Key Word : learning activity, math concept comprehension, and PQ4R.

Transkripsi

1 PENERAPAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 11 SOLOK SELATAN Syahrial*), Zulfaneti**), Rina Febriana**) *) Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT The background of This research is students' understanding of mathematical concepts are still low, inactive, unwilling to issue an opinion, and do not want to ask one way around that is to implement a strategy PQ4R. This study aims to look at the activity in the learning of mathematics students and whether students understanding of mathematical concepts using PQ4R strategy better than the students' understanding of mathematical concepts with conventional learning. This type of research is experimental research, the research design Against Random subject. The study population students of class VIII SMPN 11 South Solok academic year 2013/2014. Technique of random sampling, VIII.1 class was selected as the experimental class and the control class VIII.2. The instrument used in this study is the ultimate test of understanding of mathematical concepts and observation of student activity sheets. Form of the test used was obtained about the form of essays and reliable. The data analysis technique used is the t test of the party with the help of MINITAB software. Based on the analysis of data it is known that the two classes are normally distributed and homogeneous samples at significance level α = Hypothesis test results obtained P-value = less than the significance level α = 0.05, the research hypothesis is accepted so it can be concluded that the students understanding of mathematical concepts using PQ4R strategy better than the students' understanding of mathematical concepts using conventional learning class VIII SMP 11 South Solok, at 95% confidence level. Key Word : learning activity, math concept comprehension, and PQ4R. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Matematika juga bisa membantu manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini, baik dijenjang pendidikan dasar, menengah bahkan sampai ketingkat perguruan tinggi. Oleh sebab itu konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai anak 1

2 didik sejak dini, agar mereka terampil dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat peranan matematika sangat penting, siswa dituntut untuk menguasai tiga aspek kemampuan matematis. Menurut peraturan Dirjen Dikdasmen No. 56/C/PP/2004 tentang penilaian anak didik sekolah menengah pertama (SMP), Depdiknas (2004) menyatakan bahwa aspek penilaian matematika dalam rapor dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah. Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Pemahaman konsep penting dikuasai oleh siswa, sebab pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah informasi, tetapi termasuk keobjektifan, sikap dan makna yang terkandung dari sebuah informasi, dengan kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu informasi yang ada dalam pikirannya ke dalam bentuk lain yang lebih bermakna. Guru dapat mengupayakan beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa, diantaranya penentuan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat membangkitkan semangat dan mendorong siswa untuk mengembangkan pengetahuannya. Pengetahuan seharusnya tidak dipindahkan secara langsung dari guru ke siswa, tetapi siswa sendiri secara langsung aktif dalam mengembangkan ide-idenya dalam proses pembelajaran matematika dengan sendirinya siswa akan aktif, kritis, dan kreatif, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan baik. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 16 Maret 2013 yang dilakukan di SMPN 11 Solok Selatan ditemukan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru sebagai sumber utama ilmu pengetahuan dan siswa hanya sebagai pendengar. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam membangun dan mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki. Siswa hanya diam tanpa memberikan respon terhadap pelajaran yang mereka pelajari, kegiatan siswa hanya mencatat. 2

3 Pada saat guru memberikan latihan banyak siswa yang melihat latihan temannya saja, apabila disuruh oleh guru kedepan untuk mengerjakan latihan siswa tidak mau maju. Ini kelihatan siswa tidak paham dengan materi pelajaran dan malas mengerjakan latihan yang diberikan guru, siswa tidak mengulang kembali pelajaran dirumah, sehingga pada saat guru menanyakan materi pada pertemuan yang sebelumnya siswa sering lupa dengan konsep-konsep yang telah diberikan. Siswa yang tidak mengerti, tidak berusaha untuk bertanya tentang konsep matematis yang belum dipahami. Perlu dilakukan perubahan strategi yang digunakan guru agar tercapai tujuan pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat meningkatkan cara belajar dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematis adalah Strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review). Strategi PQ4R ini siswa diharuskan untuk melakukan enam tahap kegiatan secara berurut yaitu: 1) Preview, 2) Question, 3) Read, 4) Reflect, 5) Recite, Dan 6) Review. Sehingga memfasilitasi siswa untuk berdiskusi, bertanya, dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Strategi PQ4R melatih siswa untuk menjawab pertanyaan sendiri dalam waktu singkat, sehingga dapat menguji kemampuan, pengetahuan serta pengalaman yang telah di dapat siswa. Dengan menggunakan strategi ini guru dapat mengukur atau menilai tingkat pemahami konsep siswa terhadap materi yang dipelajari. Penelitian relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Desri Nengsih (2011) dengan penelitian yang berjudul Penerapan Strategi PQ4R disertai penilian portofolio dalam pembelajaran matematika siswa kelas XI IPA SMAN I Linggo Sari Baganti Kab. Pesisir Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan Strategi pembelajaran PQ4R lebih baik dari pada hasil belajar matematika yang menggunakan pembelajaran konvensional. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada penelitian ini melihat pemahaman konsep dilaksanakan secara berkelompok, kelompok ini 3

