Nur Wijayanti ( ) Hera Heru SS ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

BAB I PENDAHULUAN. instan tanpa memperdulikan adanya norma yang sudah diatur Negara, maka

KURANGNYA KONTROL DIRI SISWA DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 2 BATAM

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI SISWA KELAS XI IPA MAN 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

PENGARUH LAYANAN MEDIASI TERHADAP PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

BAB III METODE PENELITIAN. alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu program penunjang dari rencana pembangunan jangka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Furchan (1992:21), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek misalnya motivasi,

KONSELING INDIVIDUALUNTUK PENGENTASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Kota Surakarta. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. Dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling yakni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

PROPOSAL STUDI KASUS (Pendekatan Kualitatif)

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek Penelitian ini adalah sense of humor dan penyesuaian diri pada remaja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. a. Sanggar Seni Santi Budaya Sukoharjo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adanya proses pengumpulan data melalui pengamatan dan wawancara. menemukan makna yang ada di balik data yang diteliti.

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang bertitik tolak pada kasus tertentu. Bagdan dan Taylor dalam Moleong

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Arab di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Ponorogo.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipergunakan guna menjawab tujuan penelitian (Soehartono, 1999: 9). Oleh karena itu, pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2006:15) metode penelitian kualitatif adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2009: 6) berpendapat, bahwa : dan menganalisis data secara mendalam tentang analisis kebutuhan tenaga

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dusun Puron memiliki

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Rukaesih A. Maolani metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi AGUS AZAM A

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif.menurut Lincoln dan Guba (dalam Sutopo, 2006: 40) dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.

Transkripsi:

EFEKTIVITAS LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN HUMANISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI PENERIMA MANFAAT DI PANTI PELAYANAN SOSIAL WANITA WANODYATAMA SURAKARTA Oleh : Nur Wijayanti (13500111) Hera Heru SS ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas layanan konseling individu dengan pendekatan humanistik terhadap kemampuan penyesuaian diri penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Wanita WANODYATAMA Suakarta Tahun 2016 / 2017. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Pelayanan Sosial Wanita WANODYATAMA Surakarta bulan Januari 2016 sampai Maret 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan bentuk deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan penerima manfaat yang sedang berkonflik. Data sekunder berupa, dokumen, gambar dan hasil wawancara dengan pembimbing/ pekerja sosial. Teknik cuplikan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Subjek penelitian adalah 3 penerima manfaat yang memiliki kemampuan penyesuaian diri yang rendah. Objek penelitian berupa kemampuan penyesuaian diri melalui layanan konseling individu dengan pendekatan humanistik. Keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan tahap-tahap reduksi data, penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan humanistik dapat mengurangi kemampuan penyesuaian diri yang rendah. Keberhasilan ini dapat diketahui dengan adanya pemberian konseling individu selama 4 kali pertemuan dan dapat dilihat dari indikator kerberhasilan, maka ada perubahan dan pengembangan terhadap kemampuan penyesuaian diri penerima manfaat menjadi lebih baik. Terbukti bahwa subyek yang memiliki kemampuan penyesuaian diri rendah yang awalnya cenderung pasif dalam kegiatan bimbingan dan mengalami kesulitan dalam bekerja kelompok serta cenderung di jauhi oleh temannya, setelah pemberian pendekatan humanistik, subyek tersebut sudah mulai aktif dalam kegiatan diskusi kelompok dan subyek sangat antusias dalam mengikuti konseling individu serta bisa bersosialisasi/ berinteraksi terhadap penerima manfaat lain dengan baik. Kata kunci : Konseling Individu, Pendekatan Humanistik, Penyesuaian Diri 53

