FISIKA UNTUK TEKNIK SIPIL (DI BIDANG TRANSPORTASI)

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK KENDARAAN

TEKNIK LALU LINTAS PENDAHULUAN PENGANTAR TEKNIK LALU LINTAS. Materi Kuliah S1 JTSL FT UGM. Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T.

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI ALINEMEN HORIZONTAL PADA RUAS JALAN SEMBAHE SIBOLANGIT

Pengantar Teknik Transportasi

Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus

PEMERIKSAAN GEOMETRIK SIMPANG EMPAT LENGAN PASCA BEROPERASINYA BUS TMB KORIDOR III DI SARIJADI

Jarak pandang berguna untuk :

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

ELEMEN PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

yang mempunyai panjang kelandaian lebih dari 250 m yang sering dilalui kendaraan berat.

KRITERIA PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN ANTAR KOTA

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

SNI T Standar Nasional Indonesia. Geometri Jalan Perkotaan BSN. Badan Standardisasi Nasional ICS

I Dewa Made Alit Karyawan*, Desi Widianty*, Ida Ayu Oka Suwati Sideman*

BAB III LANDASAN TEORI. Kendaraan rencana dikelompokan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. kendaraan kecil, diwakili oleh mobil penumpang,

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

DAFTAR ISI KATA PENGATAR

PEDOMAN. Perencanaan Bundaran untuk Persimpangan Sebidang DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd.

BAB II DASAR TEORI. harus memiliki jarak pandang yang memadai untuk menghindari terjadinya

BAB III PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

STUDI PENYEBAB KERUSAKAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN LENTUR PADA TIKUNGAN RUAS JALAN BATU-PUJON KABUPATEN MALANG

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR SRENGAT STA SAMPAI STA DENGAN METODE AASHTO TUGAS AKHIR

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUAS JALAN SEMARANG GODONG DENGAN STABILISASI TANAH MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA ASAM FOSFAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan lalu lintas regional dan intra regional dalam keadaan aman,

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5

Analisis Simpang Bersinyal Metode Webster. Dr. Gito Sugiyanto, S.T., M.T. ARUS JENUH

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN PEMBANGUNAN JALAN RUAS ONGGORAWE MRANGGEN PROPINSI JAWA - TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

PENGARUH RANCANGAN PEREDAM SILAU TERHADAP JARAK PANDANGAN (Studi Kasus Tol CIPULARANG) Ni Luh Shinta Eka Setyarini 1

Tinggi mata pengeraudi merupakan faktor utaraa

EVALUASI GEOMETRIK JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Pembangkit Listrik Bumi PT. Sarula Operation Limited Sumatera Utara STA Sampai STA 1+656)

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

BAB 4 JARAK PANDANG 4.1. Pengertian

NOTASI ISTILAH DEFINISI

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (HSKB 250) Lengkung Geometrik

TUGAS AKHIR TINJAUAN GEOMETRIK JALAN RAYA PADA TITIK-TITIK RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOTS) DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Jalan Prof Hamka,

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006 Veronica Dwiandari S. NRP:

BAB IV METODE PENELITIAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA


TEKNIK LALU LINTAS MATERI PERKULIAHAN. Simpang ber-apill (Alat Pengatur Isyarat Lalu Lintas)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. membandingkan perhitungan program dan perhitungan manual.

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

BAB V PENUTUP I FC 30 20, '1" II FC 50 17, '7" III FC 50 66, '1" IV FC 50 39, '6" V FC 50 43, '8"

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA, SEPTEMBER 2012

RSNI-T-XX-2008 RSNI. Standar Nasional Indonesia. Standar geometri jalan bebas hambatan untuk jalan tol. ICS Badan Standarisasi Nasional BSN

BAB II STUDI PUSTAKA

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB II STUDI PUSTAKA

xxi DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM BENTLEY MX ROAD Rizky Rhamanda NRP:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TANAH KARO KM KM TUGAS AKHIR

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KELAYAKAN GEOMETRI JALAN PADA RUAS JALAN SANGGAU - SEKADAU

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

EVALUASI FUNGSI TROTOAR TERHADAP PEJALAN KAKI DI JALAN SURYA SUMANTRI BANDUNG

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

REKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

LAPORAN PRAKTIKUM PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB II DASAR TEORI D3 TEKNIS SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Debi Oktaviani Nofita Milla Ana Farida

Transkripsi:

FISIKA UNTUK TEKNIK SIPIL (DI BIDANG TRANSPORTASI) Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. 1 1 KARAKTERISTIK KENDARAAN 1

PENDAHULUAN 3 Kriteria untuk desain geometrik jalan dan tebal perkerasan didasarkan pada: 1. Karakteristik statis kendaraan : berat dan ukuran kendaraan 2. Karakteristik kinematis kendaraan : percepatan 3. Karakteristik dinamis kendaraan: tahanan yang terjadi 1. KARAKTERISTIK STATIS KENDARAAN 4 Adalah: berat dan ukuran kendaraan Berat kendaraan digunakan untuk menentukan tebal perkerasan Ukuran kendaraan digunakan untuk menentukan lebar lajur, lebar bahu jalan, panjang dan lebar tempat parkir, maupun panjang tikungan 2

