RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2018 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP)

dokumen-dokumen yang mirip
RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

BAB 5 BAB 5. Inflasi

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

Bab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI MEI TAHUN 2017 INFLASI 0,50 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Perkembangan Perekonomian Terkini. Peluang Pengembangan Perekonomian. Proyeksi Perekonomian Ke depan

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

I N D E K S H A R G A K O N S U M E N D A N I N F L A S I

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN NOPEMBER 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KABUPATEN BANYUWANGI BULAN JANUARI 2017

Daftar isi Kata Pengantar Bagian I 1. Bagian II 13. Bagian III 35. Bagian IV 61. Bagian V 93

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI JULI 2016 INFLASI 0,43 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KABUPATEN TULUNGAGUNG JULI 2015 INFLASI 0,39 PERSEN

Rakordal KALTENG. Kondisi Perekonomian Triwulan IV dan Outlook 2016

2008 No

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR JULI 2014 INFLASI 0,48 PERSEN

2007 No

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

2008 No

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

Inflasi: perubahan secara umum atas harga-harga barang dan jasa pada rentang waktu tertentu. Inflasi berdampak dan menjadi dasar dalam pengambilan

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI MEI 2015 INFLASI 0,55 PERSEN

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI APRIL 2016 DEFLASI 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL TAHUN 2017 INFLASI 0,38 PERSEN

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI APRIL 2016 DEFLASI 0,45 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

I. Inflasi bulan Oktober sebesar 0,79%, sumbangan terbesar berasal dari kelompok bahan makanan sebesar 0,44%, dan kelompok sandang sebesar 0,11%.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

LAPORAN PERKEMBANGAN HARGA : JANUARI 2008

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

SEKRETARIAT DAERAH PROVlNSl DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. NOTA DlNAS

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI JULI 2014 INFLASI 0,24 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI OKTOBER 2015 DEFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JANUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,94 PERSEN

Transkripsi:

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2018 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) Inflasi Juni 2018 Terjaga Didukung Harga Pangan yang Terkendali INFLASI IHK Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2018 tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi. Inflasi IHK pada Juni 2018 mencapai 3,12% (yoy), menurun dibandingkan bulan lalu sebesar 3,23% (yoy). Perlambatan inflasi IHK pada Juni 2018 terutama didorong oleh lebih rendahnya inflasi kelompok inti dan administered prices dibandingkan bulan sebelumnya di tengah kenaikan inflasi volatile food (Grafik 1). Secara bulanan, Inflasi IHK Juni 2018 mencapai 0,59% (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,21% (mtm) seiring puncak perayaan Idul Fitri 1. Peningkatan inflasi IHK pada bulan ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai dengan pola seasonalnya (Grafik 2). Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan bulan Juni, inflasi IHK telah mencapai 1,90% (ytd). %, yoy 20 IHK Inti VF AP Kisaran Sasaran Inflasi 16 12 8 4 0 4.60 3.12 2.88 2.72-4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 2015 2016 2017 2018 Grafik 1 Disagregasi Inflasi Tahunan Grafik 2 Disagregasi Sumbangan Inflasi Bulanan Tabel 1 Disagregasi Inflasi Juni 2018 1 Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebesar 0,51% (mtm). Namun demikian, inflasi IHK Juni 2018 secara historis lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata IHK Idul Fitri empat tahun terakhir yang sebesar 0,81% (mtm). 1

