PERENCANAAN BENDUNG BATANG TARUSAN DENGAN MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN AIR UNTUK IRIGASI DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA DESAIN BENDUNG D.I KAWASAN SAWAH LAWEH TARUSAN (3.273 HA) KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

PERENCANAAN BENDUNG UNTUK DAERAH IRIGASI SULU

PERENCANAAN BENDUNG BATANG TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

PERENCANAAN BENDUNG TETAP SUNGAI BATANG LUMPO II KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

TINJAUAN PERENCANAAN BENDUNG TETAP BATANG KASIK DI DESA PASIR JAYA KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO

PERENCANAAN BENDUNG TETAP SUNGAI BATANG LAMPASI KECAMATAN PAYAKUMBUH UTARA KOTA PAYAKUMBUH

1.1 Latar Belakang Tujuan Lokasi proyek Analisis Curali Hujan Rata-rata Rerata Aljabar 12

PERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG TETAP KOTO KANDIS LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG TETAP SAWAH LAWEH TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

BAB V ANALISIS HIDROLIS DAN STRUKTUR BENDUNG

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

PERENCANAAN BENDUNG BATANG SINAMAR KABUPATEN TANAH DATAR

PERENCANAAN ULANG BENDUNG TETAP SUNGAI SAMEK DESA KUANGAN SIJUNJUNG

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS KOTA PADANG

BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK

PERENCANAAN BENDUNG TETAP BATANG LUMPO I KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

PERENCANAAN BENDUNG TETAP GUNUNG NAGO KOTA PADANG

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

Tinjauan Perencanaan Bandung Seloromo Pada Anak Sungai Kanatan Dengan Tipe Ogee

Pembuatan bendung beronjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Batasan Masalah Maksud dan Tujuan Sistematika Penyajian Laporan...

PERHITUNGAN BENDUNG SEI PARIT KABUPATEN SERDANG BEDAGAI LAPORAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK

BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

Stenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK

BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM

BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNG. Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung cikopo

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN PLTM

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN BENDUNG MRICAN KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI BENDUNG. dapat memutar turbin generator. Dari pernyataan diatas maka didapat : - Panjang Sungai (L) = 12.

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

BAB IV ANALISA HASIL

STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masuk.(sumber: Standar Perencanaan Irigasi KP-02). potensial yang dapat diairi dari sungai yang bersangkutan.

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

PERENCANAAN BENDUNG SIDOREJO DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA DAERAH IRIGASI SIDOREJO KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN GROUNDSILL SUNGAI BATANG AGAM KOTA PAYAKUMBUH

TINJAUAN HIDROLIS PEREDAM ENERGI PADA BENDUNG BATANG BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB IV METODOLOGI. Pengumpulan Data: Pengolahan Data. Perencanaan. Gambar 4.1 Metodologi

EVALUASI PERENCANAAN BENDUNG PADA SUNGAI ULAR KABUPATEN DELI SERDANG PROPINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS)

RANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR

PERENCANAAN BENDUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DI KALI JOMPO SKRIPSI

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM

PERENCANAAN BENDUNG PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DI KALI JOMPO SKRIPSI

PERHITUNGAN STABILITAS BENDUNG PADA PROYEK PLTM AEK SIBUNDONG SIJAMAPOLANG TUGAS AKHIR

BAB V PERENCANAAN KONTRUKSI BENDUNG. Elevasi mercu bendung untuk perencanaan bangunan bendung Cimandiri

ANALISIS DAN PERENCANAAN PENGAMAN DASAR SUNGAI DIHILIR BENDUNG CIPAMINGKIS JAWA BARAT

PERENCANAAN BENDUNG TIPE MERCU BULAT UNTUK MENDUKUNG DAERAH IRIGASI PEMATANG GUBERNUR KOTA BENGKULU

STUDI MENGENAI PENGARUH VARIASI JUMLAH GIGI GERGAJI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE GERGAJI

DESAIN ULANG BENDUNG UNTUK PENINGKATAN DEBIT AIR IRIGASI DI WAEKOKAK KEC LELAK KAB MANGGARAI NTT

PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

STUDI PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN PADA BENDUNG INGGE KABUATEN SARMI PAPUA ABSTRAK

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

PERENCANAAN BENDUNG SLINGA KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan penguapan suhu tanaman akan relatif tetap terjaga. Daerah Irigasi di Sumatera Utara adalah Daerah Irigasi Sungai Ular.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Bangunan Air. 1. Umum

KEHILANGAN AIR AKIBAT REMBESAN KE DALAM TANAH, BESERTA PERHITUNGAN EFFISIENSINYA PADA SALURAN IRIGASI SEKUNDER REJOAGUNG I DAN II

