BAB 1 PENDAHULUAN. sangat tergantung terhadap bahan bakar tersebut. Energi fosil adalah energi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

Otonomi Energi. Tantangan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Upaya Penghematan Konsumsi BBM Sektor Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang semakin meningkat sehingga diperlukan energy alternatif untuk energi

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

Tugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR GAS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, meningkatnya kegiatan Industri dan jumlah penduduknya, maka

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG

BAB I 1 PENDAHULUAN. listrik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kelayakan..., Arde NugrohoKristianto, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. nasional relatif masih tinggi. Kontribusi energi fosil terhadap kebutuhan energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

50001, BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan Potensi Geotermal Sebagai Bentuk Ketahanan Energi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

1 UNIVERSITAS INDONESIA Rancangan strategi..., R. Agung Wijono, FT UI, 2010.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Insentif fiskal dan Instrument Pembiayaan untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengembangan Listrik Perdesaan

BABI PENDAHULUAN. Seiring perkembangan sektor-sektor perekonomian dan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

Optimalisasi Pemanfaatan Biodiesel untuk Sektor Transportasi- OEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. utama. Perkembangan teknologi dengan tujuan memudahkan semua aktifitas dan

Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca Tahun

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH TEMPERATUR LINGKUNGAN TERHADAP EFISIENSI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, sumber energi yang paling banyak digunakan di dunia adalah energi fosil yang berupa bahan bakar minyak. Indonesia sendiri saat ini masih sangat tergantung terhadap bahan bakar tersebut. Energi fosil adalah energi yang tak terbarukan dan akan habis pada beberapa tahun yang akan datang. Selain karena akan habis, energi fosil juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Emisi gas rumah kaca dari pembakaran energi fosil berdampak pada pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim. Karena itulah energi pengganti fosil sangat diperlukan untuk kebutuhan energi di masa yang akan datang. Menurut data dari BPPT (Outlook Energi Indonesia 2014) pada tahun 2012, pangsa terbesar penggunaan energi adalah sektor industri (34,8%) diikuti oleh sektor rumah tangga (30,7%), transportasi (28,8%), komersial (3,3%), dan lainnya (2,4%). Selama kurun waktu 2000 2012, sektor transportasi mengalami pertumbuhan tersbesar yang mencapai 6,92% per tahun, diikuti oleh sektor komersial (4,58%) dan sektor industri (2,51%). Tingginya laju pertumbuhan konsumsi energi final di sektor transportasi disebabkan pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor dari kurun waktu 2000 2012 yang mencapai sekitar 14,3% per tahun. 1

Gambar 1. 1 Konsumsi Energi Final per Sektor Sumber : BPPT Outlook Energi Indonesia 2014 Konsumsi energi final menurut jenis selama tahun 2000-2012 masih didominasi oleh BBM (avtur, avgas, bensin, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan minyak bakar). Selama kurun waktu tersebut, total konsumsi BBM meningkat dari 315 juta SBM pada tahun 2000 menjadi 398 juta SBM pada tahun 2012 atau meningkat rata-rata 1,9% per tahun. Pada tahun 2000, konsumsi minyak solar termasuk minyak diesel mempunyai pangsa terbesar (42%) disusul minyak tanah (23%), bensin (23%), minyak bakar (10%) dan avtur (2%). Selanjutnya pada tahun 2012, urutannya menjadi bensin (50%), minyak solar (37%), avtur (7%), minyak tanah (4%), dan minyak bakar (2%). Perubahan pola konsumsi BBM tersebut disebabkan oleh tingginya laju konsumsi bensin kendaraan pribadi, tingginya laju konsumsi avtur/avgas oleh pesawat udara, terjadinya diversifikasi energi di sektor industri, dan adanya program subsitusi minyak tanah dengan LPG di sektor rumah tangga. 2

