PENGUJIAN KUALITAS ASPEK MIKROBIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG DI BEBERAPA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI DAERAH LENTENG AGUNG DAN SRENGSENG SAWAH JAKARTA SELATAN

ANALISIS MIKROBIOLOGI BEBERAPA SUSU KEDELAI TANPA MEREK YANG BEREDAR DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN.

HASRIA ALANG Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP-PI Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MINUMAN TEH KEMASAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SUNGAI DAMA DAN SELILI MENGGUNAKAN METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

Alat dan Bahan : Cara Kerja :

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN TEH KEMASAN BERDASARKAN NILAI APM KOLIFORM

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

INTISARI ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 3(1),

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan alat uji coliform yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

DETEKSI BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG YANG DISTERILISASI ULTRAVIOLET DI WILAYAH KECAMATAN JAGAKARSA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

UJI BAKTERI COLIFORM AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALITANJUNG, KEJAKSAN, SUNYARAGI DENGAN METODE MPN TAHUN 2016

UJI KUALITATIF BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PEMANDIAN UMUM DI BOTON BALONG MAGELANG

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorik.

Kualitas Bakteriologis Air Minum dalam Kemasan AC yang tidak Terdaftar di Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN

PERSIAPAN MEDIA DAN LARUTAN PENGENCER\

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB IV METODE PENELITIAN

Deteksi Bakteri Indikator Keamanan Pangan Pada Sosis Daging Ayam Di Pasar Flamboyan Pontianak

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. diuji di Laboratorium Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 4-23 Desember tahun 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

KUANTIFIKASI TOTAL MIKROBA INDIKATOR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI SIAK PERAWANG. M. R. Ridho 1, C. Jose 2, N. Balatif 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo kemudian diteruskan dengan pemeriksaan bakteri Salmonella sp. di

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal juli 2012.

Deteksi Bakteri Coliform DAN Escherichia coli Pada Minuman Es Jeruk Di Cafe Lesehan Pantai Talise Palu

UJI CEMARAN MIKROBA PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG ADA DI KECAMATAN KEMBARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB III METODA PENELITIAN

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

ABSTRAK ISOLASI BAKTERI KOLIFORM PADA BEBERAPA JENIS SUSU KENTAL YANG BEREDAR DI KOTA AMBON

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

Deteksi Bakteri Coliform Dan Escherichia coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat

BAB III METODE PENELITIAN

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

UJI CEMARAN BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN AIR TEBU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi. 1.1 Pengujian E. coli dengan Metode TPC (BAM, 2002)

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

ANALISIS KEPADATAN TOTAL BAKTERI DAN Escherichia coli PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIPEROLEH DARI DEPO PENGISIAN DI KOTA SAMARINDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

Transkripsi:

PENGUJIAN KUALITAS ASPEK MIKROBIOLOGI AIR MINUM ISI ULANG Indah Puspitasari 1,*, Niken Indriyati 1, Victoria Yulita F. 1, Rolan Rusli 1,2, 1 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian Farmaka Tropis, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda * Email : puspita94.ip@gmail.com 2 Kelompok Bidang Ilmu Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda Email: rolan@farmasi.unmul.ac.id ABSTRACT Recently, refilled drinking water stores are flourishing in the some cities of Indonesia, especially Samarinda. Every refilled drinking water stores are obliged to do inspection of product quality prescribed by the regulations. This research tries to find out the quality testing of microbiological aspects of refilled drinking water were taken from three shops around Pramuka street in Samarinda. The microbiological test of refilled drinking water was to detect the availability of Coliform bacteria with total plate count (TPC) method, microbiological test with most probable number (MPN) method, and identification of some Coliform and pathogen bacterial such as Escherichia coli, Salmonella thyposa, and Staphylococcus aureus. The result showed that none of the samples of refilled drinking water had the total number of bacteria above of the limit number according to the standard about the quality and requirement of drinking water as well as the samples tested did not contain Escherichia coli and Salmonella thyposa, but two samples contained Staphylococcus aureus. Key word : refilled drinking water, microbiological test, coliform and pathogen bacteria, Most Probable Number (MPN), total plate count (TPC) ABSTRAK Beberapa tahun terakhir ini usaha air minum isi ulang telah berkembang pesat di di Indonesia, khususnya di Kota Samarinda. Setiap usaha air minum wajib melakukan pemeriksaan mutu produk sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kualitas aspek mikrobiologi air minum isi ulang yang dijual di tiga depo air minum isi ulang di Samarinda. Pengujian mikrobiologis dilakukan meliputi pemeriksaan angka cemaran bakteri dengan 91

