BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam menentukan jumlah optimasi. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara mendalam dengan informan. Sedangkan data sekunder merupakan hasil dari telaah dokumentasi untuk mendapatkan data biaya pemesanan, penyimpanan dan jumlah persediaan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Usaha Ayam Potong Pak Waginodi Pasar Nasional Jl. Williem Iskandar Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan dan Gudang penyimpanan di Jl. Usman Siddik Gg. Makmur Pasar 4 Titi Sewa Medan Tembung. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa usaha ini merupakan salah satu usaha ayam potong yang memiliki permintaan pasar yang cukup besar dan pelanggan yang cukup royal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember Februari Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder. Data primer didapatkan melalui suatu pengamatan langsung dan wawancara terhadap pemilik usaha tersebut, yaitu Bapak H. Wagino sebagai informan kunci, para konsumen sebagai informan utama dan para pekerja sebagai informan tambahan. Sementara itu, data sekunder didapatkan dari laporan ataupun bon faktur pemesanan, sumber pustaka yang dapat mendukung peulisan ini, dokumen-

2 dokumen atau laporan tertulis serta informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi: 1. Data penjualan 2. Sumber bahan baku 3. Waktu tunggu pembelian bahan baku 4. Harga bahan baku 5. Biaya pemesanan 6. Biaya biaya persediaan 7. Sejarah berdirinya Usaha Ayam Potong Pak Wagino. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan ini, metode pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Observasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan atau peninjauan secara langsung pada objek penelitian yakni pada Usaha Ayam Potong Pak Wagino, Pasar Nasional Jl. Williem Iskandar Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan dan gudang penyimpanan bahan baku yang terletak di Jl. Usman Siddik Gg. Makmur Pasar 4 Titi Sewa Medan Tembung untuk mendapatkan data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini. 2. Interview/ Wawancara Interview ini merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek yang akan diteliti.

3 3. Dokumentasi Dokumen yang dibutuhkan berupa bon faktur pembelian, bon tagihan listrik dan lain-lain. 3.5 Metode Analisis Data Metode analisis yaitu metode yang digunakan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu obyek yang akan diteliti. a. Menentukan EOQ (Economic Order Quantity) Economic Order Quantity (EOQ) adalah metode yang digunakan untuk menekan tingkat pemesanan yang meminimasi biaya persediaan keseluruhan, maka biaya yang digunakan hanya total biaya pemesanan dan total biaya penyimpanan. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Ishak A, 2010:178). Q * = 2AAAA h Dimana: Q* = Ukuran pesanan ekonomis A = Biaya Pemesanan per unit per periode D = Biaya permintaan per unit per periode h = Biaya penyimpanan per unit per periode

4 1. Biaya Pemesanan per periode, merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan baku. Biaya pemesanan berubah sesuai dengan kebutuhan frekuensi pemesanan. Biaya pemesanan per tahun dapat dihitung dengan rumus, Biaya Pemesanan(A) = DS Q 2. Biaya penyimpanan per periode, merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyimpanan bahan baku yang dibeli. Besarnya biaya penyimpanan tergantung pada jumlah bahan baku yang dipesan setiap kali pemesanan. Biaya penyimpanan per tahun dapat dihitung dengan rumus, Biaya Penyimpanan (h) = QH 2 3. Jumlah pesanan bahan baku optimal diperoleh saat biaya pemesanan per tahun sama dengan biaya penyimpanan per tahun, yaitu: Biaya Pemesanan (A) = Biaya Penyimpanan DS Q = QQQQ 2 4. Maka jumlah optimum Ayam hidup per pemesanan DS Q =QQQQ 2 2Q 2 = 2DS H D S = Q 2 H Q * = 2DS H

5 Keterangan: Q = Jumlah ayam hidup setiap pemesanan (ekor) Q * = Jumlah optimal ayam hidup per pemesanan (ekor) D = Permintaan ayam hidup tahunan S = Biaya pemesanan ayam hidup tiap kali pesan (ekor) H= Biaya Penyimpanan per unit per tahun b. Menentukan Safety Stock Rumus standar deviasi: SD = (xx x ) NN Keterangan : SD : Standar deviasi X : Pemakaian sesungguhnya x : Perkiraan pemakaian N : Jumlah data Dengan asumsi bahwa perusahaan menggunakan 5% penyimpangan sera mengguankan satu sisi dari kurva normal (nilai dapat dilihat pada tabel standar = 1.65), maka perhitungan safety stock adalah sebagai berikut : SS = SD x 1.65 Keterangan : SS : Safety Stock (persediaan pengaman) SD : Standar Deviasi