Secara spasial, terkendalinya perkembangan inflasi terjadi di seluruh daerah. Perkembangan realisasi inflasi di berbagai daerah secara agregat masih dalam rentang sasaran inflasi nasional 2018 sebesar 3,5%±1%. Inflasi terendah berturut-turut terjadi di Jawa (3,04%, yoy), KTI (3,14%, yoy), dan Sumatera (3,38%, yoy) (Gambar 1). Secara bulanan, inflasi tertinggi terjadi di KTI (0,98%, mtm), disusul Jawa (0,48%, mtm) dan Sumatera (0,58%, mtm) (Gambar 2). Hampir seluruh wilayah di KTI mencatatkan inflasi diatas 1%, kecuali Balinusra (0,52%). Secara provinsi, inflasi tertinggi terjadi di Kalimantan Utara (2,71%) dan Sulawesi Tenggara (1,99%); sementara terendah di Sumatera Utara (0,04%) dan Riau (0,11%). Dibandingkan bulan sebelumnya, inflasi bulan laporan tercatat meningkat di semua daerah; kecuali di Maluku dan Gorontalo yang cenderung menurun pasca inflasi tinggi pada Mei 2018. Dibandingkan historis rata-rata inflasi bulan Juni tiga tahun terakhir, inflasi Jawa dan Sumatera relatif lebih rendah, sementara KTI cenderung lebih tinggi. Gambar 1 Peta Inflasi Daerah Tahunan Gambar 2 Peta Inflasi Daerah Bulanan Ke depan, inflasi tahun 2018 diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi, yaitu 3,5%±1%. Dengan perkembangan terkini, inflasi IHK tahun 2018 diperkirakan sebesar 3,5% (yoy) 2. Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, terutama sebagai antisipasi risiko meningkatnya inflasi volatile food. INFLASI INTI Terkendalinya inflasi IHK didukung oleh terjaganya inflasi inti. Inflasi inti tercatat sebesar 2,72% (yoy), menurun dari bulan lalu sebesar 2,75% (yoy) yang terutama didorong oleh menurunnya kelompok inflasi inti traded, sementara inflasi inti non traded relatif stabil (Grafik 3). Terkendalinya inflasi inti hingga Juni 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Secara bulanan inflasi inti tercatat sebesar 0,24% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu sebesar 0,21% (mtm) 3 didorong oleh meningkatnya inflasi inti kelompok non traded di tengah menurunnya inflasi kelompok traded (Grafik 4). 2 Proyeksi Bank Indonesia Juni 2018. 3 Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata inflasi inti Idul Fitri empat tahun terakhir sebesar 0,37% (mtm) maupun proyeksi Bank Indonesia Juni 2018 sebesar 0,27% (mtm). 2

Grafik 3 Inflasi Inti Traded dan Non Traded (yoy) Grafik 4 Inflasi Inti Traded Non Traded (mtm) Inflasi inti kelompok traded sedikit menurun sejalan dengan perkembangan indikator eksternal. Inflasi inti traded pada Juni 2018 tercatat sebesar 2,50% (yoy) sedikit menurun dibandingkan bulan lalu sebesar 2,54% (yoy) seiring perkembangan harga global dan nilai tukar rupiah (Grafik 5). Depresiasi rupiah menurun dari 5,33% (yoy) pada Mei menjadi 4,62% (yoy) pada Juni 2018. Selain itu, deflasi komoditas global (IHIM) sebesar 0,10% (yoy) dari inflasi sebesar 1,88% (yoy) pada bulan lalu turut menjadi faktor yang mengurangi tekanan eksternal. Secara bulanan inflasi inti traded juga menurun dari 0,27% (mtm) menjadi 0,19% (mtm) didorong oleh penurunan inflasi kelompok non makanan terutama bersumber dari deflasi komoditas emas. Koreksi inflasi emas perhiasan secara bulanan pada Juni 2018 sejalan dengan apresiasi nilai tukar rupiah sebesar 0,77% (mtm) dan deflasi harga emas global sebesar 1,76% (mtm). Sementara itu, inflasi inti traded kelompok makanan sedikit meningkat menjadi 0,23% (mtm) dari sebesar 0,20% (mtm) pada bulan lalu terutama sejalan dengan perayaan Idul Fitri. Grafik 5 Tekanan Eksternal Nilai Tukar dan IHIM Grafik 6 Komponen Inflasi Inti Jasa Sementara itu, inflasi inti non traded relatif stabil. Inflasi inti non traded masih melanjutkan tren perlambatan sejak awal tahun 2018 menjadi sebesar 2,90% (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya (sebesar 2,91% yoy). Perlambatan inflasi sejak awal tahun 2017 karena berlalunya dampak kenaikan inflasi pulsa ponsel dan sewa rumah di awal tahun 2017 (Grafik 6). Secara bulanan, inflasi inti non traded pada bulan ini meningkat dari 0,16% (mtm) menjadi 0,28% (mtm) bersumber baik dari kelompok makanan maupun non makanan (Grafik 7). Inflasi inti non traded kelompok makanan terutama bersumber dari komoditas nasi dengan lauk seiring dengan kenaikan permintaan pada Lebaran ditengah meningkatnya tekanan inflasi bahan makanan, sementara dari kelompok non makanan, inflasi sewa rumah menjadi penyumbang terbesar inflasi inti non traded secara bulanan. Inflasi sewa rumah meningkat sebesar 0,52% (mtm) pada Juni 2018, jauh lebih tinggi dibandingkan 3

bulan lalu (0,01% mtm). Perkembangan ini ditengarai disebabkan oleh tertahannya kenaikan sewa rumah sejak awal tahun 2018 4 (Grafik 8). Grafik 7 Inflasi Inti Non Traded (mtm) Grafik 8 Inflasi Sewa Rumah (mtm) Tekanan permintaan domestik terindikasi meningkat secara terbatas. Indikator demand sensitive to inflation relatif stabil pada bulan ini, sedangkan indikator core flexible price yang terus meningkat sejak September 2017 sedikit terkoreksi (Grafik 9). 5 Tekanan permintaan yang masih terbatas ini tercermin dari peningkatan pertumbuhan kredit konsumsi ditengah perlambatan pertumbuhan M2. Pertumbuhan kredit konsumsi sedikit meningkat dari 11,24% (yoy) ke 11,90% (yoy) di bulan Mei 2018. Sementara itu, pertumbuhan M2 kembali menurun dari 7,50% (yoy) menjadi 7,40% di bulan April 2018. Grafik 9 Core Flexible Price dan Demand Sensitive to Inflation Grafik 10 Ekspektasi Inflasi Concensus Forecast, CPI Sticky Price dan Core Sticky Price Sementara itu, ekspektasi inflasi terindikasi stabil dan terjangkar dalam kisaran sasaran inflasi. Terjangkarnya ekspektasi inflasi tahun 2018 dalam kisaran sasaran inflasi tercermin pada hasil survei Consensus Forecast (CF) bulan Juni 2018 yang sebesar 3,60% sedikit meningkat dibandingkan hasil survei bulan lalu yakni menjadi sebesar 3,50% (average, yoy). Ekspektasi inflasi yang ditunjukkan oleh 4 Secara tahunan, kenaikan inflasi sewa rumah Januari-Juni 2016 dan Januari-Juni 2017 masing-masing adalah sebesar 0,64% dan 1,76%(ytd), Sementara Januari-Mei 2018 hanya sebesar 0,34% (ytd). Dengan kenaikan sebesar 0,52% (mtm) pada Juni 2018, maka secara ytd inflasi sewa rumah menjadi sebesar 0,85% (ytd). 5 Indikator demand sensitive to inflation terdiri dari komoditas inti non food pada keranjang IHK. Indikator core flexible price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang fluktuatif. Komoditas flexible price memberikan informasi terkait kondisi perekonomian terkini. 4

indikator core sticky price 6 juga sedikit meningkat pada Juni 2018 meskipun masih relatif stabil dari awal 2018 (Grafik 10). Sementara itu di sektor riil, ekspektasi inflasi 3 dan 6 bulan ke depan dari pedagang eceran dan konsumen masing-masing terlihat menurun kemudian meningkat yang menunjukkan koreksi paska Ramadhan dan Idul Fitri serta kenaikan di akhir tahun (Grafik 11 dan Grafik 12). Grafik 11 Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Grafik 12 Ekspektasi Inflasi Konsumen INFLASI VOLATILE FOOD Kelompok volatile food kembali mengalami inflasi, lebih tinggi dari bulan lalu, namun lebih rendah dibandingkan historis Idul Fitri. Inflasi volatile food tercatat sebesar 0,90% (mtm) 7, lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,19% (mtm) didorong oleh meningkatnya permintaan saat Idul Fitri hingga minggu ke-3 Juni 2018 di tengah pasokan yang terbatas. Inflasi volatile food bulanan tersebut lebih rendah dari historisnya saat Idul Fitri empat tahun terakhir seiring dengan deflasi beras dan hortikultura serta lebih rendahnya inflasi aneka daging dibandingkan historisnya (Grafik 13-17). Meningkatnya inflasi volatile food bulan ini terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras, cabai rawit, ikan segar, sayur-sayuran, kelapa, bawang merah, daging sapi, ayam hidup, dan daging ayam kampung. Namun demikian, kenaikan inflasi volatile food yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi telur ayam, cabai merah, beras, dan bawang putih seiring dengan meningkatnya pasokan (Tabel 2). 6 Indikator core sticky price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang stabil atau cenderung tidak mengalami perubahan harga yang tidak signifikan. Komoditas sticky price lebih memberikan informasi terkait dengan ekspektasi inflasi sehingga dapat menjadi proxy ekspektasi inflasi ke depan. Mayoritas komoditas sticky price merupakan komoditas dari sektor manufaktur dan komoditas jasa. 7 Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata inflasi Volatile Food Idul Fitri empat tahun terakhir sebesar 1,50% (mtm) maupun proyeksi Bank Indonesia Juni 2018 sebesar 0,14% (mtm). 5

Grafik 13 Inflasi Volatile Food Saat HBKN Grafik 14 Inflasi Beras Saat HBKN Grafik 15 Inflasi Hortikultura Saat HBKN Grafik 16 Inflasi Daging Ayam Ras dan Telur Ayam Ras Saat HBKN Grafik 17 Inflasi Daging Sapi Saat HBKN 6

