PERAMALAN 2. By DWI SUKMA DONORIYANTO, ST., MT. Elearning.upnjatim.ac.id Blogs.upnjatim.ac.id/members/dwisukma

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PERAMALAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

PERENCANAAN PRODUKSI

(FORECASTING ANALYSIS):

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Membuat keputusan yang baik

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

ANALISIS DERET WAKTU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vanissa Hapsari,2013

BAB I PENDAHULUAN. Dugaan atau perkiraan mengenai kejadian atau peristiwa pada waktu yang

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

Universitas Gunadarma PERAMALAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

PERSPEKTIF PERAMALAN 2 Titien S. Sukamto

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Deret Waktu

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur. Karena

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha

BAB 3 METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU YANG OPTIMUM PADA PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA KIM MABAR

BAB I PENDAHULUAN. pada waktu yang akan datang berdasarkan data empiris. Data empiris(terhitung)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN PELUMAS UNTUK MEMINIMASI TINGKAT KESALAHAN PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN PELUMAS PADA PT.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN I-1

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

BAB II KAJIAN TEORITIS

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

ANALISIS TINGKAT PENJUALAN UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN FORECASTING. (Studi pada Toko Tekstil Gemilang Jaya Bandung)

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

PENENTUAN JUMLAH PERENCANAAN PERMINTAAN CAT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT AKURASI PERAMALAN BERDASARKAN PERAMALAN PERMINTAAN CAT PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi yang diperkirakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. masa lalu maupun saat ini baik secara matematik maupun statistik.

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang. Kegunaan dari peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan.

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN DERET WAKTU MENGGUNAKAN TEKNIK EXPONENSIAL SMOOTHING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk membuat prediksi tersebut disebut peramalan (Bowerman, 1993).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN PENJUALAN MAKANAN RINGAN DENGAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

BAB I PENDAHULUAN. Melihat fenomena masyarakat pada saat ini yang menggunakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PERAMALAN 2 By DWI SUKMA DONORIYANTO, ST., MT sukmadewi2004@gmail.com Elearning.upnjatim.ac.id Blogs.upnjatim.ac.id/members/dwisukma

TAKSONOMI PERAMALAN

LANGKAH LANGKAH PERAMALAN SECARA KUANTITATIF

METODE TIME SERIES Ada empat komponen utama yang mempengaruhi analisis ; 1. Pola Siklis (Cycle) 2. Pola Musiman (Seasonal) 3. Pola Horizontal 4. Pola Trend

POLA SIKLIS Penjualan produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik. Banyak produk dipengaruhi pola pergerakan aktivitas ekonomi yang terkadang memiliki kecenderungan periodic. Komponen siklis ini sangat berguna dalam peramalan jangka menengah. Pola data ini terjadi bila data memiliki kecendrungan untuk naik atau turun terus-menerus.

Pola Musiman (Seasonal) Perkataan musim menggambarkan pola penjualan yang berulang setiap periode. Komponen musim dapat dijabarkan ke dalam faktor cuaca, libur, atau kecenderungan perdagangan. Pola musiman berguna dalam meramalkan penjualan dalam jangka pendek. Pola data ini terjadi bila nilai data sangat dipengaruhi oleh musim, misalnya permintaan bahan baku jagung untuk makanan ternak ayam pada pabrik pakan ternak selama satu tahun. Selama musim panen harga jagung akan menjadi turun karena jumlah jagung yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang besar.

Pola Horizontal Pola data ini terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata.

Pola Trend Pola data ini terjadi bila data memiliki kecenderungan untuk naik atau turun terus menerus.