6 c. Menentukan EOQ dengan Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point) Titik pemesanan ulang dapat dihitung dengan menjumlahkan kebutuhan bahan baku selama Lead Time ditambah dengan jumlah persediaan pengamanan (safety stock). Jadi, Reorder Point dapat dihitung dengan rumus (Heizer dan Render, 2010:100) ROP = (dl) + SS Dimana: ROP = Reorder Point d = Tingkat Kebutuhan per periode L = Lead Time SS = Safety Stock Analisis Selisih Efisiensi Pemesanan yang Optimal dengan Pemesanan yang dilakukan dengan Kebijakan Usaha Ayam Potong Pak Wagino Analisis ini menggambarkan selisih besarnya biaya dan kuantitas pemesanan bahan baku yang diperoleh menurut kebijakan Usaha Ayam Potong Pak Wagino dengan besarnya biaya dan kuantitas pemesanan yang optimal dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). 3.6 Konsespsi Pengukuran Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Biaya pemesanan bahan baku (Rp/Kg), adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pemesanan bahan baku, antara lain: a. Biaya telepon b. Biaya administrasi dan pembongkaran

7 2. Biaya penyimpanan (Rp), adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyimpanan bahan baku, antara lain: a. Biaya listrik b. Biaya sewa gudang 3. Waktu tunggu dalam satuan hari, adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan baku sampai kedatangan bahan baku yang dipesan diterima digudang persediaan.

8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Sejarah Singkat Usaha Usaha ayam potong Pak Wagino berdiri sejak tahun 2002 dan memiliki perkembangan yang cukup pesat. Awal mula berdirinya usaha ini ketika pemilik berinisiatif untuk keluar dari pekerjaanya dan membuka usaha ayam potong secara mandiri dengan 2 orang anaknya menjadi pekerja untuk membantu kelancaran penjualan dan perkembangan usaha ini. Berbekal kemampuan yang telah ia miliki setelah 5 tahun bekerja pada usaha ayam potong tempat ia bekerja sebelumnya, ia merasa mampu untuk menjalankan usaha ini secara mandiri. Dengan memiliki loyalitas konsumen yang amat kuat dan lumayan banyak sehingga ia kini dapat menjual Kg/hari dengan keuntungan bersih Rp Rp /hari. Berbeda dengan hari-hari besar seperti menjelang Hari Raya Idhul Fitri, ia mampu menerima omset sebesar Rp /hari. Penjualan dengan jumlah sebesar itu dilakukan dengan pemesanan sebelumnya oleh para pelanggan yang dominan adalah penjual bakso. Kini usaha ayam potong Pak Wagino memiliki 12 pekerja dan memiliki sebuah kios serta gudang untuk menampung persediaan ayam hidup yang akan dipotong dan kemudian dijual. Tidak hanya itu ia mengembangkan usahanya dengan membuka usaha penggilingan daging ayam untuk kemudian menjadi bakso. Setiap harinya pemilik berjualan pada pukul hingga pagi dan setiap hari dalam seminggu. Jenis ayam yang dijual oleh Pak Wagino ini adalah jenis ayam Kingkong dengan bobot 4-5 Kg/ekor.

9 4.1.2 Lokasi Penjualan Lokasi usaha sebelumnya terletak di Pasar Gambir Pasar 8 Tembung kemudian pindah di Pasar Nasional Jl. Williem Iskandar Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan. Pemindahan lokasi pasar tersebut diakibatkan karena kurang strategis dan lokasi yang cukup jauh dari pembeli yang sudah menjadi pelanggan setia. 4.2 Pemakaian Ayam Selama ini kebutuhan bahan baku ayam potong Pak Wagino memperoleh bahan baku berupa ayam hidup dari tangan pertama atau peternakan di Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Kebijakan pengadaan bahan baku dilakukan sesuai dengan permintaan pasar. Namun dalam menghadapi kebutuhan pada harihari besar seperti bulan ramadhan, Idhul Fitri, Natal dan Tahun baru yang biasanya terjadi peningkatan yang hingga 25% maka pada saat tersebut harus memiliki pengendalian khusus. Jadi pengansumsian yang dipakai hanya pemakaian pada bulan-bulan normal saja. Tabel 4.1 Data Penjualan Ayam Potong tahun 2016 Bulan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Jumlah Januari Februari Maret April Mei Juni Agustus September Oktober ,637 November ,451 Total Sumber : Pemilik Usaha (Diolah, 2017)

