BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang aktifitas sehari-hari. Manusia melakukan berbagai upaya demi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

TESIS Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Oleh : Agus Harjono Boediman E4A000002

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 24 jam, dimana dibutuhkan sistem kerja yang bergantian(shift) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem pengelolahan Rekam Medis yang baik dan benar. 1

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. oleh kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit bersangkutan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna. Jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat tergantung pada kapasitas dan kualitas tenaga sumber daya manusia (SDM) dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Depkes RI (2001) pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan non medis, salah satu di antaranya adalah tenaga perawat. Tenaga perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, mengingat perawatlah yang paling lama berinteraksi dengan pasien dan pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual serta dilaksanakan selama 24 jam secara berkesinambungan. Profesi perawat dituntut untuk memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu, memiliki landasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang kuat, disertai sikap dan tingkah laku yang profesional dan berpegang kepada etika keperawatan. Perawat membuat catatan keperawatan atau dokumen asuhan keperawatan pada dokumen rekam medis, yang merupakan bukti tertulis dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan metode pendekatan proses keperawatan dan catatan tentang tanggapan/respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan keperawatan,

atau reaksi pasien terhadap penyakit. Sehingga dokumentasi asuhan keperawatan mempunyai fungsi dan peranan yang penting dalam kesinambungan pelaksanaan keperawatan pasien (Nursalam, 2001). Menurut Kars (2007), pendokumentasian asuhan keperawatan pada berkas rekam medis selain sangat bermanfaat menjadi bukti hukum dari apa yang mereka laksanakan sesuai dengan panduan SOP (Standard Operating Procedure), dapat menjadi media komunikasi antara sesama perawat yang bertugas dalam rentang shift, dapat menjadi suatu pembelajaran bagaimana pengaruh sistem perawatan seperti yang tercatat terhadap kesembuhan pasien dari penyakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/ PER/III/2008 tentang Rekam Medis pada pasal 1 ayat 1, adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dalam pasal 6 disebutkan dokter, dokter gigi dan/atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab terhadap catatan dan/atau dokumen yang dibuat pada rekam medis, selanjutnya disebutkan dalam pasal 7 bahwa sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis. Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor 269/MENKES/ PER/III/2008 di atas maka tenaga keperawatan berkewajiban mendokumentasikan setiap asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien di sarana pelayanan yang menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan demikian dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu yang mutlak harus ada disetiap sarana pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit.

Salah satu indikator kinerja perawat di rumah sakit dapat diketahui melalui pendokumentasian asuhan keperawatan. Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan tentang pasien atas kinerja perawat melalui standar asuhan keperawatan seperti ; pengakajian keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan, yang disusun secara sistimatis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Kinerja rumah sakit sebagai suatu organisasi selalu menjadi ukuran keberhasilan dalam mempertahankan kelangsungan organisasi. Kinerja merupakan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja karyawan dalam suatu organisasi baik secara individu maupun kelompok mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi dalam upaya mencapai tujuan organisasi (Gibson et al., 2003). Supaya organisasi jasa pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, salah satu diantaranya adalah karakteristik individu. Gibson et al. (2003), menjelaskan karakteristik individu meliputi; (kemampuan, keterampilan, dan latar belakang individu: tingkat sosial, pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin) mempengaruhi perilaku kerja personal yang selanjutnya berefek kepada kinerja secara organisasi.

Selain faktor karakteristik individu, faktor organisasi dan psikologis berpengaruh terhadap kinerja. Menurut Gibson et al. (2003) bahwa faktor organisasi meliputi; (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan faktor psikologis meliputi; (persepsi, sikap, belajar, kepribadian, motivasi) mempengaruhi perilaku kerja seseorang dalam suatu organisasi. Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan, adalah rumah sakit kesehatan Angkatan Darat yang termasuk dalam kategori Kelas B Pendidikan. Salah satu tugas pokok rumah sakit ini adalah memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan kepada prajurit TNI dan keluarga, dan masyarakat umum. Rumah sakit ini memiliki instalasi rawat inap dengan kapasitas 218 tempat tidur terdiri dari ruang kelas III, ruang kelas II, kelas I, VIP. Selama tahun 2011 pencapaian BOR (Bed Occupancy Rate) 34,40%, BTO (Bed Turn Over) 18,97, ALOS (Average Length Of Stay) 6,61, dan TOI (Turn Over Interval) 12,66. Penderita yang dirawat inap 4.420 dengan hari rawatan 27.669 (Rumkit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan, 2012). Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa salah satu indikator kinerja Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan, yaitu melalui hasil pencapaian BOR belum mencapai target, yaitu 85%. Indikator kinerja tersebut tentu saja terkait dengan kinerja petugas pelayanan kesehatan, salah satunya adalah perawat. Survei pendahuluan pada bulan Januari 2012 tentang pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan,