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendekatan humanistik dalam konseling individu dianggap tepat karena pendekatan ini sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitikberatkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan, dan pemaknaan. Ini berarti bahwa dalam proses kegiatannya, pendekatan humanistik bukan hanya berorientasi pada penyelesaian masalah yang dihadapi penerima manfaat, akan tetapi juga memfasilitasi bagaimana penerima manfaat berkomunikasi dan berinteraksi secara baik dengan sesama. Hal inilah yang kemudian akan menjadi modal bagi penerima manfaat untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian dirinya. Hasil penelitian yang dilakukan Heny Ratnawaty Widjaja dengan judul pelaksanaan layanan orientasi dengan penyesuaian diri pada siswa kelas 1 SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriadi dengan judul penerapan pendekatan humanistic untuk meningkatkan kualitas pembelajaran coreldraw pada siswa. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dianalisa bahwa konseling individu dengan pendekatan humanistik terhadap anak yang kurang bisa menyesuaian diri telah dilaksanakan dengan baik dan dibangun melalui berbagai tindakan dalam konseling individu. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Tingkat penyesuaian diri yang rendah. Mereka susah beradaptasi dengan orang yang baru dikenal, tidak fleksibel dalam berperilaku, dan mudah tersinggung atau emosi tidak stabil. 2. Layanan konseling individu dengan pendekatan humanistik belum pernah dilaksanakan di Panti Pelayanan Sosial Wanita WANODYATAMA Surakarta. 3. Topik tentang kemampuan penyesuaian diri belum pernah dibahas dalam layanan yang berseting individu. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Efektivitas pendekatan humanistic terhadap kemampuan penyesuaian diri penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Wanita WANODYATAMA Surakarta Tahun 2016/2017. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana efektivitas pendekatan humanistic terhadap kemampuan penyesuaian diri penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Wanita WANODYATAMA Surakarta Tahun 2016/2017?. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektivitas pendekatan humanistic terhadap kemampuan penyesuaian diri penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Wanita WANODYATAMA Surakarta Tahun 2016/2017. 54

Manfaat Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penellitian Penelitian ini dilaksanakan di Panti Pelayanan Sosial Wanita WANODYATAMA Surakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Tahun 2017 sampai 7 Maret tahun 2017. Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan pada analisis proses berfikir yang bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi dan menerangkan berdasarkan realitas. Menurut Sugiyono (2005) penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrument kunci. (Imam Gunawan, 2014: 83). Sumber Data Menurut Sugiyono (2015: 225) sumber data terbagi menjadi 2 yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi dengan konseli. Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya data diperoleh dari orang lain, arsip dan dokumen yang berisi tentang konseli. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari sumber primer (berupa orang) dan sumber sekunder (berupa benda, dokumen, dan tempat). Teknik Cuplikan Menurut H. B Sutopo (2002:55) teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Teknik cuplikan dalam penelitian kualitatif yaitu : Purposive sampling yaitu Cuplikan yang diambil lebih bersifat selektif. Proses cuplikan harus ada pertimbangan dalam memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya. Maka dengan adanya purposive sampling akan lebih memudahkan saat proses cuplikan. Dalam penelitian ini teknik cuplikan menggunakan teknik Purposive sampling. Tujuan teknik cuplikan yaitu untuk mendapatkan data yang valid serta informasi yang beranekaragam. Subjek dan Objek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian adalah 3 penerima manfaat yang berinisial T, A, dan S. Peneliti menentukan subjek penelitian berdasarkan hasil observasi selama kurun waktu tertentu, serta dari pengamatan yang dilakukan pada saat penelitian.yang menjadi objek di dalam penelitian ini adalah efektivitas layanan konseling individu dengan pendekatan humanistik terhadap penerima manfaat yang tidak bias menyesuaikan diri dengan lingkungannya di Panti Pelayanan Sosial Wanita WANODYATAMA Surakarta. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah : Wawancara, 55