10 Penelitian ini menggunakan data bahan baku berupa ayam hidup pada bulan Januari-Desember 2016 karena pada periode ini terdapat kelengkapan berupa data pembelian dan penjualan sehingga cukup objektif untuk menentukan hasil maupun rekomendasi penelitian ini. Sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel di atas, pemakaian bahan baku pada usaha ini bervariasi setiap waktunya, hal ini disebabkan karena adanya hari-hari besar nasional yang mengakibatkan jumlah permintaan pasar bervariasi, misalnya Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Natal dan sebagainya. 4.3 Pembelian Bahan Baku Usaha ayam potong Pak Wagino memiliki permintaan pasar yang cukup besar dan itu terjadi secara terus-menerus sejak berdirinya usaha ini. Pak Wagino sebagai pemilik menentukan jumlah persediaan akhir dan pengadaan bahan baku di gudang setiap hari. Besarnya pembelian bahan baku ayam hidup bervariasi setiap waktunya, hal ini disebabkan karena jumlah permintaan konsumen yang berbeda-beda setiap harinya dan didukung dengan harga ayam potong itu sendiri yang bervariasi dengan mengalami kenaikan dan penurunan harga yang disesuaikan dengan keadaan pasar. Pembelian bahan baku pada periode Januari- Desember 2016 disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Pembelian Bahan Baku pada Tahun 2016 Bulan Minggu Minggu II Minggu Minggu IV Total I (Kg) (Kg) III (Kg) (Kg) Januari Jumlah 2,884 2,888 2,886 2, Februari Jumlah 2,760 2,768 2,785 2,

11 Total Maret Jumlah 2,897 2,794 2,896 2,798 Total April Jumlah 2,858 2,861 2,783 2,868 Total Mei Jumlah 2,901 2,900 2,977 2,952 Total Juni Jumlah 3,349 3,182 3,227 3,057 Total Agustus Jumlah 3,230 3,048 3,080 2,896 Total September Jumlah 2,999 2,963 2,898 2,970 Total Oktober Jumlah 2,810 2,876 2,864 2,810 Total November Jumlah 2,816 2,844 2,855 2,855 Total Jumlah keseluruhan Total Frekuensi 120 Kali Rata-Rata/bulan 11,663 Rata-Rata/hari 389 Rata-Rata/Pesanan 972 Sumber : Pemilik Usaha (Diolah, 2017)

12 Pemilik usaha melakukan pemesanan bahan baku 12 kali setiap bulannya. Ini diharapkan bahan baku yang dipesan akan tiba pada waktunya yaitu 1 hari setelah pemesanan dilakukan. Kuantitas pemesanan dan tingkat persediaan ratarata berdasarkan kondisi permintaan pasar dan bergantung pada stok awal yang tersedia di gudang. Pembelian paling sedikit terjadi pada bulan Febuari sebesar 11,064 Kg. 4.4 Waktu Tunggu (Lead Time) Pengadaan Bahan Baku Waktu tunggu pengadaan bahan baku adalah waktu yang dibutuhkan sejak bahan baku dipesan sampai dengan bahan baku tersebut sampai pada pemilik usaha. Berdasarkan keterangan dari pemilik usaha, waktu tunggu untuk bahan baku berupa ayam hidup adalah 1 hari. Pada penelitian ini, diasumsikan tidak terjadi hal-hal diluar dugaan sehingga waktu tunggu bahan baku adalah konstan, yaitu 1 hari. 4.5 Biaya Persediaan Bahan Baku Secara umum, total biaya persediaan bahan baku pada usaha Pak Wagino adalah jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. 1. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan merupakan biaya yang akan langsung terkait dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan oleh pemilik usaha. Biaya pemesanan berfluktuasi bukan dari jumlah yang dipesan, melainkan dengan frekuensi pemesanan. Total biaya pemesanan setahun diperoleh dengan mengalikan biaya pemesanan setiap kali pemesanan dengan frekuensi pemesanan selama setahun. Komponen biaya pemesanan bahan baku meliputi biaya telepon dan biaya pembongkaran muatan.pemilik usaha tidak mengeluarkan biaya surat