BAB 1 KATA PENGANTAR

PERENCANAAN ULANG BENDUNG BATANG AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATRA BARAT

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR YOGI OKTOPIANTO

LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

BAB VI EVALUASI BENDUNG KALI KEBO

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB V PERENCANAAN SABO DAM DAN BENDUNG

EVALUASI HIDROLIS BENDUNG LAMA TERHADAP RENCANA BENDUNG BARU PADA BENDUNG TIMBANG LAWAN DI KABUPATEN LANGKAT

PERENCANAAN BANGUNAN SUPLESI PEGADIS DAERAH IRIGASI BATANG SAMO RIAU

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN EMBUNG MEMANJANG DESA NGAWU KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA. Oleh : USFI ULA KALWA NPM :

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI STRUKTUR BENDUNG PLTM KAREKAN DI BANJARNEGARA

PERTEMUAN 7 A. Kompetensi Mahasiswa memahami proses perencanaan saluran irigasi dan menghitung kapasitas saluran irigasi.

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB III KOLAM PENENANG / HEAD TANK

BAB I PENDAHULUAN. Air mempunyai arti yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah sebagai

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

Transkripsi:

PERENCANAAN BENDUNG BATANG TARUSAN DENGAN MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN AIR UNTUK IRIGASI DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO PENDAHULUAN Bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang di bangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat tertentu yang membutuhkannya. Bendung sawah laweh yang terletak di batang tarusan yang berlokasi di barung-barung balantai yang terletak dekat Bench Mark (BM) SL7 dengan koordinat X=667.757 dan Y=9.874.993 dan Z=33.57, Pada bendung batang tarusan yang sedang tahap pembangunan ini digunakan hanya untuk air irigasi, Sedangkan Air pada bendung batang tarusan bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pembangkit listrik karena topografi daerahnya mendukung untuk direncanakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro hidro (PLTMH) yaitu dengan Head 3.0 m sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik. METODOLOGI PENULISAN. Analisa Hidrilogi Data data hidrologi yang telah diperoleh, selanjutnya dianalisis untukmencari debit banjir rencana yang akan digunakan untuk perencanaan bendung. Langkah langkah dalam analisis hidrologi antara lain : terdiri dari. : a. Mencari data curah hujan maksimum per tahun tiap stasiun hujan dengan metode poligon aljabar. b. Penentuan metode perhitungan curah hujan rencana. Dalam perhitungan curah hujan rencana terdapat beberapa metode yang dapat dipakai, yaitu : ) Hasper ) Gumbel 3) Weduwen c. Dalam perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode rasional.. Perencanaan Bendung Hasil dari analisis data hidrologi digunakan dalam perhitungan desain untuk menentukan detail konstruksi bangunan bendung dan dimensinya. Langkah langkah dalam perencanaan bendung terdiri dari. : a. Penentuan elevasi bendung b. Pemilihan tipe bendung c. Lebar Bendung d. Perencanaan Hidrolis Bendung e. Bangunan Pelengkap f. Perhitungan Panjang Lantai Hulu g. Gaya-Gaya yang Bekerja PadaBendung

h. Kontrol Stabilitas Bendung 3. Perencanaan PLTMH Secara umum lay-out sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run off river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistern PLTMH tersebut terdiri dari:. bangaunan intake (penyadap) bendungan. saluran pembawa 3. Sedimen trap 4. pipa pesat, 5. house Power 6. Saluran pembuangan (Tail rase) 7. Turbin ANALISA HIDROLOGI No Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahun Stasiun Curah Hujan Ladang padi Danau Diatas Rata - rata 004 95 48 7.5 005 96 34 5 3 006 55 44 49.5 4 007 75 5 50 5 008 80 67 73.5 6 009 45 78.5 7 00 09 67 88 8 0 8 64 9 9 0 7 07 0 03 5 55 90 04 8 4 85 (Sumber Data : Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Sumatera Barat) No Tabel Curah Hujan dari Hasil Perhitungan Rn Gumble (mm) Metode Hasper (mm) Weduwen (mm) Ratarata (mm) 99.63 93.5 03.80 98.98 5 3.40 3.06 5.48 9.64 3 0 5.44 59.79 46.95 53.06 4 5 79.03 97.4 76.4 84.9 5 50 98.75 6.5 97.6 07.6 6 00 8.3 56.97 8.87 3.39 Tabel 3 Hasil Perhitungan Debit Banjir Metode Rasional N o Retur n Perio d 98.98 5 3 0 4 5 5 50 6 00 Rt f α In 9.6 4 53.0 6 84. 9 07.6 3.3 9 0.7 8 0.7 8 0.7 8 0.7 8 0.7 8 0.7 8 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 8.53. 7 3. 9 5.8 8 7.9 0 9.9 4 F km 38.3 38.3 38.3 38.3 38.3 38.3 Q m3/dt 468.06 63.03 73.80 87.00 98.8 094. 8 PERHITUNGAN HIDROLIS BENDUNG Penentuan elevasi mercu Elevasi mercu direncanakan bedasarkan tinggi sawah tertinggi penentuan head pada PLTHM didapat 3.50 mdpl. Gambar Elevasi Mercu

