UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

Transkripsi

1 0 UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN Oleh: Helpida 1, Gustina Indriati 1, Irdawati 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 1 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang ABSTRACK Soy milk is a food that has ingredients such as soy. Soy milk has a complete nutrient such as protein, carbohydrates, fats, minerals and vitamins. Complete nutrient content and high nutritional value, in convenient contaminated milk caused by microorganisms such as E. coli and Coliform. Associated with that we conducted this study aimed to determine the water quality of the bacteriological soy milk. This study was conducted from July to September 2013 is housed in the Laboratory of Microbiology Department of Biology, State University of Padang. This research is a descriptive study with random sampling. This study uses the Most Probable Number (MPN) using a two-stage trial testing the prediction (Presumtive Test) and test of certainty (Confirmative Test) with a range of 5:1:1. The results showed that soy milk is only 40% that meet the standards and 60% did not meet the standards set by the Ministry of Health No. 416/MENKES/PER/IX/1990 of the Terms and Drinking Water Quality Monitoring. Key word : Soy Milk, E. coli, Coliform PENDAHULUAN Dewasa ini di negara - negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang termasuk di Indonesia produk olahan kedelai bukan makanan asing lagi, olahan kedelai seperti susu kedelai merupakan sumber utama penghasil 1

2 2 susu berbahan nabati yang mempunyai nilai gizi tinggi. Susu kedelai juga mampu menggantikan peran produk susu sapi sebagai sumber protein (Warisno dan Dahana, 2010) Susu kedelai sangat baik untuk dikonsumsi manusia karena mempunyai nilai gizi yang tinggi. Disamping nilai gizi yang tinggi susu kedelai dapat juga sebagai media yang baik untuk pertumbuhan berbagai macam mikroorganisme, baik mikroorganisme yang menguntungkan maupun mikroorganisme yang dapat membahayakan manusia. Mikroorganisme yang menguntungkan dalam susu adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus, yang dapat menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Sedangkan bakteri yang membahayakan misalnya bakteri Escherichia coli dan Koliform, apabila daya tahan tubuh seseorang menurun jika masuk E. coli dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan (Infeksi Opertunistik) yaitu akan menyebabkan diare. Bakteri E. coli adalah organisme yang hidup di dalam pencernaan manusia. Bakteri E. coli dipakai sebagai organisme indikator karena mudah dilihat dengan cara sederhana. Ditemukannya bakteri E. coli bukan berarti adanya patogen di dalam air, tetapi kemungkinan adanya organisme patogen dalam air. Sedangkan Koliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan dan susu. Adanya bakteri Koliform pada makanan dan minuman menunjang kemungkinan adanya mikroba bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang berbahaya bagi kasehatan. Genus Koliform meliputi: Serratia, Hafnia, Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella dan E. coli (Pelczar dan Chan, 2005). Kontaminasi mikroorganisme di dalam air susu kedelai dapat diperoleh dari penggunaan alat - alat pemprosesan yang kotor, kotoran di sekitar wadah pengolahan dan dapat juga berasal dari bahan baku yang tidak hiegenis serta debu atau faktor lain yang menyebabkan terjadinya

3 3 kontaminasi terhadap air susu kedelai tersebut. Adanya kontaminasi tersebut menyebabkan kerusakan pada kualitas susu kedelai sehingga tidak layak untuk diminum. Penelitian Balia dkk dalam Sejati (2010) dengan menggunakan medium padat menunjukkan bahwa susu kedelai dari pengolahan rakyat di Lembang Bandung mengandung bakteri total pada susu kedelai adalah 3,70 x 10 6 CFU/ml, sedangkan dari susu kedelai pasteurisasi tanpa kemasan di pedagang kaki lima diperoleh jumlah bakteri total 3,45 X 10 6 CFU/ml. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri total pada susu kedelai ternyata melebihi batas maksimum cemaran yang ditetapkan oleh SNI yaitu 1 X 10 6 CFU/ml baik dari pengolahan rakyat skala industri rumah tangga maupun dari pedagang kaki lima. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air, yaitu kandungan E. coli dan total koliform sebesar 0 / 100 ml sampel (Suprihatin dan Adriyani, 2008). Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka telah dilakukan penelitian tentang Uji Bakteriologis Susu Kedelai Produk Rumah Tangga Yang Dijual Dipasaran. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian uji bakteriologis susu kedelai dilakukan pada bulan Juli sampai September 2013 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA, Universitas Negeri Padang (UNP). Jenis penelitian ini penelitian deskriptif yaitu dengan cara melihat ada tidaknya bakteri E. coli dan Koliform pada sampel susu kedelai produksi rumah tangga dan dengan menggunakan tabel Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) atau Most Probable Number (MPN) dengan ragam Urutan Kerja : 1) Pembuatan Medium a) Media Lactosa Broth (LB 1 ) Single StrenghCara pembuatan : Medium LB 1 sebanyak 13 g (pepton 5 g, beef ekstrak 3 g, laktosa 5 g) b) Media Lactosa Broth (LB 2 ) Double Strengh Cara pembuatan: Medium LB 2 sebanyak 26 g (pepton 10 g, beef ekstrak 6 g, laktosa 10 g). c) Media Brillian Green Lactosa