metode angka lempeng total (ALT), pemeriksaan mikrobiologis dengan Most Probable Number (MPN), serta pemeriksaan bakteri koliform dan bakteri patogen, seperti Escherichia coli, Salmonella thyposa, dan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satupun sampel yang melebihi batas yang dipersyaratkan dalam air minum serta sampel yang diuji tidak mengandung Escherichia coli dan Salmonella thyposa, namun 2 sampel mengandung bakteri Staphylococcus aureus. Kata kunci: air minum isi ulang, pemeriksaan mikrobiologi, bakteri koliform dan patogen, Most Probable Number (MPN), angka lempeng total (ALT) PENDAHULUAN Air yang baik dan aman untuk diminum adalah air yang bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan zat kimia yang merusak kesehatan, sehingga pengadaan air bersih untuk keperluan air minum harus memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah [1]. Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/21 tentang persyaratan kualitas air minum [2]. Salah satu upaya atau cara untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah dengan adanya produksi air minum isi ulang yang pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Sumber air yang diolah dari depo-depo air minum tersebut berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang terdapat di setiap Kabupaten atau Kotamadya di seluruh Indonesia. Untuk kota Samarinda, air baku yang diolah oleh PDAM Samarinda berasal dari Sungai Mahakam. Air Sungai Mahakam ini memiliki kualitas yang sangat buruk. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 211 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, untuk mengetahui perubahan kualitas air pada sumber air dilakukan pemantauan kualitas air paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun [3] dan dibandingkan dengan ALT (angka lempeng total) yang ditetapkan oleh pemerintah. Walaupun setiap depo air minum diharuskan memiliki sertifikat analisa air dari Laboratorium Kesehatan, namun tidak semua produsen air minum di Samarinda patuh dalam melakukan pemeriksaan berkala untuk mengetahui kualitas dari air minum isi ulang yang diproduksinya. Oleh karena itu, untuk mengetahui kualitas air minum yang diproduksi oleh produsen air minum isi ulang berdasarkan aspek mikrobiologinya berdasarkan peraturan pemerintah, perlu dilakukan pengujian terhadap kualitas air minum di tiga depo air minum isi ulang di kota Samarinda. 92

METODE PENELITIAN Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel air minum isi ulang, medium NA (MERCK), Medium LB (MERCK), indikator methylen blue, medium EMBA (MERCK), medium SSA (MERCK), dan medium MSA (MERCK). Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan analitik, lemari pendingin, tabung reaksi, tabung durham, cawan petri, botol pengencer, Erlenmeyer, hot plate, spoid, pembakar spiritus, batang pengaduk, serta ose bulat. Prosedur Penelitian 1. Pengambilan Sampel Sampel diperoleh dari 3 depo air minum isi ulang di Samarinda, Kalimantan Timur. Sampel tersebut dipindahkan ke dalam wadah dari stainless baru dan bersih yang telah disterilkan sebelumnya agar terhindar dari kontaminan yang tidak diinginkan dan untuk mempermudah proses pengambilan sampel. Selanjutnya sampel dibawa ke Laboratorium Penelitian dan pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman Samarinda untuk kemudian dilakukan penelitian. 2. Penentuan Kualitas Air Minum Isi Ulang Penentuan kualitas air minum dilakukan dengan menggunakan metode angka lempeng total (ALT). Medium yang digunakan pada metode ini adalah medium NA yang merupakan medium umum untuk menumbuhkan bakteri. Sampel yang telah diambil dan disiapkan kemudian dibuat pengenceran bertingkat, khusus untuk bakteri yaitu 1-2, 1-3, dan 1-4. Sampel yang telah dilakukan pengenceran tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri yang sebelumnya telah dimasukkan medium NA dan ditunggu hingga memadat untuk kemudian diinkubasi pada suhu 37 C selama 1 24 jam untuk menumbuhkan bakteri. Selanjutnya sampel diambil dan diamati koloni-koloninya yang tumbuh lalu dibandingkan dengan standar air minum menurut SNI untuk melihat kualitas air minum yang diuji tersebut. 3. Pengujian Bakteri Koliform Pengujian ini dilakukan menggunakan metode Most Probable Number (MPN) dengan medium LB dan indikator methylen blue untuk melihat ada atau tidaknya bakteri koliform dalam sampel yang akan diuji. Sampel yang telah disiapkan dan sudah mengalami pengenceran bertingkat, yaitu pengenceran 1-2, 1-3, dan 1-4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang terlebih dahulu dimasukkan tabung durham beserta dengan medium LB dan indikator methylen blue. Sampel kemudian diinkubasi selama 1 24 jam pada suhu 37 C dan diamati keesokan harinya. Adanya gelembung gas dan perubahan medium menjadi kuning pada 93