Tinggi Muka Air Banjir Diatas Bendung a. Elevasi mercu bendung = + 3.50 m b. Elevasi lantai muka = + 8.50 m c. Tinggi mercu = 3.0 m d. Debit banjir rencana 00 tahun ( Q 00 ) Q = Cd 3 094.8 =.48 0.44 H ) H 3/ =094.8 m 3 /dtk g B eff H.5 3 3 g (67.5 3 094.8 =.53 (67.5 0.44 H ) H 3/ Perhitungan dilakukan dengan cara cobacoba : Ambil H = 5.3 m 094.8 =.53 (67.5 0.44 ()) 3/ 094.8 = 69. m 3 /dt h Tabel 4 Mentukan tinggi air dihulu bendung Cd (67.5 9.8 3 3 0.44 H) H 3/ a B C d a b c d.48.7048 67.06 69..5.48.7048 66.5 3.375 566.40 3.48.7048 66.8 5.96 867.70 3..48.7048 66.09 3.5.48.7048 65.96 6.547 3.50 96.48.7048 65.95 6.574 5.74 954.63 089.7 9 094. 0 Dengan cara trial and error didapat H= 3.5096 m = 3.5 m Maka lebar effektif bendung (Be) = 67.5 - (0.44 3.5) = 65.96 m = 66 m Jari-jari mercu bendung (R) berkisar antara 0. sampai 0.7 H R = 0.5 H = 0.5 3.5 =.75 m Dari hasil yang telah diperoleh di atas dapat dilihat bahwa tinggi energi diatas mercu adalah H = 3.5 m. Elevasi tinggi energi ditas mercu = + 3.5 + 3.5 = + 34.75 m Sehingga diperoleh lebar efektif bendung yaitu : B eff = 67.5 (0.44 3.5) = 65.96 m = 66 m Tinggi Muka Air Banjir Maksimum di Atas Mercu Data-data: Q 00 B eff H = 094.8 m 3 /dt = 66 m = 3.5 m Untuk menentukan tinggi air diatas mercu dapat dicari dengan persamaan H d = H - k Dimana: Perhitungan: Q = A. V = (B ef H ). V

V = B ef Q. H Tinggi Muka Air di Hilir Bendung Q = V A 094.8 = 66 3.5 = 4.736 m/dtk Untuk memperoleh tinggi muka air di atas mercu (h d ) : h d = H K Dimana : K = = V. g 4.736 9.8 =.4 m Maka : h d = 3.5.4 =.36 m Sehingga diperoleh tinggi muka air diatas mercu (h ) =.36 m Elevasi muka air di atas mercu bendung + 3.5 +.36 = +33.6 m V = n R /3 I / Q = 094.8 m 3 /dt (Debit rencana) B = 6.5 m (Lebar dasar sungai) I = 0.0095 (Kemiringan dasar sungai) n = 0.03 (Koefisien kekasaran manning) m = : (Kemiringan dasar saluran) Perhitungan : Dicoba untuk h = m a. Luas penampang basah (A) A = (b + m h) h A = (66 + 0.5 ) A = 66.5 m b. Keliling penampang basah (P) P = b + h m = 6.5 + 0,5 = 67. m c. Jari-jari hidrolis (R) A 63 R = 0. 973 m P 64.73 d. Kecepatan aliran (V) V = n R /3 I / Gambar Tinggi muka air di atas mercu tipe bulat V = 0.03 V = 4.6 m/dt (0.973) /3 (0,0095) /