4 4 Broth (BGLB) Cara pembuatan : Medium BGLB sebanyak 40 g (bacto pepton 10 g, bacto laktosa 10 g, bacto oxal 20 g, brillian green 0,0125 g) 2. Pelaksanaan a. Uji Pendugaan (Presumtive Test) Dimasukkan 10 ml sampel masing - masing kedalam 5 tabung yang berisi 10 ml medium LB 2 dan 1 ml kedalam 1 tabung yang berisi medium 10 ml LB 1 serta 0,1 ml sampel kedalam 1 tabung yang berisi 10 ml medium LB 1. ketujuh tabung tersebut dikocok perlahan agar sampel air menyebar rata keseluruhan bagian media. Kemudian diinkubasi pada suhu 35 0 C selama 48 jam. Selanjutnya diamati tiap tabung percobaan yang memiliki gelembung udara dalam tabung durham berarti percobaan positif. b. Uji Penegasan (Confirmative Test) Medium untuk test penegasan adalah BGLB. Dari tiap tabung presumtive yang positif dipindahkan 1-2 ose kedalam tabung confirmative yang berisi 10 ml BGLB. Dari masing- masing tabung presumtive diinokulasi kedalam 2 tabung BGLB. Satu seri tabung BGLB diinkubasi pada suhu 37 0 C (untuk memastikan adanya Koliform) dan satu seri yang lain diinkubasi pada suhu 44 0 C (untuk memastikan adanya koli tinja). Pembacaan dilakukan setelah 24 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB yang menunjukkan positif adanya gelembung pada tabung durham. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai uji bakteriologis air susu kedelai yang dijual di GOR Haji Agus Salim Padang dilakukan terhadap 5 sampel dengan menggunakan medium cair. Hasil uji bakteri tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai MPN Koliform dan E. No coli pada air susu kedelai yang dijual di GOR Haji Agus Salim Padang. Susu Kedelai MPN/100 ml Koliform E. coli 1 I 8, II III IV V 0 0

5 5 Data Tabel 1. Merupakan jumlah Koliform dan E. coli yang ditemukan pada 5 sampel air susu kedelai yang dilihat berdasarkan tabel Most Probable Number (MPN) dengan ragam 5:1:1 Berdasarkan hasil penelitian pada sampel air susu kedelai produk rumah tangga yang dijual di GOR Haji Agus Salim Padang dapat dilihat pada Tabel 1 hanya 40% yang layak untuk diminum sedangkan 60% tidak layak untuk diminum di sebabkan karena air susu kedelai tersebut mengandung bakteri Koliform dan E. coli. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, yaitu harus mempunyai nilai MPN E. coli dan koliform sebesar 0/100 ml sampel. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan dari beberapa air susu kedelai belum memenuhi syarat kesehatan yang baik. Sesuai dengan hasil penelitian pada Tabel 1. terdapat 2 sampel air susu kedelai yang kualitasnya sangat memuaskan atau tidak mengandung cemaran Koliform dan E. coli yaitu sampel III dan V dengan nilai MPN 0. Dilihat pada sampel I, II dan IV terdapat cemaran bakteri Koliform dan E. coli pada sampel 1 jumlah Koliform 8,8/100 ml, jumlah E.coli 16/100 ml, sampel II Koliform berjumlah 240/100 ml dan E.coli berjumlah 240/100 ml dan pada sampel IV Koliform berjumlah 5/100 ml, E. coli 5/100 ml. Pada sampel 1, II dan IV cemaran bakterinya sudah melebihi batas yang di perbolehkan. Menurut RSNI (1996) yaitu Koliform dan E.coli harus 0 untuk susu segar maupun pasteurisasi. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan bahwa jumlah bakteri E. coli dan Koliform yang terdapat dalam susu kedelai dari 5 sampel yang telah diteliti hanya 40% yang tidak mengandung bakteri E. coli dan Koliform sedangkan 60% lagi mengandung bakteri E. coli dan Koliform.

6 6 Saran 1. kepada pedagang susu kedelai sebaiknya menggunakan alat-alat yang bersih dalam proses pembuatan. 2. Kepada orang yang menkonsumsi susu kedelai, agar lebih berhati - hati dalam membeli susu kedelai. Warisno dan Dahana, K Meraup Untung dari Olahan Kedelai. PT AgroMedia Pustaka: Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Pelczar dan Chan Dasardasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta. Sejati, S Identifikasi Dan Pemeriksaan Ljumlah Total Bakteri Pada Susu Kedelai Yang Dipasarkan Disupermarket Kota Gorontalo. Fakultas Pertanian Universitas Gorontalo Suprihatin, B dan Adriyani, R Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Tanjung Redep Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Fakultas Kesehatan. Vol.4, No.2