37 Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif meliputi pengumpulan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA ISOLASI STEROID/TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETANOL PUCUK LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAHAN SKRIPSI KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN ISOLASI SENYAWA SAPONIN DARI BIJI TUMBUHAN GAMBAS (Luffa acutangula Roxb. L.)

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

Transkripsi:

Wiryowidagdo, S. (2008). Kimia dan Farmakologi Bahan Alam. Edisi II. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC. Lampiran 1. Hasil identifikasi landak laut Diadema setosum 37

Lampiran 2. Gambar bagan penelitian Landak laut Diadema setosum Simplisia dibelah dan dipisahkan dari organ dalam dicuci disortir ditiriskan lalu ditimbang dikeringkan Dihaluskan Serbuk simplisia landak laut Diadema setosum dikarakterisasi diskrining golongan senyawa kimia diekstraksi secara perkolasi menggunakan pelarut n-heksana Ekstrak n-heksana Isolat diisolasi secara kromatografi preparatif dengan fase gerak landaian serta di KLT KLT 2 arah diidentifikasi secara spektrofotometri UV dan IR Spektrum 38

Lampiran 3. Gambar landak laut Diadema setosum segar 39

Lampiran 4. Gambar simplisia landak laut Diadema setosum 40

Lampiran 5. Gambar serbuk simplisia landak laut Diadema setosum 41

Lampiran 6. Gambar mikroskopik serbuk simplisia cangkang dan duri landak laut Diadema setosum a b c d Keterangan : a. spikula bentuk meja semu b. spikula bentuk piring c. spikula bentuk kancing semu d. spikula bentuk akar 42

Lampiran 7. Gambar bagan pengolahan, skrining fitokimia dan karakterisasi simplisia Cangkang dan duri landak laut Diadema setosum dicuci ditiriskan dikeringkan Simplisia dihaluskan Serbuk simplisia Skrining fitokimia Karakterisasi simplisia Perkolasi Ekstrak - Alkaloida - Flavonoida - Saponin - Tanin - Glikosida - Steroida/Triterpenoida - Antrakuinon - Pemeriksaan Mikroskopik - Pemeriksaan Makroskopik - Penetapan kadar air - Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol - Penetapan kadar sari yang larut dalam air - Penetapan kadar abu total - Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam 43

Lampiran 8. Gambar bagan pembuatan ekstrak n-heksana landak laut Diadema setosum 450 g Serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam dimasukkan ke dalam alat perkolator dituangkan cairan penyari n-heksana secukupnya sampai semua simplisia terendam ditutup mulut tabung perkolator dengan aluminium foil dibiarkan selama 24 jam dibuka kran dan dibiarkan tetes ekstrak mengalir Ampas Perkolat 4,0501 gr ekstrak kental n-heksana disaring dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu yang tidak lebih dari 50 0 C 44

Lampiran 9. Gambar kromatogram senyawa steroid/triterpenoid dari ekstrak n- heksana cangkang dan duri landak laut bp bp bp bp bp mu mu mu hj hj a mu tp b mu br tp c hj br tp d br tp e br tp Keterangan: Fase diam silika gel GF254, fase gerak n-heksana-etilasetat dengan perbandingan a. (90:10), b. (80:20), c. (70:30), d. (60:40), e. (50:50). Tp: titik penotolan, bp: batas pengembang, mu: merah ungu, hj: hijau, br: biru. 45

Lampiran 10. Gambar kromatogram hasil KLT preparatif bp A mu hj br A tp Keterangan: Fase diam silika gel GF254, fase gerak n-heksana-etilasetat (60:40), penampak bercak Liebermannn-Burchard, tp = titik penotolan, bp=batas pengembangan, mu: merah ungu, hj: hijau, br: biru. 46

Lampiran 11. Gambar kromatogram hasil KLT dua arah dari isolat a hasil isolasi dari ekstrak n-heksana cangkang dan duri landak laut a2 bp a1 tp Keterangan: Fase diam silika gel GF254, fase gerak I = n-heksana-etilasetat (60:40), fase gerak II = benzen-etil asetat (70:30), penampak bercak Liebermann Burchard, tp= titik pentotolan, bp= batas pengembangan, a1= arah pengembangan pertama, a2= arah pengembangan kedua. harga Rf = 0,625 47

Lampiran 12. Gambar kromatogram hasil KLT dua arah dari isolat b hasil isolasi dari ekstrak n-heksana cangkang dan duri landak laut a2 bp a1 tp Keterangan: Fase diam silika gel GF254, fase gerak I = n-heksana-etilasetat (60:40), fase gerak II = benzen-etil asetat (70:30), penampak bercak Liebermannn Burchard, tp = titik pentotolan, bp= batas pengembangan, a1= arah pengembangan pertama, a2= arah pengembangan kedua. Harga Rf = 0,225 48