e. Debit aliran (Q) Q = A V Q = 63 4.6 = 6.8 m 3 /dt Perhitungan selanjutnya dilakukan secara tabelaris : Tabel 5 Perhitungan Tinggi Muka Air Dihilir Bendung H /n A P 0.5.0.0. 95 3.0 4.0 5.0 43.4 783 43.4 783 43.4 783 43.4 783 43.4 783 43.4 783 43.4 783 33. 50 66.50 00 34.0 000 54. 7 0.5 000 7.0 000 34.5 000 67. 80 68. 36 70.4 7 7. 340 7.7 08 74.9 443 77. 803 R= A/P 0.4 935 0.9 746.9 05. 673.7 85 3.6 94 4.4 377 I V Q 0.0 095 0.0 095 0.0 095 0.0 095 0.0 095 0.0 095 0.0 095.64 65 4.6 56 6.50 4 7.09 7 8.38 87 0.0 08.4 438 87.6 7 77. 0 87. 56 094.8 698.7 7. 399.50 Dari hasil perhitungan diatas, didapat nilai h.9 m =.3 m dengan harga Q (094.8 m 3 /dt) yang mendekati Q rencana (094.8 m 3 /dt) dan selanjutnya dapat dibuat grafik lengkung debit yang merupakan grafik hubungan antara tinggi muka air dengan debit banjir rencana yang telah dilampirkan. Untuk memperoleh tinggi energi dihilir bendung (H ) : H = h + K Dimana : K = = V. g 7.09 9.8 =.56 m Maka : H =.3 +.56 = 4.86 m Dari perhitungan sebelumnya yaitu tinggi muka air banjir diatas bendung dan perhitungan tinggi muka air banjir dihilir bendung maka didapat data elevasi sebagai berikut pada mercu tipe bulat : elevasi muka air diatas bendung : Elevasi puncak mercu + h =(+ 3.50) +.36 = +33.86 m Elevasi energi diatas mercu : = Elevasi puncak mercu + H = (+3.50) + 3.5 = +35.00 m Elevasi muka air dihilir bendung : = Elevasi dasar sungai dihilir bendung + h = (+ 8.50) +.3 = + 30.8 m Gambar 3 Grafik Lengkung Debit

Elevasi Lantai Kolam Olakan Dari perhitungan sebelumnya diperoleh data-data sebagai berikut : Gambar 4 Tinggi air diatas mercu bendung dan dihilir bendung Back Water Untuk mengetahui sampai dimana pengaruh muka air setelah adanya pengembangan oleh bendung perlu pula diperhitungkan back water yang terjadi. Untuk perhitungan back water tersebut digunakan persamaan : L = Dimana : L = arah udik (m) h = h i Panjang pengaruh pengembangan ke Tinggi air di atas mercu = 3.5 m i = Kemiringan sungai di udik bendung = 0.0095 L = 3.5 0.0095 = 736.84 m Jadi panjang peninggian muka air akibat pengaruh pengembangan ke arah udik sebesar 736.84 m pada saat terjadi banjir. a. Debit banjir rencana (Q 00 ) = 094.8 m 3 /dtk b. Elevasi puncak mercu = + 3.50 m c. Elevasi dasar sungai di udik bendung = + 8.50 m d. Elevasi muka air diatas mercu =+33.86 m e. Elevasi muka air dihilir bendung = 30.80 m f. Lebar efektif bendung (B ef ) = 66 m Pertama kali kolam olakan dicoba pada elevasi +8.50 m Sehingga : Z = (+3.50) (+8.50) = 3.00 m Dimana Z adalah beda tinggi antara elevasi muka air diatas mercu bendung dengan elevasi lantai kolam olakan. Perhitungan: a. Kecepatan awal loncatan (V ): V = g ( Z 0.5 H ) = 9.8(3 0.5 3.5) = 9.65 m/dtk

b. Tinggi muka air tepat di kaki mercu (y ) y = 094.8 9.65 66 =.779 m c. Bilangan Froude Fr = = V g. y =.35 9.65 9.8.779 d. Kedalaman air diatas ambang ujung y =. y 8 Fr =.779 = 4.9 m 8.35 Maka elevasi air loncat pada elevasi : (+8.50) + 4.98 = +33.4 m. Jadi air loncat (+33.4) lebih besar dari elevasi di hilir (+30.80) masih belum memenuhi syarat, maka elevasi kolam olak harus diturunkan lagi. Untuk selanjutnya perhitungan dilakukan secara tabelaris. Tabel 6 Perhitungan Elevasi Kolam Olak Elv.kolam olak H V y Fr y 8.50 3 9.654.77.35 4.98 7.50 4 0.6.56 3.74 5.6 6.50 5.508.44 4.06 5.558 5.50 6.33.344 4.395 5.89 4.50 7 3.0.65 4.79 6.05 Maka elevasi air loncat pada elevasi : (+4.50) + 6.05 = +30.55 m. Elevasi air loncat +30.55 m + 30.80 m. Elevasi air loncat lebih rendah dari elevasi muka air hilir bendung, sehingga memenuhi syarat. Ukuran Kolam Olakan Tipe USBR-III Data-data: Q 00 = 094.8 m 3 /dt B eff = 66 m Perhitungan: q Q = Beff = hc = 3 094.8 = 6.578 m/dt/m 66 q g 6.578 = 3 9.8 =.9 Tinggi ambang hilir kolam olak (n) y (8 Fr ) n = 8 = (.65 x (8+4.7)) / 8 =.5 m Panjang kolam olak (L)