Observasi/Pengamatan, dan Dokumentasi Uji Keabsahan Data Dalam penelitian ini untuk mengetahui keabsahan datanya menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data valid tidaknya analisa dilapangan. Apabila data salah maka akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah dan apabila data valid maka akan menghasilkan penarikan kesimpulan yang benar. Menurut Imam Gunawan (2014: 219) triangulasi metode adalah usaha mengecek keabsahan data, atau mengecek keabsahan tempat penelitian. Dalam penelitian ini keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Permasalahan Penelitian Permasalahan yang muncul yaitu dari 3 penerima manfaat yang mengikuti layanan konseling individu terdapat penerima manfaat yang memiliki penyesuaian diri yang rendah dimana hal tersebut terlihat seperti diantaranya : (1) T memiliki kesulitan untuk penyesuaian diri dalam segi Bahasa dan penyesuaian diri dengan teman karena T berasal dari daerah, memiliki emosional yang tinggi hal itu disebabkan karena memiliki trauma dimasa lalu. (2) A memiliki kesulitan penyesuaian diri dengan teman karena A lebih suka menyendiri, murung dan kurang bersosialisasi dengan temannya. Hal itu disebabkan karena trauma dimasa kecil sehingga dia mengalami depresi dan lebih suka diam. (3) S memiliki kesulitan untuk penyesuaian diri dengan teman-temannya karena S merasa kurang percaya diri dan malu. Hal itu disebabkan karena di lingkungan Panti S merasa sudah paling tua sendiri maka dia lebih suka menyendiri. Berdasarkan data yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan pembimbing, pekerja sosial. Maka dapat di ketahui bahwa penerima manfaat yang mengikuti kegiatan layanan konseling individu adalah penerima manfaat yang cenderung diam, punya masalah, suka menyendiri kurang bisa menceritakan masalah yang sedang dirasakan. Dengan adanya konseling individu maka penerima manfaat bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengungkapkan masalah yang dihadapi dan dapat mengambil keputusan yang benar tanpa bantuan orang lain. Namun pada penelitian ini yang akan dibahas lebih spesifik adalah penerima manfaat yang kurang bisa menyesuaikan diri atau yang memiliki tingkat penyesuaian diri yang rendah. Permasalahan tersebut perlu dipecahkan dan di selesaikan dengan pemberian layanan konseling individu, karena layanan konseling individu dapat di manfaatkan penerima manfaat dalam meningkatkan kemampuan penyesuaian diri. Dengan adanya keterbukaan penerima manfaat dalam proses konseling individu maka akan memudahkan peneliti untuk membantunya agar bisa memiliki tingkat penyesuaian diri yang tinggi, baik dan memiliki sikap serta pikiran yang positif. Melalui layanan konseling individu penerima manfaat dapat meningkatkan kemampuan penyesuaian dirinya dengan lingkungan. Yang menjadi subjek penelitian adalah 3 penerima manfaat yang berinisial T, A, dan S. Dalam 56

menentukan subjek penelitian dapat dilihat dari kemampuan penyesuaian diri pada setiap penerima manfaat dan berdasarkan hasil observasi selama kurun waktu tertentu, serta dari wawaancara yang dilakukan pada saat penelitian. Kajian Teori yang di hubungkan dengan Studi di Lapangan 1. Upaya konseling individu lebih lanjut Dari hasil pengamatan terhadap data Penerima Manfaat yang memiliki kemampuan penyesuaian diri rendah maka di temukan beberapa kondisi yang perlu di tindak lanjuti dari permasalahan penerima manfaat yang terkait dengan kemampuan penyesuaian diri anak yang rendah, antara lain : a. Meningkatkan keselarasan dan menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan penerima manfaat yang lain b. Mengalokasikan waktu agar layanan konseling individu sering di berikan dalam suatu layanan dalam bimbingan dan konseling. c. Memanage strees dan memberikan motivasi agar bisa mengatasi keteganganketegangan. d. Sering membentuk sebuah diskusi kelompok aga penerima manfaat aktif dalam berpendapat sehingga penerima manfaat bisa berinteraksi dengan penerima manfaat yang lain dan memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik. e. Adanya keterbukaan dengan pekerja sosial agar mencegah munculnya suatu permasalahan Hal tersebut sesuai dengan teori tentang penyesuaian diri. Menurut Desmita (2014 : 193) Penyesuaian diri pada prinsipnya adalah suatu proses yang mencakup respons mental dan tingkah laku, dengan mana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflikkonflik dan frustasi yang dialaminya sehingga terwujud tingkat keselarasan atau harmonis antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh dimana ia tinggal. 2. Faktor penyebab Penerima Manfaat memiliki kemampuan penyesuaian diri yang rendah : a. Kurangnya kasih sayang dari keluarga atau orang tua dan sikap orang tua terhadap anak bersifat demokratis dan otoriter. b. Kurangnya motivasi diri untuk bertahan dengan kesulitan yang dihadapi dan menerima kegagalan dengan pemikiran rasional. Pengalaman masa lalu yang buruk menyebabkan individu memiliki emosional yang tinggi sehingga individu tersebut tidak mau menatap dan menata masa depan. c. Tidak adanya kemauan untuk untuk merubah sikap dan memikirkan masa depan. d. Tidak Peduli dengan masalahmasalah yang terjadi dilingkungan sosial. e. Tidak aktif dalam sebuah kegiatan f. Cenderung mementingkan diri sendiri daripada kepentingan orang lain. g. Kurangnya kepercayaan diri dan tanggung jawab. h. Kurang bisa mengatasi ketegangan-ketengangan yang terjadi dalam hidupnya. Hal tersebut sesuai dengan teori Menurut Mohammad Ali & Mohammad Asrori (2015 : 181) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri antara lain Kepribadian 57

