BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara saat ini. Potensi pasar global yang amat besar

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB V PENUTUP. intensi berkunjung di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan data primer

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. dengan lima pulau besar yang dimiliki serta pulau-pulau kecil yang tersebar dari

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan aset dan potensi pariwisata. Sumatera Barat yang terletak

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Statistik Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur Bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang tepat merupakan kekuatan bagi. perusahaan dalam berhadapan langsung dengan konsumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi memengaruhi arus informasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. seperti PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization (WTO) telah mengakui

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. sekian lama bangsa Indonesia diguncang krisis yang berkepanjangan. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha sangatlah ketat, hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

GAMBAR 1.1 LAMBANG DAN BENDERA KOTA BANDUNG

BAB II KAJIAN TEORI...

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki daya tarik yang tinggi. Oleh sebab itu, Yogyakarta menjadi kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Yogyakarta adalah kota yang dikenal sebagai kota perjuangan, pusat

STUDI PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP JENIS MODA ANGKUTAN WISATA DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sandang. Dalam menaikan industri pariwisata Indonesia, menteri pariwisata Arief

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan Dalam Negeri Luar Negeri

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia masih terus menggalakkan bidang pariwisata, salah satunya adalah dengan dicetuskannya Visit Indonesia Year 2008. Hal ini dikarenakan penerimaan devisa dari pariwisata berada di posisi ketiga setelah penerimaan minyak dan gas bumi, serta minyak kelapa sawit yaitu sebesar 5345,98 juta US$ di tahun 2007 (data BPS periode Januari - Oktober 2007 dalam Buku Saku Statistik dan Kebudayaan Indonesia Tahun 2007 yang diunduh dari www.budpar.go.id pada tanggal 12 Februari 2009). Terbukti bahwa pariwisata memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan Negara Indonesia. Saat ini terjadi berbagai dinamika yang terdapat dalam sektor pariwisata, seperti meningkatnya persaingan diantara daerah wisata serta perubahan kebiasaan dan ekspektasi para wisatawan. Sehingga Pemerintah Indonesia khususnya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia bersama Dinas Pariwisata Daerah perlu membuat strategi yang tepat bagi pengembangan potensi pariwisata di Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman lebih mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemilihan daerah tujuan wisata agar nantinya dapat dibuat strategi pemasaran yang dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung ke daerahdaerah tujuan wisata. Salah satu dari faktor-faktor tersebut adalah citra daerah tujuan wisata. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, konsep tentang citra adalah suatu hal yang bernilai yang dapat digunakan untuk mengetahui proses pemilihan daerah tujuan wisata oleh para wisatawan. Citra ini terbentuk dari hasil evaluasi kognitif dan afektif terhadap daerah tujuan wisata. Evaluasi kognitif adalah pengetahuan dan kepercayaan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata sedangkan evaluasi afektif adalah perasaan wisatawan terhadap daerah tujuan wisata tersebut. Pemahaman mengenai citra ini nantinya dapat berperan dalam penyusunan strategi promosi dan menentukan kesuksesan suatu daerah tujuan wisata. Hasil penelitian yang dilakukan Goodall 1

2 (1990) menunjukkan bahwa dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan citra daerah tujuan dapat membantu dalam mengidentifikasi target pasar dan memutuskan citra mana yang seharusnya dipromosikan kepada segmen pasar tertentu. Menurut Gunn (1972) dan Mercer (1971), pembentukan citra sebelum terjadinya perjalanan adalah fase terpenting dalam proses pemilihan daerah tujuan wisata. Sedangkan citra yang dipersepsikan setelah terjadinya kunjungan wisata juga akan mempengaruhi kepuasan konsumen dan intensi untuk melakukan kunjungan wisata kembali di masa mendatang, tergantung pada kemampuan daerah tujuan wisata dalam menyediakan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan dan citra yang wisatawan miliki tentang daerah wisata. Hal ini diperkuat oleh penelitian Baloglu dan McCleary (1999) yang membahas variabel yang berpengaruh terhadap pembentukan citra daerah tujuan wisata, didalamnya terdapat variabel evaluasi kognitif, evaluasi afektif, motivasi sosial-psikologis, jumlah sumber dan tipe sumber informasi serta usia dan tingkat pendidikan wisatawan. Peneliti bermaksud melakukan kembali penelitian untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh pada pembentukan citra keseluruhan daerah tujuan wisata dengan mengambil studi kasus wisatawan nusantara yang berwisata ke Yogyakarta. Wisatawan nusantara dijadikan objek penelitian karena berdasarkan data dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Tahun 2006 dalam buku saku Statistik dan Kebudayaan Pariwisata Tahun 2007 (diunduh dari www.budpar.go.id pada 12 Februari 2009), jumlah wisatawan nusantara dari 2003 hingga 2006 naik setiap tahunnya. Tercatat bahwa jumlah wisatawan nusantara tahun 2006 adalah 5.040.499 dan rata-rata pengeluaran per orang per harinya adalah 100,87 US$ dan rata-rata lama tinggal per hari adalah 7,71 hari yang berarti potensi dari kunjungan wisatawan nusantara tidak boleh diabaikan. Pemilihan ini juga didukung oleh pendapat dari mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardhika yang mengatakan bahwa di masa datang keberadaan wisatawan nusantara akan menjadi sangat penting karena wisatawan domestiklah yang paling besar kontribusinya dalam devisa negara, juga karena wisatawan nusantara tidak rumit mengaturnya (Jangan Sepelekan