Besarnya konsumsi energi fosil di Indonesia, tentu menjadi perhatian bagi pemerintah dan menjadi kekhawatiran bagi masyarakat Indonesia. Negara ini bukanlah negara yang kaya minyak. Pemakaiannya yang mengambil porsi terbesar sebagai sumber energi, menjadikan cadangan minyak di Indonesia terus menipis sehingga membuat pemerintah harus mengimpor migas untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat. Dibandingkan dengan minyak, sebenarnya Indonesia memiliki cadangan sumber daya lain yang lebih besar sebagai sumber energi, seperti batu bara, gas, panas bumi (geothermal), air, dan angin. Diantara sumber energi tersebut, panas bumi (geothermal) merupakan sumber energi yang sangat potensial dan merupakan sumber energi yang dapat diperbarui. Panas bumi (geothermal) merupakan sumber energi panas yang terkandung di dalam bumi, di dalam uap air, dan batuan dalam sistem panas bumi. Sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi ini berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang dikandung panas bumi yang tersimpan di dalam kerak bumi. Sumber panasnya adalah kompor alami yang berasal dari magma. Panas bumi akan menjadi energi andalan Indonesia di masa yang akan datang, dimana panas bumi memiliki keunggulan yaitu energi yang ramah lingkungan dan terbarukan. Berdasarkan data ESDM (2013) di dalam laporan Outlook Energi Indonesia 2014, cadangan panas bumi Indonesia 16.484 MW dari potensi sekitar 28.617 MW. Kapasitas yang sudah terpasang pembangkit panas bumi (hingga September 2013) sebesar 1.242 MW. Panas bumi (geothermal) merupakan sumber energi yang 3

mempunyai potensi cukup besar. Pemerintah Indonesia berencana untuk memanfaatkan sumber energi besar tersebut sebagai energi alternatif untuk menggantikan energi fosil serta memenuhi permintaan tenaga listrik yang tumbuh dalam waktu 20 tahun yang akan datang. Pasokan panas bumi diprakirakan akan meningkat dengan pertumbuhan paling tinggi yaitu sekitar 33% per tahun selama periode 2015-2019 atau meningkat lebih dari tiga kali lipat. Gambar 1. 2 Proyeksi Penyediaan Energi Sumber : BPPT Outlook Energi Indonesia 2014 Di dalam laporan Ketahanan Energi Indonesia (2014), dijelaskan bahwa Indonesia terletak di sabuk gunung berapi (ring of fire) dan diperkirakan memiliki adangan panas bumi sekitar 29 GW. Sumber daya negara panas bumi memiliki keunggulan, yaitu terletak di dekat daerah permintaan. Sebagian besar potensi panas bumi ditemukan di Sumatra (13.800 MW), Jawa dan Bali (9.250 MW) dan Sulawesi (2.000 MW) dengan cadangan potensial sebesar 12.200 MW dan cadangan terbukti sebesar 2.000 MW yang tersebar di 125 lokasi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 964 MW diantaranya berlokasi di Jawa dan Bali dan telah dikembangkan. 4

Di tengah krisis energi yang dialami oleh Indonesia, PT Geo Dipa Energi berusaha untuk menghasilkan sumber energi terbarukan berupa panas bumi (geothermal). Geo Dipa merupakan perusahaan pengelola tenaga panas bumi yang diubah menjadi sumber tenaga listrik. Cakupan kegiatannya mulai dari tahap eksplorasi, eksploitasi lahan penghasil panas bumi, pembangunan fasilitas pembangkit listrik panas bumi alias power plant, hingga menyalurkan energi listrik ke sistem jaringan transmisi listrik interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Geo Dipa Energi didirikan pada tanggal 5 Juli 2002 dimana pada awalnya merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero). Pertamina menguasai 66,67% saham atau senilai dengan Rp 443 miliar, sementara PLN menguasai 33,33% saham atau senilai Rp 218 miliar. Pada Februari 2011, komposisi pemegang saham Perseroan telah diubah, di mana saham PT Pertamina diambil alih langsung oleh Pemerintah Indonesia. Sebagai konsekuensi dari tindakan tersebut, pada Desember 2011, Geo Dipa Energi telah mengubah dirinya menjadi BUMN yang baru. Setelah perusahaan berubah menjadi BUMN, di tahun 2015 pemerintah memberikan modal sebesar Rp 2 triliun dengan pertimbangan untuk memperbaiki struktur permodalan. Penambahan modal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2015. Penambahan penyertaan modal negara itu berasal dari pengalihan Barang Milik Negara yang telah dituangkan Geo Dipa Energi berupa tanah, pembangkit tenaga listrik, sumur panas bumi dan fasilitas penunjangnya di lapangan panas bumi Dieng, serta berupa tanah, sumur panas bumi, dan fasilitas 5

