PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA LE TaT BAKERY

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan

EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT DIKA BAKERY.

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kursi Lipat dengan Menggunakan Metode Economic Order (Eoq) pada PT. Chitose Tbk Cimahi

I. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. pokok produksi inipun ada beberapa cara salah satunya dengan cara efisiensi

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. maka penulis melakukan studi pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT. Aceh Rubber Industries Kabupaten Aceh Tamiang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. BAROKAH DI KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ Pada Produk Obat Anti Nyamuk Bakar Manguni. Max O. Siwi

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN ASAM SEMUT DI PT INDUSTRI KARET. (Analysis Of Inter-Avoid Supply Control In PT Industry Rubber) ABSTRACT

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DALAM MENGEFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT MANDIRI INVESTAMA SEJATI

Transkripsi:

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA LE TaT BAKERY Hotasadi, S.E Dosen Tetap Prodi Akuntansi Politeknik Sekayu Email : hot454di@gmail.com Julia Nurul Arofah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peerapan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam pengendalian persediaan bahan baku pada LE TaT Bakery. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan penelitian lapangan. Jenis data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah metode EOQ dapat digunakan pada LE TaT Bakery dalam pengelolaan bahan baku. Total persediaan bahan baku yang dihitung menurut EOQ lebih sedikit dibandingkan yang dikeluarkan oleh usaha LE TaT Bakery, maka ada penghematan biaya persediaan bahan baku bila LE TaT Bakery menggunakan metode EOQ dalam persediaan bahan baku. Saran peneliti dalam pengadaan bahan baku tepung usaha LE TaT Bakery sebaiknya melakukan pembelian bahan baku tepung jumlah besar dengan frekuensi yang rendah per periode produksi, hal ini dilakukan untuk meminimalisir total biaya persediaan. Kata Kunci : Economic Order Quantity (EOQ), Pengendalian Persediaan Bahan Baku A. PENDAHULUAN A.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba atau keuntungan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut tidaklah mudah karena hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan perusahaan harus mampu untuk menangani faktor-faktor tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu mengenai masalah produksi. Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila proses produksi berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan dapat tercapai, tetapi apabila proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Sedangkan kelancaran proses produksi itu sendiri dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang akan diolah dalam produksi. Untuk meminimumkan biaya persediaan dapat digunakan penerapan Economic Order Quantity (EOQ). EOQ adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian. Metode EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih baik. Perencanaan metode EOQ dalam suatu perusahaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu proses dalam perusahaan dan mampu dalam menghemat biaya persediaaan yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya efisiensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan. Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ, perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada digudang seperti tepung yang mudah berkutu. Analisis EOQ ini dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan berapa kali suatu 87

bahan dibeli dan dalam kuantitas berapa kali pembelian. Selain menentukan EOQ, perusahaan juga perlu menentukan waktu pemesanan kembali bahan baku yang akan digunakan atau reorder point (ROP) agar pembelian bahan yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi. Roti LE TaT Bakery Sekayu merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi pembuatan roti. Dalam melakukan produksinya LE TaT Bakery menerapkan kebijakan mengenai pengelolaan persediaan bahan baku dengan cara melakukan pembelian secara terus menerus tanpa memperkirakan kebutuhan produksi. LE TaT Bakery membutuhkan bahan baku seperti tepung terigu, gula, fermipan, telur, garam dan mentega. LE TaT Bakery belum menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) sehingga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku guna kepentingan produksi LE TaT Bakery merencanakan dengan sebaik-baiknya sehingga kelangsungan produksi pada perusahaaan dapat tercapai. Pengendalian persediaan bahan baku dilakukan agar perusahaan dapat beroperasi seperti yang direncanakan dengan membeli bahan baku dengan harga yang lebih ekonomis tetapi tetap dapat mempertahankan kualitasnya. Berikut ini adalah data tentang laporan penggunaan bahan baku LE TaT Bakery pada Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 yang disajikan pada Tabel 1 Tabel 1 Data Penggunaan Bahan Baku Tepung LE TaT Bakery Tahun 2013 sampai dengan 2015 (Dalam Kg) Tahun Pembelian Pemakaian Sisa Persediaan Keterangan 2013 8.700 7.725 975 Lebih 2014 11.400 10.860 540 Lebih 2015 13.250 11.990 160 Lebih Sumber: LE TaT Bakery, Tahun 2016 data diolah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada LE TaT Bakery. A.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti mencoba merumuskan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan mencapai hasil yang diharapkan. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam pengendalian persediaan bahan baku pada LE TaT Bakery? A.3 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam pengendalian persediaan bahan baku pada LE TaT Bakery. A.4 Manfaat Penelitian ini diharapakan agar dapat memberikan manfaat, maupun masukan-masukan yang berguna bagi perusahaan dalam pengendalian persediaan bahan baku, sehingga dapat menurunkan biaya penyimpanan bahan baku dan dapat meningkatkan laba perusahaan. B. LANDASAN TEORI B.1 Konsep Persediaan B.1.1. Pengertian Persediaan Sugiri (2013:), persediaan adalah aset : (a) untuk dijual dalam kegiatan usaha normal: (b) dalam proses produksi untuk kemudian dijual; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Rangkuti (2009:2) bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahanbahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang- 88

barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Dengan adanya beberapa pendapat para ahli diatas tentang pengertian persediaan, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan baku adalah bahan dasar yang menjadi komponen utama dari suatu produk. B.1.2. Jenis-Jenis Persediaan Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis persediaan maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan menurut Martani, Dkk (2012:246), sebagai berikut: 1. Perusahaan dagang menggunakan persediaan barang dagang barang yang ada digudang dibeli oleh pengecer atau perusahaan dagang untuk dijual kembali. Barang tersebut tetap dalam bentuk yang telah jadi ketiika meninggalkan pabrik pembuatnya. 2. Perusahaan industri (manufacture), dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing jenis menunjukkan macam-macam persediaan yang dimiliki. Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut didalam urutan pengerjaan produk, yaitu: 1. Persediaan bahan baku (Raw material stock) 2. Persediaan barang jadi ( Finished good stock) 3. Persediaan barang dalam proses (work in process) 4. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies) B.1.3. Sistem Pengendalian Persediaan Menurut Martani, Dkk (2012:250), bahwa sistem akuntansi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Sistem fisik (periodik) merupakan sistem pencatatan persediaan dimana kuantitas persediaan ditentukan secara periodic yaitu hanya pada saat perhitungan fisik yang biasanya dilakukan secara stock opname. 2. Sistem (perpetual) merupakan sistem pencatatan persediaan dimana persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan nilai persediaan. B.1.4. Tujuan Pengendalian Persediaan Pengendalian internal atas persediaan mutlak diperlukan mengingat aset ini tergolong cukup lancar. Menurut Herry (2012:) ada 2 tujuan utama dari diterapkannya pengendalian internal tersebut, yaitu untuk mengamankan atau mencegah aset perusahaan (persediaan) dari tindakan pencurian, penyelewengan, penyalahgunaan, dan kerusakan serta menjamin keakuratan (ketepatan) penyajian persediaan dalam laporan keuangan. B.1.5. Metode Penilaian Persediaan Assauri (2008:244), menyatakan ada beberapa macam metode penilaian persediaan yang secara umum digunakan yaitu: 1. FIFO (First in, First out) 2. LIFO (Last in, First out ) 3. Rata-rata (Average) B.1.6. Definisi Metode Economic Order Quantity (EOQ) Menurut Siregar, Dkk (2014:445), Economic Order Quantity (EOQ) merupakan suatu model untuk meminimumkan biaya persediaan dengan menentukan kuantitas pemesanan yang ekonomis. Dewi (2015:34), Economic Order Quantity (EOQ) merupakan jjumlah persediaan yang harus di pesan (dibeli) pada suatu saat dengan tujuan untuk mengurangi biaya persediaan tahunan. B.1.7. Kebijakan-kebijakan Economic Order Quantity (EOQ) Bahan baku yang tersedia dalam menjamin kelancaran proses produksi dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan perusahaan tersebut seminimal mungkin, maka tindakan yang perlu di lakukan adalah menentukan 89