13 menyurat karena pemesanan hanya dilakukan melalui telepon. Biaya telepon dihitung dari jumlah menit yang digunakan pada saat melakukan panggilan dan pemesanan dengan tarif percakapan telepon per menit. Pesanan via telepon rata-rata menghabiskan waktu 3 menit dengan tarif Rp 1200 per menit. Selanjutnya akan disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Data Komponen Biaya Pemesanan per Pesanan tahun 2016 No. Komponen Biaya Jumlah 1 Biaya Telepon Rp Biaya Administrasi Rp Biaya Pembongkaran Muatan Rp Jumlah Rp Sumber : Pemilik Usaha (Diolah, 2017) Biaya telepon timbul pada saat terjadi pemesanan kepada supplier/peternak. Biaya administrasi timbul ketika ada pencatatan dan pembuatan faktur serta penerimaan bahan baku, sedangkan biaya pembongkaran muatan timbul pada saat bahan baku dibawa dan dipindahkan dari lokasi peternakan ke gudang. Komponen biaya pemesanan terbesar adalah biaya bongkar muat, yaitu Rp sekali bongkar muat sehingga dalam hitungannya untuk pemakaian setahun sebesar Rp /tahun. Sedangkan komponen biaya pemesanan terkecil adalah biaya administrasi, yaitu Rp 250/pesanan maka Rp /tahun dan total biaya pemesanan pada tahun 2016 adalah sebesar Rp

14 2. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh pemilik usaha sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan dalam gudang. Komponen biaya penyimpanan terdiri dari biaya listrik dan biaya sewa gudang. Fasilitas listrik sebagai penerangan yang dinyalakan 12 jam sehari. Gudang menggunakan penerangan dari listrik sebesar 17 watt. Perhitungan biaya penyimpanan bahan baku akan dijelaskan secara rinci pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Data Komponen Biaya Penyimpanan Bahan Baku Pada Tahun 2016 No Komponen Biaya Jumlah Biaya/tahun 1 Biaya Listrik Rp Biaya Sewa Gudang Rp Biaya tenaga kerja Rp Biaya Pakan Rp Jumlah Rp Sumber : Pemilik Usaha (Diolah, 2017) 4.6 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Aktual Perusahaan Usaha Ayam Potong Pak Wagino memiliki permintaan konsumen yang cukup besar sehingga penjualan terjadi terus menerus secara kontinu. Pemilik usaha menentukan jumlah persediaan akhir dan keadaan bahan baku di gudang setiap hari. Pencatatan terhadap bahan baku yang masuk setelah pemesanan disimpan dalam bentuk bon faktur pembelian. Penentuan kebutuhan bahan baku disesuaikan didasarkan pada permintaan konsumen setiap hari yang berbeda-beda dan pengalaman pada waktu lalu. Walaupun demikian. Teknik yang digunakan pemilik masih bersifat manual, yaitu dengan menerka-nerka tanpa acuan perhitungan yang akurat.

15 Tabel 4.5 Data Kuantitas Pemesanan dan Tingkat Persediaan Rata-rata Usaha Bulan Min ggu Pers. Awal (Kg) Pembelian (Kg) Total Pers. Awal (Kg) Pemakaia n (Kg) Total Pers. Akhir Pers. Rata-rata Januari I 29 2, , II 43 2, , ,5 III 66 2, , ,5 IV 89 2, , ,5 Februari I 67 2, , II 63 2, , III 61 2, , ,5 IV 71 2, , ,5 Maret I 53 2, , ,5 II 111 2, , III 61 2, , ,5 IV 92 2, , ,5 April I 61 2, , II 69 2, , III 86 2, , ,5 IV 32 2, , ,5 Mei I 61 2, , II 30 2, , III 2 2, , IV 45 2, , Juni I 61 3, , ,5 II 205 3, , III 197 3, , ,5 IV 219 3, , Agustus I 76 3, , II 206 3, , ,5 III 229 3, , IV 289 2, , September I 85 2, , II 108 2, , III 101 2, , ,5 IV 66 2, , ,5 Oktober I 95 2, , II 77 2, , ,5 III 116 2, , ,5 IV 133 2, , ,5 November I 106 2, , II 92 2, , ,,5 III 115 2, , ,5 IV 109 2, , ,5 Total 3, ,642 3, Rata-Rata 96, , , Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017)

