BAHAN DAN METODA Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Simpang Kecamatan Kawai XVI Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Analisis Laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian. Penelitian berlangsung pada bulan Mei sampai dengan Desember 008. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain bahan tanah gambut dari daerah penelitian, dan peta lokasi penelitian. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain bor gambut untuk pengambilan sampel tanah, timbangan air untuk mengukur tinggi permukaan tanah gambut, furnace untuk pengukuran kadar abu, sungkup (closed chamber) untuk mengambil gas CO dari tanah, tabung vial sebagai tempat gas yang telah diambil, dan GPS (Global Positioning System) untuk menentukan posisi geografis. Pelaksanaan Penelitian Penetapan lokasi penelitian Penelitian dilakukan pada lahan gambut yang ditumbuhi semak belukar yang telah ada saluran drainase dan berbatasan dengan hutan disebelah utara dan kampung di sebelah selatan. Lokasi tersebut kemudian dibagi menjadi transek, transek pada semak belukar dan transek pada hutan. Transek I dan II pada lahan hutan, transek III pada lahan semak belukar yang terdapat tanaman nanas dan karet umur 8 bulan, transek IV pada semak belukar, dan transek V pada semak belukar yang terdapat tanaman karet tua. Penetapan titik sampel yaitu tegak lurus dengan slauarn drainase dengan jarak, 0, 0, 0, dan 00 meter dari saluran drainase (Gambar ).
700 m U 0 m 00 m 0 m m m Transek I 00 m Transek II hutan semak 090 m Transek III 60 m Saluran drainase Transek IV 70 m Transek V Keterangan : Transek I : lahan hutan, ketebalan gambut > 900 cm Transek II : lahan hutan, ketebalanan gambut > 900 cm Transek III : lahan semak belukar + tanaman nanas + karet usia 8 bulan; ketebalan gambut 600-800 cm Transek IV : lahan semak belukar, ketebalan gambut 00 0 m Transek V : lahan karet tua, ketebalan gambut 00 00 m Gambar. Posisi titik pengambilan sampel di setiap transek Pengambilan sampel tanah Sampel tanah diambil dengan menggunakan bor gambut (peat sampler). Sampel diambil secara inkremen yaitu 0 cm dari permukaan sampai dengan dasar gambut pada setiap transek yang telah ditentukan. Posisi transek tegak lurus dari saluran drainase dengan jarak 0, 0, 0, 0, dan 00 m. Setiap inkremen tanah yang panjangnya 0 cm mempunyai volume 00 cm.
Pengamatan Pengamatan dan pengukuran di lapang meliputi :. Pengukuran ketebalan gambut Ketebalan gambut diukur pada setiap titik boring (pengeboran) di masingmasing transek.. Pengukuran kedalaman muka air gambut Pada masing-masing lubang bor diukur kedalaman muka air tanah gambut dengan menggunakan meteran dari permukaan tanah sampai muka air tanah gambut.. Pengukuran tinggi permukaan tanah gambut Pengukuran tinggi permukaan tanah gambut dilakukan menggunakan timbangan air yang dilakukan setiap jarak satu meter hingga jarak sepuluh meter dari saluran drainase, dan setiap lima meter dari jarak sepuluh meter hingga meter dari saluran drainase, selanjutnya diukur setiap meter hingga jarak 00 m dari saluran drainase.. Pengambilan sampel gas CO Sampel gas diambil dari transek hutan dan transek semak belukar dengan posisi titik sampel sama dengan posisi pengeboran yaitu m, 0 m, 0m, 0 m, dan 00 m dari saluran drainase. Sampel gas diambil dengan menggunakan 0 ml-syringe dari sungkup (polyethylene chamber) yang dipasang pada lahan gambut. Gas dimasukkan ke dalam vial yang berukuran ml. Pengambilan gas yaitu pada 0,, 0,, dan menit pada setiap pukul 07.00-09.00 wib. Gas CO yang diambil selanjutnya diukur dengan Kromatografi gas Shimadzu Model GC-7A yang dilengkapi dengan Flame Ionization Detector (FID), menggunakan gas pembawa helium (He). Penetapan dilakukan pada suhu kolom 60 o C, injektor 00 o C, detektor 00 o C, kecepatan aliran gas 7 ml menit - dan waktu retensi gas,9 ± 0,0 menit. Penghitungan konsentrasi gas dilakukan dengan cara membandingkan peak area gas contoh yang akan dihitung konsentrasinya dengan peak area gas yang sudah diketahui konsentrasinya (standar). Pembandingan dilakukan dengan menggunakan kurva standar yang terdiri dari beberapa konsentrasi gas, sehingga