economic order quantity (EOQ), safety stock dan titik pemesanan kembali reorder point (ROP). 1. Menentukan jumlah bahan baku yang ekonomis (EOQ) Menurut Siregar, Dkk (2014:447), perhitungan Metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut : EOQ = Keterangan : EOQ = jumlah pembelian optimal yang ekonomis P = biaya pemesanan per pesanan D C = pemakaian bahan periode waktu = biaya penyimpanan per unit per tahun 2. Safety Stock ( persediaan bahan pengaman ) Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety stock bahan baku, sebagai berikut : a. Kebiasaan para leveransir menyerahkan bahan baku yang dipesan apakah tepat waktu atau terlambat. Bila sering terlambat berarti perlu safety stock yang besar. b. Besar kecilnya bahan baku yang dibeli setiap saat. c. Kemudahan menduga bahan baku yang diperlukan. d. Hubungan biaya penyimpanan (carrying stock) dengan biaya ekstra kekurangan persediaan (stockout cost). Sugiri (2007:161), menyatakan untuk menghitung besarnya safety stock dapat menggunakan metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata, dapat diformalisasikan sebagai berikut : Safety stock :Zq Z = Standar Deviasi Safety stock = (Pemakaian Maksimum pemakaian Rata-rata) x Lead time 3. Titik Pemesanan Kembali atau Reorder Point (ROP) Menurut Siregar, Dkk (2014:447), titik pemesanan kembali (reorder point) merupakan tingkat persediaan yang sebaiknya pemesanan kembali dilakukan oleh perusahaan. Reorder point memperhatikan pada persedian yang tersisa digudang baru kemudian dilakukan pemesanan kembali. Reorder point dapat diformalisasikan sebagai berikut : Keterangan : LD = Lead time atauwaktu tunggu AU = Average unit atau rata-rata pemakaian selama satuan waktu tunggu SS = Safety stock atau persediaan pengaman. 4. Penentuan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) Persediaan maksimum diperlukan oleh perusahaan agar kuantitas persediaan yang ada digudang tidak terjadi kelebihan modal kerja. Adapun untuk mengetahui besarnya persediaan maksimum dapat digunakan rumus: Keterangan : D = EOQ S = Biaya Pemesanan rata-rata H = Biaya Penyimpanan per unit Berdasarkan kerangka pemikiran diatas untuk menentukanjumlah pembeliaan, jumlah pemakaian, dan jumlah persediaan yang akan dipakai dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), sehingga dalam menentukan persediaan bahan baku tidak akan mengalami kekurangan persediaan, dan dapat menghasilkan persediaan yang ekonomis. ROP= (LD X AU) + SS TIC = 2D. S. H 90

B.2. Data Persediaan Bahan Baku Pada Usaha LE TaT Bakery B.2.1. Kebutuhan Bahan Baku UsahaLE TaT Bakery adalah usaha yang bergerak dalam bidang produksi pembuatan roti. Untuk dapat mengetahui kuantitas pemesanan bahan baku yang optimal dalam menyediakan bahan baku untuk pembuatan roti pada LE TaT Bakery harus terlebih dahulu mengetahui jumlah kebutuhan bahan baku tepung setiap bulannya. Tabel 2 Jumlah Produksi Bahan Baku Tepung Pada Usaha LE TaT Bakery Tahun 2013-2015 No Bulan Tahun 2013 2014 2015 1 Januari 625 900 1.250 2 Februari 625 960 1.100 3 Maret 750 900 1.100 4 April 800 870 1.200 5 Mei 625 1020 1.100 6 Juni 625 900 920 7 Juli 600 810 920 8 Agustus 575 780 1.100 9 September 625 900 1.100 10 Oktober 625 900 1.100 11 November 625 960 1.100 12 Desember 625 960 1.100 Jumlah (Tahun) 7.725 10.860 13.090 Rata-rata 643,75 905 1.090,83 Sumber : Usaha LE TaT Bakery tahun 2016, data diolah B.2.2. Harga Bahan Baku Tepung Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tepung pada usaha LE TaT Bakery memiliki beberapa supplier pemasok tepung yaitu supplier dari Palembang. Harga tepung eceran terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu Rp.6000/kg dan harga tepung tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu Rp.8000/kg. Sedangkan untuk harga tepung dari supplier terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu Rp.5500/kg dan harga tepung tertinggi terjadi pada produksi tahun 2015 yaitu Rp.6800/kg. B.2.3. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku tepung Pemesanan bahan baku tepung pada usaha LE TaT Bakery dilakukan 3 (tiga) kali dalam1 (satu) bulan. Selama tahun 2013-2015 pemesanan bahan baku tepung dilakukan dengan frekuensi yang sama yaitu 3 (tiga) kali dalam 1 ( satu ) bulan. Perusahaan melakukan pembelian setiap 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) bulan, karena menjaga agar bahan baku yang yang disimpan tetap dalam kondisi yang baik. Pada tahun 2013-2015 rata-rata pemesanan tepung sebesar 214,583 kg, 301,66 kg, 363,61 kg. Kuantitas pemesanan rata-rata setiap tahunnya mengalami kenaikan karena meningkatnya minat konsumen LE TaT Bakery pada roti yang dihasilkan. B.2.4. Jenis Produk dan Jumlah Produk yang Dihasilkan Produk yang dihasilkan pada usaha LE TaT Bakery berupa roti. Pada tahun 2013 bahan baku yang digunakan sebanyak 7.725 Kg dan produk yang dihasilkan sebanyak 23.175 roti. Pada tahun 2014 bahan baku yang digunakan sebanyak 10.860 Kg dan produk yang dihasilkan sebanyak 32.580 roti. Sedangkan untuk tahun 2015 bahan baku yang digunakan sebanyak 13.090 Kg dan produk yang dihasilkan sebanyak 39.269 roti. B.2.5. Biaya Pemesanan Bahan Baku Tepung Dalam melakukan pemesanan bahan baku usaha LE TaT Bakery mengeluarkan biaya pemesanan berupa biaya komunikasi dan biaya transportasi. Pada tahun 2013 total biaya yang 91

dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 800.000 yang terdiri dari biaya komunikasi sebesar Rp 300.000 dan biaya transportasi sebesar Rp 500.000. pada tahun 2014 total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 920.000 yang terdiri dari biaya komunikasi sebesar Rp 320.000 dan biaya transportasi sebesar Rp 700.000. pada tahun 2015 total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp1.370.000 yang terdiri dari biaya komunikasi sebesar Rp 370.000 dan biaya transportasi sebesar Rp1.000.000. B.2.6. Biaya Penyimpanan Bahan Baku Biaya penyimpanan bahan baku merupakan suatu hal yang sangat penting karena sebagai perusahaan pengolahan produk makanan, perusahaan harus menjaga kebersihan bahan baku. Tempat penyimpanan tepung harus selalu dijaga kebersihannya agar tepung tidak rusak atau berkutu. Pada tahun 2013 biaya penyimpanan bahan baku sebesar Rp 3.500.000. pada tahun 2014 biaya penyimpanan bahan baku sebesar Rp 4.000.000 dan pada tahun 2015 untuk biaya penyimpanan bahan baku sebesar Rp 4.500.000. B.2.7. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Dari uraian pemesanan dan penyimpanan bahan baku diatas, maka dapat diketahui total biaya persediaan bahan baku pada usaha LE TaT Bakery pada tahun 2013 sebesar Rp 4.300.000 yang terdiri dari biaya pemesanan sebesar Rp 800.000 dan biaya penyimpanan sebesar Rp 3.500.000, pada tahun 2014 sebesar Rp 4.920.000 yang terdiri dari biaya pemesanan sebesar Rp 920.000 dan biaya penyimpanan sebesar Rp 4.000.000 dan pada tahun 2015 sebesar Rp 5.870.000 yang terdiri dari biaya pemesanan sebesar Rp 1.370.000 dan biaya penyimpanan sebesar Rp 4.500.000. C. METODOLOGI C.1 Teknik Pengumpulan Data Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode sebagai berikut, menurut Sugiono (2012:132), yaitu: a. Studi Pustaka Menelaah teori-teori yang bersumber dan buku-buku teks, teori-teori dan literatur, jurnal dan sebagainya untuk mendapatkan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian. b. Penelitian Lapangan Dilakukan dengan cara mengadakan penelitian langsung pada objek penelitian dengan cara sebagai berikut : 1) Observasi Peneliti melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian dalam mengumpulkan data-data sebagai penunjang penelitian. 2) Wawancara Yaitu melakukan wawancara atau tanya jawab dengan pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan judul penelitian. C.2. Sumber Data Menurut Sugiono (2012: 193) jenis data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu; 1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. 2. Data sekunder Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dengan dokumen. Adapun sumber data yang digunakan Penulis pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil wawancara kepada pemilik LE TaT Bakery. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah laporan persediaan bahan baku tepung tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 pada LE TaT Bakery. C.3 Teknik Analisis Data Menurut Sugiono (2012: 426) teknik analisis data terbagi menjadi dua cara yaitu: 1. Teknik Analisis Kualitatif 2. Teknik Analisis Kuantitatif 92