16 Tingkat persediaan rata-rata pada tahun 2016 sebesar 1518 Kg. Tingkat persediaan rata-rata tersebut merupakan hasil rata-rata dari penjumlahan total persediaan awal dengan total persediaan akhir kemudian dibagi dua. Data-data di atas cukup untuk menentukan besar total biaya persediaan bahan baku aktual usaha tersebut. Total biaya persediaan bahan baku per tahun adalah total biaya pemesanan ditambah total biaya penyimpanan per tahunnya. Biaya pemesanan diperoleh dari banyaknya pesanan dikali biaya setiap kali pesan. Biaya penyimpanan diperoleh dengan mengalikan biaya penyimpanan per tahun dengan tingkat persediaan bahan baku rata-rata per tahun yang disimpan. Jumlah persediaan yang disimpan di gudang merupakan jumlah persediaan rata-rata. Perhitungan total biaya persediaan berdasarkan kondisi aktual usaha selama tahun 2016 diuraikan pada Lampiran 1 dan jumlah total biaya persediaan disajikan secara rinci pada tabel 4.6 dan 4.7. Tabel 4.6 Komponen Total Biaya Persediaan Tahun Frekuensi pesanan aktual Biaya Pemesanan/tahun (Rp/Tahun) Biaya penyimpanan (Rp/Tahun) Biaya Total Persediaan (Rp/Tahun) kali Rp Rp Rp Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017) Berdasarkan tabel 4.6 biaya total persediaan bahan baku sebesar Rp Besarnya total biaya persediaan bahan baku tersebut dikarenakan frekuensi pemesanan yang terlalu sering dan biaya penyimpanan yang cukup besar.

17 4.7 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantiy (EOQ) Salah satu upaya untuk mengefesiensikan biaya persediaan bahan baku adalah dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Penggunaan metode EOQ ini untuk mengetahui berapa besar kuantitas yang harus dipesan dan berapa kali harus melakukan pemesanan agar biaya persediaan bahan baku optimum. Hal ini dapat dilakukan karena terpenuhinya karakteristik, asumsi kondisi serta kebutuhan dalam menjalankan usaha ayam potong ini. Pemilik memilki data pembelian dan permintaan yang diketahui tetap dan bebas. Selain itu lead time konstan, penerimaan persediaan lengkap, tidak ada diskon, biaya variabel yang ada hanyalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, serta kosongnya persediaan dapat dicegah sepenuhnya jika pesanan dilakukan pada waktu yang tepat. Perhitungan kuantitas pemesanan optimal bahan baku ayam potong yang optimal tahun 2016 dihitung secara rinci pada lampiran 3 dan disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Perhitungan Kuantitas Optimal Bahan Baku Tahun 2016 Bahan Baku Pemakaian (D) Biaya Pemesanan/pesanan (Rp) (S) Biaya Penyimpanan/Kg/Thn (Rp) (H) EOQ (Q*) Ayam Hidup 116, Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017) Berdasarkan hasil perhitungan EOQ pada tabel 4.7, bahwa kuantitas pemesanan optimal pada tahun 2016 adalah sebanyak 1264 Kg setiap kali

18 pesanan. Setelah mengetahui jumlah kuantitas optimal untuk setiap kali pemesanan maka selanjutnya dapat menghitung frekuensi pemesanan bahan baku. Frekuensi pemesanan bahan dihitung secara rinci pada lampiran 3 dan disajikan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Perhitungan Frekuensi Pemesanan Optimal Bahan Baku Tahun 2016 Bahan baku Permakaian (D) EOQ (Q*) Frekuensi (Kali) Ayam Hidup kali Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017) Frekuensi pemesanan bahan baku yang optimal berdasarkan metode EOQ adalah sebanyak sembilan puluh dua kali. Semakin kecil frekuensi pemesanan, semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan pemilik untuk biaya pemesanan, tetapi biaya penyimpanan akan semakin besar. Namun, biaya pemesanan saja tidak cukup untuk dapat membandingkan dua metode persediaan yang paling efisien. Hal ini disebabkan karena masih ada satu komponen biaya lagi yang memengaruhi total biaya persediaan secara keseluruhan, yaitu biaya penyimpanan yang mana dipengaruhi oleh jumlah rata-rata persediaan di gudang. Total biaya persediaan merupakan jumlah dari total biaya pemesanan dan total biaya penyimpanan. Perhitungan biaya persediaan bahan baku berdasarkan metode EOQ tahun 2016 secara terinci terdapat pada lampiran 3, sedangkan total biaya persediaan disajikan pada tabel 4.9.