Tabel 2 Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Volatile Food Juni 2018 (mtm) Inflasi aneka daging baik daging ayam ras dan daging sapi didorong oleh terbatasnya pasokan di tengah meningkatnya permintaan saat Idul Fitri. Inflasi daging ayam ras mencapai 2,35% (mtm), melambat dibandingkan bulan lalu yaitu sebesar 5,26% (mtm) seiring dengan masih terbatasnya pasokan di level peternak. Sementara itu, inflasi daging sapi mencapai 1,54% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yaitu sebesar 0,40% (mtm). Kebutuhan daging sapi selama Ramadhan dan Idul Fitri diperkirakan sekitar 119 ribu ton yang dipenuhi dari produksi domestik (NTT, NTB, Bali dan Lampung) sebesar 76 ribu ton, sementara sisanya yaitu 43 ribu ton dipenuhi dari impor. Namun demikian, sampai dengan Mei 2018, realisasi impor daging sapi baru mencapai 42 ribu ton. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi daging sapi mencapai 0,08% (yoy) dengan level harga sebesar Rp121.331/kg (Grafik 18). Sementara itu, inflasi daging ayam mencapai 12,88% (yoy) dengan level harga mencapai Rp38.161/kg, di atas harga acuan Rp32.000/kg (Grafik 19). Grafik 18 Inflasi dan Harga Daging Sapi Grafik 19 Inflasi dan Harga Daging Ayam Ras 7

Grafik 20 Inflasi dan Harga Cabai Rawit Grafik 21 Inflasi dan Harga Telur Ayam Ras Pasca mengalami deflasi bulan lalu, harga cabai rawit kembali meningkat saat Idul Fitri. Pada bulan ini, harga cabai rawit naik sebesar 7,62% (mtm), lebih tinggi dari bulan lalu yang mengalami deflasi sebesar 13,60% (mtm). Kenaikan harga cabai rawit disebabkan karena meningkatnya permintaan saat Idul Fitri di tengah terbatasnya pasokan dari wilayah sentra akibat libur yang relatif panjang. Inflasi cabai rawit tercermin dari pasokan cabai di Pasar Induk Kramat Jati yang mencapai 2.301 ton, lebih rendah dari bulan lalu yaitu 3.925 ton. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, cabai rawit mengalami deflasi sebesar 2,95% (yoy) dengan level harga mencapai Rp38.487/kg (Grafik 20). Berbeda dengan daging ayam ras dan cabai rawit yang mengalami inflasi, komoditas telur ayam ras dan cabai merah bulan ini justru mengalami deflasi. Deflasi telur ayam ras mencapai 3,93% (mtm), mengalami koreksi setelah inflasi cukup tinggi pada bulan lalu yaitu sebesar 8,80% (mtm). Sementara itu, deflasi cabai merah sebesar 3,70% (mtm), tidak sedalam deflasi bulan lalu yaitu 11,05% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, telur ayam ras mengalami inflasi sebesar 10,73% (yoy) dengan level harga mencapai Rp23.369/kg, di atas harga acuan Rp22.000/kg (Grafik 21). Sementara itu, inflasi cabai merah sebesar 37,30% (yoy) dengan level harga sebesar Rp37.691/kg (Grafik 22). Grafik 22 Inflasi dan Harga Cabai Merah Grafik 23 Inflasi dan Harga Beras Grafik 24 Inflasi dan Harga Bawang Putih Komoditas beras kembali mengalami deflasi, namun tidak sedalam bulan lalu. Harga beras bulan Juni 2018 kembali turun sebesar 0,42% (mtm), tidak sedalam bulan lalu yaitu deflasi 1,10% (mtm). Pada bulan ini, intensitas panen mulai berkurang yang tercermin dari mulai meningkatnya 8