sampel menandakan reaksi positif terdapatnya bakteri koliform dalam sampel air minum. 4. Identifikasi Bakteri Koliform dan Patogen Bakteri koliform maupun patogen dapat diidentifikasi dengan menggunakan medium-medium yang selektif terhadap masing-masing bakteri. Bakteri yang akan diidentifikasi meliputi Escherichia coli, Salmonella thyposa, dan Staphylococcus aureus. Biakan bakteri yang positif dari pengujian sebelumnya ditambahkan medium selektif yaitu EMBA, SSA, dan MSA kemudian diinkubasi selama 1 24 jam pada suhu 37 C, diamati dan diperhatikan reaksi positif dari masing-masing medium yang berisi bakteri, dimana untuk medium EMBA reaksi positif adalah timbul warna hijau metalik, SSA warna merah muda, dan MSA menghasilkan koloni kuning dengan zona kuning. HASIL DAN PEMBAHASAN Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum [2]. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 tahun 29 tentang batasan maksimum cemaran mikroba dalam pangan, ditetapkan bahwa persyaratan mutu air minum dalam kemasan harus memenuhi batas cemaran mikroba yang terdiri dari penentuan angka lempeng total (ALT), angka bakteri koliform dengan metode MPN, dan identifikasi bakteri patogen [4]. Angka lempeng total (ALT) adalah bilangan yang menyatakan perkiraan jumlah bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen untuk proses respirasi, pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan bereproduksi [5]. Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium Nutrient Agar (NA), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses metabolisme. Hasil pengujian ini kemudian dibandingkan dengan batasan maksimum cemaran mikroba dalam pangan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 tahun 29 [4]. Tabel 1. Hasil Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) Sampel Air Minum Isi Ulang yang Menunjukkan kualitas air minum dari aspek mikrobiologi Sampel Air Minum Pengenceran 1-2 1-3 1-4 Pelaporan Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 157 44 27 1 1 2 1 1 2 1,57 1 4 Sebagaimana yang terlihat pada Tabel 1, dari ketiga sampel yang diambil dari 3 (tiga) depo air minum isi ulang yang berbeda diketahui bahwa nilai ALT dari sampel 1 dan 2 sebesar 1 1 2 koloni/ml dan sampel 3 sebesar 1,57 1 4 koloni/ml. Hasil ini menunjukkan bahwa dari ketiga sampel tersebut angka lempeng totalnya 94