19 Tabel 4.9 Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode EOQ Tahun 2016 Bahan Baku Biaya Pemesanan (Rp/Tahun) Biaya Penyimpanan (Rp/Tahun) Total Biaya Persediaan (Rp/Tahun) Ayam Hidup Sumber : Diolah oleh Peneliti (2017) 4.8 Menentukan Safety Stock(Persediaan Pengaman) Safety Stock merupakan persediaan tambahan yang diadakan untuk menjaga kelangsungan penjualan dari kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku. Penentuan kuantitas persediaan pengaman dapat dihasilkan dengan cara mengalikan antara standar deviasi dengan standar penyimpangan sebesar Perhitungan safety stock pada tahun 2016 dijelaskan secara rinci pada lampiran 4, sedangkan intisarinya disajikan pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Jumlah Safety Stock Pada Tahun 2016 (per Kg) Tahun Standar Deviasi Standar Penyimpangan Safety Stock Kg Kg Sumber : Diolah Oleh Peneliti (2017) Jadi persediaan bahan baku yang harus disediakan pemilik usaha pada tahun 2016 selama lead time atau sebagai persediaan pengaman adalah sebesar Kg atau dibulatkan menjadi 24 Kg. 4.9 Menentukan Re Order Point (ROP) Re Order Point merupakan batas dari jumlah persediaan yang ada di gudang saat pesanan harus diadakan kembali. Hal ini bertujuan agar pemilik usaha dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pesanan. ROP dapat

20 dihitung dengan menjumlahkan kebutuhan bahan baku selama Lead Time ditambah dengan jumlah persediaan pengaman (Safety Stock). Waktu tunggu yang muncul akibat menunggu tibanya bahan baku di gudang adalah selama 1 hari. ROP pada tahun 2016 akan disajikan pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Re Order Point Pada Tahun 2016 Tahun Waktu Tunggu (Hari) Rata-rata pemakaian/hari/kg dl SS ROP (dl+ss) Sumber : Diolah Oleh Peneliti (2017) Sesuai data di atas, maka penilik harus melakukan pesanan kembali pada saat persediaan yang ada di gudang sebesar Kg. Hal ini berarti bahwa pada saat persediaan bahan baku benar-benar habis, pesanan bahan baku yang telah dipesan 1 hari sebelumnya telah tiba di gudang. Pada saat inilah persediaan dengan bahan yang tadinya telah habis akan segera terisi lagi dengan bahan baku yang telah diterima sesuai dengan jumlah pesanan hingga jumlah kuantitas persediaan optimal terpenuhi kembali. Hal ini berarti, kelancaran dalam penjualan ayam potong tidak perlu terhenti karena kehabisan bahan baku Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku Metode yang telah dilakukan oleh pemilik usaha dapat dibandingkan dengan menggunakan metode EOQ. Dengan mengetahui hasil perbandingan, maka pemilik akan mengetahui metode mana yang akan menghasilkan biaya yang paling minimum, yang berarti merupakan metode persediaan yang lebih efektif bagi pemilik usaha yang bila diterapkanakan menghasilkan keuntungan yang terbesar. Perbandingan tersebut disajikan pada tabel 4.12

21 Tabel 4.12 Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku Tahun 2016 Uraian Aktual EOQ Penghematan 1.Biaya Pemesanan Rp Rp Rp Biaya Penyimpanan Rp Rp Rp Total Biaya Persediaan Rp Rp Rp Sumber : Diolah Oleh Peneliti Data di atas menunjukkan bahwa pemilik usaha dapat menghemat biaya sebesar Rp per tahun secara keseluruhan, dimana menggunakan metode EOQ biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari biaya persediaan yang dikeluarkan oleh pemilik usaha selama ini.

22 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan hasil perhitungan yang telah diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kuantitas pembelian bahan baku yang optimal pada Usaha Ayam Potong Pak Wagino adalah sebesar 1264 Kg pada tahun Dari hasil penelitian diketahui bahwa total biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan oleh pemilik Usaha Ayam Potong Pak Wagino jika menerapkan metode EOQ adalah sebesar Rp Rp pada tahun Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang dibutuhkan oleh Usaha Ayam Potong Pak Wagino adalah sebesar 24 Kg pada tahun Dari hasil penelitian diketahui bahwa Pemilik Usaha harus melakukan pemesanan kembali pada tingkat persediaan sebesar 413 Kg pada tahun 2016.

23 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di atas, maka penulis mengajukan saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam kebijakan persediaan bahan baku, antara lain : 1. Pemilik usaha hendaknya mempertimbangkan penggunaan metode EOQ dalam kebijakan persediaan bahan baku karena dengan menggunakan metode EOQ pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang lebih kecil dibandingkan kebijakan pemilik yang selama ini dilakukan. 2. Pemilik usaha perlu mengadakan persediaan pengaman (safety stock) untuk mencegah kekurangan bahan baku pada saat proses penjualan langsung kepada konsumen dan menentukan waktu ataupun jadwal yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali bahan baku guna menjamin kelancaran usaha. 3. Pemilik usaha juga harus memperhatikan dua komponen biaya, yaitu biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Dua komponen biaya ini menjadi acuan utama pemilik usaha dalam menentukan kebijakan persediaan bahan baku. 4. Pemilik usaha perlu melakukan perluasan gudang penyimpanan agar dapat menampung kuantitas yang optimum dan mencegah ayam agar tidak mudah stress dan terserang penyakit.