Pada penelitian ini Penulis menggunakan teknik analisis kuantitatif. Dikatakan analisis kuantitatif karena data penelitian berupa angkaangka dan analisis menggunakan matematis. Metode kuantitatif digunakan apabila masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktik, antara rencana dengan pelaksanaan. Adapun metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian adalah dengan cara menerapkan metode Economic Order Quantity (EOQ) dalam Pengendalian Persediaan bahan baku dengan dengan rumus: EOQ = Keterangan : EOQ = jumlah pembelian optimal yang ekonomis P = biaya pemesanan per pesanan D C = pemakaian bahan periode waktu = biaya penyimpanan per unit per tahun D. PEMBAHASAN D.1. Pengendalian Persediaan Bahan Baku LE TaT Bakery D.1.1. Pembelian Bahan Baku Tepung LE TaT Bakery LE TaT Bakery melakukan pembelian bahan baku tepung dari supplier Palembang yang telah menjadi rekan selama ini. Data yang diperoleh dari LE TaT Bakery tersebut tentang pembelian bahan baku tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3 Pembeliaan Bahan Baku Tepung Tahun 2013-2015 (Dalam kg) NO Bulan Pembelian Tahun 2013 2014 2015 1 Januari 750 975 1.125 2 Februari 750 975 1.125 3 Maret 750 975 1.125 4 April 750 975 1.125 5 Mei 750 975 1.125 6 Juni 750 975 1.000 7 Juli 600 825 1.000 8 Agustus 600 825 1.125 9 September 750 975 1.125 10 Oktober 750 975 1.125 11 November 750 975 1.125 12 Desember 750 975 1.125 Jumlah 8.700 11.400 13.250 Rata-rata 725 950 1.104,6 Sumber: Usaha LE TaT Bakery Tahun 2016, data diolah Terlihat dari tabel 3 pada bulan Juli, Agustus tahun 2013, bulan Juli, Agustus tahun 2014 dan bulan Juni, Juli tahun 2015, mengalami penurunan pembelian bahan baku. Hal ini disebabkan pada bulan tersebut bertepatan dengan puasa Ramadhan dan setelah itu hari raya Idhul Fitri, sehingga memberikan efek terhadap penurunan order. D.1.2. Penggunaan Bahan Baku Tepung LE TaT Bakery Bahan baku yang yang tersedia digudang sebagian besar digunakan untuk proses produksi, dan sebagian disimpan untuk cadangan produksi berikutnya maupun untuk cadangan ketika ada pemesanan roti secara mendadak diwaktu bahan baku yang tersisa hanya sedikit dan menghindari terjadinyaketerlambatan dalam pengiriman bahan baku tepung.data tentang penggunaan bahan baku tepung pada LE TaT Bakery dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut : 93

