: asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar
|
|
- Shinta Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI, ASUPAN PROTEIN DAN TINGKAT DEPRESI DENGAN STATUS GIZI PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat) Sri Mariati 1, Marlenywati 2, Indah Budiastutik 3 1. Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak Tahun sri_mariati@gmail.com 2. Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Marlenywati_83@yahoo.co.id 3. Dosen PeminatanGizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Indah budiastutik@gmail.com ABSTRAK Gangguan jiwa merupakan kumpulan keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik maupun mental. Salah satu gangguan jiwa adalah depresi. Survei pendahuluan terhadap 10 orang pasien Rumah Sakit Jiwa Kalimantan Barat dengan melihat data IMT ditemukan bahwa pasien dengan status gizi kurang sebesar 20% dan status gizi normal sebesar 80% dan data asupan energi dan asupan protein menggunakan metode Comstok ditemukan 30% dengan asupan energi dan protein kurang, 70% dengan asupan energi dan protein cukup. Data tingkat depresi pasien dilakukan dengan menggunakan kuesioner DBI ditemukan pasien dengan tingkat depresi berat sebesar 40% dan tingkat depresi sedang sebesar 60% (Data primer 2015). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, asupan protein dan tingkat depresi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Kalimantan Barat. Desain penelitian menggunakan Crossectional. Populasi penelitian semua pasien gangguan jiwa yang memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 615 orang, sampel 148 pasien yang diambil secara proporsional random sampling dan pengambilan sampel secara acak menggunakan sistem kocok arisan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi (p value = 0,000, PR = 7,250), asupan protein (p value = 0,000, PR = 5,143), dan tingkat depresi (p value = 0,000, PR = 9,046). Diharapkan agar rumah sakit tetap meningkatkan mutu, cita rasa dan modifikasi menu makanan yang disajikan untuk menghindari kebosanan pasien supaya tidak ada lagi sisa makanan. Disarankan bagi pasien untuk menghabiskan makanan yang disajikan oleh rumah sakit. Kata Kunci : asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar
2 CORRELATION OF ENERGY INTAKE, PROTEIN INTAKE, DEPRESSION LEVELS, AND NUTRITIONAL STATUS OF MENTAL ILLNESS PATIENTS ( A Study At Psychiatric Hospital Of West Kalimantan) Sri Mariati 1, Marlenywati 2, Indah Budiastutik 3 1. Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University PontianakYear Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University Pontianak. 3. Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University Pontianak. ABSTRACT Mental illnessis a set of physical and mental abnormal circumstances. Oneof which isdepression. A preliminary surveyconducted to 10patients atpsychiatric hospitalof West Kalimantan, by considering IMT,showed that patients withmalnutrition statuswere 20%, and patients with normal nutritionalstatus were 80%. Data gathered by using Comstok method indicated that 30% patients had less energyandproteinintake, and 70% patients had adequate energy and protein intake. In addition, data of DBI indicated that patients withseveredepression levelswere 40%and patients with moderatelevel ofdepressionwere 60%. This study aimed at discovering the correlation of energy intake, protein intake, depression level, and nutritional status of mental illness patients at psychiatric hospital of West Kalimantan, using cross sectional design, this study employed 615 inclusive criteria population. As many as 148 samples were selected by using proportional random sampling. The data were statistically analyzed by using chi square test. The study revealed that there were correlation of nutritional status ( p value= 0,000, PR = 7,250), protein intake (p value = 0,000, PR = 5,143) and depression levels (p value = 0,000, PR = 9,046). The management of hospital need to enhance the quality and the menu modification in order to stimulate and increase the patients appetite. The menu modification is also important to reduce the patients boredom on the given menu and avoid them leaving the food on the plate. Key words patients : energy intake, protein, depression levels, nutritional status of mental illness PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah kesehatan jiwa adalah masalah yang sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas kesehatan perorangan maupun masyarakat yang tidak mungkin ditanggulangi oleh satu sektor saja. Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun cenderung meningkat seiring dengan perubahan pola kehidupan di era globalisasi saat ini. 1 Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang memegang peranan penting untuk meningkatkan derajat
3 kesehatan masyarakat. Fungsi dari rumah sakit memberikan pelayanan yang sempurna, baik pencegahan maupun pengobatan. Dalam Undang-Undang No 44/2009 tentang Rumah Sakit disebutkan berbagai sarana atau tempat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang menangani khusus satu macam penyakit adalah Rumah Sakit Khusus, diantaranya adalah Rumah Sakit Jiwa Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi penderita gangguan jiwa di dunia tahun 2012 lebih dari 450 juta jiwa dan dipekirakan bahwa 2-3% dari jumlah penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit. 1 Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 sebanyak orang mengalami gangguan jiwa berat. Untuk Kalimantan jiwa yang dirawat inap mencapai 650 jiwa.pada saat dilakukan penelitian pada bulan Agustus 2015 pasien Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat sebesar 620 jiwa dan dan pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 615 orang dimana penderita perempuan sebanyak 135 jiwa dan laki-laki sebanyak 480 jiwa. 3 Rumusan Masalah Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis pada 10 pasien Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat ditemukan pasien dengan status gizi kurang sebesar 20% (IMT = < 18,5 kg/m 2 ) dan status gizi normal sebesar 80% (IMT = < 18,5 Kg/m 2-25 Kg/m 2 ), asupan energi dan protein kurang sebesar 30% dan asupan energi, asupan energi dan protein cukup sebesar 70% dan sebanyak 40% mengalami depresi berat sedangkan Barat, jumlah orang yang menderita sebesar 60% mengalami depresi sedang. gangguan jiwa mencapai 0,7%. 2 Data Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat menunjukkan bahwa pada tahun 2015 mulai dari bulan januari sampai dengan bulan april jumlah pasien Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan antara asupan energi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat.
4 2. Mengetahui hubungan antara asupan protein dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. 3. Mengetahui hubungan antara asupan depresi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. Metode Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dimulai dari bulan juli sampai dengan September Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan crosssectional. Sampel yang digunakan dalam Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan dependen yaitu asupan energi, asupan protein, tingkat depresi dengan status gizi pasien jiwa. Hasil dan Pembahasan Hasil pengumpulan dan pengolahan data responden diketahui karakteristik berdasarkan tingkat usia dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 59 responden 39,9%, karakteristik berdasarkan jenis kelamin laki laki sebanyak 108 responden 73%, dan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan tingkat SLTP sebanyak 45 responden 30,4% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: penelitian ini adalah seluruh pasien Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat yang berjumlah 148 orang. Menggunakan teknik proporsional random sampling. Analisis yang digunakan adalah univariat untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi masingmasing setiap variabel yang diteliti.
