2) 3) Mahasiswa PGSD FKIP UNS Didaktika Dwija Indria 2), 3)

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL TAI KELAS IV SDN KARANGASEM II

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL KEPALA BERNOMOR STRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BERBAGAI BENTUK PECAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TREFFINGER

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA NERACA BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE TEAM QUIZ

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-20 MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH 21 PREMULUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

MEDIA PAPAN FLANEL JUMLAH KURANG BILANGAN BULAT (JURANG BILBUL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BILANGAN BULAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

Keywords: RME, paper folding media, fraction

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

SKRIPSI. Oleh : ELFRIDA NOVIANTY K

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Kata Kunci: kemampuan menghitung, pembagian, batang cuisenaire. 1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS. 2),3),4) Dosen PGSD FKIP UNS 1

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI MELALUI METODE MIND MAPPING

Kata kunci: media kertas origami, kemampuan menghitung pecahan. 1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3)Dosen PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEDIA FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Isti Jabah Giya Fahmi 1), Endang Sri Markamah 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi No. 449 Surakarta e-mail: 1) istijabahgiya@gmail.com 2) endangsri54@staff.uns.ac.id 3) siti_pgsd_fkip@yahoo.co.id Abstract: The purpose of the research is to describe the implementation of Team Assisted Individualization learning model with flashcard media in improving the ability in calculating fractions in the fourth grade students of SDN Kedung Bolong Gunungkidul of the academic year 2016/2017. This research took classroom action research (CAR) which was conducted in two cycles. Each cycle consists of four phases, there are planning, acting, observing, and reflecting. The subjects of this research were the teacher and the students as many as 24 students in the fourth grade of SDN Kedung Bolong Gunungkidul of the academic year 2016/2017. The data collecting techniques were observation, interview, test, and content analysis. The data validities used triangulation of resources, triangulation of technique, and validity of the content. The analysis techniques were critical analysis, comparative descriptive, and interactive analysis. The result of the research, showed an increased ability in calculating fractions before action until the second cycle. The average value in calculating fractions among students was 60,75 with subject completion rate of 12,5%. In the first cycle, the average value increased to 77,71 with subject completion rate 66,67%. In the second cycle, the average value increased to 85,38 with subject completion rate of 83,33%. Based on the results of the research, it can be concluded that the implementation of Team Assisted Individualization learning model with flashcard media can improve the ability in calculating fractions in the fourth grade of SDN Kedung Bolong Gunungkidul of the academic year 2016/2017. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan media flashcard dalam rangka meningkatkan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa yang berjumlah 24 dan guru kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan kajian dokumen. Validitas data penelitian menggunakan triangulasi sumber, validitas isi, dan triangulasi teknik. Teknik analisis data adalah teknik analisis kritis, deskriptif komparatif, dan analisis interaktif. Hasil tindakan penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghitung pecahan dari pratindakan hingga siklus II. Nilai rata-rata tes pratindakan yaitu 60,75 dengan ketuntasan klasikal 12,5%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas naik menjadi 77,71 dengan ketuntasan klasikal mencapai 66,67%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat meningkat menjadi 85,38 dan ketuntasan klasikal mencapai 83,33%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan media flashcard dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017. Kata Kunci: Team Assisted Individualization, flashcard, kemampuan menghitung pecahan Matematika merupakan salah satu dari serangkaian mata pelajaran yang diajarkan di SD. Guru SD harus mengajarkan matematika kepada siswa dengan berbagai cara supaya siswa mampu memahami materi dengan baik. Matematika bersifat simbolis dan abstrak, Sejalan dengan pendapat Sundayana (2015: 3) bahwa selain bahasa simbolis, matematika juga merupakan ilmu yang kajian objeknya bersifat abstrak. Pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap, dimulai dari tahapan konkret, semi konkret, dan pada akhirnya siswa dapat memahami matematika secara abstrak. Siswa yang belajar matematika diharuskan memiliki pemahaman yang benar dan lengkap, sesuai dengan tahapannya. Anak belajar matematika dimulai dari konsep-konsepnya, kemudian latihan soal yang melibatkan kemampuan berhitung, dan pemecahan masalah. 1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2), 3) Dosen PGSD FKIP UNS