ditemukan tingkat kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan kurang lengkap. Dari 832 rekam medik yang masuk di bagian sub bidang rekam medik lalu diambil sebanyak 150 berkas secara acak ditemukan sebanyak 75% pengkajian keperawatan, 65% rencana kegiatan keperawatan, 65% catatan kegiatan keperawatan, dan 75% resume keperawatan pengisiannya kurang lengkap. Berdasarakan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan belum sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak manajemen Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Medan. Ketidaklengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan akan berdampak kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Hal ini menunjukkan asuhan keperawatan yang berkesinambungan belum terwujud dengan baik dan berpengaruh terhadap tindakan pemberian pelayanan kepada pasien, seperti (1) kesulitan untuk mengidentifikasi status kesehatan pasien dalam rangka mencatat kebutuhan pasien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi tindakan, (2) untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Survei lanjutan, yaitu mengadakan wawancara dengan kepala bidang keperawatan dan juga terjun langsung ke lapangan. Dari hasil wawancara diperoleh informasi awal, yaitu ; (1) masih didapatkan beberapa perawat yang tidak mengisi langsung dokumentasi asuhan keperawatan kedalam rekam medis setelah melakukan tindakan pada pasien. Berdasarkan protap yang ada disebutkan bahwa setelah melakukan tindakan kepada pasien, perawat diwajibkan melaksanakan pendokumentasian kedalam rekam medis, (2) masih ditemukan pengisian status

pasien yang belum dilaksanakan secara komprehensif (tidak lengkap), (3) pergantian shif dinas tidak tepat waktu/terlambat datang, (4) menerima pasien dengan kurang ramah dan kurang peduli atas keluhan pasien serta lamban dalam memberikan pelayanan, sehingga pasien sering mengeluh tentang pelayanan. Wawancara juga dilakukan dengan kepada 10 orang perawat. Dari hasil wawancara diperoleh informasi awal, yaitu ; (1) secara organisasi dukungan pimpinan rumah sakit dirasakan masih kurang atas kelengkapan fasilitas seperti formulir dan map-map dan alat tulis untuk pendokumentasian asuhan keperawatan kedalam rekam medis, sehingga pengisiannya kurang lengkap, (2) penetapan kegiatan kerja perawat di ruang rawat inap belum sepenuhnya dijalankan sesuai dengan pedoman kerja, karena diluar tugas pokok dan fungsi ada pekerjaan tambahan seperti melakukan penulisan resep dan menyapu ruangan, sehingga perawat secara individu menyikapi hal ini menambah beban kerja dan (3) sebanyak 52% perawat pelaksana belum sepenuhnya mengetahui komponen isi dokumentasi. Meskipun demikian, semua perawat berpendapat bahwa dokumentasi asuhan keperawatan harus dilengkapi. Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Manajemen rumah sakit sudah berupaya untuk membuat kebijakan-kebijakan seperti menetapkan prosedur tetap mengenai pelaksanaan pelayanan asuhan

keperawatan dan berusaha meningkatkan kualitas perawat dengan memberi kesempatan dan merencanakan pendidikan, pelatihan baik formal maupan non formal, namun kinerja perawat dalam pendokumentasian belum optimal. Hasil penelitian tentang pendokumentasian asuhan keperawatan pada rekam medis, yatu hasil penelitian Nelfiyanti (2009) di Rumah Sakit Haji Medan, menyimpulkan bahwa 60,9% pengisian dokumentasi asuhan keperawatan pada rekam medis tidak lengkap dan faktor pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan pada rekam medis. Demikian juga hasil penelitian Nasution (2009), menyimpulkan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dalam kelengkapan rekam medis, sedangkan variabel umur, lama kerja dan sikap tidak berpengaruh. Hasil penelitian Pribadi (2009), di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yang menyimpulkan bahwa faktor pengetahuan perawat berhubungan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan serta perawat yang memiliki pengetahuan tidak baik memiliki risiko untuk melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan tidak baik 6,280 kali lebih besar dibanding yang memiliki pengetahuan baik. Berdasarkan teori dan beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas, dan permasalahan yang ditemui pada Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/Bukit Barisan Medan, maka perlu diteliti Hubungan Karakteristik Individu dan Organisasi dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Medan.

1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah Karakteristik Individu dan Organisasi berhubungan dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Medan?. 1.3 Tujuan Penelitian Menganalisis hubungan Karakteristik Individu dan Organisasi dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Medan. 1.4 Hipotesis Karakteristik Individu dan Organisasi berhubungan dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Medan. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I Bukit Barisan Medan tentang kebijakan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan berdasarkan standar asuhan keperawatan. 2. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan Administrasi Rumah Sakit terutama yang berkaitan dengan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit.