PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII.2 DAN VIII.3 SMPN 27 PADANG Oleh: Hutri Melvasari *, Zulfaneti **, Alfi Yunita ** *Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated by the students understanding of mathematical concepts are still low. This study aims to determine whether students understanding of mathematical concepts by applying active learning strategy Type True Or False Statement better than students understanding of mathematical concepts with the application of conventional learning. This type of research is experimental, the research design pre eksperimental design : static group comparison. The population in this research is the students in grade VIII SMPN 27 Padang. Sampling was done by purposive sampling, with the consideration that both classes have an average that is similar to the decision classes VIII.2as eksperimental and VIII.3 as control. The instruments that are used in this study are students activity observation sheet and essay test. Based on the result of the study, it is found that increasing percentage in each meeting. Results of data analysis that the two classes are normally distributed and homogeneous samples and t test results obtained P-value=0,003 is less than α=0,05, so that hypothesis is approved. It can be concluded that the students understanding of mathematical concepts by applying active learning strategy Type True Or False Statement VIII.2 grade better than students understanding of mathematical concepts by applying conventional learning models VIII.3 grade SMP 27 Padang. Key Word: understanding of mathematical concepts, Active Learning Type True Or False Statement PENDAHULUAN Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan sehingga matematika dijadikan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari setiap jenjang pendidikan formal, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah. Melalui pembelajaran matematika dapat dikembangkan pemikiran-pemikiran yang kritis, logis, dan sistematis. Pembelajaran
matematika selalu berhubungan dengan pemahaman dan penalaran. Pemahaman konsep matematis yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya. Semakin tinggi pemahaman konsep maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika guru harus kreatif memberikan materi kepada siswa dan memiliki metode yang dapat membuat siswa aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14 Mei 2013 diperoleh gambaran bahwa pembelajaran matematika di sekolah tersebut masih cenderung terpusat pada guru sehingga membuat kurang optimalnya kemampuan berfikir siswa. Kemudian, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, hal ini terlihat dari siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi pelajaran. Guru kurang mampu memilih strategi pebelajaran yang dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa kurang aktif mengemukakan ide-ide kreatif dan berfikir kritis dalam proses pembelajaran. Pemahaman konsep siswa yang kurang maksimal juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Mengatasi permasalahan di atas, perlu dilakukan usaha agar pemahaman konsep matematis siswa meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan strategi pembelajaran aktif (active learning). Salah satu strategi pembelajaran aktif adalah tipe True or False Statement (pernyataan benar atau salah). Pembelajaran aktif tipe True or False Statement mengharuskan siswa untuk dapat menyampaikan tentang benar atau salahkah suatu pernyataan yang diperoleh dalam suatu diskusi kelompok. Siswa akan lebih aktif karena mereka akan bertukar pikiran dengan anggota kelompok demi keberhasilan kelompok dalam mencari informasi tentang pernyataan yang diberikan guru sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang di kerjakan. Penerapan pembelajaran aktif tipe True or False Statement diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa dan menimbulkan
minat siswa dalam proses pembelajaran matematika. penelitian ini adalah bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana keaktifan siswa kelas VIII.2 SMPN 27 Padang dalam penerapan strategi pembelajaran aktif tipe True or False Statement dan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe True or False Statement siswa kelas VIII.2 lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan kelas VIII.3 SMPN 27 Padang. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Rici Efriani Putri (2010) dengan judul Penerapan Strategi True or False Statement dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMPN 22 Padang. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian Pre Experimental Design: static group comparison. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 27 Padang. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling atau sampel bertujuan, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas adanya tujuan atau pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah kelas VIII.2 dan VIII.3 dengan pertimbangan kedua kelas mempunyai nilai rata-rata yang hampir sama dan guru yang mengajar sama. Dari hasil perhitungan kedua kelas tersebut tidak terdapat perbedaan, dipilihlah kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol setelah dilakukan uji kesamaan rata-rata. Penelitian dilakukan dari tanggal 2 September 2013 sampai dengan tanggal 17 September 2013. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran aktif tipe True or false Statement pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, dan variabel terikat adalah pemahaman konsep matematis siswa. instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan tes akhir. Bentuk tes yang digunakan berbentuk essay dengan reliabilitas tes adalah = 0,86 lebih besar dari 0,349, maka dapat
disimpulkan instrumen tersebut reliabel. Data tes akhir dianalisis menggunakan uji-t satu pihak, untuk melihat apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi True or False Statement siswa kelas VIII.2 lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan kelas VIII.3 SMP N 27 Padang. HASIL DAN PEMBAHASAN Data mengenai aktivitas siswa dapat dilihat dari persentase aktivitas siswa yang diamati pada setiap pertemuan dengan menerapkan strategi belajar aktif tipe True Or False Statement. Tabel 1. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas N o yang Diamati Persentase Aktivitas Siswa pada Pertemuan I II III IV 1 2 3 4 5 6 1 Siswa berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menentuka n mana pernyataan yang benar dan salah 53 66 78 87 2 Siswa menuliskan alasan yang tepat tentang pernyataan yang diperoleh 3 Siswa memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain 38 44 53 69 9 16 22 28 Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa persentase aktivitas siswa dengan menerapkan strategi belajar aktif tipe True Or False Statement mengalami peningkatan setiap pertemuan. Setelah dilaksanakan tes akhir dengan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa diperoleh data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 2. Nilai Rata-Rata( ), Simpangan Baku(S), Nilai N Tertinggi(X maks ) dan Nilai Terendah (X min ) Tes Akhir Siswa Kelas Sampel Kelas Sampel X S X maks X min Eksperimen 68,97 20,13 96 11 Kontrol 53,48 21,55 96 15 Pada Tabel 2 dapat dilihat skor ratarata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata siswa pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tes akhir
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Berdasarkkan uji hipotesis terlihat bahwa pada α = 0,05 diperoleh p- value=0,003, karena p-value < α, maka hipotesis penelitian ini diterima sehingga dapat disimpulkan Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe True or False Statement siswa kelas VIII.2 lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan kelas VIII.3 SMP N 27 Padang. PEMBAHASAN Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari lembar observasi yang dianalisis dengan menentukan persentase aktivitas siswa. Berdasarkan hasil analisis lembar observasi aktivitas siswa, diperoleh bahwa persentase siswa berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menentukan mana pernyataan yang benar dan salah meningkat pada setiap pertemuan. Walaupun pada pertemuan pertama masih ada siswa yang tidak berdiskusi dengan anggota kelompok. Hal ini disebabkan pada saat guru memberikan penjelasan mengenai cara mengisi kartu pernyataan, siswa tidak memperhatikan dan mendengarkan guru, sehingga mereka tidak tahu cara mengisi kartu dan melihat kartu pernyataan yang ada pada kelompok lain yang telah diisi. Namun pada pertemuan selanjutnya siswa sudah paham dan bisa berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menentukan mana pernyataan yang benar dan salah. Presentase aktivitas siswa menuliskan alasan yang tepat tentang pernyataan yang diperoleh meningkat setiap pertemuan. Aktivitas ini banyak diikuti oleh siswa namun pada pertemuan pertama siswa yang menuliskan alasan yang tepat tentang pernyataan yang diperoleh hanya satu orang saja dalam setiap kelompok. Tetapi untuk pertemuan selanjutnya siswa sudah secara bergantian menuliskan alasan yang tepat tentang pernyataan yang diperoleh sehingga aktivitas siswa meningkat. Persentase aktivitas Siswa memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain merupakan persentase yang paling sedikit. Hal ini dikarenakan siswa masih belum
mampu mengemukakan pendapat dan memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain, hanya siswa yang memiliki kemampuan tinggi yang selalu memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain. Dengan memberikan motivasi kepada siswa pada setiap pertemuan sehingga semakin banyak siswa yang memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain. Strategi belajar aktif tipe True or False Statement ini dapat menumbuhkan kerjasama tim dan saling bertukar pendapat sehingga pemahaman konsep matematis siswa meningkat. Untuk lebih jelasnya dalam pencapaian indikator pemahaman konsep siswa, dapat dilihat dari hasil tes akhir yang diberikan seperti pada Gambar 1 : Gambar 1: Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Soal No 1.a Jawaban siswa yang terdapat pada Gambar 1, terlihat bahwa siswa sudah mampu memahami soal dengan benar dan siswa bisa menjawab soal dengan baik, hal ini berarti siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep. Sedangkan pada kelas kontrol, jawaban siswa dalam menjawab soal dapat dilihat pada Gambar 12: Gambar 2: Jawaban Siswa Kelas kontrol pada Soal no 1.a Gambar 2 terlihat bahwa siswa belum mampu menyelesaikan soal dengan benar dimana siswa menjumlahkan kedua koefisien, tentu jawaban siswa salah karena soal 1a merupakan indikator soal pemfaktoran dengan hukum distributif yaitu mengubah bentuk penjumlahan kedalam bentuk perkalian hasilnya yaitu 6 + 8 = 2 (3 + ). Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu menyatakan ulang sebuah konsep sehingga jawaban siswa salah. Indikator menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya terdapat pada soal tes akhir no 3c.
kesalahan dimana jawaban yang ditulis siswa yang seharusnya adalah. Gambar 3: Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Soal No 3.c Jawaban siswa pada Gambar 3, terlihat bahwa soal no 3c siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan benar sesuai konsepnya, berarti siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dan siswa juga mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. Sedangkan pada kelas kontrol, jawaban siswa dalam menjawab soal dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4: Jawaban Siswa Kelas kontrol pada Soal no 3.c Gambar 4 terlihat bahwa pada soal no 3c siswa sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dan mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, namun terlihat pada jawaban siswa terdapat suatu Indikator mengaplikasikan konsep kealgoritma pemecahan masalah terdapat pada soal tes akhir no 2a seperti pada gambar 5. Gambar 5: Jawaban Siswa Kelas Eksperimen pada Soal No 2.a Jawaban siswa pada Gambar 5, terlihat bahwa soal no 2a siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep kealgoritma pemecahan masalah. Hal ini juga sama pada kelas kontrol, siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep ke algoritma pemecahan masalah seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6: Jawaban Siswa Kelas kontrol pada Soal no 2.a Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan Strategi True or False Statement siswa kelas VIII.2 lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan kelas VIII.3 SMPN 27 Padang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe True or False Statement siswa kelas VIII.2 lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan kelas VIII.3 SMPN 27 Padang dengan rata-rata kelas eksperimen adalah 68,97 dan rata-rata kelas kontrol adalah 53,48. Efriani P,Rici. (2010). Penerapan Strategi True or False Statement Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMPN 22 Padang. Padang: STKIP. Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Shadiq, Fadjar. 2009. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas. Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Aktif. Bandung: Nusa Media. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Syafriandi. 2001. Analisis Statistika Inferensial Dengan Menggunakan Minitab. Padang : UNP. Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2001. Penyusunan Butir Soal dan Instrumen Penilaian. Jakarta: Depdiknas.