BAB III METODE PENELITIAN. dan Teknologi Universitas Airlangga untuk persiapan dan pembuatan starter

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Teknik Isolasi Bakteri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. MATERI DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi FST Universitas Airlangga pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. sampai Maret Pengambilan sampel tanah rizosfer Zea mays di Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian terapan dengan menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

1 atm selama 15 menit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

3 Metode Penelitian 3.1 Alat-alat

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

II. MATERI DAN METODE

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga untuk persiapan dan pembuatan starter konsorsium bakteri, di ruang fermentasi Fakultas Sains dan Teknologi untuk tempat inkubasi dan di Laboratorium Tanah Pusat Penelitian Gula PT. Perkebunan Nusantara X, Kediri untuk analisa kadar C-organik dan nilai Total Suspended Solid (TSS). Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 bulan. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sampel dari tinja sapi yang diperoleh dari rumah potong hewan (RPH), bakteri hasil isolasi dari pencernaan rayap pembangun musamus Taman Nasional Wasur Merauke pada penelitian sebelumnya oleh Dewi, dkk (2010) yaitu Cellulomonas sp. dengan kode isolat RC (B) 10 o (1), Cytophaga sp. dengan kode isolat RH (B) 10 o (4), Sporocytophaga sp. dengan kode isolat RA(C) 10-1, dan Pseudomonas sp. dengan kode isolat RH (B) 10 o (2), media Nutrient Agar (NA), media Nutrient Broth (NB), media Carboxyl Metil Cellulosa (CMC), media Yeast Extract (YE), NH 4 (NO 3 ), KNO 3, NaCl, Bacto Agar, selotip, cling wrap, kertas payung (coklat), kertas aluminium (alluminium foil), kertas label, kertas filter, kapas, masker, sarung tangan karet, plastik, aquades, spiritus, dan alkohol 70%. 26

27 3.2.2. Alat penelitian Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain autoclave, laminar air-flow, spektrofotometer, shaker (reciprocal shaking incubator), thermometer, cuvet glass, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 100 ml, gelas ukur 1000 ml, pipet volume, mikro pipet, tip pipet, cawan petri, botol kultur 100 ml, 250 ml dan 500 ml, gelas beker 250 ml dan 500 ml, vortex, spatula besi, labu Erlenmeyer 100 ml dan 500 ml, cawan Gooch 5 ml, desikator, furnace, jarum ose, neraca analitik, timbangan mekanik, oven, tabung reaksi, rak tabung reaksi, bunsen, penangas air, waterbath, batang pengaduk, mikroskop, corong, solder dan reaktor (toples, pipa plastik dan jaring kasa). 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan faktorial 4x4 dan dengan 16 kombinasi perlakuan. Pada setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan. 3.3.2. Kelompok perlakuan penelitian Perlakuan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama (S) adalah perbandingan konsentrasi substrat tinja sapi yaitu 1:0* (S 0 ) dengan komposisi 400 g tinja tanpa air tanpa konsorsium bakteri, 1:0 (S 1 ) dengan komposisi 400 g tinja tanpa air yang diberi tambahan konsorsium bakteri sebesar 10%, 1:1 (S 2 ) dengan komposisi 200 g tinja 200 ml air yang diberi tambahan 10% konsorsium bakteri, dan perbandingan konsentrasi substrat 1:2 (S 3 ) dengan komposisi 133 g tinja 267 ml air yang diberi tambahan 10% konsorsium bakteri. Faktor kedua (M) adalah lama

28 waktu inkubasi proses degradasi tinja sapi yang terdiri dari 4 taraf, yaitu inkubasi 1, 2, 3, dan 4 minggu. 3.3.3. Variabel penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Variabel bebas (independent variable), yaitu perbandingan konsentrasi substrat tinja sapi (g/ml), lama waktu inkubasi proses degradasi tinja sapi (minggu), dan kombinasi perbandingan konsentrasi substrat tinja sapi (g/ml) dengan lama waktu inkubasi proses degradasi tinja sapi (minggu) 2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu kadar C-organik (%), dan nilai Total Suspended Solid (TSS) (mg/l) 3. Variabel terkendali, yaitu konsentrasi konsorsium bakteri selulolitik pencernaan rayap pembangun musamus Taman Nasional Wasur Merauke (Cellulomonas sp., Cytophaga sp., Pseudomonas sp., dan Sporocytophaga sp.) sebesar 10% 3.3.4. Prosedur penelitian 3.3.4.1. Tahap peremajaan dan perbanyakan isolat murni Konsorsium bakteri yang digunakan merupakan hasil isolasi yang berasal dari saluran pencernaan rayap pembangun musamus Taman Nasional Wasur Merauke yang didapat dari penelitian sebelumnya oleh Dewi, dkk (2010). Masing-masing isolat murni bakteri selulolitik ini terdiri atas Cellulomonas sp., Cytophaga sp., Sporocytophaga sp., dan Pseudomonas sp. Isolat murni dari tiap bakteri ditanam secara aseptik ke beberapa tabung reaksi yang berisi media Nutrient Agar (NA) padat miring, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama

29 24 jam. Isolat bakteri selulolitik tersebut lalu diinokulasikan dengan menggunakan jarum ose secara aseptik ke dalam masing-masing botol kultur 500 ml yang telah berisi 100 ml media Nutrient Broth (NB). Starter bakteri ini diinkubasikan dengan menggunakan shaker (reciprocal shaking incubator) dengan agitasi 120 rpm selama 24 jam pada suhu ruangan. 3.3.4.2. Tahap pembuatan starter konsorsium bakteri selulolitik dan pengukuran Optical Density (OD) Nilai Optical Density (OD) masing-masing starter bakteri selulolitik yang telah diperbanyak diukur terlebih dulu pada panjang gelombang 540 nm hingga didapatkan nilai absorbansi suspensi 0,5 selanjutnya, dilakukan penghitungan jumlah sel bakteri menggunakan metode Total Plate Count (TPC). TPC dilakukan dengan mengambil 1 ml starter bakteri selulolitik yang telah diukur nilai absorbansinya dan dilakukan pengenceran berseri dalam air fisiologis steril. 1 ml dari masing-masing seri pengenceran yang ditentukan dimasukkan ke dalam cawan petri dengan penambahan media Carboxyl Metil Cellulosa (CMC), dihomogenkan, dan dibiarkan memadat. Jumlah sel bakteri diperoleh dengan menghitung jumlah koloni yang terbentuk selama 24 jam. Pada starter tiap bakteri diambil masing-masing 75 ml dituang ke dalam 2700 ml media NB sehingga didapatkan starter konsorsium bakteri selulolitik sebanyak 3000 ml, kemudian starter konsorsium bakteri tersebut diinkubasi menggunakan shaker (reciprocal shaking incubator) dengan agitasi 120 rpm selama 24 jam. Konsorsium bakteri tersebut selanjutnya, diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm setelah itu dilakukan

30 penghitungan jumlah sel bakteri menggunakan metode TPC, kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Konsentrasi konsorsium bakteri selulolitik yang digunakan adalah sebesar 10% dengan total substrat tinja sapi sebanyak 400 gr/ml maka dibutuhkan 40 ml konsorsium bakteri dengan perhitungan, 10/100 x 400 ml= 40 ml konsorsium bakteri. Jumlah volum konsorsium bakteri tersebut digunakan pada perlakuan yang membutuhkan yaitu pada perbandingan konsentrasi substrat tinja sapi 1:0, 1:1, dan 1:2. Untuk perbandingan konsentrasi substrat 1:0* tidak diberi konsorsium bakteri karena berfungsi sebagai kontrol perlakuan. 3.3.4.3. Tahap pembuatan perbandingan konsentrasi substrat tinja sapi Substrat yang digunakan dalam setiap perlakuan menggunakan tinja sapi dengan perbandingan konsentrasi yang berbeda yaitu 1:0* sebagai kontrol, 1:0, 1:1, dan 1:2 dari total berat sampel (400 g/ml) yang dimasukkan dalam reaktor. Pada substrat perlakuan kontrol 1:0* hanya diberikan 400 g substrat tinja sapi tanpa penambahan konsorsium bakteri selulolitik dan penambahan air. Pada substrat perlakuan untuk perbandingan 1:0 diberikan 400 g substrat tinja sapi tanpa ditambahkan air. Pada substrat perbandingan 1:1 diberikan 200 g substrat tinja sapi dan ditambahkan 200 ml air. Pada substrat perbandingan 1:2 diberikan 133 g substrat tinja sapi dan ditambahkan 267 ml air dengan perhitungan 1/(1+2) x 400 g = 133 g jadi total berat sampel 400 g/ml. Setiap perlakuan sampel tinja sapi dilakukan tiga kali ulangan dan diinkubasi selama 4 minggu (1, 2, 3, dan 4 minggu) dalam reaktor. Nilai C- organik dan Total Suspended Solid (TSS) diukur tiap minggu yang ditentukan.