Lampiran 13. Gambar spektrum UV dari senyawa isolat a hasil isolasi dari ekstrak n-heksana cangkang dan duri landak laut Panjang gelombang (nm) 49

Lampiran 14. Gambar spektrum inframerah (IR) dari senyawa isolat a ekstrak n- heksana cangkang dan duri landak laut Bilangan gelombang (1/cm) 50

Lampiran 15. Perhitungan hasil penetapan kadar a. Perhitungan penetapan kadar air Kadar air = volume air (ml) berat sampel (g) x100% 1. Sampel 1 Berat sampel Volume air = 5,00 g = 0,4 ml Kadar air = 0,4 5,00 x100% = 8 % 2. Sampel Berat sampel Volume air = 5,01 g = 0,4 ml Kadar air = 0,4 5,01 x100% = 7,98 % 3. Sampel 3 Berat sampel Volume air = 5,01 g = 0,4 ml Kadar air = 0,4 5,01 x100% = 7,98% Kadar air rata rata = 8%+7,98%+7,98% 3 = 7,99% 51

Lampiran 15. (Lanjutan) b. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air Kadar sari larut dalam air = berat sari berat simplisia x 100 20 x 100% 1. Kadar sari larut dalam air I Berat cawan = 49,701g Berat cawan + berat sari Berat sampel Berat sari = 49,750 g = 5,015 g = 0,049 g Kadar sari larut dalam air = 0,049 5,015 x 100 20 x 100% = 4,88 % 2. Kadar sari larut dalam air II Berat cawan Berat cawan + berat sari Berat sampel = 48,050 g = 48,100 g = 5,015 g Berat sari = 0,0502g Kadar sari larut dalam air = 0,0502 5,015 x 100 20 x 100% = 5 % 3. Kadar sari larut dalam air III Berat cawan Berat cawan + berat sari Berat sampel Berat sari = 49,700 g = 47,750 g = 5,015 g = 0,05 g 52

Lampiran 15. (Lanjutan) Kadar sari larut dalam air = 0,05 5,015 x 100 20 x 100% = 4,98 % Kadar sari larut dalam air rata rata = 4,88%+5%+4,98% 3 = 4,95 % c. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Kadar sari larut dalam etanol 100% 1. Kadar sari larut dalam etanol I Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 49,700 g = 49,740 g = 5,100 g = 0,04 g Kadar sari larut dalam etanol = 0,04 5,100 x 100 20 x 100% 1. Kadar sari larut dalam etanol II Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 3,92 % = 48,050 g = 48,130 g = 5,010 g = 0,080 g Kadar sari larut dalam etanol = 0.080 5,01 x 100 20 x 100% 2. Kadar sari larut dalam etanol III = 7,98 % Berat Cawan = 48,050g Berat Cawan + Berat Sari = 48,132g Berat Sampel = 5,01 g 53

Lampiran 15. (Lanjutan) Berat sari = 0.082 g Kadar sari larut dalam etanol = 0,082 5,010 x 100 20 x 100% = 8,184% Kadar sari larut dalam etanol rata-rata = 3,92%+7,98%+8,184% 3 d. Perhitungan penetapan kadar abu total = 6,69 % Kadar abu total 100% 1. Sampel I Berat simplisia = 2,080 g 2. Sampel II Berat abu = 0,46 g Kadar abu total = 0,46 2,080 x 100% = 22,115% Berat simplisia = 2,001 g 3. Sampel III Berat abu = 0,43g Kadar abu total = 0,36 2,001 x 100% = 21,489% Berat simplisia = 2,001 g Berat abu = 0,41g Kadar abu total = 0,41 2,001 x 100% = 20,489% 54

Lampiran 15. (Lanjutan) Kadar abu total rata-rata = 22,115%+21,489%+20,489% 3 = 21,364% e. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam Kadar abu tidak larut dalam asam 100% 1. Sampel I Berat simplisia = 2,080 g 2. Sampel II Berat abu = 0,26 g Kadar abu tidak larut asam = 0,26 2,080 x 100% = 12,5% Berat simplisia = 2,001 g 3. Sampel III Berat abu = 0,23g Kadar abu tidak larut asam = 0,23 2,001 x 100% = 11,49% Berat simplisia = 2,001 g Berat abu = 0,22g Kadar abu tidak larut asam = 0,22 2,001 x 100% = 10,99% Kadar abu tidak larut asam rata-rata = 12,5%+11,49%+10,99% 3 = 11,66% 55