5 Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur, jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan Responden di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat Karakteristik Responden n % Umur Remaja akhir (17-25 tahun) 18 12,2 Dewasa awal (26-35 tahun) 59 39,9 Dewasa akhir (36-45 tahun) 41 27,7 Lansia awal (46-55 tahun) 20 13,5 Lansia akhir (56-65 tahun) 10 6,8 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 8 5,4 Tidak tamat SD 14 9,5 SD SLTP 45 30,4 SLTA 9 6,1 Diploma/S1 1 0,7 Sumber: Data Primer 2015 Univariat Tabel 2 Distribusi Frekuensi Asupan Energi, Asupan Protein, Tingkat Depresi dan Status Gizi di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat Variabel Responden n % Asupan Energi Kurang 32 21,6 Cukup ,4 Asupan Protein Kurang 28 18,9 Cukup ,1 Tingkat Depresi Berat 52 35,1 Sedang 96 64,9 Status Gizi Kurang 33 22,3 Normal ,7 Total Sumber: Data Primer 2015
6 Dari tabel 2 diketahui distribusi frekuensi berdasarkan asupan energi, yang asupan energi cukup sebanyak 116 responden (78,4%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang asupan energi kurang. Distribusi frekuensi berdasarkan asupan protein, yang asupan protein cukup sebanyak 120 responden (81,1%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang asupan protein kurang. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat depresi yang tingkat depresi sedang sebanyak 96 responden (64,9%) lebih besar dibandingkan dengan responden yang tingkat depresi berat. Bivariat Tabel 3 Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein, Tingkat Depresi Dengan Status Gizi Pasien Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat Status Gizi Variabel Kurang Normal P value PR 95% CI n % n % Asupan Energi Kurang 22 68, ,2 Cukup 11 9, ,5 Asupan Protein Kurang 18 64, ,7 Cukup ,4 Tingkat Depresi Berat 28 53, ,2 Sedang 5 5, Sumber: Data Primer ,000 0,000 0,000 7,250 (3,944-13,328) 5,143 (2,973-8,896) 10,338 (4,247-25,168) Hasil analisis variabel asupan energi berdasarkan uji statistik Chi square pada tabel 3 didapatkan nilai p value 0,000 (<0,05), dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. Hasil analisis diperoleh nilai PR = 7,250 artinya responden yang asupan energinya kurang memiliki peluang 7,250 kali lebih besar untuk mengalami status gizi kurang jika dibandingkan dengan responden yang
7 asupan energinya cukup. Hasil analisis variabel asupan protein berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Chi Square pada tabel 3 didapatkan nilai p value = 0,000 (< 0,05) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara antara asupan protein dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. Hasil analisis diperoleh pula nilai PR = 5,143 artinya responden dengan asupan protein kurang memiliki peluang 5,143 kali lebih besar untuk mengalami status gizi kurang jika dibandingkan dengan responden yang asupan proteinnya cukup. Hasil analisis variabel tingkat depresi berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Chi square pada tabel 3 didapatkan nilai p value = 0,000 (<0,05), jadi dapat disimpulkan ada hubungan antara tingkat depresi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. Hasil analisis diperoleh pula nilai PR = 10,338 artinya responden yang tingkat depresinya berat memiliki peluang 10,338 kali lebih besar untuk mengalami status gizi kurang jika dibandingkan dengan responden yang tingkat depresinya sedang. Pembahasan 1. Hubungan Antara Asupan Energi dengan Status Gizi Pasien Gangguan Jiwa Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Asupan Energi dengan Status Gizi Pasien Gangguan Jiwa. Pada penelitian ini tingkat asupan energi pasien di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat sebagian besar asupan energinya cukup yaitu sebesar 78,4% dan kurang sebesar 21,6%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gumala (2011) yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara asupan energi dengan status gizi. Pada sub sampel laki-laki dan perempuan terdapat korelasi yang positif dan sangat bermakna antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di BPK Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.