NO Tabel 4 Penggunaan Bahan Baku Tepung LE TaT Bakery Tahun 2013-2015 (Dalam Kg) Tahun 2013 2014 2015 Jumlah +/- Jumlah +/- Jumlah +/- Bulan Pembelian 1 Januari 625 125 900 75 1.250-125 2 Februari 625 125 960 15 1.100 25 3 Maret 750-900 75 1.100 25 4 April 800-50 870 105 1.200-75 5 Mei 625 125 1.020-45 1.100 25 6 Juni 625 125 900 75 920 80 7 Juli 600-810 15 920 80 8 Agustus 575 25 780 45 1.100 25 9 September 625 125 900 75 1.100 25 10 Oktober 625 125 900 75 1.100 25 11 November 625 125 960 15 1.100 25 12 Desember 625 125 960 15 1.100 25 Jumlah 7.725 975 10.860 540 13.090 160 Rata-rata 643,75 81,25 905 45 1.090,83 13,33 Sumber : Usaha LE TaT Bakery tahun 2016, data diolah D.1.3. Biaya Pemesanan Bahan Baku Tepung LE TaT Bakery Biaya pemesanan terdiri dari biaya kamunikasi dan transportasi dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut : Tabel 5 Biaya Pemesanan Tiap Kali Pesan Bahan Baku Tepung LE TaT Bakery Tahun 2013-2015 Tahun Biaya Rata-rata Biaya Frekuensi Pemesanan Pemesanan Pemesanan 2013 800.000 36 22.222,22 2014 920.000 36 25.555,5 2015 1.370.000 36 38.055,5 Sumber : Usaha LE TaT Bakery tahun 2016, data diolah D.1.4. Biaya Penyimpanan Tepung LE TaT Bakery Biaya penyimpanan bahan baku merupakan suatu hal yang sangat penting karena sebagai perusahaan pengolahan produk makanan, perusahaan harus menjaga kebersihan bahan baku. Tempat penyimpanan tepung harus selalu dijaga kebersihannya agar tepung tidak rusak atau berkutu. Biaya-biaya penyimpanan yang dikeluarkan usaha LE TaT Bakery dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 Biaya Penyimpanan Per Unit Bahan Baku Tepung LE TaT Bakery Tahun 2013-2015 Tahun Biaya Penyimpanan Jenis Biaya Penggunaan bahan baku Ratarata per unit 2013 3.500.000 7.725 453,07 2014 4.000.000 10.860 368,32 2015 4.500.000 13.090 343,77 Sumber : Usaha LE TaT Bakery tahun 2016, data diolah D.2. Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jumlah pemakaian bahan baku, harga bahan baku per Kg dan besarnya biaya pemesanan pada LE TaT Bakery selama periode tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini : Tabel 7 Pemakaian Bahan Baku, Harga per Kg, Total Biaya Pemakaian, Biaya Pemesanan dan Penyimpanan Periode Tahun 2013-2015 Pemakaian Biaya pemesanan Tahun Jumlah Harga/Kg Total Biaya Penyimpanan 2013 7.725 5.500 42.487.500 22.222,2 453,07 2014 10.860 6.000 65.160.000 25.555,5 368,32 2015 13.090 6.800 89.012.000 38.055,5 343,77 Sumber : Usaha LE TaT Bakery Tahun 2016, data diolah 94

Dari tabel 7 diatas dapat dihitung kuantitas pembelian optimal dengan menggunakan rumus : EOQ = D.2.1. Penentuan Kuantitas Pembelian Ekonomis 1. Kuantitas Pembelian Ekonomis Tahun 2013.., EOQ =, Q = 757.792,38 = 870,51 Jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis setiap kali pesan pada tahun 2013 sebesar 870,51 kg 2. Kuantias Pembelian Ekonomis Tahun 2014.., EOQ =, Q = 1.507.019,60251 = 1..227,6 Jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis setiap kali pesan pada tahun 2014 sebesar 1.227,6 Kg. 3. Kuantitas Pembelian Ekonomis tahun 2015.., EOQ =, Q = 2.898.138,26104 = 1.702,3 Jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis setiap kali pesan pada tahun 2015 sebesar 1.702 kg. D.2.2. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Frekuensi pemesanan (F) menurut metode EOQ dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : F = D / Q F = 7.725 / 870,51 F = 8,88 kali ( dibulatkan menjadi 9 kali ) Tahun 2014 : F = 10.860 / 1.227,6 F = 8,84 kali ( dibulatkan menjadi 9 kali ) Tahun 2015 : F = 13.090 / 1.702,3 F = 7,68 kali ( dibulatkan menjadi 8 kali ) Berikut ini adalah kuantitas dan frekuensi pemesanan bahan baku tepung yang ekonomis menurut EOQ, bedasarkan tabel 8 sebagai berikut : Tabel 8 Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Tepung Menurut Metode EOQ Tahun Kuantitas Pemesanan rata-rata (kg) kali pesan Frekuensi (kali) / tahun Total Penggunaan Tepung (kg) 2013 870,51 9 kali 7.834,5 kg 2014 1.227,6 9 kali 11.048,4 kg 2015 1.702,3 8 kali 13.618,4 kg Sumber : data diolah perhitungan metode EOQ tahun 2016 D.2.3. Penentuan Persediaan Pengaman (safety stock) Safety stock = ( pemakaian maksimum pemakaian Tahun 2014 : rata-rata ) X Lead time = ( 7.834,5 870,51 ) x 2 = 13.927,9 kg Safety stock = (pemakaian maksimum pemakaian Tahun 2015: rata-rata) X Lead time = ( 11.048,4 1.227,6 ) x 2 = 19.641,6 kg Safety stock = ( pemakaian maksimum pemakaian rata-rata ) X Lead time = ( 13.618,4 1.702,3 ) x 2 = 23.832,2 kg D.2.4. Biaya Pemesanan Kembali (reorder point) Untuk menentukan tingkat penggunaan bahan baku per hari dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : Berikut perhitungan tingkat penggunaan bahan baku per hari : U = = 7.834,5 / 360 hari = 21,77 Kg Maka titik pemesanan kembali (ROP) tahun 2013 adalah sebagai berikut : ROP = (LD X AU) + SS 95