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Trisinar Indopratama yang beralamat: Office : Wisma Technoplast Jalan Kebon Jeruk Raya No. 1A 1B 1C Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan PT.Subur Mitra Grafistama merupakan salah satu perusahaan percetakan yang berada di Jakarta yang telah ada sejak tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA Khoirun Nissa, M. Tirtana Siregar. (2017). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Kemeja Poloshirt Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) di PT Bina Busana Internusa. International

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Deskriptif analitis yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini bisnis di Indonesia berkembang dengan pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA Oleh: DWI PRASTYO 13.1.01.04.0080 Dibimbing oleh : 1. Dr. M.Anas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif yaitu suatu bentuk penelitian secara sistematis mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA Perencanaan pengadaan persediaan tuna tahun 2010 didasarkan kepada proyeksi permintaan hasil ramalan metode peramalan time series terbaik yaitu dekomposisi aditif.

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi Modul ke: 12 MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Manajemen persediaan Kriteria persediaan o Persediaan pada perusahaan dagang Persediaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian ini adalah CV. Tani Jaya Perkasa yang beralamat di Dusun Gebangan RT 02 RW 02 Kelurahan Putat, Kecamatan Purwodadi, Kaubapten

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan fashion dalam berbusana di kalangan masyarakat tak terelakkan lagi, salah satunya busana muslim. Busana muslim merupakan salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 151 160. ANALISIS PERSEDIAAN DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK DI PT. PEMBANGKIT LISTRIK X Anri Aruan, Rosman Siregar, Henry Rani Sitepu

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah CV. Vannisa CV. Vannisa merupakan salah satu perusahaan industri di bidang makanan yang berada di Kota Bandung. Produksi utamanya adalah

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan memecahkan masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ini dilakukan di PT.CHEETHAM GARAM INDONESIA yang berlokasi di Jl. Australia I Kav.1.3 No. 01, Kawasan Industri KIEC, Kotasari- Grogol, Cilegon, Banten

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi MANAJEMEN PERSEDIAAN a. Pengertian Persediaan Perusahaan yang melakukan usahanya dalam bidang pengolahan, komponen perusahaan merupakan komponen pokok yang harus mendapatkan perhatian secara penuh. Perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM : ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG KATUN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA KERAJINAN TENUN IKAT MEDALI MAS BANDAR KIDUL KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali IDA BAGUS MANIK BRAHMANDHIKA, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Tas 600D dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Guna Meminimumkan Biaya di CV. Kane 197 The Controlling Analysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran langkah-langkah secara sistematis yang dilakukan peneliti dari awal hingga akhir penelitian, sehingga pelaksanaan penelitian menjadi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan 36 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan dasar berupa kertas berjenis PDAC dengan ukuran kertas A3 260 GSM pada

Lebih terperinci

menghitung EOQ Menghitung EOQ

menghitung EOQ Menghitung EOQ menghitung EOQ Menghitung EOQ Menghitung EOQ secara Matematis TAC : Total biaya persediaan tahunan (Total Annual Inventory Cost) TOC : Total biaya pesan (Total ordering cost) TCC : Total biaya simpan (total

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam situasi perekonomian yang masih dilanda krisis ekonomi seperti di Indonesia ini, maka setiap perusahaan harus dapat menentukan strategi operasi perusahaannya

Lebih terperinci

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN

BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAB V PENGELOLAAN PERSEDIAAN A. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal

Lebih terperinci

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA HOME INDUSTRI PRODUKSI KERUPUK BAPAK SURYANTO KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,

Lebih terperinci

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia PENGENDALIAN PENGOLAHAN BIJI KOPI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDERQUANTITY(EOQ) PADA PABRIK KOPERASI BAITUL QIRADH (KBQ) BABURRAYYAN TAKENGON ACEH TENGAH Syukriah, Putri Narisa Lia Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Obyek penelitian ini adalah UKM yang bergerak di sektor kuliner yaitu kafe

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada

BAB IV PENUTUP. bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada BAB IV PENUTUP Bagian bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada manajemen persediaannya. Kesimpulan dan saran ini