8 Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi 4. Asupan energi yang kurang dapat mengakibatkan status gizi kurang. Kurangnya asupan energi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Energi dan protein dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh berfungsi dengan baik. Makanan yang memenuhi kebutuhan zat gizi tubuh umumnya membawa ke arah status gizi yang baik. Disarankan energi yang harus dikonsumsi adalah kalori yang dapat diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak Hubungan Antara Asupan Protein dengan Status Gizi Pasien Gangguan Jiwa Hasil analisis uji Chi Square menunjukkan bahwa asupan protein memiliki hubungan dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. Resiko untuk responden yang asupan energi protein kurang mengalami status gizi kurang adalah 5,143 kali lebih besar dibandingkan dengan yang asupan protein cukup. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang Kabupaten Malang. Asupan protein yang cukup diperlukan oleh tubuh untuk membangun sel-sel yang rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon dan membentuk zat anti body 4.Kebutuhan protein khusus pasien gangguan jiwa belum ada
9 literatur yang menjelaskan lebih spesifik. Dalam menentukan jumlah protein yang direkomendasikan peneliti lebih mengacu pada prinsip energi tinggi protein tinggi I (ETPT I) yaitu energi 2800 kalori dan protein 100 gram (2 gr/kg BB) 6. Asupan protein yang cukup atau baik sejalan dengan pendapat Raharja (2007) yang menyatakan bahwa obat anti depresan dapat mempengaruhi makanan yang masuk, metabolisme dan ekskresi zat-zat gizi. Obat anti depresan atau obat anti murung adalah obat-obatan yang mampu memperbaiki suasana jiwa dengan menghilangkan atau meringankan gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi, dan penyakit. Efek samping obat anti depresan salah satunya adalah meningkatkan selera makan. Disamping efek obat kemungkinan lain adanya beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi energi dan protein yang cukup misalnya suasana hati yang tenang sehingga menyebabkan nafsu makan menjadi baik, sehingga asupan makanan cukup 7. Pada penelitian ini, hasil analisis metode Comstok ditemukan pasien yang kurang dalam asupan protein juga banyak ditemukan pada hari sabtu. Hal ini mungkin disebabkan karena pada hari sabtu sumber protein hewani hanya berasal dari ikan, sedangkan protein yang berasal dari daging ayam dan sapi tidak ada. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya selera makan pasien dan kemungkinan penyediaan menu yang kurang bervariasi. Disarankan pada pihak Rumah Sakit untuk menambah protein hewani yang berasal dari daging ayam dan daging sapi. 3. Hubungan Antara Tingkat Depresi dengan Status Gizi Pasien Gangguan Jiwa Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh diperoleh nilai p value = 0,000 lebih kecil dari α 0,05 dengan
10 demikian terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pasien yang tingkat depresinya berat akan memiliki peluang 10,338 kali lebih besar mengalami status gizi kurang dibandingkan dengan pasien yang tingkat depresinya sedang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2014) yang menyatakan bahwa depresi memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan status gizi. Pada keadaan depresi, seseorang cenderung lupa akan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kebutuhan akan makanan, kebersihan 8 dan istirahat. Depresi dapat mengakibatkan nafsu makan menurun, sehingga dapat menggangu penyerapan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh terutama asupan energi dan protein. Kurangnya asupan energi protein dapat melemahkan sistem kekebalan dalam tubuh dengan perubahan tingkah laku seperti perubahan tidur, latihan fisik. Energi dan protein dibutuhkan agar sistem kekebalan berfungsi dengan baik. Pada situasi depresi, seseorang cenderung lupa akan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kebutuhan akan makanan, kebersihan diri dan istirahat. Apabila asupan makanan rendah dan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif panjang, seseorang akan mengalami defisiensi energi dan protein. 9 Adapun hal yang dapat dilakukan untuk menjaga agar pasien dengan tingkat depresi berat tidak menjadi lebih kuru adalah dengan memberikan obat anti depresan sesuai dengan dosisnya agar selera makan pasien bertambah dan meningkatkan kualitas pelayanan gizi rumah sakit jiwa atau penatalaksanaan gizi menjadi lebih baik lagi agar tujuan pelayanan gizi rumah sakit jiwa dalam rangka
11 membantu mempercepat kesembuhan pasien dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat tercapai secara optimal. Kesimpulan 1. Ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. 2. Ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. 3. Ada hubungan antara tingkat depresi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat. Saran 1. Diharapkan rumah sakit tetap meningkatkan pelayanan gizi dan penatalaksanaan gizi yang lebih baik lagi supaya makanan yang disajikan dapat dikonsumsi oleh pasien dan status gizi pasien diharapkan tidak ada lagi yang status gizi kurang. 2. Perlu adanya perubahan dan modifikasi menu untuk menghindari kebosanan pasien terhadap menu yang disajikan di rumah sakit. 3. Perlunya pendekatan dan pengkajian lebih dalam dari pihak rumah sakit sehingga dapat mengerti keinginan pasien. 4. Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan rancangan case control dan adanya penambahan variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini seperti: etnis, lamanya masa perawatan dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA 1. Maramis, A.A Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press 2. Kemenkes RI Riset Kesehatan Dasar Tahun Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 3. Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalbar Laporan Rawat Inap (IRNA) RSJ Propinsi Kalimantan Barat. Singkawang. RSJ Propinsi Kalbar 4. Almatsier, Sunita Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 5. Depkes RI Peraturan Pemberian Makanan Untuk Rumah Sakit Jiwa
12 6. Almatsier, Sunita Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 7. Raharja, K Obat-Obat Penting. Jakarta: PT Gramedia. 8. Anggraini, D.I Hubungan Depresi dengan Status Gizi. Medula, Volume: 2 Nomor 2 Februari Swarth, J Stress dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Aksara
Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.