Permasalahan matematika yang ada dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya berisi tentang bilangan utuh, namun juga bilangan yang tidak utuh, atau yang disebut juga dengan pecahan. Melalui kegiatan pembelajaran di kelas, diharapkan siswa dapat menerapkan materi yang telah dipelajari untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupannya. Jadi kondisi ideal bagi siswa yaitu menguasai materi pecahan. Kenyataan yang didapat di lapangan berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul pada hari Kamis, 8 Desember 2016, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dirasa sulit bagi siswa. Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal latihan. Pembelajaran matematika pada materi menghitung pecahan khususnya pada penjumlahan dan pengurangan pecahan dianggap sulit oleh siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, beberapa hal yang menjadi masalah pada mata pelajaran matematika di antaranya: 1) siswa kurang teliti dalam menghitung, meski telah dijelaskan cara mengerjakan soal, 2) model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kurang inovatif. 3) belum ada penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Rendahnya kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong juga diperkuat oleh hasil tes pratindakan yang dilakukan pada Kamis, 5 Januari 2017. Hasil tes menunjukkan banyak siswa yang nilainya masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran matematika adalah 75. Dari 24 siswa, 21 siswa atau 87,5 % siswa mempunyai nilai di bawah KKM, sedangkan 3 siswa atau 12,5% sudah melampaui KKM. Hasil tes pratindakan tersebut membuktikan bahwa sebagian besar siswa masih kurang dalam kemampuannya menghitung pecahan. Jika hal ini dibiarkan, tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan siswa, mengingat dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa permasalahan yang melibatkan pecahan, karena tidak semua benda bernilai utuh. Langkah yang dapat digunakan oleh guru agar siswa mampu melakukan operasi hitung pecahan adalah dengan memilih model pembelajaran dan media yang sesuai dengan materi pecahan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), yang memungkinkan siswa bekerjasama dan saling mengajari temannya yang kesulitan. Lestari dan Yudhanegara (2015: 49) mengungkapkan bahwa TAI merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Model pembelajaran ini berfokus pada perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan dan pencapaian prestasi siswa. Model pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran yang menerapkan bimbingan siswa kepada temannya. Siswa yang pandai memberikan pengajaran kepada siswa yang lemah. Model pembelajaran TAI memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, namun tetap memperhatikan pencapaian kompetensi tiap individu, mengingat matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit, namun tetap harus dikuasai oleh setiap siswa. Pelaksanaan model pembelajaran TAI ini dikolaborasikan dengan salah satu media pembelajaran visual, yaitu flashcard. Media pembelajaran ini bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran yang sulit menjadi lebih mudah dipahami dan mengasah daya kreatif siswa. Menurut Arsyad (2015: 115), media flashcard adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Media flashcard akan menjadikan pembelajaran lebih menarik, siswa dapat bermain sambil belajar. Selain bahan pembuatan flashcard mudah ditemui, media flashcard juga mudah dibawa ke mana saja, dan mudah digunakan oleh siswa, sehingga tidak memberatkan siswa dalam penggunaannya. Dengan diterapkannya model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan media Flashcard pada pembelajaran matematika materi pecahan, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menghitung pecahan, khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa berpenyebut sama dan tidak sama.

Dari pendapat Lestari dan Yudhanegara di atas tentang model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI), dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Meskipun siswa belajar bersama dalam kelompok, namun keberhasilan setiap individu juga mempengaruhi keberhasilan kelompoknya. Sedangkan pendapat Arsyad tentang media pembelajaran flashcard, dapat disimpulkan bahwa flashcard merupakan kartu yang berisi gambar, teks, atau simbol yang memungkinkan siswa bermain sambil belajar. Contoh permainan flashcard pada pembelajaran matermatika misalnya domino matematika. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan media Flashcard dalam rangka meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017? Tujuan penelitian ini adalah untuk: Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan media Flashcard dalam rangka meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017. METODE Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan media Flashcard dalam meningkatkan kemampuan menghitung pecahan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 siswa. Terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber. Arikunto (2013: 172) berpendapat bahwa, yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini, data yang didapatkan bersumber dari guru dan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/ 2017, dan data yang berupa dokumen. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014: 92) yang meliputi empat tahap yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Selain teknik analisis interaktif, teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini juga menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. HASIL Berdasarkan hasil kegiatan observasi, wawancara, dan tes pada kondisi awal, dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan menghitung pecahan siswa masih rendah. Hal ini terbukti dari sebagian besar siswa di kelas IV SDN Kedung Bolong masih belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Menghitung Pecahan Pratindakan Interval Xi fi xi.fi Nilai 45-50 47,5 6 285 25 51-56 53,5 4 214 16,67 57-62 59,5 3 178,5 12,5 63-68 65,5 4 262 16,67 69-74 71,5 4 286 16,67 75-80 77,5 3 232,5 12,5 Jumlah 24 1458 100 Berdasarkan Tabel 1. tentang nilai siswa dalam menghitung pecahan pratindakan, jumlah siswa tuntas sebanyak 3 siswa dan tidak tuntas 21 siswa. Data hasil analisis nilai tes menghitung pecahan pratindakan selengkapnya dijelaskan pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hasil Analisis Nilai Kemampuan Menghitung Pecahan Pratindakan Kriteria Nilai Terendah 45 Nilai Tertinggi 75 Rata-rata Kelas 60,75 Ketuntasan 12,5% Ketidaktuntasan 87,5%

