Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN SARING PASIEN RAWAT INAP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi sangat berpengaruh pada proses

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DARI KUALITAS MAKANAN RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak

GAMBARAN SISA MAKANAN BIASA YANG DISAJIKAN DI RUANG MAWAR RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI


BAB I PENDAHULUAN. adalah pelayanan gizi, dalam standar profesi Gizi, dinyatakan bahwa

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :


BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan

PERBEDAAN DAYA TERIMA, SISA DAN ASUPAN MAKANAN PADA PASIEN DENGAN MENU PILIHAN DAN MENU STANDAR DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. Standar akreditasi rumah sakit menyebutkan bahwa pelayanan gizi. metabolisme manusia untuk pemulihan dan mengoreksi kelainan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pelayanan gizi yang bermutu terutama dalam menyediakan makanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA


ABSTRACT. Objective: To find out association between timelines in food distribution and food intake of patients on rice diet at Atambua Hospital.

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Sisa Makanan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ASUPAN SERAT PENDERITA DM DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber energi, pertumbuhan dan perkembangan, pengganti sel-sel yang rusak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

PENGARUH VARIASI BENTUK LAUK NABATI TERHADAP DAYA TERIMA PADA PASIEN ANAK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROGRAM STUDI SI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

HUBUNGAN VARIASI MENU, BESAR PORSI, SISA MAKANAN DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA MAKANAN LUNAK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CENGKARENG

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DIET JANTUNG DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RSUD SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

Pengaruh pelatihan asuhan gizi dalam meningkatkan kinerja ahli gizi ruang rawat inap di RSUD DR. Soetomo Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi keluarga, nusa dan bangsa. Untuk mewujudkan impian akan anak

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

reporsitory.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SENSORIK MAKANAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP RSUD DR. SOERATNO, GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan

KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

ABSTRAK PENILAIAN MENGENAI SISA MAKANAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SWASTA AL-ARIF CIAMIS TAHUN 2013.

ANALISIS ZAT GIZI DAN BIAYA SISA MAKANAN PADA PASIEN DENGAN MAKANAN BIASA

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

I. PENDAHULUAN. Kelelahan kerja adalah gejala yang berhubungan dengan penurunan efisiensi

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN SISA MAKANAN DAN MUTU MAKANAN YANG DISEDIAKAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. KARIADI SEMARANG

Kumboyono*, Vina* * PSIK-FK Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang

ASUPAN ZAT-ZAT GIZI DAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DM-TIPE2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

KONSUMSI MAKANAN ANAK BALITA DI DESA TANJUNG TANAH KECAMATAN DANAU KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAYA TERIMA MAKANAN DIET PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Program Studi Gizi FIK UMS. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN.

GAMBARAN RASA, WARNA, TEKSTUR, VARIASI MAKANAN DAN KEPUASAN MENU MAHASANTRI DI PESANTREN MAHASISWA KH.MAS MANSUR UMS

BAB V PEMBAHASAN. seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel dimana dalam hal ini variabel penelitian adalah shift kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan. mencapai status gizi yang optimal (Kemenkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PASIEN BANGSAL RAWAT INAP RSUD SALATIGA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KETEPATAN WAKTU PENYAJIAN DAN MUTU MAKANAN DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DEWASA NON DIET DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

OLEH : HAVIZA PUTRI NIM

: asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar

KONTRIBUSI ZAT GIZI MAKRO MAKAN SIANG TERHADAP STATUS GIZI DI SDIT Ar. RAIHAN, TRIRENGGO, BANTUL, YOGYAKARTA. NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, administrasi umum dan keuangan. (2) sakit dalam melayani pasien. Makanan yang disediakan oleh Instalasi

Iswanelly Mourbas, M. Husni Thamrin, Ayu Restika (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Transkripsi:

PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN SARING PASIEN RAWAT INAP Usdeka Muliani* Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit melalui penyelenggaraan makanan. Sisa makanan pasien merupakan salah satu tolok ukur dari pelayanan gizi ruang rawat inap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sisa makanan saring di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2011? Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel berjumlah 41 responden di ruang rawat inap kelas I, II, dan III. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Penelitian ini menyimpulkan : (1) responden terbanyak berumur >40tahun (82,9%); (2) jenis kelamin terbanyak wanita (53,7%); (3) responden umumnya berpendidikan rendah (80,5%); (4) Responden yang menilai cita rasa kurang baik sejumlah 21 orang (51,2%), ; (5) sisa makanan saring rata-rata 57,1%; (6) Tidak ada hubungan antara faktor umur dengan sisa makanan (ρ = 0,128); (7) Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan sisa makanan (ρ = 0,724); (8) Tidak ada hubungan antara pendidikan responden dengan sisa makanan (p = 0,477); (9) Tidak ada hubungan antara cita rasa responden dengan sisa makanan (p = 1,000). Pihak Instalasi Gizi sebagai pengelola makanan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung diharapkan dapat melakukan evaluasi dan inovasi pada makanan saring agar menghasilkan makanan yang menarik dan enak dengan demikian dapat membangkitkan selera makan pasien sehingga mengurangi terjadinya sisa makanan. Kata kunci : Sisa makanan LATAR BELAKANG Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah satu fasilitas sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit melalui penyelenggaraan makanan. Pelayanan gizi tersebut adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien melalui makanan sesuai dengan penyakit yang diderita. Pelayanan gizi atau penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen (Depkes, 2003). Penilaian hidangan merupakan salah satu evaluasi pelayanan gizi dan sisa makanan pasien dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan pelayanan gizi rumah sakit, karena dengan pasien menghabiskan makanan yang disajikan itu akan membantu mempercepat penyembuhan penyakitnya dan memperpendek masa inap. Beberapa penelitian menunjukkan masih terdapatnya sisa makanan pada pasien rawat inap di berbagai tipe rumah sakit. Sisa makanan pasien merupakan salah satu tolok ukur dari pelayanan gizi ruang rawat inap dalam hal konsumsi gizi (Depkes, 2003). Ada beberapa faktor yang menentukan bagaimana seseorang memilih makanan, yaitu kesenangan dan ketidaksenangan, kebiasaan, daya beli, serta ketersediaan makanan, kepercayaan dan ketakhyulan, aktualisasi diri, factor agama serta psikologis dan yang paling akhir dan sering tidak dianggap penting, pertimbangan gizi dan kesehatan (Hartono, 2000). Menurut Djamaluddin (2002) jenis kelamin, tingkat pendidikan, kelompok umur, dan cita rasa pasien juga mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan yang dikonsumsi. Terjadinya sisa makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien kemungkinan karena porsi yang terlalu besar, pasien tidak nafsu makan atau sebab-sebab lain. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sisa makanan yaitu : faktor [31]