4 difungsikan pada tahap read, dalam proses pembelajaran bahan bacaan yang digunakan adalah LKS (Lembar Kerja Siswa), sedangkan pada penelitian yang dilakukan Desri Nengsih (2011) dengan strategi PQ4R untuk melihat hasil belajar siswa. Berpangkal dari latar belakang masalah maka hipotesis dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan strategi pembelajaran PQ4R lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 11 Solok Selatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober sampai 8 November 2013 pada siswa kelas VIII SMPN 11 Solok Selatan, adalah penelitian eksperimen dengan rancangan random terhadap subjek. Populasi dari penelitian ini yaitu semua siswa kelas VIII yang terdiri dari tiga kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dimana terpilih kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan VIII.2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan tes akhir pemahaman konsep berbentuk essay. Sebelum digunakan tes akhir soal diuji cobakan terlebih dahulu di sekolah yang sama kriterian ketuntasan minimum (KKM) dengan tempat penelitian, jumlah peserta sebanyak 22 orang pada hari Rabu tanggal 30 Oktober Penskoran pemahaman konsep berpedoman pada Iryanti dengan menggunakan rubrik holistik (dimodifikasi dari Iryanti, 2004: 13). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r = 0,8407 dengan r = pada = 0,05 dan n = 22, berarti r lebih besar dari r maka dapat disimpulkan bahwa tes reliabel (Arikunto, 2010: 228). Data perkembangan aktivitas dianalisis dengan melihat persentase yang dihasilkan dan tes akhir dianalisis dengan menggunakan uji-t satu pihak, dimana melihat apakah hipotesis diterima atau ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Belajar Matematika Data aktivitas belajar matematika siswa kelas eksperimen diperoleh melalui lembar observasi yang telah diisi oleh observer. Lembar observasi kemudian dianalisis dengan menentukan persentase dari masing- 4

5 masing aktivitas. Hasil dari persentase aktivitas yang dilakukan siswa dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Persentase Aktivitas Belajar Pertemuan ke Aktivitas 1. Siswa membuat pertanyaa n 2. Siswa membuat jawaban 3. Siswa membuat intisari Oral aktivities (diskusi bersama kelompok) Matematika Siswa I II III IV % N % N % N % N 40 S 56 B 72 B 76 BS 40 S 48 S 56 B 64 B 32 S 48 S 60 B 72 B 40 S 52 B 64 B 72 B Keterangan N : Nilai BS : Banyak Sekali B : Banyak S : Sedikit Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa persentase setiap pertemuan pada indikator aktivitas mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi dari pertemuan pertama hingga keempat untuk kegiatan siswa membuat pertanyaan, siswa membuat jawaban, siswa membuat inti sari dan siswa berdiskusi bersama kolompoknya. Tes Pemahamana konsep Setelah dilakukan analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku, skor tertinggi ( ) dan skor terendah ( disajikan dalam Tabel 2. ) kelas sampel yang Tabel 2.Rata-rata, Simpangan Baku, Kelas Sampel, dari Skor Tes Akhir Eksperimen 67,5 17, Kontrol 47,1 24, Pada Tabel 2 dapat dilihat ratarata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Simpangan baku kelas kontrol lebih besar dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini berarti nilai kelas kontrol lebih beragam daripada nilai eksperimen. Nilai tertinggi di kelas eksperimen adalah 100 dan nilai terendah S 41, sedangkan di kelas kontrol nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 12. Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan MINITAB. Hasil yang diperoleh yaitu nilai P-value yaitu 0,001 <, maka tolak dan terima. Jadi, pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan strategi pembelajaran PQ4R lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terlihat bahwa siswa kelas eksperimen lebih bersemangat dalam 5

6 belajar daripada siswa kelas kontrol. Ini terlihat dari aktivitas siswa ketika melakukan kegiatan membaca, merangkum, membuat pertanyaan dari bahan bacaan, dan mendiskusikan jawaban dalam kelompok. Jika siswa masih memiliki pertanyaan atau belum paham terhadap materi setelah berdiskusi dalam kelompok, maka siswa dapat mengajukan komentar atau hal yang tidak jelas pada materi kepada guru. Sedangkan pada kelas kontrol siswa masih menunggu segala sesuatu dari guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran PQ4R dapat membuat siswa lebih banyak beraktivitas, mandiri dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika Berdasarkan uraian di atas dapat terlihat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada pemahaman konsep siswa kelas kontrol. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa yang belajar dengan penerapan strategi pembelajarn PQ4R mengalami peningkatan aktivitas belajar. Sedangkan pada pemahaman konsep dapat diketahui bahwa perkembangan pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan strategi pembelajaran PQ4R lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas Desri ningsih (2011). Penerapan etrategi PQ4R di sertai penilaian portolio dalam pembelajaran Matematis Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Linggo Sari Bagant Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Padang: STKIP PGRI SUMBAR. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep landasan, dan implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana 6

7 7

8 8