5 Terdapat 2 standar yang umumnya digunakan di dalam mengklasifikasikan kendaraan di Indonesia 1. AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) 2. RSNI T-14-2004 untuk perencanaan geometrik jalan perkotaan dan SNI-1997 untuk jalan antar kota 6 Pada tikungan, lebar tikungan didesain untuk dapat mengakomodasi jenis kendaraan yang diijinkan lewat, yang terdiri dari 1. Alinyemen vertikal dan horisontal 2. Lebar lajur 3. Radius belok 4. Jarak pandang 3

PENENTUAN DESAIN KENDARAAN 7 Penentuan desain kendaraan yang melewati suatu ruas jalan dipengaruhi oleh fungsi atau klasifikasi jalan tersebut dan proporsi tipe kendaraan yang akan menggunakan jalan tersebut Pada jalan lintas, haruslah dapat mengakomodasi lalu lintas truk Penentuan jenis kendaraan yang dapat melewati suatu ruas jalan juga harus diatur di dalam undang-undang STANDAR AASHTO 1 meter = 3.28084 feet 1 feet = 0.3048 meter 8 4

9 e WB 40 WB 50 Car and Camper Trailer 10 5

11 STANDAR RSNI T-14-2004 12 Jenis kendaraan rencana Simbol Dimensi kendaraan Dimensi tonjolan Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Mobil penumpang P 1,3 2,1 5,8 0,9 1,5 Truk As Tunggal SU 4,1 2,4 9,0 1,1 1,7 Bis Gandengan A-BUS 3,4 2,5 18,0 2,5 2,9 Truk Semitrailer Kombinasi Sedang Truk Semitrailer Komb.Besar Convensional School Bus WB-12 4,1 2,4 13,9 0,9 0,8 WB-15 4,1 2,5 16,8 0,9 0,6 SB 3,2 2,4 10,9 0,8 3,7 City Transit Bus CB 3,2 2,5 12,0 2,0 2,3 6

13 STANDAR SNI 1997 JALAN ANTAR KOTA 14 Jenis kendaraan rencana Dimensi kendaraan Dimensi tonjolan Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Kendaraan Kecil 1,3 2,1 5,8 0,9 1,5 Kendaraan Sedang 4,1 2,6 12,1 2,1 2,4 Kendaraan Besar 4,1 2,6 21 1,2 0,9 7

15 RADIUS PUTAR 16 Pada penentuan desain kendaraan, radius putar kendaraan merupakan faktor terpenting yang harus dipertimbangkan Khususnya jika ruas jalan dilewati untuk kendaraan truk Semakin besar ukuran kendaraan, maka radius putarnya juga semakin besar 8

17 W = berat kendaraan fs = koefisien radius putar g = gravitasi u = kecepatan R = radius putar α = sudut e = tan α (superelevasi) T = lebar track H = tinggi dari pusat gravitasi 18 9

Karakteristik Radius Putar (AASHTO) Contoh: Radius Putar untuk Passenger Car dan Double Trailer 20 10

21 e 11

Karakteristik Radius Putar (RSNI Jalan Perkotaan) 24 Pl = Titik perpotongan sumbu jalan TS = Titik tangen spiral Sle = Titik permulaan pencapaian superelevasi SC =Titik peralihan spiral ke lengkung lingkaran Ls = Panjang spiral, TS ke SC (m) n = Superelevasi manual (%) e = Superelevasi 12

25 26 Radius putar minimum juga dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: u adalah kecepatan rencana 13

27 Contoh Soal 1. Sebuah tikungan memiliki radius 465 ft, dengan kecepatan kendaraan yang diijinkan adalah 61,5% dari kecepatan rencana. Jika diinginkan kecepatan kendaraan dapat melaju lebih cepat saat di tikungan tersebut yaitu sama dengan nilai kecepatan rencananya, tentukan nilai radius putarnya, jika diketahui nilai superelevasinya adalah 0,08 baik untuk kondisi eksisting maupun kondisi skenario! Karakteristik Radius Putar (SNI Jalan Antar Kota) 28 14

2. KARAKTERISTIK KINEMATIK KENDARAAN 29 Yaitu kemampuan kendaraan untuk akselerasi Berguna untuk menentukan gap acceptance dan passing maneuvers/panjang lajur untuk menyiap x Kecepatan (u = ) dan percepatan (a = ) kendaraan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: x Dimana x adalah jarak dan t adalah waktu 30 Ada 2 asumsi yang digunakan terkait penentuan percepatan 1. Percepatan adalah konstan Dimana C1 dan C2 adalah konstanta 15

31 2. Percepatan adalah fungsi dari kecepatan Saat kendaraan dengan kecepatan lambat, akselerasi dapat lebih tinggi dibandingkan saat kendaraan cepat. Mobil Penumpang Truk Semi Trailer 32 Persamaan yang digunakan : 16