3 Wisatawan Nusantara, 3 Agustus 2007, www.suarakarya-online.com, diakses pada 12 Februari 2009 ), hal-hal diatas membuat peneliti semakin tertarik untuk memilih wisatawan nusantara sebagai objek penelitian. Sedangkan Yogyakarta dipilih karena menempati urutan kedua dalam peta kepariwisataan nasional dan memiliki objek wisata yang lebih beragam jika dibandingkan dengan Bali yang berada pada posisi pertama. Yogyakarta memiliki objek wisata alam, objek wisata budaya, objek wisata sejarah, iklim yang baik, atraksi dan pemandangan yang beragam, masyarakat yang ramah dan bersahabat, serta akomodasi yang khas. Ditambah lagi dengan predikat Destinasi Wisata Terbaik Luar Negeri 2008 atau tempat tujuan wisata luar negeri terbaik bagi masyarakat Malaysia dalam Malam Anugerah Insan Pariwisata Majalah Libur diakhir tahun 2008 lalu (www.kompas.com, Yogyakarta Tujuan Wisata Terbaik 2008, Jumat 19 Desember 2008, diakses pada 12 Februari 2009). Berarti menurut wisatawan nusantara maupun mancanegara, Yogyakarta telah memiliki citra yang baik sebagai daerah tujuan wisata. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh pada pembentukan citra keseluruhan daerah tujuan wisata. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi ataupun masukan dalam membuat strategi pemasaran terutama strategi promosi yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama Dinas Pariwisata Yogyakarta serta daerah lain yang sedang berusaha meningkatkan pariwisata daerahnya masingmasing. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembahasan diatas, secara umum perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah evaluasi kognitif berpengaruh signifikan pada citra keseluruhan daerah tujuan wisata? Apakah evaluasi afektif berpengaruh signifikan pada citra keseluruhan daerah tujuan wisata?

4 Sedangkan secara khusus perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah evaluasi kognitif berpengaruh signifikan pada evaluasi afektif daerah tujuan wisata? Apakah jumlah sumber informasi berpengaruh signifikan pada evaluasi kognitif daerah tujuan wisata? Apakah tipe sumber informasi berpengaruh signifikan pada evaluasi kognitif daerah tujuan wisata? Apakah motivasi sosial-psikologis berpengaruh signifikan pada evaluasi afektif daerah tujuan wisata? Apakah usia dari wisatawan berpengaruh signifikan pada evaluasi afektif dan kognitif daerah tujuan wisata? Apakah tingkat pendidikan dari wisatawan berpengaruh signifikan pada evaluasi afektif dan kognitif daerah tujuan wisata? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan umum dari penelitian ini adalah: Untuk menguji pengaruh evaluasi kognitif pada citra keseluruhan daerah tujuan wisata. Untuk menguji pengaruh evaluasi afektif pada citra keseluruhan daerah tujuan wisata. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah: Untuk menguji pengaruh evaluasi kognitif pada evaluasi afektif daerah tujuan wisata. Untuk menguji pengaruh jumlah sumber informasi pada evaluasi kognitif daerah tujuan wisata. Untuk menguji pengaruh tipe sumber informasi pada evaluasi kognitif daerah tujuan wisata. Untuk menguji pengaruh motivasi sosial-psikologis berpengaruh pada evaluasi afektif daerah tujuan wisata.