B =.7 x y =.7 x 6.05 = 6. m Gambar 6 Bendung sebelum ada lantai muka Gambar 5 Bentuk Hidrolis Kolam Olak Tipe USBR-III Perhitungan Lantai Muka a. Kondisi sebelum ada lantai muka : H = 4. m L v = 4 +.58 + 3 +.5 + 0.8 + 0.8 + 4 = 7.68 m L H =.04 + 0.65 +.5 +.9 + 3.08 + 4.8 + 0.88 + 0.5 = 5.66 m L w =L v + /3 L H H. C = 7.68 + /3 (5.66) = 6.3 m 6.3 m < 7 4 = 8 m Berdasarkan perhitungan diatas maka diperlukan lantai muka dengan creep line minimal adalah : L rencana = L perlu L w = 8 6.3 =.76 m b. Disain lantai muka L v = +.5 +.5+.5 +.5 +.5 = 0.5 m L H = 0.5+ 3 + 0.5+ 3 + 0.5 + 3 = 0.5 m L W = L v + /3 L H =0.5 + /3 (0.5) = 4.0 m > 4...Ok Gambar 7 Bendung sesudah ada lantai muka Kontrol Terhadap Rembesan Perhitungan :. Panjang penyaringan (Lw) = 37.467 m. h (keadaan air normal) = +3.5 (+4.50) = 7 m 3. h (keadaan air banjir) = +35.00 (+30.80) = 4. m Angka rembesan kondisi air normal : LV / 3 LH Cw = 4... C = 4 H

6.80.87 Cw= 5.35 4... OK 7 Panjang rembesan kondisi air normal : Lw = C. h = 4 7 = 8 m L perlu = 8 < L ada = 37.467 m, maka untuk rembesan cukup aman. Angka rembesan kondisi air banjir : LV / 3 LH Cw = 4... C = 4 H 6.80.87 Cw= 8.9 4... OK 4. Panjang rembesan kondisi air banjir : Lw = C. h = 4 4.= 6.8 m L perlu = 8.8< L ada 37.467 m, maka untuk rembesan cukup aman. STABILITAS BENDUNG Stabilitas Pada Saat Air Normal Tabel 7 Resume Gaya Yang Bekerja Pada Bendung (Saat Air Normal) N o Gaya-Gaya yang bekerja Berat sendiri bendung Gaya (ton) Momen (t.m) V H Mv Mh -04.9-499.8 Gaya gempa.66 05.37 3 Tekanan lumpur -.57 0.90-4.45 6.56 4 Tekanan tanah -3.65-50.5 5 6 Tekanan hidrostatis Tekanan uplift pressure -.6 4.5-4.09 3.580 7.7 8.34 67.04.98 Jumlah -9.4.7-47.3 7.0 Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Normal a. Kontrol terhadap guling M V SF =. 5 M H 47.33 = 4.0. 5...(aman) 7.0 b. Kontrol terhadap geser f. V SF =. 5 H 0.75 9.4 = 3.0. 5...(aman).7 c. Kontrol terhadap eksentrisitas e = B M V M V H B 6 9.45 47.33 7.0 e = 9.4 No 9.45 6 = 0.85<.575... (aman) Tabel 8 Gaya Yang Bekerja Pada Bendung Pada Saat Air Banjir Gaya-Gaya yang bekerja Berat sendiri bendung Gaya (ton) Momen (tm) V H Mv Mh -04.9 Gaya gempa.66 3 Tekanan lumpur -.575 0.90 4 Tekanan tanah -3.65 5 6 Tekanan hidrostatis Tekanan uplift pressure -.9-3.65-499.8-4.45-35.9 50.73 8.03 6.8 Jumlah -77.76 34.9-533.4 05. 3 6.5-50. 30. 7 90.3 6 8.