= (2 X 21,77 kg) + 13.927,9 kg = 13.971,4 kg Tahun 2014 Berikut perhitungan tingkat penggunaan bahan baku per hari : U = = 11.048,4 / 360 hari = 30,69 Kg Maka titik pemesanan kembali (ROP) tahun 2014 adalah sebagai berikut : ROP = (LD X AU) + SS = (2 X 30,69kg) + 19.641,6 kg = 19.702,98 kg Tahun 2015 Berikut perhitungan tingkat penggunaan bahan baku per hari : U = = 13.618,4 / 360 hari = 37,82 Kg Maka titik pemesanan kembali (ROP) tahun 2015 adalah sebagai berikut : ROP = (LD X AU) + SS = (2 X 37,82kg) + 23.832,2 kg = 23.907,84 kg D.2.5. Penentuan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) Adapun untuk mengetahui besarnya persediaan maksimum dapat digunakan rumus : Maximum Inventory = Safety Stok + EOQ Maximum inventory = 13.927,9 kg + 870,51 kg Tahun 2014 : = 14.798,4 kg Maximum inventory = 19.641,6 kg + 1.227,6 kg Tahun 2015 : = 20.869,2 kg Maximum inventory = 23.832,2 kg+ 1.702,3 kg = 25.534,5 kg D.2.6. Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku (TIC) Perhitungan total biaya persediaan menurut EOQ akan dihitung dengan rumus Total Inventory Cost (TIC) dalam rupiah sebagai berikut: TIC = 2D. S. H TIC = 2 X 7.725 X 22.222,2 x 453,07 Tahun 2014 : = 155.553.877.779,30 = Rp. 394.403,192 TIC = 2 X 10.860 X 25.555,5 X 368,32. Tahun 2015 : = 204.441.710.227,2 = Rp. 452.152,309 TIC = 2 X 13.090 X 38.055,5 X 343,77 = 342.495.641.172,3 = Rp. 585.231,272 Sedangkan perhitungan total biaya persediaan menurut usaha LE TaT Bakery akan dihitung menggunakan persediaan rata-rata yang ada diperusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TIC = ( Penggunaan rata-rata) (C) + (P) (F) Keterangan : C P F = Biaya Penyimpanan = Biaya Pemesanan Tiap Kali Pesan = Frekuensi Pembelian yang dilakukan perusahaan Penggunaan rata-rata bahan baku perusahaan adalah sebagai berikut : Tabel 9 Penggunaan Rata-Rata Bahan Baku Tepung Tahun 2013-2015 Tahun Penggunaan Jumlah Penggunaan bulan rata-rata 2013 7.725 36 643,75 2014 10.860 36 905 2015 13.090 36 1.090,83 Sumber : usaha LE TaT Bakery tahun 2016, data diolah TIC = (643,75 X 453,07) + (22.222,2 X 36) Tahun 2014 : = 291.663,8125 + 799.999,20 = Rp. 1.091.663,02 TIC = (905 X 368,32) + (25.555,5 X 36) = 333.329,6 + 919.998 = Rp. 1.253.327,6 96