5 Untuk menguji pengaruh usia dari wisatawan pada evaluasi afektif dan kognitif daerah tujuan wisata. Untuk menguji pengaruh tingkat pendidikan dari wisatawan pada evaluasi afektif dan kognitif daerah tujuan wisata. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu: a. Dinas Pariwisata Yogyakarta Diharapkan dengan penelitian ini, pemerintah daerah Yogyakarta dapat mengetahui citra keseluruhan daerahnya menurut para wisatawan yang berwisata ke Yogyakarta. Dengan pengetahuan akan citra termasuk di dalamnya citra kognitif dan afektif, Dinas Pariwisata Yogyakarta dapat melakukan strategi pemasaran dan pengelolaan yang lebih baik dalam rangka meningkatkan citranya dimata para wisatawan, khususnya wisatawan nusantara. b. Dinas pariwisata daerah lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia yang juga ingin meningkatkan potensi wisata dan strategi pemasaran bagi daerahnya masing-masing. c. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Penelitian dapat dijadikan bahan referensi mengenai pembentukan citra daerah tujuan wisata menurut wisatawan nusantara, seperti yang telah ada pada latar belakang diatas, potensi dari wisatawan nusantara di Indonesia juga perlu diperhatikan. d. Bagi dunia pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan literatur tambahan mengenai pembentukan citra daerah tujuan wisata. e. Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan tambahan bagi peneliti maupun pembaca lain yang ingin mengadakan penelitian dalam ruang lingkup yang sama.

6 1.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.4.1 Unit Analisis Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan responden (wisatawan nusantara) yang pernah melakukan perjalanan wisata ke Yogyakarta (bukan perjalanan bisnis/pekerjaan) dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2007-2009) dan menginap minimal satu hingga dua hari. Responden yang diteliti adalah sebanyak 105 orang. 1.4.2 Periode Penelitian Penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu pengumpulan data dan analisis data. Data sekunder dikumpulkan pada bulan Februari 2009 dan data primer pada April hingga awal Mei 2009. Setelah semua data terkumpul, akan dilakukan analisis data dan pengambilan kesimpulan pada bulan Mei 2009. Tabel 1.2 Periode Penelitian Aktivitas Pengumpulan data sekunder Pembuatan kuisioner dan Pretest Penyebaran kuisioner Editing,coding, dan analisis data Pelaporan Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Sumber: Diolah oleh peneliti 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan dua desain penelitian yaitu desain penelitian eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif dilakukan untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam terhadap permasalahan yang ada sedangkan penelitian deskriptif dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel apa saja yang berpengaruh pada pembentukan citra daerah tujuan wisata. 1.5.2 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui pencarian data di internet serta studi literatur

7 terkait sedangkan data primer didapatkan langsung dari responden melalui pengisian kuisioner. 1.5.3 Metode Pengambilan Sampel 1.5.3.1 Ukuran Sampel Populasi Ukuran sampel yang akan digunakan dalam populasi adalah sebanyak 105 sampel. 1.5.3.2 Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non probability sampling. Metode ini berdasarkan penilaian personal dari peneliti dimana peneliti dapat memutuskan elemen-elemen apa saja dimasukkan kedalam sampel. Teknik yang digunakan adalah snowball sampling, biasanya responden dipilih acak, setelah seorang responden dimintai data kemudian responden akan diminta untuk mengidentifikasi dan memberikan referensi calon responden lain yang sesuai dengan target populasi. 1.5.4 Metode Analisis Data 1.5.4.1 Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi akan dilakukan pada jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, wilayah domisili saat ini, frekuensi berwisata ke Yogyakarta, dan rata-rata pengeluaran per bulan responden. 1.5.4.2 Uji Realibilitas Uji realibilitas akan dilakukan pada variabel motivasi sosial-psikologis, evaluasi kognitif, dan evaluasi afektif daerah tujuan wisata. 1.5.4.3 Analisis Faktor Analisis faktor akan dilakukan pada variabel motivasi sosial-psikologis, evaluasi kognitif, dan evaluasi afektif daerah tujuan wisata.

8 1.5.4.4 Analisis Regresi Analisis regresi akan dilakukan pada variabel jumlah sumber informasi yang digunakan terhadap evaluasi kognitif, tipe sumber informasi terhadap evaluasi kognitif, usia dan tingkat pendidikan pada evaluasi kognitif dan evaluasi afektif, motivasi sosial-psikologis pada evaluasi afektif, evaluasi kognitif pada evaluasi afektif, serta evaluasi kognitif dan afektif terhadap citra keseluruhan daerah tujuan wisata. 1.6 Sistematika Penulisan 1.6.1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode serta sistematika penulisan. 1.6.2 BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Bab ini menguraikan tentang landasan dan tinjauan kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian serta membahas hasil dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 1.6.3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan, didalamnya termasuk desain penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis dan pengolahan data. 1.6.4 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, data yang terkumpul akan diolah dan hasilnya akan dianalis dan dibahas lebih lanjut. 1.6.5 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini adalah bagian penutup yang berisi esensi hasil penelitian dan saran-saran yang dapat digunakan dari hasil penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya.