikenal, dimana kedua pihak sama-sama tidak mengetahui masalah hubungan di antara mereka. Keadaan yang tidak dikehendaki sebenarnya dalam suatu komunikasi antar pribadi ialah bidang 1, dimana antara komunikator dengan komunikan saling mengetahui makna pesan yang sama. Meskipun demikian kenyataan hubungan antar pribadi tidak seideal yang diharapkan itu, ini disebabkan karena dalam berhubungan dengan orang lain betapa sering setiap orang mempunyai peluang untuk menyembunyikan atau mengungkapkan masalah yang dihadapinya. 1.5.2. Teori Peranan Teori peranan adalah tingkah laku yang dibentuk oleh peranan-peranan yang diberikan oleh masyarakat bagi individu untuk melaksanakannya. Dengan kata lain, teori ini mengakui pengaruh faktor-faktor sosial pada tingkah laku individu dalam situasi berbeda.

10 Menurut teori ini peranan yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang membuat jenis tingkah laku itu sesuai dalam suatu situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain yang relatif bebas pada seseorang yang menjalankan peranan tersebut. Pada umumnya peran orangtua tidak hanya menyalurkan perilakunya tetapi juga sikapnya. Peran juga dapat mempengaruhi nilai-nilai yang dipegang orangtua dan mempengaruhi anak dari pertumbuhan dan perkembangan perilaku anak. 1.5.3. Teori Pesan Pesan merupakan lambang-lambang yang bersifat verbal maupun nonverbal. Ada beberapa jenis pesan, antara lain information message (pesan yang mengandung informasi), instructional message (pesan yang mengandung perintah) dan motivational (pesan yang berusaha mendorong) (Littlejhon dan Stephen, 1996 : 90). Dalam studi komunikasi kita mengenal teori pesan. Teori ini menggunakan dua tipe teori psikologi yang cocok bila dikaitkan dengan komunikasi antar pribadi orangtua terhadap perilaku anaknya. Teori tersebut adalah : 1. Teori yang menjelaskan sifat Teori ini memfokuskan kepada hubungan manusia yang bersifat tetap sesuai dengan karakteristik yang dimiliki dalam berinteraksi dengan orang lain. Teori ini meramalkan bahwa sifat kepribadian seseorang dapat dilihat ketika orang itu berkomunikasi dengan orang lain.

11 2. Teori yang menjelaskan mengenai proses Teori ini memilih cara-cara pengiriman pesan sehingga terjadi penerimaan sesungguhnya. Teori ini memilih cara-cara pengiriman informasi didapatkan dan diselenggarakan, bagaimana memori digunakan, bagaimana orang memutuskan untuk bertindak dan hal-hal lainnya. Sifat dan pendekatan keadaan tidak sejalan dengan penjelasan proses Littlejhon & Stephen, 1995 : 95). 1.5.4. Perilaku Anak Gunarsa (1997 : 3), menggambarkan perilaku ialah tanggapan atas reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) tidak saja badan atau ucapan. Perilaku yang umum meliputi merangkak, berjalan, berbicara, berlari, tertawa, memukul, menghisap, menggigit, menggaruk dan makan. Sedangkan anak menurut WJS Poerwadarminta (1986 : 38), anak adalah keturunan yang kedua. Anak merupakan individu yang berkembang baik jasmani maupun jiwa kepribadiannya. Elizabeth B.Hurlock (1988 : 38) menjelaskan periode masa kanak-kanak terdiri atas dua bagian yaitu : 1. Masa kanak-kanak (2-6 tahun) adalah usia prasekolah ataupun kelompok. Anak itu berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar menyesuaikan diri secara sosial. 2. Akhir masa kanak-kanak (6-13 tahun) pada anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki, adalah periode dimana terjadi kematangan seksual dan masa remaja dimulai.

12 Perkembangan utama ialah sosialisasi dan merupakan usia sekolah atau usia kelompok. 1.5.5. Televisi Menurut Rusdi Muchtar, dibandingkan media lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya). Televisi nampaknya mempunyai sifat istimewa yang merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Bisa bersifat informasi, hiburan maupun pendidikan. Bahkan gabungan dari ketiga unsur di atas dengan layar yang relatif kecil diletakkan di sudut ruangan rumah, televisi menciptakan suasana tertentu dimana para pemirsa duduk dengan santai tanpa kesengajaan mengikutinya. Penyampaian isi atau pesan seolah-olah langsung antara komunikator (pembawa acara, pembawa berita, artis) dengan komunikan (pemirsa). Informasi yang disampaikan bahwa mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio (suara) dan terlihat secara visual (gambar). (Wawan Kuswandi, 1996:v). 1.6. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan adanya kerangka konsep ini merupakan bahan yang akan menuntun dan merumuskan hipotesis penelitian (Nawawi, 1993:40). Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (independent variable X) Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak saat menonton televisi.

13 2. Variabel terikat (dependent variable Y) Perilaku anak. 1.7. Hipotesa Menurut Fred N. Kerlinger Sumantri (1990 : 13) hipotesa adalah pernyataan yang merupakan terkaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesa yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat hubungan antara komunikasi orangtua dan anak tentang pola perilaku anak di Perumahan Taman Setia Budi Indah. Ha : Terdapat hubungan antara komunikasi orangtua dan anak terhadap pola perilaku anak di Perumahan Taman Setia Budi Indah. 1.8. Model Teoritis Berdasarkan keseluruhan variabel yang telah disusun dan dikelompokkan maka dapat dibentuk suatu model teoritis sebagai berikut : (Variabel X) Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak dalam mengkonsumsi televisi (Variabel Y) Perilaku anak Keterangan : X = Variabel bebas Y = Variabel terikat

14 1.9. Operasional Variabel Dalam proses penelitian variabel yang menjadi fokus analisa harus dikuasai oleh peneliti. Variabel yang akan dianalisa operasionalnya (keadaan dan implementasinya di lapangan) harus dikuasai dengan jelas. Jadi defenisi operasional variabel adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Sehingga dalam penelitian ini defenisi operasional variabel berfungsi untuk memudahkan kerangka konsep dalam penelitian. Maka berdasarkan konsep, dibuatlah operasional variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian. Variabel Teoritis Variabel X Komunikasi antar pribadi orangtua dan anak dalam mengkonsumsi media televisi Variabel Terikat (Y) Perilaku anak Variabel Operasional a. Intensitas Pengarahan Membicarakan Membimbing Memberi aturan Memberi nasehat Memberi peringatan b. Kualitas pendampingan bagi anak saat menonton Mendampingi anak Menjawab pertanyaan anak Memilah acara televisi yang ditonton Membatasi waktu menonton anak c. Frekuensi menonton Tingkat keseringan dalam menonton televisi Saluran televisi yang ditonton

15 Variabel Teoritis Variabel Operasional d. Intensitas menonton Lamanya waktu menonton e. Jadwal waktu menonton f. Jenis acara televisi yang dikonsumsi g. Perilaku anak dalam menonton acara televisi