Tahun 2015 : TIC = (1.090,83 X 343,77) + (38.055,5 X 36) = 374.994,63+ 1.369.998 = Rp. 1.744.992,63 D.3. Penerapan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada LE TaT Bakery Dari data yang diperoleh pada usaha LE TaT Bakery menunjukkan bahwa hubungan antara EOQ, Safety Stock, ROP dan Maximum Inventory bahan baku tepung selama periode tahun 2013-2015 adalah sebagai berikut : Menunjukkan bahwa LE TaT Bakery melakukan pembelian bahan baku tepung pada saat persediaan sebesar 13.971,4 Kg. dengan demikian saat pemesanan bahan baku diterima dengan Lead time dua hari, persediaan yang tersisa masih 13.927,9 Kg, sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 870,51 Kg, agar tidak melebihi Maximum Inventorysebesar 14.798,4 Kg. Tahun 2014 : Menunjukkan bahwa LE TaT Bakery melakukan pembelian bahan baku tepung pada saat persediaan sebesar 19.702,98 Kg. dengan demikian saat pemesanan bahan baku diterima dengan Lead time dua hari, persediaan yang tersisa masih 19.641,6 Kg, sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 1.227,6 Kg, agar tidak melebihi Maximum Inventory sebesar 20.869,2 Kg. Tahun 2015 : Menunjukkan bahwa LE TaT Bakery melakukan pembelian bahan baku tepung pada saat persediaan sebesar 223.907,84 Kg. dengan demikian saat pemesanan bahan baku diterima dengan Lead time dua hari, persediaan yang tersisa masih 23.832,2 Kg, sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 335,6 Kg, agar tidak melebihi Maximum Inventory sebesar 498,37 Kg. Total biaya persediaan bahan baku tepung menurut EOQ dan menurut yang dijalankan usaha LE TaT Bakery serta penghematan biaya yang dapat diperoleh selama periode tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel 4 berikut : Thn Tabel 10 Penghematan Total Biaya Periode Tahun 2013-2014 TIC Menurut LE TaT Bakery (Rp) TIC Menurut EOQ (Rp) Penghematan 2013 1.091.663,02 394.403,192 697.259,83 2014 1.253.327,6 452.441,309 800.886,30 2015 1.744.992,63 585.231,272 1.159.761,36 E. PENUTUP E.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil dari perhitungan kebijakan perusahaan dalam pengelolaan bahan baku tepung pada LE TaT Bakery menghasilkan Total Inventory Cost (TIC) yang sangat tinggi pada tahun 2013, 2014, dan 2015 yaitu sebesar Rp. 1.091.663,02, Rp. 1.253.327,6, Rp. 1.744.992,63. Sedangkan jika menggunakan perhitungan EOQ menghasilkan biaya yang sangat rendah pada tahun 2013, 2014, dan 2015 yaitu sebesar Rp. 394.403,192, Rp. 452.441,309, Rp. 585.231,272. Jadi total pesediaan bahan baku yang dihitung menurut EOQ lebih sedikit dibandingkan yang dikeluarkan oleh usaha LE TaT Bakery, maka ada penghematan biaya persediaan bahan baku bila LE TaT Bakery menggunakan metode EOQ dalam persediaan bahan baku. 97

2. Metode yang tepat dalam pengelolaan bahan baku yang dapat digunakan pada LE TaT Bakery adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode EOQ adalah yang melakukan pembelian bahan baku secara optimal untuk mencapai harga titik terendah dan mencegah terlambatnya proses produksi selanjutnya. E.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis kemukakan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan adalah sebagai berikut : 1. Dalam pengadaan bahan baku tepung, usaha LE TaT Bakery sebaiknya melakukan pembelian bahan baku tepung jumlah besar dengan frekuensi yang rendah per periode produksi, hal ini dilakukan untuk meminimalisir total biaya persediaan. 2. LE TaT Bakery sebaiknya menyediakan Safety Stock agar tidak mengalami kekurangan bahan baku pada saat permintaan produk meningkat yang menyebabkan terhambatnya proses produksi selanjutnya dan melakukan Reorder Point pada saat bahan baku mencapai titik dimana jumlah Safety Stock dan jumlah penggunaan bahan baku pada masa Lead Time. 3. Dalam penyimpanan bahan baku tepung LE TaT Bakery harus memenuhi beberapa syarat yang diperlukan untuk menghindari terjadinya kerusakan bahan baku. Tepung mempunyai daya simpan sekitar 3 bulan apabila memenuhi syarat penyimpanan bahan baku yaitu kemasan harus rapat, di simpan ditempat yang kering dan mejaga tempat penyimpanan bahan baku dalam keadaan bersih DAFTAR PUSTAKA Assauri, sofjan. 2008. manajemen produksi dan operasi. Jakarta: FEUI Carter, K. William, 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Dewi, S.P. dan Kristanto, S.B. 2015. Akuntansi Biaya Edisi 2. Bogor : IN MEDIA. Herjanto, Eddy.2008. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Grasindo. Hery, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah 1, cetakan kedua, Jakarta: Bumi Aksara. Martani, Dwi dkk. 2012. akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat. Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi promosi yang kreatif dan Analisis kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga. Siregar, Baldric dkk..2014. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sodikin, Selamet, Sugiri. 2013. Akuntansi Pengantar 2 berbasis SAK ETAP 2009, edisi keenam, cetakan pertama. Yogyakarta : UPP STIM YKPN 98