internal (berasal dari dalam diri pasien) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar pasien). Faktor internal meliputi psikis dan fisik, nafsu makan, kebiasaan makan dan jenis kelamin. Faktor eksternal meliputi cita rasa makanan, kelas perawatan, dan suasana lingkungan rumah sakit (Rohati, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Subagio (1992) dari hasil penimbangan untuk sisa makanan lunak yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut di RS Husada, jumlah sisa makanan terbesar saat makan pagi terjadi pada pasien kelas 3 sebesar 17,95%, pada saat siang terjadi pada kelas 2 sebesar 31,51% dan pada saat makan malam terjadi pada pasien kelas 3 sebesar 39,92%. Penyebab terjadinya sisa makanan pada penelitian yang dilakukan oleh Toto Subagio adalah penampilan makanan, suhu makanan, variasi menu, selera makanan, jenis penyakit, mendapat makanan dari luar rumah sakit. Berdasarkan penelitian Alberry (2010) dari hasil penimbangan sisa makanan biasa di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, jumlah sisa makanan yang diteliti pada siang hari untuk kelas III selama 3 hari berturut-turut, sebesar 20,3% dari 59 responden. Nilai tersebut sudah mendekati target yang ditetapkan oleh Dep.Kes yaitu < 20% sebagai indikator keberhasilan pelayanan makanan di rumh sakit.( Dep.Kes, 2007) Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi sisa makanan saring pada pasien di ruang rawat inap RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek (RSUDAM) Provinsi Lampung. Makanan saring dipilih karena dalam penelitian-penelitian sebelumnya, hanya meneliti sisa makanan biasa dan sisa makanan lunak, sehingga diharapkan penelitian ini untuk ke depannya dapat menjadi referensi yang dapat diterima oleh masyarakat. Dipilihnya RSUDAM sebagai tempat penelitian karena RSUDAM merupakan rumah sakit rujukan tertinggi dengan fasilitas yang memadai yang ada di Provinsi Lampung. METODE Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan sisa makanan saring pasien di ruang rawat inap RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek (RSUDAM) Provinsi Lampung tahun 2011, yang dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus 2011. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien rawat inap di RSUD Abdul Moelok Bandar Lampung tahun 2011 yang mendapat makanan saring. Dalam hal ini peneliti mengambil populasi atau seluruh pasien yang mendapat makanan saring di seluruh ruang rawat inap kelas I, II dan III, karena pasien dikelas VIP tidak diperkenankan. Jumlah rata-rata perbulan pasien yang mendapat makanan saring adalah 41 orang untuk seluruh ruang rawat inap, oleh sebab itu dari jumlah 41 orang tidak mungkin untuk disampling lagi. Cara pengumpulan data dilakukan melalui wawancara untuk data responden dan cita rasa makanan dengan kuesioner, cara obervasi dan penimbangan dilakukan untuk data sisa makanan saring, serta mencatat data sekunder yang mendukung penelitian. HASIL Analisis Univariat Penelitian dilaksanakan di RSUDAM dari tanggal 18 Juli 1 Agustus 2011. Penelitian dilakukan pada pasien yang mendapat makanan saring di Ruang Rawat Inap Kelas I, II dan III RSUDAM Provinsi Lampung dan berdasarkan analisis univariat didapatkan hasil bahwa responden terbanyak berada di ruang Kenanga dan ruang Murai (39%), mayoritas berumur > 40 tahun yaitu 34 orang (82,9%), mayoritas berjenis kelamin wanita yaitu 53,7%, mayoritas berpendidikan dasar yaitu sebanyak 27 responden (65,9%) Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa responden mayoritas menyatakan bahwa warna [32]

makanan sesuai yaitu sebesar 27 responden (65,8%), porsi makanan sesuai yaitu sebesar 30 responden (73,2%), tekstur makanan sesuai yaitu 23 responden (56,1%), teknis penyajian sesuai yaitu sebesar 27 responden (65,9%), rasa makanan sesuai yaitu 19 responden (46,3%), aroma makanan sesuai yaitu sebesar 27 responden (66,0), suhu makanan yang sesuai yaitu 30 responden (73,2%) dan yang menyatakan tingkat kematangan makanan sesuai sebanyak 27 responden (65,8%), sesepsi terhadap cita rasa makanan mayoritas responden menyatakan kurang sejumlah 21 orang (51,2%). Selanjututnya hasil analisis lain menggambarkan bahwa distribusi responden menurut sisa makanan terlihat perbedaan yang nyata. Paling banyak responden dalam katagori kurang baik sejumlah 28 (68,3%), sedangkan untuk katagori baik sejumlah 13 responden (31,7%). Analisis Bivariat Tabel 1: Distribusi Frekuensi Hubungan Umur Dengan Sisa Makanan Saring Sisa Makanan Umur Kurang Total > 40 25 73,5 9 26,5 34 100 Tahun 40 3 42,9 4 57,1 7 100 Tahun p Value = 0,128 Pada analisis bivariat digunakan uji Fisher Exact dengan nilai p = 0,128 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan sisa makanan. Tabel 2: Distribusi Frekuwensi Hubungan Jenis Kelamin Dengan Sisa Makanan Saring Katagori Sisa Makanan Jenis Kurang Total Kelamin Pria 14 73,7 5 26,3 19 100 Wanita 14 63,6 8 36,4 22 100 P value = 0,724 Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,724 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan sisa makanan. Tabel 3: Distribusi Frekuensi Hubungan Pendidikan Dengan Sisa Makanan Katagori Sisa Makanan Katagori Total Kurang Pendidikan Dasar 19 70,4 8 29,6 27 100 lanjutan 9 64,3 5 35,7 14 100 P value = 0,477 Hasil uji statistik digunakan uji Fisher Exact dengan nilai p = 0,477, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan sisa makanan. Tabel 4: Distribusi Frekuensi Hubungan Cita Rasa Dengan Sisa Makanan Katagori Sisa Makanan Total Cita Rasa Kurang Kurang 14 66,7 7 33,3 21 100 14 70 6 30 20 100 P value = 1,000 Hasil analisis diperoleh bahwa nilai p = 1,000 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan signifikan antara cita rasa dengan sisa makanan. [33]