Kontrol Terhadap Guling Saat Banjir a. Kontrol terhadap guling Mv SF =. 5 M H 533.443 = 3.03. 5...(Aman) 8.78 b. Kontrol terhadap geser f. V SF =. 5 H 0.75 77.76 =.70. 5...(Aman) 34.9 c. Kontrol terhadap eksentrisasi e = B M V M V H B 6 9.45 533.433 8.78 e = 77.76 9.45 6 = 0.07 <.575...(Aman) Perencanaan Bangunan Pintu Data-data: Luas sawah yang akan dialiri (A) = 373 Ha Net Field requirement (NFR) =.6ltr/dt/ha Koefisien reduksi golongan ( C ) =.0 Efesiensi jaringan primer = 0.9 Efesiensi jaringan sekunder = 0.9 Efesiensi jaringan tersier = 0.8 Besarnya debit pengambilan pada pintu intake dapat dihitung dengan rumus: C. NFR. A Q = e.6 373 = = 5637.84 ltr/dt 0.8 0.9 0.9 5637.84 ltr/dt = 5.637 m 3 /dt Perhitungan Hidrolis Pintu Intake Menghitung dimensi pintu pengambilan Dicoba tinggi bukaan pintu (a) =.5 m Jumlah Pintu intake = buah Kehilangan energi bukaan = 0.5 m Percepatan gravitasi = 9.8 Maka : Q = μ b a ( g z) 0.5 6.764 = 0.8 3 a [( 9.8 0.5) 0.5 ] 6.764 = 0.8 3 a [( 9.8 0.5) 0.5 ] 6.764 = 5.35 a a =.7 m.30 m Tinggi bukaan yang paling optimal =.30 m dengan Q = 6.764 m 3 /dt Perhitungan Kantong Lumpur Asumsi-asumsi : Diandaikan partikel yang ukurannya kurang dari 0 um (0 x 0-6 ) terangkut sebagai sedimen layang. Diasumsikan bahwa air yang dialirkan mengandung 0.5 0 / 0 sedimen yang diendapkan dalam kantong lumpur. Suhu air yang dipakai sebesar 0 o C dengan diameter 00 um atau 0.0 mm mempunyai kecepatan endap (w) = 0,006 m/dt. Rencana

pembilasan dilakukan setiap 5 hari sekali. T = 5 x 4 x 3600 =.96.000 detik. Volume kantong lumpur : V = 0.00005 x 0.80 x Qn x T = 0.00005 x 0.80 x 5.63 x.96.000 = 9.86 m 3 Luas permukaan rata-rata : LB = Qn / w = 5.637 / 0.006 = 938.33 m B = 0.00 m L = 93.83 m Penentuan in (Eksploitasi normal/ kantong sedimen hampir penuh) : Kecepatan normal diambil (Vn)= 0.80 m/dt Koef. Kekasaran strickler (ks)= 60.00 An = Qn / Vn = 5.637 / 0.80 = 7.04 m Dengan lebar rata-rata 0 m kedalam air (hn) adalah : hn = An / B = 7.04 / 0 = 0.70 m Keliling basah (On) : On = B + h (+m ) 0.5 = 0 +.4 =.4 m Jari-jari saluran (Rn) : Rn = An / On = 7.04 /.4 = 0.6 m Kemiringan dasar saluran (keadaan normal) : In = Vn / ks / R n4/3 = 0.64 / 3600 / 0.53 = 0.00034 Penentuan is (pembilasan/ kantong lumpur kosong) : Kecepatan normal diambil (Vs)=.00 m/dt Koef. Kekasaran strickler (ks)= 60.00 Qs =. Qn = 6.756 As = Qs / Vs = 6.756 /.00 = 3.378 m Dengan lebar dasar 0 m kedalam air (hs) adalah : hs = As / B = 3.38 / 0 = 0.34 m Keliling basah (Os) : Os = B + h (+m ) 0.5 = 0 + 0.96 = 0.96 m Jari-jari saluran (Rs) : Rs = As / Os = 3.38 / 0.96 = 0,3 m Kemiringan dasar saluran (untuk pembilasan) : Is = Vs / ks / Rs 4/3 = 4 / 3600 / 0. = 0.0059 = 0.006 Panjang kantong lumpur : V = 9.86 m 3 V = 0.5 x b x L x 0.5 (Is-In) L x b 9.86 = 0.5 0 L 0.5 (0.006-0.00034) L 0 9.86 =.5L x 0.083 L L = 64.4 L = 65 m