diperoleh regresi linier untuk menghitung konsentrasi gas. Fluks gas didasarkan pada metode Hue et al. (000), dengan rumus: F = δm/a/δt F = ρ x H x dc/dt (mg CO /m /jam) F = (/,) x H x dc/dt x {7,/ (7,+T)} dimana: F = Fluks gas (mg CO -C.m - jam - ) ρ = kerapatan CO-C pada suhu absolut (g dm - ), H = efektif sungkup (m) dc/dt = perubahan konsentrasi CO -C antar waktu ppm jam - T = rata-rata suhu dalam sungkup ( o C) Analisis di laboratorium meliputi :. Penetapan Bulk Density Bulk Density gambut ditentukan dengan prosedur sbb: sampel tanah yang telah diambil dengan bor gambut dikeringkan pada suhu 70º C selama x jam. Selanjutnya ditentukan kadar air dan berat kering mutlak. BD tanah gambut ditetapkan dengan rumus sbb : Keterangan : bahwa volume sesuai dengan bagian bor yang terisi gambut. Volume 00 cm dipakai apabila bor gambut terisi penuh (0 cm).. Penetapan Kadar Abu dan kadar C organik Penetapan kadar abu dilakukan menggukan alat furnace. Contoh tanah gambut ditempatkan dalam wadah porselen, kemudian dimasukkan ke dalam furnace. Suhu pada furnace diatur pada 0º C. Pembakaran dilakukan selama 6 jam sampai seluruh karbon pada gambut hilang hingga yang tersisa adalah bahan mineral yang terkandung di dalam gambut. Kadar abu dan kadar C organik dihitung dengan rumus sbb :
Keterangan : w = berat contoh sebelum pembakaran w = berat contoh setelah pembakaran fk = faktor koreksi kadar air ((00 - % kadar air)/00) Pendugaan cadangan karbon dihitung dengan rumus berikut : KC = B x A x D x C Dimana : KC = kandungan karbon dalam ton B = bobot isi (BD) tanah gambut dalam g/cm atau ton/m A = luas tanah gambut dalam m D = ketebalan gambut dalam m C = kadar karbon (C-organik) dalam % (Murdiyarso et al. 00). Pengukuran kadar serat Pengukuran kadar serat di laboratorium dilakukan dengan metode perbandingan jumlah serat dalam suntikan (siringe), yaitu dengan cara menentukan sejumlah contoh tanah dalam volume suntikan tertentu sebagai V, kemudian contoh tanah tersebut dibilas dengan air menggunakan saringan 00 mesh kemudian ditetapkan kembali volumenya sebagai V. Gambut memiliki kematangan fibrik apabila V/V > 66%, hemik apabila V/V antara % - 66%, dan saprik apabila V/V < %. Namun pada penelitian ini dilakukan modifikasi kadar serat untuk menentukan kematangan gambut yaitu Tingat kematangan fibrik memiliki kadar serat >0%, tingkat kematangan hemik memiliki kadar serat 0% 0%, dan tingkat kematangan saprik memiliki kadar serat <0%. Penetapan persentase kadar serat ini dikarenakan hasil kadar serat yang diperoleh dengan metode
suntikan lebih rendah dibandingkan dengan penetapan di lapang. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan penetapan volume contoh tanah gambut dalam suntikan, karena gaya penekanan yang berbeda-beda dan siringe yang digunakan yaitu 0 ml kemungkinan terlalu kecil, sehingga mempengaruhi perbandingan jumlah serat yang diamati.. Pengukuran emisi CO dilakukan di dua transek yaitu hutan dan semak belukar. Pengambilan gas CO dari tanah menggunakan alat sungkup (closed chamber) yang selanjutnya dilakukan pengukuran menggunakan alat gas kromatografi. Data pendukung antara lain :. Sejarah penggunaan lahan Data mengenai sejarah penggunaan lahan dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani di daerah penelitian.. Data curah hujan Data curah hujan bulanan rata-rata diperoleh dari stasiun klimatologi meulaboh.. Penetapan posisi geografis Penetapan posisi geografis dilakukan dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System). Analisis Data Analisis data menggunakan analisis regresi untuk cadangan karbon dan analisis perbandingan rata-rata dengan uji T untuk emisi CO. Data dioah menggunakan SPSS Ver.. Model persamaan regresi yang digunakan yaitu : Y = a + bx + cx Y = variable dependen a = konstanta regresi b, c = koefisien regresi x = variable independen