(ALT) masih masuk dalam batas cemaran mikroba yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 tahun 29 tentang batasan maksimum cemaran mikroba dalam pangan, yaitu 1, 1 5 koloni/ml [4]. Metode pengujian Most Probable Number (MPN) digunakan untuk mengetahui adanya bakteri koliform dalam makanan maupun minuman, dan metode ini dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair [6]. Pertumbuhan bakteri koliform setelah dicuplikan atau diinokulasikan pada media cair yang sesuai, kemudian diamati adanya perubahan warna dari medium dan terbentuknya gas dalam tabung durham yang diletakkan dengan cara terbalik [5]. Pembacaan hasil uji dilihat dari berapa tabung uji yang menghasilkan gas dan asam (3 seri pertama, kedua, dan ketiga), hasil yang positif asam dan gas dibandingkan dengan tabel MPN/JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat). Medium yang digunakan adalah Lactose Broth (LB). Medium ini digunakan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa yang terdapat dari medium tersebut. Medium ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan meningkatkan pertumbuhan bakteri koliform. Hasil positif yaitu terjadinya perubahan warna medium LB menjadi kuning keruh dikarenakan kandungan laktosa dalam medium di fermentasi menjadi alkohol dan membentuk asam karboksilat. Asam karboksilat ini yang membuat medium berwarna kuning dan terlihat keruh [7]. Hasil pengujian dengan metode MPN terlihat pada Tabel 2. Ketiga sampel yang diuji positif mengandung bakteri koliform, terlihat dengan adanya tabung yang positif yaitu terjadi perubahan medium menjadi keruh dan terdapat gelembung gas pada tabung durham. Tabung yang positif pada sampel 1 adalah tabung seri pengenceran 1-2 dan 1-3, sehingga untuk seri sampel 1 adalah 1--1 dengan nilai MPN menurut tabel yakni 7 koloni/1 ml atau,35 koloni/5 ml. Sampel 2 hanya positif pada pengenceran 1-2, sehingga untuk seri sampel 2 adalah 3-- dengan nilai MPN yakni 23 koloni/1 ml atau 1,15 koloni/5 ml. Sedangkan pada sampel 3 hasil positif terlihat pada semua seri pengenceran, sehingga untuk sampel 3 adalah 3-1-1 dengan nilai MPN yakni 75 koloni/1 ml atau 3,75 koloni/5 ml. Artinya dari ketiga sampel yang diuji tersebut tidak masuk dalam rentang aman yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 tahun 29 yang menyebutkan bahwa syarat-syarat uji cemaran secara mikrobiologi koliform untuk air minum adalah <2/1 ml [4]. Tabel 2. Hasil Pengujian Most Probable Number (MPN) Sampel Air Minum Isi Ulang yang Menunjukkan keberadaan bakteri koliform Sampel Air Minum Pengenceran Nilai Pelaporan Nilai 1-2 1-3 1-4 MPN/1 ml MPN/5 ml Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 + - - + + + + + + - - - - - - - - + + - - - - - - + - 7 23 75,35 1,15 3,75 95

Tabung yang menunjukkan pembentukan gas atau gelembung diuji lebih lanjut dengan menggunakan medium selektif untuk masing-masing bakteri yang akan diidentifikasi, yaitu Escherichia coli, Salmonella thyposa, dan Staphylococcus aureus. Pemeriksaan bakteri Escherichia coli dilakukan dengan menginokulasi sampel yang telah ditanam dalam media uji konfirmasi, pada medium selektif, yaitu Eosin Methylen Blue Agar (EMBA). Medium ini bersifat selektif dalam menumbuhkan Escherichia coli karena dalam medium ini mengandung eosin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan hanya dapat menumbuhkan bakteri gram negatif. Bila biakan terdapat bakteri Escherichia coli maka asam yang dihasilkan dari fermentasi akan menghasilkan warna koloni yang spesifik untuk bakteri Escherichia coli yaitu koloni yang berwarna hijau dengan kilap logam. Adapun mekanisme penampakan warna tersebut adalah adanya eosin dalam medium tersebut berfluoresensi atau memancarkan cahaya sehingga menghasilkan kilap logam atau metalik, dan terjadi reaksi antara methylen blue dan bakteri Escherichia coli yang ada pada medium LB sehingga warna kuning berubah menjadi warna hijau metalik [8]. Hasil identifikasi yang terlihat pada Gambar 1 tidak ditemukan adanya bakteri Escherichia coli, hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga sampel yang diperiksa tidak mengandung bakteri Escherichia coli, sehingga tidak dilakukan uji lanjutan. Gambar 1. Hasil identifikasi bakteri Escherichia coli pada medium EMBA (a) sampel 1, (b) sampel 2, dan (c) sampel 3. Hasil identifikasi negatif karena tidak ada koloni dengan kilap hijau metalik. Uji Salmonella digunakan untuk mengetahui dan menetapkan adanya Salmonella dalam makanan dan minuman. Salmonella merupakan bakteri indikator keamanan pangan, karena Salmonella bersifat patogen sehingga terdapatnya bakteri ini dalam makanan dan air dianggap membahayakan kesehatan. Medium Salmonella-Shigella Agar (SSA) merupakan medium selektif yang dapat mendeteksi Salmonella-Shigella yang tumbuh dan berkembang biak. Medium SSA akan memberikan hasil zona kuning diantara koloni hitam pada medium. Pertumbuhan mikrobanya berwarna merah, dengan atau tanpa pusat yang berwarna hitam. Mikroba melakukan reduksi tiosulfat menjadi sulfat sehingga terlihat sebagai koloni hitam, juga terjadi degradasi laktosa menjadi asam yang 96

