BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi Pendekatan merupakan seperangkat gagasan yang memungkinkan untuk seseorang mengambil tindakan dengan masuk akal dan dengan standar nilai yang memungkinkan orang lain dapat dinilai. Jenis pendekatan yang disampaikan oleh teoritisi bergantung pada bagaimana teoritisi itu memandang manusia yang menjadi objek kajian. Pengetahuan mengenai pendekatan ini penting bagi seorang periset karena suatu pendekatan akan menentukan jenis metodologi riset. Pendekatan adalah falsafah yang mendasari suatu metodologi riset. Dari asal kata, metodologi dibentuk dari kata metodos (cara, teknik atau prosedur) dan logos (ilmu). Sehingga metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu. Metodologi riset merupakan suatu pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode riset (Kriyantono, 2006: 49). Maka, jenis pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan objektif dan metodologi kuantitatif. 3.1.1 Pendekatan Objektif Metodologi riset kuantitatif adalah berdasarkan pendekatan positivism (klasik/objektif). Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan di luar kemauan mereka sendiri. Manusia dianggap sebagai produk lingkungan di luar diri manusia. 28
29 Rangsangan dalam lingkungan tersebut memengaruhi mereka untuk memberi respons dan bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara yang teratur dan karena itu dapat diramalkan. Meskipun manusia mempunyai inisiatif untuk bertindak, manusia lebih dianggap merespons situasi dengan suatu cara yang berdasarkan hukum objektif yang nyaris seperti yang berlaku dalam dunia fisik atau ilmu alam. Lebih lanjut, manusia dalam merespons lingkungan dipengaruhi oleh struktur sosial, seperti peran, sosialisasi, dan reference group serta pola-pola hubungan sosial (Kriyantono, 2006: 54). 3.1.2 Metodologi Kuantitatif Metodologi kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Dalam riset ini, periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan validitas (Kriyantono, 2006: 55-56). 3.2 Metode dan Tipe Riset Penelitian ini menggunakan metode survei dan tipe riset eksplanatif bersifat asosiatif. Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi
30 tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Jenis survei eksplanatif digunakan penulis untuk mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Sedangkan sifat asosiatif bermaksud menjelaskan hubungan (korelasi) antar-variabel (Kriyantono, 2006: 59-60). Penelitian dengan metode tersebut digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya serta seberapa besar pengaruh antara variabel X, yaitu Sosialisasi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah terhadap variabel Y, yaitu Citra Bank Indonesia. 3.3 Operasionalisasi Konsep Di dalam penelitian ini penulis menggunakan dua konsep yang berfungsi sebagai variabel penelitian sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 39): 1. Variabel Independen Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (variabel bebas) adalah variabel X, yaitu sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah. 2. Variabel dependen Variabel ini sering juga disebut sebagai variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
31 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel Y, yaitu citra Bank Indonesia. Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep (OK) Variabel Indikator Deskriptor No. Pernyataan Sosialisasi Sosialisasi CIKUR 3D Ciri-ciri memberikan informasi yang Keaslian dapat menambah 1 Uang pengetahuan dan Rupiah pemahaman mengenai uang palsu. (X) Sosialisasi CIKUR 3D memberikan informasi yang dapat memberikan kesadaran 2 mengenai pentingnya mengenali ciri-ciri uang Rupiah yang asli. Valensi Sosialisasi CIKUR 3D atau Tujuan memberikan informasi yang dapat membantu untuk 3 terhindar dari kejahatan uang palsu. Sosialisasi memberikan informasi yang membantu untuk dapat menerapkan 4 metode 3D pada uang dengan baik. Informasi yang diperoleh dari sosialisasi CIKUR 3D membuat hidup merasa 5 aman dalam bertransaksi uang. Sosialisasi CIKUR 3D memberikan informasi yang meyakinkan untuk terhindar 6 dari uang palsu. Sosialisasi memberikan Bobot Penilaian informasi yang jelas mengenai CIKUR 3D. Memahami informasi dari sosialisasi CIKUR 3D dengan baik. Sosialisasi CIKUR 3D memberikan informasi yang memiliki kredibilitas baik. 7 8 9 Ukuran Interval Skala Likert