(kemauan dan kemampuan untuk berubah, lingkungan keluarga karena kasih sayang serta motivasi dari orang tua sangat penting dalam proses perkembangan anak, Iklim emosional keluarga (sejauh mana stabilitas hubungan dan komunikasi di dalam kelurarga terjadi), dan lingkungan masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa melalui pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan juga dokumentasi peneliti menemukan penerima manfaat yang memiliki kemampuan penyesuaian diri yang rendah. Dengan adanya konseling individu melalui pendekatan humanistic sangat membantu penerima manfaat dalam mengungkapkan isi hatinya, mampu merubah tingkah laku menjadi lebih baik, mampu mengatasi ketegangan-ketegangan yang dialami, mampu mengembangkan potensinya, mampu mengambil keputusan yang benar serta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, menciptakan keselarasan dan menjalin hubungan yang harmonis dengan temannya maupun dengan pembimbing. Setelah penerima manfaat diberikan konseling individu maka penerima manfaat mengalami pengembangan penyesuaian diri yang baik dalam sikap, tingkah laku dan bias menciptakan keselarasan serta menjalin hubungan yang harmonis dengan penerima manfaat lain sehingga penerima manfaat memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut : 4. Pekerja Sosial Pekerja Sosial hendaknya meningkatkan layanan konseling individu agar permasalahan yang terjadi pada penerima manfaat dapat ditangani dengan cepat. Pekerja Sosial maupun Pembina harus mengasah potensi, kemampuan yang dimiliki oleh penerima manfaat sehingga penerima manfaat bisa lebih mandiri dan memiliki potensi untuk berkembang dalam dunia pekerjaan. Pekerja Sosial juga harus menumbuhkan rasa percaya diri pada penerima manfaat agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pekerja sosial harus memiliki kompetensi tambahan dalam mengatasi permasalahan penerima manfaat, khususnya tentang rendahnya kemampuan penyesuaian diri.( menggunakan teknik permainan). 5. Penerima Manfaat a. Untuk selalu menciptakan keselarasan dan menjalin hubungan yang harmonis dengan temannya di Panti. b. Penerima manfaat untuk lebih aktif dalam kegiatan agar menjalin suatu kerjasama yang baik dengan teman, tanggung jawab, bisa mampu menyesuaikan diri dan bisa saling membantu. c. Di dalam lingkungan Panti penerima manfaat lebih menghormati dan menghargai orang lain baik dalam segi sikap, bahasa dan tingkah laku terhadap teman. d. Penerima manfaat harus bisa mengembangkan rasa percaya 58

e. diri agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mampu bersosialisasi dimanapun dia berada. 6. Bagi Panti Pelayanan Panti pelayanan harus menentukan kebijakan, terutama yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas layanan bimbingan dan konseling agar penerima manfaat dapat mengembangkan potensinya. 7. Bagi Masyarakat Masyarakat harus bisa menghargai, menghormati dan menerima perubahan penerima manfaat karena lebih baik menjadi orang yang buruk dahulu kemudian menjadi baik dari pada menjadi orang baik kemudian menjadi buruk. DAFTAR PUSTAKA Henny Ratnawaty Widjaja. 2012. Pelaksanaan Layanan Orientasi Terkait Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa Kelas 1 SD Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Universitas Slamet Riyadi Surakarta. H.B Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakara: PT Bumi Aksara. Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. 59