diindikasikan dengan terbentuknya warna merah. Uji lanjutan yang dilakukan untuk memastikan adanya bakteri Salmonella thyposa, antara lain TSI Agar, urea agar, medium Lysine dekarboxilase, dan pereaksi galaktosidase [8]. Hasil identifikasi yang terlihat pada Gambar 2 tidak ditemukan adanya bakteri Salmonella thyposa, hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga sampel yang diperiksa tidak mengandung bakteri Salmonella thyposa, sehingga tidak dilakukan uji lanjutan. Gambar 2. Hasil identifikasi bakteri Salmonella thyposa pada medium SSA (a) sampel 1, (b) sampel 2, dan (c) sampel 3. Hasil identifikasi negatif karena tidak ada koloni berwarna merah. Persyaratan batas cemaran bakteri air minum dalam kemasan pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 tahun 29 tentang batasan maksimum cemaran mikroba dalam pangan hanya mencantumkan bahwa bakteri Salmonella, Pseudomonas aeruginosa,dan Escherichia coli yang tidak boleh ada di dalam air minum dalam kemasan dan tidak diharuskan untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri Staphylococcus aureus [4]. Namun demikian, pada penelitian ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri Staphylococcus aureus, karena bakteri yang sering ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia ini dapat menghasilkan enterotoksin yang seringkali menjadi penyebab keracunan pada makanan dan minuman [9]. Mannitol Salt Agar (MSA) adalah medium selektif diferensial untuk isolasi Staphylococcus patogen, yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut pada medium mannitol salt agar (MSA) akan terlihat sebagai koloni berwarna kuning dikelilingi zona kuning keemasan karena kemampuan memfermentasi mannitol. Jika bakteri tidak mampu memfermentasi mannitol, maka akan tampak zona merah atau ungu. Degradasi manitol oleh bakteri menghasilkan produk asam yang mengubah warna medium dari berwarna merah muda menjadi kuning [1]. Hasil identifikasi yang terlihat pada Gambar 3 tidak ditemukan adanya bakteri Staphylococcus aureus pada sampel 1, namun pada sampel 2 dan 3 terbukti adanya bakteri Staphylococcus aureus yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna koloni menjadi kuning. Pada uji Staphylococcus aureus ini tidak diperlukan uji lanjutan dikarenakan medium MSA sudah merupakan medium yang akurat untuk mendeteksi adanya bakteri tersebut. 97

Gambar 3. Hasil identifikasi bakteri Staphylococcus aureus pada medium MSA (a) sampel 1, (b) sampel 2, dan (c) sampel 3. Sampel 1 menunjukkan hasil negatif (tidak terbentuk koloni kuning dengan zona kuning). Sampel 2 dan 3 menunjukkan hasil positif (terbentuk koloni kuning zona kuning). KESIMPULAN Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semua sampel yang diuji angka cemaran mikrobanya dengan metode ALT masuk dalam batas yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388 tahun 29 tentang batasan maksimum cemaran mikroba dalam pangan, yaitu 1, 1 5 koloni/ml air minum, namun dengan metode MPN tidak ada satupun yang masuk dalam batas yang dipersyaratkan, yaitu <2/1 ml. Semua sampel tersebut tidak mengandung bakteri Escherichia coli dan Salmonella thyposa, namun dua sampel mengandung bakteri Staphylococcus aureus. DAFTAR PUSTAKA [1] Kusnaedi. 21. Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Penebar Swadaya. Depok. [2] Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/21 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Departemen Kesehatan RI. [3] Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 2 Tahun 211 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. [4] Badan Standardisasi Nasional. 29. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388. [5] Djide, N. dan Sartini. 28. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Makassar. [6] Harmita dan M. Radji. 28. Buku Ajar Analisis Hayati Edisi 3. EGC. Jakarta. 98

[7] Widiyanti, N.L.P.M. dan Ni Putu R. 24. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan. 3. (1). 64-73. [8] Aulia, F.N. 213. Analisis Keberadaan Mikroba pada Air Baku PDAM Kabupaten Situbondo. Universitas Jember: Jember. [9] Radji, M., Heria O. dan Herman S. 28. Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di Beberapa Depo Air Minum Isi Ulang di Daerah Lenteng Agung dan srengseng Sawah Jakarta Selatan. Majalah Ilmu Kefarmasian. 5. (2). 11-19. [1] Dewi, A. K. 213. Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus aureus terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Jurnal Sain Veteriner. 31. (2). 1-13. 99