102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme
Lebih terperinciTHE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA
THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA Listia Anita 1, Yeni Prawiningdyah 2, Farissa Fatimah 3 ABSTRACT
Lebih terperinciKata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*
Lebih terperinciNunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet
BAB V PEMBAHASAN A. Perubahan Berat Badan Pasien Berat badan dalam adalah salah satu parameter yang memberikan status gizi seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet
Lebih terperinciRizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAWE, KUDUS Rizqi Mufidah *), Dina
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG
HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum banyak tertangani,
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012
HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan
Lebih terperinciGIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes
GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)
Lebih terperinciKeywords: Anemia, Social Economy
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diet Pasca-Bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam pembedahan dan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kesehatan manusia dan diperlukan untuk menentukan kualitas fisik, biologis, kognitif dan psikososial sepanjang hayat manusia. Komposisi zat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n =
24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak
Lebih terperinciJurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22
HUBUNGAN PENIMBANGAN BALITA BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) TERHADAP STATUS GIZI BADUTA BAWAH GARIS MERAH (BGM) (Relationship between weighing of Children Under Two Years (BADUTA) With Nutrition Status of Below
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciAdequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain studi Penelitian ini merupakan penelitian yang memanfaatkan penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans terhadap Profil Lipid Darah yang dilakukan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 2, Juli 2015: 57-62 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Ana Mariza
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Melihat tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan faktor-faktor lainnya dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan bahwa 2-3% dari jumlah penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Gangguan psikiatri pada masa muda dapat
Lebih terperinciPromotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal
HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN SUMBER PROTEIN, LEMAK DAN AKTIFITAS Sedentary DENGAN STATUS GIZI LANSIA ANGGOTA BINAAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TALISE WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALISE ABSTRAK Abd. Farid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang akan menimbulkan perubahan yang permanen pada kehidupan setiap individu (Stuart & Sundeen, 2005). Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah berkurangnya jumlah kadar Hb (sel darah merah) hingga dibawah nilai normal, kuantitas hemoglobin dan volume packed red blood cells ( hematokrit)
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015
HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Oleh : Nia Sylviana Junaz 1, Jumirah 2, Albiner Siagian 2 1 Alumni Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu sebuah studi pada sekelompok orang pada satu titik waktu untuk mengetahui hubungan pengetahuan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 72-76 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN The Associated
Lebih terperinciJurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :
Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun
Lebih terperinciKata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.
ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status
Lebih terperinciKata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA PENYELENGGARAAN MAKANAN DI BLU IRINA C. RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO R. B Purba*, Grace Kandou*, Alfa C. Laode*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciKedokteran Universitas Lampung
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR HBA1C PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG Aqsha Ramadhanisa (1), TA Larasati (2), Diana Mayasari
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin
Lebih terperinciKEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING
KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kegemukan bukanlah hal baru dalam masyarakat kita, bahkan 20 tahun yang lalu kegemukan merupakan kebanggaan dan lambang kemakmuran. Bentuk tubuh yang gemuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional.pemilihan desain cross sectional karena penelitian ini
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Rismintarti Sulastinah 1610104193 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK DIPLOMA IV
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN
PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN Diza Fathamira Hamzah Staff Pengajar Program Studi Farmasi
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASUPAN MAKANAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI Bertalina*, Bintang H Simbolon** Asupan makanan erat kaitannya dengan perilaku ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016
HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016 Yurida Olviani Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal
HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1) Megawati 1) Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat
Lebih terperinciABSTRACT. Objective: To find out association between timelines in food distribution and food intake of patients on rice diet at Atambua Hospital.
