BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo kemudian diteruskan dengan pemeriksaan bakteri Salmonella sp. di

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan pada warung-warung minuman yang menjual Susu Telur Madu Jahe (STMJ) di taman kota Damay kecamatan Kota Selatan kota Gorontalo kemudian diteruskan dengan pemeriksaan bakteri Salmonella sp. di Laboratorium Kesehatan Masyarakat kota Gorontalo Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2012, tepatnya dimulai pada tanggal 26 Mei 2012 untuk pengambilan sampelnya selanjutnya untuk pemeriksaan sampelnya dimulai pada tanggal Mei Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian survey yang bersifat deskriptif dengan metode kuantitatif. 3.3 Variabel Penelitian Variabel Independen Variabel Independen dalam penelitian ini meliputi : 1. Suhu minuman STMJ 2. Kebersihan kulit telur ayam 3. Kondisi telur ayam

2 3.3.2 Variabel Dependen Variabel Independen dalam penelitian ini adalah minuman Susu Telur Madu Jahe (STMJ). 3.4 Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu semua pedagang minuman STMJ yang menjual minuman STMJ yang berjumlah 12 penjual di taman kota Damay kecamatan kota Selatan kota Gorontalo. Cara pengambilan sampelnya dengan menggunakan metode Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2005: 89). Tetapi ketika sedang pengambilan sampel jumlah pedagang minuman STMJ yang berada di taman kota Damay kecamatan kota Selatan kota Gorontalo hanya berjumlah 8 pedagang. 3.5 Metode Pengumpulan Data 1. Uji laboraturium terhadap minuman Susu Telur Madu Jahe (STMJ) yang dijual di warung-warung minuman di taman kota Damay kecamatan Kota Selatan kota Gorontalo untuk mengetahui kandungan Salmonella sp. pada laboraturium. 2. Pengukuran suhu minuman Susu Telur Madu Jahe (STMJ) yang dijual di warung-warung minuman di taman kota Damay. 3. Observasi karakteristik telur ayam dan hygiene sanitasi warung minuman STMJ di taman kota Damay kecamatan Kota Selatan kota Gorontalo dengan menggunakan daftar checklist.

3 3.6 Definisi Operasional 1. Kondisi telur ayam antara lain : a) Telur tidak retak b) Kuning telur dalam keadaan utuh c) Putih telur kental/tidak encer (Sudaryani, 2003: 14). 2. Kebersihan kulit telur ayam adalah ada atau tidaknya kotoran pada kulit telur ayam (Arisman, 2009: 9). 3. Suhu minuman STMJ adalah derajat panas tertinggi minuman STMJ dalam Celcius (C 0 ). 4. Minuman STMJ adalah hasil olahan minuman yang diracik dengan mngocok kuning telur sampai kembang kemudian diseduh dengan air jahe panas dan madu. 5. Penentuan terdapat atau tidaknya Salmonella sp. pada minuman STMJ adalah hasil berdasarkan hasil pemeriksaan sampel ini pada laboraturium. 6. Hygiene dan sanitasi pedagang minuman STMJ adalah tindakan pedagang dalam memelihara diri dan lingkungan untu menghindari minuman dari kontaminasi yang dapat membahayakan kesehatan. 3.7 Cara Pengambilan Sampel 1. Mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel seperti termos es, botol sampel, thermometer, stopwatch, alat tulis dan lain-lain. 2. Menyiapkan formulir tentang lokasi pengambilan, tanggal pengambilan dan botol yang telah disterilkan lebih dahulu.

4 3. Meminta pedagang untuk membuatkan segelas minuman STMJ, kemudian mengobservasi pedagang dalam mengolah minuman tersebut. 4. Menempatkan thermometer dalam minuman STMJ, kemudian mengukur suhu. 5. Setelah minuman STMJ dingin, kemudian memasukkan ke dalam botol sampel yang telah disterilkan secara aseptic. 6. Menuliskan pada botol tersebut nama, tempat pengambilan, waktu dan tanggal pengambilan. Pemberian nama dilakukan dengan nomor kode. 7. Memasukkan botol sampel ke dalam termos. 8. Mengantar sampel secepatnya ke laboraturium untuk dilakukan pemeriksaan. 3.8 Pemeriksaan Salmonella sp Peralatan Untuk peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu tabung reaksi (18 mm X 180 mm), gelas ukur 100 ml, pipet ukur 1 ml dan 10 ml, cawan petri diameter mm dan diameter mm, gelas sediaan, incubator (lemari pengeram) suhu 37 o C dan o C, sengkelit (ose), lampu bunsen, spidol, autoclave, rak tabung reaksi, tabung durham dan kapas Perbenihan dan Pereaksi Perbenihan dan pereaksi yang digunakan yaitu Selenite Cystine Broth, Triple Sugar Iron Agar (SSA), Urea broth, Gula-gula, MR-VP Medium dan Semi Solid Nutrient Agar.

5 3.8.3 Cara Kerja 1. Penyiapan dan homogenisasi sampel : Sampel yang ada di dalam botol lebih dahulu di kocok 25 kali. Ambil dengan pipet sebanyak 25 ml cuplikan (sampel) ke dalam Erlenmeyer atau wadah lain yang sesuai yang telah berisi 225 ml larutan pengencer (1:10). Kemudian di kocok beberapa kali hingga homogeny. Larutan pengencer dalam homogenisasi sampel ini yaitu Buffered Peptone Water (BPW). 2. Pra-pengkayaan Minuman susu telur madu jahe yang akan diuji masing-masing dikocok hingga merata dan diambil dengan menggunakan dispo sebanyak 0,5 ml, dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi kemudian divortex sampai homogeny dan tiap-tiap tabung reaksi ditambahkan 4,5 ml LB. Selanjutnya dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. 3. Pengkayaan Sampel yang telah melalui tahapan pra pengkayaan dengan menggunakan Laktosa Broth selanjutnya diperkaya dengan menggunakan Selenite Cystine Broth dengan cara mengambil 1 ml biakan dari medium LB, kemudian dimasukkan ke dalam 9 ml Selenite Cystine Broth (SCB) dan selanjutnta diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.

6 4. Penanaman pada perbenihan pilihan/selektif a) Pindahkan biakan pengkayaan dengan cara mengoreskan masingmasing biakan dengan dengan sengkelit ke cawan petri yang berisi SSA. b) Inkubasikan pada suhu 37 o C selama 24 jam. c) Amati tersangka koloni Salmonella sp. pada media dengan ciri-ciri koloni bening sampai buram dengan bintik hitam di tengah. 3.9 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, kemudian data tersebut di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan dengan kepustakaan yang relevan.