32 Citra Bank Indonesia (Y) Persepsi Kognisi Motivasi Sikap Memiliki persepsi bahwa Bank Indonesia dapat memberikan sosialisasi CIKUR 3D dengan baik. Memiliki persepsi bahwa Bank Indonesia cepat tanggap dalam menanggapi permintaan warga untuk diadakan sosialisasi CIKUR 3D. Memiliki persepsi bahwa Bank Indonesia memberikan sosialisasi CIKUR 3D untuk memenuhi kebutuhan warga. Mengetahui bahwa Bank Indonesia melakukan sosialisasi CIKUR 3D sebagai salah satu bentuk peranannya bagi Negara. Mengetahui bahwa Bank Indonesia melakukan sosialisasi CIKUR 3D untuk mengedukasi masyarakat. Mengetahui bahwa Bank Indonesia melakukan sosialisasi CIKUR 3D dengan sepenuh hati dan profesional. Motivasi untuk lebih mengenal Bank Indonesia setelah adanya sosialisasi CIKUR 3D. Motivasi untuk membantu Bank Indonesia meneruskan sosialisasi CIKUR 3D. Motivasi untuk menjalin hubungan baik dengan Bank Indonesia setelah diadakannya sosialisasi CIKUR 3D. Bangga dengan Bank Indonesia karena CIKUR 3D yang disosialisasikan bermanfaat bagi kehidupan. Merasa senang dengan Bank Indonesia yang peduli terhadap masyarakat karena melakukan sosialisasi CIKUR 3D. Kesan positif yang timbul kepada Bank Indonesia karena diadakannya sosialisasi CIKUR 3D. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Interval Likert
33 3.4 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2012: 64). Penelitian ini menggunakan hipotesis assosiatif, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dengan hipotesis statistik sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 69): Ho: Tidak ada pengaruh antara sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah terhadap citra Bank Indonesia. Ha: Terdapat pengaruh antara sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah terhadap citra Bank Indonesia. 3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta undangan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah yang merupakan bagian
34 dari warga Papanggo, RT 11, RW 05, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dengan total penduduk yang didata mendapat undangan sosialisasi dari Bank Indonesia sudah diketahui sebanyak 70 orang (berdasarkan data Bank Indonesia pada Mei 2012). Populasi ini dipilih untuk dilakukan penelitian dengan alasan, karena pada tahun 2012 warga Papanggo melakukan pengaduan kepada Bank Indonesia mengenai salah satu anggotanya yang telah menerima uang palsu, kemudian warga Papanggo meminta Bank Indonesia untuk melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Untuk itu, 70 orang dari warga ini dipilih untuk dijadikan parameter pengaruh terhadap citra Bank Indonesia. 3.5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik nonprobability sampling yang digunakan untuk menentukan sampel adalah teknik sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2012: 84-85).
35 3.6 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer melalui angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup kepada responden, yaitu suatu angket dimana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh periset. Responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan pengalaman yang dialaminya (Sugiyono, 2012: 142). Kuesioner atau angket disebar kepada 70 orang warga Papanggo dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu objek sikap. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh periset. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden. Skala ini banyak digunakan karena ini memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan (agreement) terhadap suatu pernyataan (Kriyantono, 2006: 138). Pilihan jawaban yang terdapat di dalam penelitian ini terbatas pada: Sangat Setuju (SS) = nilai skor 5 Setuju (S) = nilai skor 4 Netral (N) = nilai skor 3 Tidak Setuju (TS) = nilai skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = nilai skor 1
36 3.7 Teknik Analisis dan Interpretasi Data Penelitian ini menggunakan analisis bivariat, dimana analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Kriyantono, 2006: 168). Untuk ketepatan pengujian tentang variabel penelitian maka dilakukan uji kualitas atas data primer, sehingga dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. 3.7.1 Uji Validitas Hasil penelitian dapat dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid berarti instrumen (alat pengukur) dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 121). Untuk menguji validitas, dapat menggunakan rumus product moment (pearson s correlation), yaitu sebagai berikut (Kriyantono, 2006: 176-177): Gambar 3.1 Rumus product moment (pearson s correlation)