DEBIT TERSEDIA (DEBIT ANDALAN) Debit Andalan adalah perhitungan ketersediaan air berdasarkan probabilitas 80 % terjadinya debit sungai. Untuk debit Andalan menggunakan metode analisis analisis Frekuensi Data Debit. Untuk menghitung debit tersedia pada suatu sungai yaitu dengan perhitungan dengan metode rangking. Cara perthitungan adalah sbb : Mengurutkan data debit setengah bulanan atau satu bulanan dari besar kekecil atau kecil kebesar Menghitung debit 80% terjadi dengan rumus (urutan dari besar kekecil) m P 00% n 0 Oktober 9.0 Nopember 34.60 Desember 30.96 Kapasitas pengambilan minimum 0%. Q, maka Q intake =. 5.637 = 6.764 m 3 /dt Q PLTMH = 3 m 3 /dt Q total = 6.764 + 3 = 9.764 m 3 /dt BANGUNAN PELENGKAP PLTMH Dengan Mengurutkan data debit setengah bulanan atau satu bulanan dari besar kekecil atau kecil kebesar Menghitung debit 80% terjadi dengan rumus (urutan dari besar kekecil) didapat rengking ke 0 yaitu dengan debit andalan : Tabel 9 Debit andalan per bulan No Bulan Debit andalan m3/detik Januari.3 Februari 0.6 3 Maret 0.34 4 April 4.70 5 Mei 5.65 6 Juni 5.99 7 Juli 4.90 8 Agustus 9.37 9 September 5.50 Gambar 8 master plan PLTMH Bangunan Pengambilan Bangunan pengambilan terletak di sisi kiri, direncanakan dengan konstruksi bangunan dari pasangan batu dilengkapi dengan

(satu) buah pintu baja. Berikut adalah data yang diperlukan untuk perhitungan intake: Debit desain (Q desain ) : 3 m 3 /dt Lebar intake :.5 m Koefisien manning (n): 0.03 Kemiringan (S) : 0.0005 (desain) Panjang Saluran : 50 m a. Luas penampang basah (A) A = b h A =.5 A =.5 m b. Keliling penampang basah (P) P = b + h Dengan cara coba-coba (trial and error) dapat diketahui kedalaman air, h =.8 m. Tinggi jagaan direncana dengan tinggi 30% m. Jadi tinggi total saluran intake adalah.8 + 0.5 =.3 m, Tinggi elevasi intake = +9.70, Kehilangan ketinggian akibat kemiringan = +9.70 (0.0005 50) = +9.67 m =.5 + = 3.5 m c. Jari-jari hidrolis (R) A.5 R = 0. 4 m P 3.5 d. Kecepatan aliran (V) V = n R /3 I / V = 0.03 V = 0.5684 m/dt e. Debit aliran (Q) Q = A V (0.4) /3 (0.0005) / Q =.5 0.5684 = 6.8 m 3 /dt Gambar 9 denah Saluran Pembawa Sedimen Trap Asumsi-asumsi : Diandaikan partikel yang ukurannya kurang dari 70 μm (70 x 0-6 ) terangkut sebagai sedimen layang. Diasumsikan bahwa air yang dialirkan mengandung 0.5 0 / 0 sedimen yang diendapkan dalam kantong lumpur. Suhu air yang dipakai sebesar 0 o C dengan diameter 00 μm atau 0.0 mm mempunyai kecepatan endap (w) = 0,006 m/dt. Rencana pembilasan dilakukan setiap 5 hari sekali. T = 5 x 4 x 3600 =.96.000 detik. Volume kantong lumpur :

V = 0.00005 x 0.80 x Qn x T = 0.00005 x 0.80 x 3 x.96.000 = 55.5 m 3 Luas permukaan rata-rata : LB = Qn / w = 3 / 0.006 = 500 m B = 6 m L = 83.33 = 85 m Penentuan in (Eksploitasi normal/ kantong sedimen hampir penuh) : Kecepatan normal diambil (Vn) = 0.40 m/dt Koef. Kekasaran strickler (ks) = 60.00 An = Qn / Vn = 6 / 0.40 = 7.5 m Dengan lebar rata-rata 6.0 m kedalam air (hn) adalah : hn = An / B = 7.5 / 6 =.5 m Keliling basah (On) : On = B + h = 0 +.5 =.5 m Jari-jari saluran (Rn) : Rn = An / On = 7.5 /.5 = 0.6 m Kemiringan dasar saluran (keadaan normal) : In = Vn / ks / R n4/3 = 0.40 / 60 / 0.6 4/3 = 0.000085 Gambar 0 denah Sedimen Trap Pipa Pesat (Penstock) 0.3 n Q d Hf 0.3 0.0 d 3 d 0.6 m L 3 0.875 0 0.875 Gambar desain pipa pesat PLTMH Saluran Pembuang (Tail race) Saluran pembuang akhir (tail race) direncanakan berbentuk segi empat dari pasangan batu. Kapasitas saluran direncanakan Debit desain (Q desain ) : 3 m 3 /dt Lebar intake :.5 m Koefisien manning (n): 0.03 Kemiringan (S) Panjang Saluran : 0.0005 (desain) : 0 m