1 KETEPATAN JAM DISTRIBUSI DAN ASUPAN MAKAN PADA PASIEN DENGAN DIET NASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ATAMBUA TIMELINESS IN FOOD DISTRIBUTION AND FOOD INTAKE OF PATIENTS ON RICE DIET AT ATAMBUA HOSPITAL
Lebih terperinciKEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016
KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Iffah Indri Kusmawati 201510104258 PROGRAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik bidang gizi klinik yang menggunakan pendekatan crossectional. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN a. Tempat penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya
Lebih terperinciPENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )
54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER Maria Helena 1), Joko Wiyono 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit memiliki status gizi berbeda-beda, ada yang sangat kurus, kurus, normal hingga pasien yang berbadan gemuk. Pada umumnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara epidemiologi, pada tahun 2030 diperkirakan prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-59 BULAN. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
JVK (1) (2017) JVK JURNAL VOKASI KESEHATAN http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/jvk ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-59 BULAN Suzanna, Indah Budiastutik, Marlenywati
Lebih terperinciSANITAS: JURNAL TEKNOLOGI DAN SENI KESEHATAN ISSN : 1978-8843 (PRINT) Vol. 09 No. 01, 2018 : 1-5 THE ROLE OF INTAKE OF ENERGY, PROTEIN AND PARENTING WITH NUTRITION STATUS OF AGE 12-24 MONTHS IN SOUTHERN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran selang waktu lima
Lebih terperinciLentera Vol. 14 No.2 Maret
GAMBARAN STATUS GIZI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DESA COT BADA TUNONG KABUPATEN BIREUEN ACEH Nurhidayati Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Almuslim yun_bir_aceh@yahoo.com Gizi
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-59 BULAN. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indonesia
JVK (1) (2017) JVK JURNAL VOKASI KESEHATAN http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/jvk ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-59 BULAN Suzanna, Indah Budiastutik, Marlenywati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciHUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN
HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI Melza Tatiana, et al. HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI Melza Tatiana 1, Heru Santosa, Taufik Ashar 3 1 Mahasiswa Program Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS ATAU RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1-30 November 2014 di Puskesmas Sukaraja Kota Bandar Lampung yang memiliki wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan November 2011, dimana data yang diambil adalah data sekunder
Lebih terperinciHUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)
HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciDepartemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SARAPAN PAGI PADA ANAK DI SD ST.THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2013 Rindika Christiani Siregar 1, Eddy Syahrial 2, Alam Bakti Keloko 2 1 Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering terjadi pada semua kelompok umur di Indonesia, terutama terjadinya anemia defisiensi besi. Masalah anemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Badan kesehatan dunia, World Health Organitation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia. Sebagian besar kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE Nita Monica Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Menarche adalah menstruasi pertama di tengah masa pubertas yang terjadi di awal masa remaja.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan masyarakat Indonesia merupakan usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa dapat berhasil dilaksanakan
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kemakmuran di masyarakat yang diikuti dengan peningkatan pendidikan dapat mengubah pola hidup dan pola makan, dari pola makan tradisional ke pola makan
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari-hari. Makanan atau zat gizi merupakan salah satu penentu kualitas kinerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memerlukan energi untuk melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Energi ini diperoleh dari hasil metabolisme bahan makanan sehari-hari. Makanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan kelompok
Lebih terperinciHUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR
HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR THE CORRELATION OF FAMILY MEMBERS, MATERNAL NUTRITION KNOWLEDGE AND LEVEL OF ENERGY
Lebih terperinci