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN ASAM SEMUT DI PT INDUSTRI KARET. (Analysis Of Inter-Avoid Supply Control In PT Industry Rubber) ABSTRACT

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN ASAM SEMUT DI PT INDUSTRI KARET. (Analysis Of Inter-Avoid Supply Control In PT Industry Rubber) ABSTRACT ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN ASAM SEMUT DI PT INDUSTRI KARET (Analysis Of Inter-Avoid Supply Control In PT Industry Rubber) Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Lampung, Jl Soekarno-Hatta No.10 Rajabasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan PT Trisinar Indopratama merupakan perusahaan yang memproduksi peralatan makan dan minum berbahan plastik dengan merek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

bagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau

bagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 tidak termasuk tanah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied Reseach atau penelitian terapan yang mempunyai alasan praktis, keinginan

Lebih terperinci

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 469 482. PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: PT. XYZ) HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM,

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN VOLUME GUDANG DI PT. SIM BEKASI. Basuki. Abstrak

PENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN VOLUME GUDANG DI PT. SIM BEKASI. Basuki. Abstrak PENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN VOLUME GUDANG DI PT. SIM BEKASI Basuki Abstrak PT. SIM merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kendaraan dengan cara merakit berbagai macam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) (Studi Kasus Di Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi Kabupaten Kediri) Bahan baku menjadi hal yang harus dijaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian saat ini telah berkembang dengan pesat seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih, sehingga persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan 35 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitin Penelitian ini akan menganalis mengenai sistem persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan kegiatan yang mempengaruhi jumlah persediaan, maka pengendalian jumlah persediaan harus diperhatikan. Jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011 Halaman 303-316 ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Studi Kasus

Lebih terperinci

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya PELAKSANAAN PENGAWASAN BAHAN BAKU LANGSUNG, KAYU SENGON KUALITAS A DAN KAYU SENGON KUALITAS B SEBAGAI UPAYA EFISIENSI BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU (Studi Pada Ud. Serba Guna Pare-Kediri) Yehezkiel Alianto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kursi Lipat dengan Menggunakan Metode Economic Order (Eoq) pada PT. Chitose Tbk Cimahi

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kursi Lipat dengan Menggunakan Metode Economic Order (Eoq) pada PT. Chitose Tbk Cimahi Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kursi Lipat dengan Menggunakan Metode Economic Order (Eoq) pada PT. Chitose Tbk Cimahi 1 Lani Nurkhayati, 2 Tasya Aspiranti,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

ORDER QUAANTITY (EOQ).

ORDER QUAANTITY (EOQ). JIMT Vol. 13 No. 2 Desember 2016 (Hal 25-34) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X ANALISIS DAN OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK PADA PT. KUTILANG PAKSI MAS DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan olahraga sepeda belakangan ini mulai berkembang kembali dikarenakan sepeda menjadi alat transportasi alternatif selain mobil dan motor yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siska dan Syafitri (2014) mengemukakan bahwa pengendalian persediaan barang merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan, di mana sejumlah barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan, dalam proses produksi perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL Fahmi Sulaiman 1 * & Nanda 1 1 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7322634 Fax: 061-7322649

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU MIRANTI DENGAN METODE EOQ PADA UD. MAJU JAYA. : Siti Fariza Gita :

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU MIRANTI DENGAN METODE EOQ PADA UD. MAJU JAYA. : Siti Fariza Gita : ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU MIRANTI DENGAN METODE EOQ PADA UD. MAJU JAYA Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Siti Fariza Gita : 28213537 : Akuntansi : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI.

Lebih terperinci

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pengumpulan Data Untuk EOQ Dalam melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan di PT. Primatama Konstruksi departemen PPIC

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional. Metode EOQ

Manajemen Operasional. Metode EOQ Manajemen Operasional Metode EOQ ECONOMIC ORDER QUANTITY METODE EOQ Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan dalam menganalisis inventory adalah dengan model EOQ (Economic Order Quantity).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan proses pencapaian tujuan perusahaan yakni untuk memperoleh untung (profit) yang besar dengan biaya yang sedikit, perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pasar Ikan Higienis Pejompongan Jakarta Pusat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 hingga Mei 2013. 3.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan berlangsung selama enam bulan yang dimulai pada bulan September 2015 sampai dengan bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk bisa mempertanggungjawabkan kebenaran dari suatu penelitian, terlebih dahulu harus menemukan metode penelitian yang tepat, agar bisa diperoleh data

Lebih terperinci