37 Keterangan rumus: r = koefisien validitas Pearson s Product Moment n = jumlah individu X = angka mentah untuk variabel X Y = angka mentah untuk variabel Y Penelitian ini menggunakan tingkat kesalahan 5% (α = 0,05) dan tingkat kebenaran 95% (1-α). Dasar pengambilan keputusan uji validitas ini adalah sebagai berikut: Jika signifikansi < 0,05 item pernyataan valid. Jika signifikansi > 0,05 item pernyataan tidak valid. r hasil untuk tiap variabel dapat dibandingkan dengan nilai r tabel yang diperoleh dari degree of fredom (df = n 2), dengan berpedoman pada tabel nilai r- Product Moment maka penelitian ini mendapatkan nilai r tabel sebesar 0,235 (Sugiyono, 2012: 333). 3.7.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu di setiap kali pengukuran dilakukan pada hal yang sama. Oleh karena itu reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya (Sarwono, 2012: 85). Suatu instrumen dianggap reliabel jika memiliki koefisien alpha (α) sebesar 0,6 atau lebih. Dasar pengambilan keputusan untuk instrumen yang reliable adalah (Priyatno, 2012: 123): a. Jika Cronbach s coefficient alpha (α) pengujian 0,6 maka pernyataan dalam kuesioner layak digunakan (reliable).
b. Jika Cronbach s coefficient alpha (α) pengujian < 0,6 maka pernyataan dalam kuesioner tidak layak digunakan (tidak reliable). 38 3.7.3 Uji Korelasi Penelitian ini menggunakan rumus Pearson s Correlation (Product Moment). Rumus atau teknik statistik ini digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel X dengan Y (Kriyantono, 2006: 175). Hasil perhitungan korelasi antar dua variabel dapat diinterpretasikan dengan pedoman koefisien korelasi sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 184): Tabel 3.2 Interval Koefisien Interval Koefisien 0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel Sosialisasi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah yang merupakan variabel X dengan Citra Bank Indonesia yang merupakan variabel Y. 3.7.4 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel tergantung variabel terikat yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel bebas.
39 Koefisien determinasi juga digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Koefisien determinasi dihitung dengan cara mengkalikan r 2 dengan 100% (r 2 x 100%). Sebagai catatan ialah bahwa besarnya R Square berkisar antara 0 1 yang berarti semakin kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R Square semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat (Sarwono, 2012: 205). 3.7.5 Uji t (Parsial) atau Uji Hipotesis Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dengan tingkat signifikansi (5%), maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012: 77): 1. Apabila nilai signifikansi t < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai signifikansi t > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 3.7.6 Analisis Regresi Linear Sederhana Metode analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan regresi linear sederhana. Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel mempunyai hubungan kausal (sebab-akibat)
40 atau hubungan fungsional. Regresi ditujukan untuk mencari bentuk hubungan dua variabel atau lebih dalam bentuk fungsi atau persamaan, sedangkan analisis korelasi bertujuan untuk mencari derajat keeratan hubungan dua variabel atau lebih (Kriyantono, 2006: 183-184). Jika terdapat data dari dua variabel riset yang sudah diketahui yang mana variabel bebas X dan yang mana variabel terikat Y sedangkan nilainilai Y lainnya dapat dihitung atau diprediksi berdasarkan suatu nilai X tertentu. Rumus: Y = a + bx Keterangan : Y = Variabel tidak bebas (Subjek dalam variabel tidak bebas/dependen yang diprediksi) X = Variabel bebas (subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu) a = Nilai intercept (konstanta) atau harga Y bila X = 0 b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.
41 Nilai a dihitung dengan rumus: α = ΣY(ΣX²) ΣX ΣXY nσx² - (ΣX)² Nilai b dihitung dengan rumus: b = nσxy ΣX ΣXY nσx² - (ΣX)² Dalam penelitian ini, kegunaan regresi salah satunya adalah untuk meramalkan atau memprediksikan nilai variabel citra Bank Indonesia di mata warga Papanggo (Y) apabila nilai variabel sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah (X) sudah diketahui.