a. Luas penampang basah (A) A = b h A =.5 A =.5 m b. Keliling penampang basah (P) P = b + h Dengan cara coba-coba (trial and error) dapat diketahui kedalaman air,h =.8 m. Tinggi jagaan direncana dengan tinggi 30% m. Jadi tinggi total saluran intake adalah.8 + 0.5 =.3 m =.5 + = 3.5 m c. Jari-jari hidrolis (R) A.5 R = 0. 4 P 3.5 d. Kecepatan aliran (V) m V = n R /3 I / V = 0.03 V = 0.5684 m/dt e. Debit aliran (Q) Q = A V (0.4) /3 (0.0005) / Q =.5 0.5684 = 6.8 m 3 /dt Perhitungan selanjutnya dilakukan secara tabelaris : Tabel 0 Perhitung dimensi penampang B H /n A P.5 76.9 3.5 3.5 R(/ 3) 0.06 S V Q 0.0 3 0.0 53 0. 579 Gambar Potongan Saluran pembuang Turbil PLTMH Prosedur penentuan tipe turbin yang dipakai pada perencanaan PLTHM Batang Tarusan ini adalah berdasarkan pada data-data tinggi jatuh (head) dan kapasitas debitair (Q). Kemudian sejauh mungkin kecepatan putar (n) ditentukan sama dengankecepatan putar generatornya agar dihasilkan PLTHM yang optimum. Dari putaran spesifik (ns atau nq), selanjutnya dapat ditentukan type turbin yang tepat untuk kondisitersebut. Dalam perencanaan turbin ini, data-data perencanaan yang diambil adalah.5.8 76.9 3.7 5. 0.65 44 0.0 3. 56 3.0 39 sebagai berikut :.5 76.9 3 3 5.5 0.66 75 0.0 3.4 8 3.4 448 Tinggi jatuh air (head) H = 3.0 M Jumlah turbin N = unit

Debit nominal aliran total Qt = 3 m³/det Putaran poros turbin n = 50 rpm Dengan mengambil harga efisiensi turbin sebesar 80 %, daya hidraulik air (Nh) yang tersedia dengan data-data perencanaan tersebut diatas dapat dihitung: sebagai berikut : KESIMPULAN Dari hasil Perencanaan Bendung Batang Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:. Dari hasil analisa hidrologi berdasarkan, stasiun hujan Ladang Padi dan stasiun hujan Danau Diatas, maka di dapat debit p = η.ρ.q.g.h = 0.8 3 9.8 3. = 70.63 kwatt Harga kecepatan spesifik adalah : n S n H P 300 5 4 3 70.63 538.57 5 4 Jadi kebutuhan listik pada masyarakat pedesaan di dapat 450 Watt, dan Daya yang dihasilkan turbin sebesar 70.63 kwatt Sehingga Banyaknya rumah yang dapat dialirkan listrik yaitu : puncak banjir sebesar 094.8 m 3 /detik untuk periode ulang 00 tahun dengan menggunakan metode Rasional.. Tinggi mercu direncanakan setinggi 3.0 m dengan tipe mercu bulat dan kolam olak tipe USBR-III. 3. Untuk dapat mengalirkan air sebesar 6,764 m 3 /detik dari sungai Batang Tarusan ke Daerah Irigasi Sawah Laweh Tarusan dibutuhkan pintu pengambilan dengan lebar m dan tinggi bukaan.30 m. n Daya yang di hasilkan Kebutuhan Listrik 70.63000 450 4. Untuk perencanaan bangunan pelengkap PLTMH untuk saluran pembawa didapat 56 rumah Jadi banyaknya rumah yang dapat dialiri listik sebanyak 56 rumah dengan setiap rumah mendapat 450 Watt. Dengan kapasitas 70.63 kwatt dapat mengaliri 56 rumah, dengan setiap rumah mendapat 450 Watt. dimensi.5 x.3 m, untuk sendimen trap didapat 6 x.5 m dengan panjang 85 m dan menggunakan pipa pesat dengan ukuran 0.6 m. 5. Untuk PLTMH digunakan turbin Propeller dengan power dihasilkan 70.63 kwatt yang dapat digunakan untuk 56 rumah.

DAFTAR PUSTAKA Dietze, Fritz. 980. Turbin Pompa dan Kompressor. Jakarta: Erlangga Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-0, Cetakan Pertama, Bandung, 986. Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi Bangunan KP-04, Cetakan Pertama, Bandung, 986. Karmiana, I made. 0. Teknik perhitungan debit rencana bangunan air. Yogyakarta : Graha Ilmu. Mawardi, Erman. Memed, Moch. 00. Desain Hidraulik Bendung Tetap Untuk Irigasi Teknis. Bandung: Alfabet. Patty, O.F.994. Tenaga Air. Jakarta: Erlangga Triamodjo, Bambang. 008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.