penunjangnya di lapangan panas bumi Patuha. Walaupun pada akhirnya, penambahan modal yang disetujui oleh Dewan Perkawilan Rakyat hanya sebesar Rp 600 miliar. Saat ini, perusahaan telah memiliki 2 unit PLTP yang terletak di daerah Patuha (55 MW) dan di daerah Dieng (60 MW). Ke depannya, perusahaan akan menambah PLTP menjadi 3 unit di masing-masing daerah dengan kapasitas sebesar 55 MW. DIENG PATUHA PLTP Unit 1 (60 MW) PLTP Unit 1 (55 MW) PLTP Unit 2 (55 MW) PLTP Unit 2 (55 MW) PLTP Unit 3 (55 MW) PLTP Unit 3 (55 MW) Gambar 1. 3 Rencana Pembangunan PLTP Sumber : Paparan Geo Dipa kepada BPK RI (2014) Sebagai BUMN, perusahaan dituntut untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh pemerintah, dimana pada tahun 2019 diharapkan total kapasitas yang terpasang untuk PLTP yang dikelola oleh Geo Dipa menjadi 335 MW. Banyaknya lokasi potensi panas bumi yang tersebar di Indonesia, hal ini menjadi 6

peluang bagi perusahaan untuk menghasilkan panas bumi serta mengembangkan lebih banyak lagi PLTP dengan kapasitas yang besar. Maka dari itu, untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh pemerintah dan memaksimalkan peluang yang ada, maka perusahaan memerlukan strategi bisnis yang tepat agar keduanya dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Thomson et al. (2014) mendefinisikan bahwa strategi suatu perusahaan adalah penerjemahan rencana tindakan dari manajemen untuk menggerakkan bisnis serta melaksanakan operasi dan bagaimana kinerja akan ditingkatkan. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Menciptakan suatu strategi berarti menerangkan suatu komitmen para manajer untuk menemukan sekumpulan aksi-aksi utama dalam menumbuhkan bisnis, menarik dan memuaskan pelanggan, berhasil dalam persaingan, melaksanakan operasional dan memperbaiki posisi keuangan perusahaan. Namun selain menciptakan suatu strategi, tentunya harus didukung dengan kemampuan menggunakan dan mengubah sumber daya serta kegiatan-kegiatan strategis yang dikenal dengan kapabilitas dinamik (dynamic capabilities). Menurut Teece (2011), kemampuan dinamis memainkan peran penting dalam pembaruan organisasi terutama di lingkungan yang sangat dinamis saat ini. Kapabilitas dinamik adalah kemampuan organisasi untuk memperbarui kompentensi-kompetensinya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan 7

lingkungannya. Oleh karena itu, kapabilitas dinamik menjadi pendekatan yang paling sesuai dengan lingkungan persaingan yang semakin dinamis sekarang ini. Sebagai bahan penelitian pada tesis ini, penulis akan membahas mengenai strategi yang diterapkan oleh PT Geo Dipa Energi yang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang tentunya menerapkan strategi dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini dilakukan karena kebutuhan PT Geo Dipa Energi untuk melihat apakah strategi yang dijalankan hingga saat ini masih relevan dengan perubahanperubahan yang terjadi. Di samping itu, perusahaan memiliki target yang harus dipenuhi dalam 3 tahun ke depan untuk memaksimalkan kapastias PLTP menjadi 335 MW di tengah keterbatasan dana yang disetujui oleh pemerintah. Maka diperlukan strategi bisnis yang tepat agar tujuan tersebut dapat tercapai. Disisi lain, analisa strategi inipun dilakukan untuk turut menanggapi perubahan dinamika bisnis dalam industri pemanfaatan energi di Indonesia. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis mencoba untuk memilih topik Analisis Strategi Bisnis PT Geo Dipa Energi (Persero) Sebagai Perusahaan Pengelola Tenaga Panas Bumi. Ketika perusahaan menerapkan suatu strategi, tentunya perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Keadaan tersebut menarik untuk diteliti, yaitu sejauh mana manajemen perusahaan melakukan perubahan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta meneliti kebijakan strategi yang tepat untuk kondisi internal perusahaan. 8

1.2 Rumusan Masalah Globalisasi dan krisis energi telah menciptakan lingkungan bisnis baru yang membuat perusahaan untuk mengubah paradigmanya dalam merumuskan strategi bisnis. PT Geo Dipa Energi sebagai perusahaan pengelola tenaga panas bumi harus merumuskan strateginya yang tepat untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis tersebut. Tantangan yang dihadapi perusahaan tentunya akan semakin berat pada tahun yang akan datang, untuk memperkuat posisinya dalam menghadapi tantangan ini, PT Geo Dipa Energi berusaha untuk meningkatkan kapasitas PLTP sehingga dapat menjadi perusahaan penghasil panas bumi terbesar di Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adanya ketergantungan terhadap energi fosil terutama minyak sebagai bahan bakar pembangkit listrik namun nyatanya Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di dalam energi panas bumi serta PT Geo Dipa Energi ditargetkan untuk menyelesaikan pembangunan PLTP pada tahun 2019 dengan total kapasitas 335 MW. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah yang telah dibahas tersebut, maka pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kompetisi yang terjadi di dalam industri panas bumi di Indonesia? 9

2. Bagaimana kapabilitas dinamik yang dimiliki oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan di industri panas bumi? 3. Bagaimana pengembangan organisasi yang telah dilakukan perusahaan dalam menghadapi persaingan di industri panas bumi? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui persaingan bisnis industri panas bumi di Indonesia. 2. Menganalisis kapabilitas dinamik perusahaan dalam menghadapi persaingan di industri panas bumi. 3. Menganalisis pengembangan organisasi yang telah dilakukan dalam menghadapi persaingan di industri panas bumi. 1.5 Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi praktisi dan pelaku bisnis yaitu dengan memberikan masukan bagi manajemen PT Geo Dipa Energi sebagai bahan kajian maupun sebagai bahan pertimbangan manajerial di masa depan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan secara langsung maupun tidak langsung seperti para stakeholder, kreditor, investor, dan masyarakat lainnya. 10

1.6 Batasan Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka dalam hal ini penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut : 1. Industri yang diikuti oleh objek penelitian dan seberapa kompetitif perusahaan berada dalam industri tersebut. 2. Penelitian lebih difokuskan kepada strategi perusahaan dalam menghadapi situasi dan kondisi dunia bisnis saat ini dan masa yang akan datang, dengan demikian pada pembahasan selanjutnya tidak membahas secara detail halhal yang berkaitan dengan persoalan keuangan seperti kekayaan perusahaan, likuiditas, keuntungan dan kerugian, dan lain-lainnya. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut : BAB 1 Pendahuluan, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penelitian BAB 2 Landasan Teori, berisi mengenai teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian serta penulisan tesis ini. 11

BAB 3 Metode Penelitian dan Profil Perusahaan, pada bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan dalam tesis ini serta profil dan gambaran perusahaan yang menjadi objek penelitian. BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian berupa hasil wawancara serta analisis mulai dari visi misi perusahaan, analisis lingkungan eksternal, dan lingkungan internal perusahaan, serta kapabilitas dinamik perusahaan. BAB 5 Kesimpulan dan Saran, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan serta saran atas permasalahan yang ada. 12