Ada beberapa trend : 1. Trend Linier 2. Trend Eksponensial atau Pertumbuhan 3. Trend Logaritma 4. Trend Geometrik 5. Trend Hyperbola

Trend Eksponensial atau Pertumbuhan Bentuk persamaan umum: Y = ae bt Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan: Yt = ae bt Dengan menggunakan transformasi logaritma natural maka harga konstanta a dan b diperoleh dari persamaan di bawah ini:

Trend Logaritma Y = a + b log t Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan: Yt = a + b log t Dengan menggunakan transformasi logaritma natural maka harga konstanta a dan b diperoleh dari persamaan di bawah ini:

metode peramalan yang termasuk model time series A. Metode Penghalusan (Smoothing). B. Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi C. Metode Dekomposisi.

Metode Penghalusan (Smoothing). 1. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average), terdiri atas : - Single Moving Average (SMA). - Linier Moving Average (LMA) a) Hitung single moving average dari data dengan periode perata-rataan tertentu; hasilnya di notasikan dengan St. b) Setelah semua single Average dihitung, hitung moving average kedua yaitu moving average dari St dengan periode peratarataan yang sama. Hasilnya dinotasikan dengan : St

c) Hitung komponen at dengan rumus : At = St + (St St ) d) Hitung komponen trend bt dengan rumus : e) Peramalan untuk periode kedepan setelah t adalah sebagai berikut : F t+m = at + bt. m

- Double Moving Average Notasi yang diberikan adalah MA ( M x N), artinya M periode MA dan N periode MA. - Weigthed Moving Average Data pada periode tertentu diberi bobot, semakin dekat dengan saat sekarang semakin besar bobotnya. Bobot ditentukan berdasarkan pengalaman. Rumusnya adalah sebagai berikut : (seperti pertemuan ke-2) dimana : w1 = bobot yang diberikan pada periode t 1 w2 = bobot yang diberikan pada periode t 2 wn = bobot yang diberikan pada periode t n n = jumlah periode

Metode Exponential Smoothing, terdiri atas : - Single Exponential Smoothing Nilai peramalan dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut : dimana : X t = data permintaan pada periode t = faktor/konstanta pemulusan Ft+1 = peramalan untuk periode t

- Double Exponential Smoothing (DES), yang terbagi atas : a. Satu parameter (Brown s Linear Method), merupakan metode yang hampir sama dengan metode linear moving average, disesuaikan dengan menambahkan satu parameter. dimana S t merupakan single exponential smoothing, sedangkan S' t merupakan double exponential smoothing b. Dua Parameter (Holt s Method) Merupakan metode DES untuk time series dengan trend linier. Terdapat konstanta yaitu dan.

Metode Proyeksi Kecenderungan dengan Regresi

Metode Dekomposisi. Yaitu hasil ramalan ditentukan dengan kombinasi dari fungsi yang ada sehingga tidak dapat diramalkan secara biasa. Model tersebut didekati dengan fungsi linier atau siklis, kemudian bagi t atas kwartalan sementara berdasarkan pola data yang ada.metode dekomposisi merupakan pendekatan peramalan yang tertua. Terdapat beberapa pendekatan alternatif untuk mendekomposisikan suatu deret berkala yang semuanya bertujuan memisahkan setiap komponen deret data seteliti mungkin. Konsep dasar pemisahan bersifat empiris dan tetap, yang mula mula memisahkan unsur musiman, kemudian trend, dan akhirnya unsur siklis. Adapun Langkah langkah perhitungannya adalah sebagai berikut : 1. Ramalkan fungsi Y biasa ( dt = a + bt ) 2. Hitung nilai indeks. 3. Gabungkan nilai perolehan indeks kemudian ramalkan yang baru

Kriteria Performance Peramalan Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara, antara lain adalah :

Proses Verifikasi Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan Moving Range Chart (MRC). Dari chart (peta) ini dapat terlihat apakah sebaran masih dalam kontrol ataupun sudah berada di luar kontrol. Jika sebaran berada di luar kontrol, maka fungsi/metode peramalan tersebut tidak sesuai, artinya pola peramalan terhadap data (Y-YF) tersebut tidak representatif. Proses verifikasi dengan menggunakan Moving Range Chart (MRC)