31 3.3.4.4. Penentuan kadar C-organik Untuk mengukur kadar C-organik, sampel tiap perlakuan yang telah diinkubasi tiap minggu dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Memasukkan cawan porselen ke dalam oven, tunggu hingga kering 2. Menimbang cawan porselen lalu catat beratnya (A) 3. Memasukkan sampel 1 g pada cawan porselen lalu catat beratnya, saat memasukkan sampel cawan tetap berada di dalam timbangan analitik (B) 4. Memasukkan cawan yang telah ditimbang ke dalam oven selama 4 jam pada suhu 105 o C 5. Mengeluarkan cawan dari oven lalu didinginkan dalam desikator selama ± 15 menit 6. Mengeluarkan cawan dari desikator lalu ditimbang dan catat beratnya (C) 7. Memasukkan cawan ke dalam furnace (pengabuan) selama 4 jam pada suhu 600 o C 8. Mengeluarkan cawan dari furnace lalu didinginkan dalam desikator selama ± 15 menit 9. Menimbang cawan yang telah didinginkan dalam desikator lalu catat beratnya (D) Perhitungan Faktor konversi bahan organik ke karbon

32 Keterangan: A= berat cawan (g) B= berat cawan + sampel (g) C= berat cawan + sampel setelah di oven (g) D= berat cawan + sampel setelah di furnace (g) E= prosentase kadar air (%) F= prosentase abu (%) G= prosentase bahan organik (%) (Sumber: Sulaeman dan Eviati, 2009) 3.3.4.5. Penentuan nilai Total Suspended Solid (TSS) Total Suspended Solid (TSS) merupakan residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 µm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. Untuk mengukur nilai Total Suspended Solid (TSS) (mg/l), dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Memanaskan filter kertas di dalam oven pada suhu ± 105 C selama 1 jam lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan kemudian ditimbang dengan cepat. 2. Sampel yang sudah dikocok merata diambil sebanyak 100 g/ml kemudian dipindahkan dengan menggunakan spatula ke kertas filter yang diberi alas corong dan botol kultur sebagai penadah tetesan dari sampel. Sampel dibiarkan semalaman hingga tersaring dan kering. 3. Kertas filter diambil dengan hati-hati dan kemudian diletakkan pada cawan petri lalu dimasukkan dalam oven untuk dipanas keringkan pada suhu 105 C selama 1 jam. Kertas filter yang telah dikeringkan kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang dengan cepat. Perhitungan

33 Keterangan: a = berat filter dan residu sesudah pemanasan 105 C (mg) b = berat filter kering sesudah pemanasan105 C (mg) c = volum sampel (L) (Sumber: Alaert dan Santika, 1987) 3.4. Analisis Data Data yang didapat dari penelitian ini adalah kadar C-organik (%), nilai Total Suspended Solid (mg/l) dan jumlah sel bakteri (CFU/mL). Data jumlah sel bakteri dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kurva pertumbuhan bakteri. Sementara data kadar C-organik dan nilai Total Suspended Solid (TSS) dianalisis secara statistik. Uji pertama yang dilakukan adalah uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test untuk mengetahui kenormalan data yang didapat kemudian dilanjutkan dengan Levene s Test atau uji homogenitas untuk mengetahui homogenitas variansi data. Untuk mengetahui pengaruh perbandingan konsentrasi substrat tinja sapi, lama waktu inkubasi proses degradasi tinja sapi serta kombinasi keduanya terhadap kadar C-organik dianalisis menggunakan uji Brown Forsythe dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Games Howell untuk melihat perlakuan mana sajakah yang memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan untuk mengetahui pengaruh perbandingan konsentrasi substrat tinja sapi, lama waktu inkubasi proses degradasi tinja sapi serta kombinasi keduanya terhadap nilai Total Suspended Solid (TSS) dianalisis menggunakan uji Analysis of Varians (ANOVA) Two Ways dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Duncan untuk melihat perlakuan mana sajakah yang memiliki perbedaan yang signifikan.

34 Taraf signifikansi 5%. Cara pengambilan keputusan data dari uji Brown Forsythe dan ANOVA ini adalah: a. Jika diperoleh p>α maka H 0 diterima dan H 1 ditolak b. Jika diperoleh p< α maka H 0 ditolak dan H 1 diterima

35 3.5. Alur Prosedur Penelitian Tahap peremajaan dan perbanyakan isolat murni Penanaman bakteri pada media NA dan diinkubasi selama 24 jam Inokulasi bakteri ke dalam media NB dan diinkubasi selama 24jam Tahap pembuatan starter konsorsium bakteri dan pengukuran OD 75 ml dari tiap starter bakteri dicampur ke dalam media NB dan diinkubasi selama 24 jam Tahap pembuatan perbandingan konsentrasi substrat tinja sapi Perbandingan konsentrasi substrat (1:0*, 1:0, 1:1, dan 1:2) Lama waktu inkubasi (1, 2, 3, dan 4 minggu) Penentuan kadar C-organik tiap minggu selama 4 minggu Penentuan nilai TSS tiap minggu selama 4 minggu TPC (inkubasi selama 24 jam) Gambar 12. Skema metode penelitian