33 Contoh Soal 2. Percepatan kendaraan mengikuti pers. berikut: revisi: 3.3 bukan 33 Dimana u adalah kecepatan kendaraan dalam satuan ft/detik. Jika kecepatan kendaraan saat itu adalah 45 mil/jam, hitunglah kecepatannya setelah 5 detik dilakukan akselerasi, dan berapakah jarak yang ditempuh selama waktu tersebut? 3. KARAKTERISTIK DINAMIS KENDARAAN 34 Terdiri atas: 1. Air Resistance 2. Grade Resistance 3. Rolling Resistance 4. Curve Resistance 5. Power Requirement 17

35 Air Resistance (Tahanan Udara).. Satuan lb p = kepadatan udara (0,0766 lb/ft 3 ) C D = koefisien aerodynamic (0,4 untuk mobil penumpang, 0,5-0,8 untuk truk) A = frontal cross sectional area (ft 2 ) u = kecepatan kendaraan (mil/jam) g = gravitasi (32,2 ft/detik 2 ) 36 Grade Resistance (Tahanan Kemiringan) Digunakan persamaan = Berat Kendaraan x Kemiringan Contoh: grafik untuk truk 200 lb/hp saat tanjakan dan turunan 18

37 Rolling Resistance (Tahanan Menggelinding).. Untuk mobil penumpang (lb).. Untuk truk (lb) C rs = C a = konstanta (0,012 untuk mobil penumpang dan 0,02445 untuk truk) C rv = C b konstanta (0,65x10-6 untuk mobil penumpang dan 0,00044 untuk truk) u = kecepatan kendaraan (mil/jam) W = berat kotor kendaraan (lb) 38 Curve Resistance (Tahanan Membelok). Satuan lb u = kecepatan kendaraan (mil/jam) W = berat kotor kendaraan (lb) R = radius belok (ft) g = gravitasi (32,2 ft/detik 2 ) 19

39 Kekuatan yang dibutuhkan kendaraan untuk menahan tahanan. Satuan horsepower (hp) u = kecepatan kendaraan (mil/jam) R = jumlah tahanan yang terjadi 40 Contoh Soal 3. Tentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan oleh sebuah mobil penumpang yang melaju pada jalan yang lurus dengan tanjakan 5% jika diketahui berat kendaraaan 4000 lb dan cross sectional area nya 40 ft 2. Kecepatan kendaraan 65 mil/jam 20

AREA PANDANG DARI MOBIL PENUMPANG 41 Kaca 58 0 Pandangan Belakang (Dari Kaca Spion) 28,5 0 Pandangan Depan Pandangan Belakang (Dari Kaca Samping) 31,5 0 17,2 0 5,7 0 Pandangan Depan 9,3 0 Elevasi KINERJA PERLAMBATAN KENDARAAN 42 Otomatis terjadi bila pedal gas dilepas, karena efek memperlambat dari tahanan gerak, termasuk kompresi mesin Perlambatan kendaraan dapat dibedakan menjadi 2 macam: 1. Perlambatan tanpa pengereman 2. Perlambatan dengan pengereman 21

43 W = berat kendaraan f = koefisien gesek g = gravitasi a = akselerasi kendaraan u = kecepatan awal Db = jarak pengereman γ = sudut tanjakan/turunan G = gradien atau tan γ (% grade/100) x = jarak yang ditempuh kendaraan selama proses pengereman 44 u1 = kecepatan awal, u2 = kecepatan yang diinginkan dengan perlambatan (mil/jam) f (koefisien gesek) = a/g, dimana AASHTO menggunakan nilai a = 11,2 ft/dtk 2 (pengemudi merasa nyaman dalam melakukan akselerasi/deselerasi) Beberapa studi yang lain menggunakan a = 14,8 ft/dtk 2 22

45 Sedangkan jarak pandang henti dihitung dengan persamaan berikut: Kecepatan (u) dalam satuan mil/jam dan waktu (t) dalam detik 46 Contoh Soal 4. Di suatu ruas jalan, kecepatan sebuah kendaraan adalah 65 mil/jam. Dikarenakan ada batasan kecepatan, maka pengendara akan mengurangi kecepatannya menjadi 35 mil/jam. Pada jarak berapa pengendara harus mengerem kendaraannya jika diketahui kondisi jalan adalah menurun sebesar 3%? 23

47 Contoh Soal 5. Sebuah kendaraan dengan kecepatan 55 mil/jam berjalan di sebuah ruas jalan yang memiliki turunan 5%. Tiba-tiba, truk yang berada di depan mengalami kecelakaan sehingga menutupi ruas jalan. Jika diharapkan kendaraan berhenti pada jarak 30 ft dari truk yang mengalami kecelakaan tersebut, berapa jarak pandang henti yang dibutuhkan oleh pengendara, jika diketahui waktu PIEV nya 2,5 detik? 24