28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pabrik- pabrik tahu yang ada di Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan selama 4 hari pada bulan Desember tahun 2012. 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis metode survei dengan rancangan deskriptif yang menggambarkan hygiene sanitasi industri pabrik tahu di Kota Gorontalo. 3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Independen Yang menjadi variabel independen (bebas) adalah sarana sanitasi tempat pengolahan makanan di pabrik tahu di Kota Gorontalo yang meliputi : a. Lokasi, Bangunan, Fasilitas b. Pencahayaan c. Penghawaan d. Air bersih e. Air kotor f. Fasilitas cuci tangan dan toilet g. Pembuangan sampah h. Ruangan pengolahan makanan
29 i. Karyawan j. Bahan baku k. Perlindungan makanan l. Peralatan makan dan masak 3.3.2 Variabel dependen Yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah hygiene sanitasi industri pabrik tahu. 3.4 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif Adapun bahasan tentang definisi operasional dan kriteria objektif dari penelitian ini yakni sebagai berikut : 1. Lokasi, Bangunan, Fasilitas : Suatu tempat atau sarana dimana industry tahu melakukan kegiatan fisik seperti melakukan proses pembuatan tahu. : Jarak jasaboga 500 meter dari sumber pencemar, halaman bersih, konstruksi bangunan kuat, lantai kedap air, dinding langit-langit baik terpelihara bebas debu, dinding kedap air, pintu dan jendela baik dan kuat. (Permenkes RI No. Bobot nilai : 1.
30 2. Pencahayaan : Suatu aspek penting bagi kesehatan kerja. Pencahayaan memungkinkan tenaga kerja untuk melihat obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat, dan memberikan kesan pandangan yang baik. : Pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan. (Permenkes RI No. Bobot nilai : 1 3. Penghawaan : Suatu usaha pembaharuan udara dalam ruang melalui penghawaan buatan maupun penghawaan alami dengan pengaturan demi kenyamanan dalam ruangan. : Penghawaan ruangan kerja maupun peralatan dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap. (Permenkes RI No. Bobot nilai : 1
31 4. Air bersih : Salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk pada proses pembuatan tahu : Sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan (Permenkes RI No. Bobot nilai : 1, 2, 3, 4, atau 5 5. Air kotor : Air yang tidak hanya sadah, tetapi juga mengandung zat padat atau cair hasil pembuangan limbah seperti sampah, bangkai, air bekas mencuci, limbah rumah tangga, dll. : Pembuangan air kotor dari dapur, kamar mandi, WC dan saluran air hujan lancar, baik dan tidak menggenang. (Permenkes RI No. Bobot nilai : 1 6. Fasilitas cuci tangan dan toilet : Media untuk mencuci tangan atau membasuh muka dan untuk tempat membuang kotoran. Merupakan bagian dari persyaratan hygiene sanitasi jasaboga.
32 : Jumlah cukup, tersedia sabun, nyaman dipakai dan mudah dibersihkan. (Permenkes RI No. Bobot nilai : 1, 2, atau 3 7. Pembuangan sampah : Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses, pembuangan sampah merupakan proses yang penting dari persyaratan hygiene sanitasi industry jasaboga untuk menghindari terjadinya pencemaran. : Tersedia tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat, kecoa, tikus, dan dilapisi kantong plastic yang selalu di angkat setiap kali penuh. (Permenkes RI No. Bobot Nilai : 1 atau 2 8. Ruang pengolahan makanan : Suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur yang mempunyai peranan penting dalam proses pengolahan makanan.
33 : Tersedia luas lantai yang cukup untuk pekerja dan terpisah dengan tempat tidur atau tempat mencuci pakaian, serta bersih dari barang yang tidak berguna. (Permenkes RI No. Bobot Nilai : 1 9. Karyawan : Orang yang secara langsung berhubungan dengan proses pembuatan tahu dan peralatan yang digunakan selama proses pembuatan tahu. : Semua karyawan yang bekerja bebas dari penyakit menular, penyakit bisul, luka terbuka atau ISPA, tangan selalu dicuci bersih serta pakaian kerja dalam keadaan bersih. (Permenkes RI No. Bobot Nilai : 1, 2, 3, 4, atau 5 10. Bahan baku : hasil proses pengolahan suatu bahan pangan yang dapat diperoleh dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan adanya teknologi. Bahan baku dalam hal ini adalah kedelai.
34 : Makanan utuh dan tidak rusak, bahan yang terolah dalam kemasan asli, terdaftar, berlabel dan tidak kadaluarsa. (Permenkes RI No. Bobot Nilai : 1, 2, 3, 4, atau 5 11. Perlindungan makanan : merupakan suatu usaha atau upaya untuk menjaga agar makanan tetap terjaga kebersihan dan tidak terkontaminasi yang menimbulkan bahaya atau kerugian untuk konsumen. : Perlindungan makanan yang berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang memadai selama pengolahan, serta penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang. (Permenkes RI No. Bobot Nilai : 1, 2, 3, 4, dan 5 Tidak memenuhi syarat : Apabila tidak sesuai dengan yang diatas 12. Peralatan makan dan masak : Merupakan peralatan yang digunakan pada proses produksi pembuatan tahu, baik pada proses perendaman, pencucian bahan, penggilingan, perebusan/pemasakan, penyaringan, pengendapan, pencetakan dan pemotongan tahu.
35 : Peralatan makan dan masak yang sekali pakai tidak dipakai ulang, proses pencucian mulai dari pembersihan sisa makanan, perendaman, pencucian dan pembilasan, bahan racun/ pestisida disimpan tersendiri, serta perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan pengganggu lainnya. (Permenkes RI No. Bobot Nilai : 1, 2, 3, 4, atau 5 Tidak memenuhi syarat : apabila tidak sesuai dengan yang diatas 3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh industri pabrik tahu yang ada di Kota Gorontalo sebanyak 8 pabrik tahu. 3.5.2 Sampel Dalam penelitian ini semua unit populasi dijadikan sampel penelitian dikarenakan populasi dari penelitian tergolong relatif kecil, maka pengambilan sampel dilakukan dengan cara Sampling Jenuh dimana seluruh unit populasi dijadikan sampel penelitian yaitu sejumlah 8 pabrik tahu. 3.6 Pengumpulan Data dan Informasi Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan informasi dengan indikator utama pada sektor-sektor pengoperasian komponen sanitasi lingkungan di industri tempat pengolahan makanan. Pengumpulan data dan infomasi pada dasarnya mengacu pada studi
36 kepustakaan, termasuk laporan studi kelayakan yang sudah ada, data dikumpulkan melalui observasi/survey lapangan,wawancara dan penyebaran angket. 3.6.1 Data Primer Data primer diperoleh melalui survei lapangan dan lembar penilaian yang diisi oleh peneliti. Dari data yang diperoleh diolah kemudian dituliskan pada bab hasil penelitian. Observasi/ survei lapangan berupa data hygiene sanitasi industri tempat pengolahan makanan secara umum di industri pengolahan tahu. 3.6.2 Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi terkait, diantaranya adalah dinas kesehatan kota dan instansi terkait lainnya. Data dan informasi yang akan dikumpulkan antara lain adalah kondisi nyata di lapangan (existing) 3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Observasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengisi lembar / Form penilaian industri pabrik tahu dengan maksud untuk mencari data dengan pengamatan langsung di lapangan. 3.7.2 Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk menunjang data penelitian dan sebagai bukti pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan. 3.8 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh akan dianalisis secara univariat dengan menggunakan teknik presentase untuk menggambarkan bagaimana kondisi hygiene sanitasi industri pabrik tahu di Kota Gorontalo Tahun 2012.