PEMBAHASAN Umur Berdasarkan hasil penelitian responden terbanyak berumur > 40 tahun sejumlah 34 orang (82,9 %), hal ini karena ruang rawat inap lokasi penelitian adalah bukan ruang pasien anak, pasien yang dirawat berusia > 14 tahun. Orang dengan usia 14-40 tahun pada umumnya masih jarang menderita sakit dibandingkan dengan orang yang berusia > 40 tahun. Pada sisa makanan terbanyak di usia >40 tahun yaitu 25 responden (73,5%) dengan sisa makanan kurang baik. Adapun pengaruh umur terhadap sisa makanan dari hasil uji statistik terbukti tidak ada hubungan yang signifikan yaitu p = 0,128. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan pendapat Almatsier (1992) bahwa umur pasien berhubungan dengan asupan makanan pasien. Jenis Kelamin Dari hasil perhitungan sisa makanan tidak terlalu berbeda antar jenis kelamin, dan dari hasil uji bivariat jenis kelamin responden tidak ada hubungan dengan terjadinya sisa makanan (p = 0,724), hal ini berbeda dengan pendapat Djamaluddin (2002) bahwa jenis kelamin mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan yang dikonsumsi. Demikian pula berbeda dengan pendapat Rohati (2008) bahwa jenis kelamin sebagai faktor internal yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan. Pendidikan Dari hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan responden mempunyai perbedaan yang nyata, paling banyak berpendidikan dasar yaitu sebanyak 27 responden (65,9%), dan sebanyak 14 responden (34,1%) yang memiliki pendidikan lanjutan. Kelompok pendidikan responden yang terbanyak sisa makanannya (sisa makanan kurang baik) adalah yang berpendidikan dasar/ rendah yaitu 70,4%. Dari hasil analisis ternyata tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan sisa makanan p = 0,477. hal ini berbeda dengan pendapat Djamaluddin (2002) bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan yang dikonsumsinya. Cita Rasa Makanan Dari hasil analisis bivariat ternyata tidak ada hubungan antara cita rasa responden dengan sisa makanan saring di RSUDAM. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Djamaluddin (2002) bahwa cita rasa mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan yang dikonsumsi. Demikian pula berbeda dengan pendapat Rohati (2008) bahwa cita rasa sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya sisa makanan. Sisa Makanan Saring Dari 41 responden yang diteliti sebanyak 58,61% sisa makanan yang terjadi pada pagi hari yaitu terdapat pada gula cair yang disajikan, untuk siang hari sisa makanan yang terjadi sebanyak 68,2% yaitu terdapat pada kaldu yang disajikan, dan pada malam hari sisa makanan yang terjadi sebanyak 66,87% yaitu terdapat pada kaldu yang disajikan pula. Dari sebagian besar alasan yang dikemukakan oleh responden menyatakan bahwa, pada kaldu yang disajikan, memiliki rasa yang hambar. Hal tersebut harus menjadi perhatian pihak Instalasi Gizi, apakah gula cair dan kaldu yang disajikan terlalu banyak atau kurang memenuhi cita rasa pasien. Dari jenis makanan yang disajikan berdasarkan susunan menu yang terdiri dari : bubur saring, lauk hewani dan sayuran saring, lauk nabati saring, gula cair, kaldu, serta buah saring. Dari menu yang disajikan tersebut diharapkan adanya kreatifitas menu saring yang dibuat, agar makanan saring yang disajikan dapat menarik selera makan pasien, sehingga sisa makanan saring yang terjadi dapat [34]