harga gabah di tingkat petani dan penggilingan 8. Namun demikian, adanya persetujuan impor beras sebesar 1 juta ton yang diperkirakan masuk sampai akhir Juni 2018 turut berkontribusi pada penurunan harga beras 9. Selain itu, Bulog juga melakukan Operasi Pasar sebesar 5.980 ton di bulan Juni 2018 sehingga sejak awal tahun Operasi Pasar telah mencapai 312.385 ton. Dengan perkembangan tersebut, inflasi beras mencapai 5,36% (yoy) dan harga beras rata-rata mencapai Rp11.680/kg (Grafik 23). Bawang putih masih mengalami deflasi seiring bertambahnya pasokan dari impor. Deflasi bawang putih pada bulan ini mencapai 3,23% (mtm), tidak sedalam bulan lalu yaitu deflasi 16,03% (mtm). Meningkatnya pasokan tersebut didorong oleh tingginya realisasi impor bawang putih dari Januari hingga Mei 2018 yang tercatat sebesar 145.892 ton. Realisasi impor tersebut diperkirakan terus meningkat seiring dengan adanya penambahan ijin impor 10. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, bawang putih mengalami deflasi sebesar 38,51% (yoy) dengan level harga mencapai Rp28.809/kg (Grafik 24). Dengan perkembangan tersebut, inflasi volatile food mencapai 4,60% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 4,33% (yoy) dan akhir tahun 2017 sebesar 0,71% (yoy). Tren kenaikan inflasi volatile food dari awal tahun terutama disumbang oleh komoditas hortikultura, daging dan telur, serta beras karena keterbatasan pasokan (Grafik 25). Tren kenaikan harga volatile food global juga turut mendorong kenaikan inflasi volatile food domestik (Grafik 26). Grafik 25 Sumbangan ytd Inflasi Pangan Grafik 26 Harga Pangan Domestik dan Global INFLASI ADMINISTERED PRICES Inflasi kelompok administered prices meningkat dibandingkan bulan lalu, namun lebih rendah dari historis saat Idul Fitri. Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 1,38% (mtm) 11, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,27% (mtm). Inflasi bulanan tersebut lebih 8 Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga GKP di tingkat petani selama Juni 2018 naik menjadi Rp4.650/kg (naik 2,1%, mtm), sedangkan GKP di tingkat penggilingan naik menjadi Rp4.739/kg (naik 2,08%, mtm). Sementara itu, GKG di tingkat petani naik menjadi Rp5.361/kg (naik 1,76%, mtm), sedangkan GKG di tingkat penggilingan naik menjadi Rp5.468/kg (naik 1,76%, mtm). 9 Sampai dengan 30 Juni 2018, realisasi beras impor yang sudah masuk mencapai 664 ribu ton. 10 Pemerintah pada Februari telah memberikan ijin impor tahap pertama untuk 13 perusahaan dengan total kuota impor sebesar 196 ribu ton. Pada tahap kedua yaitu per 18 April 2018, Pemerintah mengeluarkan ijin impor untuk 13 perusahaan tambahan dengan kuota sebesar 100 ribu ton. 11 Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata inflasi administered prices Idul Fitri empat tahun terakhir sebesar 1,60% (mtm) maupun proyeksi Bank Indonesia Juni 2018 sebesar 1,55% (mtm). 9

rendah dari historis Idul Fitri empat tahun terakhir terutama disebabkan karena lebih rendahnya inflasi angkutan antar kota dibandingkan historisnya (Tabel 1, Grafik 27-29). Meningkatnya inflasi administered prices bulan ini terutama bersumber dari inflasi tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api seiring dengan Hari Raya Idul Fitri. Tarif angkutan antar kota meningkat sebesar 11,42% (mtm), lebih tinggi dari bulan lalu yaitu deflasi 0,01% (mtm), namun lebih rendah dari historis saat Idul Fitri yaitu 12% (mtm). Sementara itu, inflasi angkutan udara bulan ini mencapai 14,91% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yaitu 2,89% (mtm) dan historisnya yaitu 13,67% (mtm). Selain itu, inflasi administered prices juga didorong oleh kenaikan harga rokok kretek filter seiring dengan naiknya cukai rokok sebesar 10,04% pada tahun 2018 (Tabel 3). Tabel 3 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Prices Mei 2018 (mtm) Grafik 27 Inflasi Administered Prices saat HBKN Grafik 28 Inflasi Angkutan Udara Grafik 29 Inflasi Angkutan Antar Kota Secara tahunan inflasi kelompok administered prices masih melanjutkan tren perlambatan sejak Juli 2017. Pada Juni 2018, inflasi kelompok administered prices sebesar 2,88% (yoy), melambat dari bulan sebelumnya yaitu 3,61% (yoy) dan akhir tahun 2017 yaitu 8,70% (yoy). Perlambatan tersebut terutama didorong perlambatan inflasi tarif listrik sejalan dengan berlalunya dampak kenaikan tarif listrik non subsidi daya 900 VA pada tahun 2017. Sementara itu, harga bensin dan solar relatif tidak mengalami perubahan seiring dengan kebijakan Pemerintah yang tidak menaikkan harga BBM di 2018 di tengah masih tingginya harga minyak dunia (Grafik 30 dan 31). Grafik 30 Inflasi Komoditas Strategis AP Grafik 31 Harga BBK dan Minyak Dunia 10

Jakarta, 2 Juli 2018 11