berkurang, atau pasien lebih menyukai mengkonsumsi makanan dari luar.. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan reponden yang mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit sebesar 20 orang (48,83%). Dalam 9 kali makan selama 3 hari rata-rata persentase makanan dari luar yang didapat sebesar 10,03%, persentase paling tinggi dari pengamatan selama 3 hari adalah pada waktu makan siang hari yaitu sebesar 48,65%, hal ini dapat dikaitkan dengan persentase sisa makanan yang terjadi pada siang hari lebih besar daripada waktu makan lainnya. Dari timbulnya sisa makanan yang dipengaruhi dari makanan luar, maka sebaiknya perlu adanya peraturan dari pihak rumah sakit untuk tidak membawa makanan dari luar bagi keluarga pasien yang akan mengunjungi pasien, agar pasien tidak terpengaruh dan tertarik dari makanan yang dibawa oleh keluarga pasien. Sisa makanan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya sisa makanan yang disajikan antara lain : faktor internal, seperti nafsu makan, kebiasan makan, adanya tambahan makanan dari luar dan rasa bosan; serta faktor eksternal, yaitu faktor makanan itu sendiri terutama menyangkut kualitas makanan yang terdiri dari cita rasa makanan (penampilan dan rasa makanan), waktu makan, jarak makan, kelas perawatan, dan juga cara penyajian makanan (Rohati, 2008). Tetapi pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh atau hubungan dari umur, jenis kelamin, pendidikan, dan sisa makanan terhadap sisa makanan yang dikonsumsinya. Oleh sebab itu diperlukan penelitian yang lebih dalam (menyeluruh) pada makanan saring terhadap faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya sisa makanan tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada pasien di ruang rawat inap kelas I, II dan III RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2011 dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa 1.karakteristik responden terbanyak usia >40 tahun, jenis kelamin wanita, dan berpendidikan dasar. Citarasa yang baik dan yang kurang tidak jauh berbeda, ratarata sisa makanan saring 57,4%. Dari hasil analisis bivariat tidak ada satupun variabel bebas (umur, jenis kelamin, pendidikan, citarasa) yang berhubungan dengan variabel terikat (sisa makanan) * Dosen pada Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., (1992). Persepsi pasien Terhadap makanan di Rumah Sakit. Gizi Indonesia, Vol 17 Jakarta Almatsier, dkk ( 1995), Persepsi PasienTerhadap Makanan dan Faktor Lain yang Mungkin Berpengaruh pada 10 Calon Rumah Sakit Panduan dalam Pelayanan Gizi Rumah Sakit, makalah dipresentasikan pada Kongres Nasional PERSAGI X KPIG. Almatsier, Sunita, 2005, Penuntun Diet, PT Gramedia Pustaka Utama, Arief, Mochammad. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: LPP UNS. Depkes RI, 2003, Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, 2007, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, [35]

Depkes RI, 1991, Pedoman Pengelolaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Devi, Nirmala, 2010, Nutrition and Food, PT Kompas Media Nusantara, Djamaluddin, M., (2002). Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa Makanan pada Pasien dengan Makanan Biasa di RS Sardjito Yogyakarta, Tesis Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta. Hartono, A, (2000), Asuhan Nutrisi Rumah Sakit, Penerbit Buku Kedokteran, Yogjakarta [36]