Tabel 2. menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 45, nilai tertinggi 75, nilai ratarata 60,75. Jumlah siswa yang tuntas adalah 3 siswa dengan KKM 75. ketuntasan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul sebesar 12,5% atau 3 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 21 siswa atau 87,5%. Nilai kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul dengan penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization dengan media flashcard pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Menghitung Pecahan Siklus I Interval xi fi xi.fi Nilai 54-60 57 1 57 4,17 61-67 64 3 192 12,5 68-74 71 4 284 16,67 75-81 78 7 546 29,17 82-88 85 6 510 25 89-95 92 3 276 12,5 Jumlah 24 1865 100 Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 8 siswa dengan persentase 33,33%. Siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 16 siswa dengan persentase 66,67%. Data tentang kemampuan menghitung pecahan pada siklus I dapat dibuat tabel untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Analisis Tes Menghitung Pecahan Siklus I Kriteria Nilai Terendah 54 Nilai Tertinggi 93 Rata-rata Kelas 77,71 Ketuntasan 66,67% Ketidaktuntasan 33,33% Tabel 4. tentang hasil analisis kemampuan menghitung siswa pada siklus I menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 54, nilai tertinggi 93, nilai rata-rata 77,71. ketuntasan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul sebesar 66,67% atau 16 siswa. Sehingga masih terdapat siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 8 siswa atau 33,33%. Skor aktivitas siswa pada siklus I yaitu 2,35 termasuk dalam kategori cukup baik. Skor kinerja guru pada siklus I yaitu 3,025 termasuk dalam kategori baik. Pada siklus II nilai kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong mengalami peningkatan dibandingkan pratindakan dan siklus I. hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Menghitung Pecahan Siklus II Interval xi fi xi.fi Nilai 59-66 62,5 3 187,5 12,5 67-74 70,5 1 70,5 4,17 75-82 78,5 3 235,5 12,5 83-90 86,5 8 692 33,33 91-98 94,5 7 661,5 29,17 99-106 102,5 2 205 8,33 Jumlah 24 2049 100 Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu sebanyak 4 siswa dengan persentase 16,67%. Siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 16 siswa dengan persentase 83,33%. Selanjutnya, data tentang kemampuan menghitung pecahan pada siklus II dapat dibuat tabel untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Analisis Tes Menghitung Pecahan Siklus II Kriteria Nilai Terendah 59 Nilai Tertinggi 100 Rata-rata Kelas 85,38 Ketuntasan 16,67% Ketidaktuntasan 83,33% Tabel 6. tentang hasil analisis kemampuan menghitung siswa pada siklus I menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 59, nilai tertinggi 100, nilai rata-rata 85,38. ketuntasan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul sebesar 83,33% atau 20 siswa. Sehingga masih terdapat siswa yang tidak tuntas yaitu sebanyak 4 siswa atau 16,67%. Skor aktivitas siswa pada siklus II yaitu 3,15 termasuk dalam kategori sangat baik. Skor kinerja guru pada siklus II yaitu 3,50 termasuk dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan data-data yang diperoleh untuk mengukur kemampuan menghitung pecahan siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flashcard dapat dikatakan berhasil. Meskipun ketuntasan yang diperoleh tidak 100%, tetapi dapat dikategorikan berhasil, karena ketuntasan klasikal telah memenuhi 80% siswa dari indikator kinerja yang telah ditentukan. Lebih rinci peningkatan persentase ketuntasan kemampuan menghitung pecahan pada pratindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Perbandingan Ketuntasan Antarsiklus Pratindakan I Siklus Tuntas 3 16 20 Tidak tuntas 21 8 4 ketuntasan ketidak-tuntasan Siklus II 12,5 66,67 83,33 87,5 33,33 16,67 Berdasarkan Tabel 7. di atas, tingkat ketuntasan klasikal kemampuan menghitung pecahan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I dan pratindakan. Ketuntasan pratindakan sebesar 12,5% atau 3 siswa. Kemudian meningkat pada siklus I menjadi 66,67% atau 16 siswa, dan meningkat lagi pada siklus II dengan persenatse ketuntasan sebesar 83,33% atau 20 siswa. Dengan hasil persentase ketuntasan klasikal tersebut, dapat disimpulkan bahwa tindakan pada siklus II telah berhasil mencapai indikator kinerja penelitian yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi pratindakan, hasil tindakan dan deskripsi perbandingan antarsiklus, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menghitung pecahan mengalami peningkatan setiap siklusnya dan pada siklus II telah mencapai indikator kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flashcard dapat meningkatkan kemampuan menghitung pecahan pada siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/ 2017. Setelah dilaksanakan tindakan dan analisis data, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan menghitung pecahan siswa. Peningkatan kemampuan menghitung pecahan pada penelitian ini terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata yang diperoleh. Nilai rata-rata pratindakan adalah 60,75 pada siklus I meningkat menjadi 77,71 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85,38. Ketuntasan kemampuan menghitung pecahan pada pratindakan sebanyak 3 siswa atau 12,5% yang mendapat nilai 75. Setelah dilaksanakan siklus I ketuntasan siswa mengalami peningkatan menjadi 16 siswa atau 66,67%. Pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa atau 83,33%. Peningkatan kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV SDN Kedung Bolong karena disebabkan oleh beberapa hal. Faktor utama yaitu penerapan model pembelajaran TAI dan media flashcard. Penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan media flashcard memberikan pengaruh terhadap kemampuan menghitung pecahan siswa kelas IV. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Huda (2015: 200) yang mengemukakan beberapa manfaat model pembelajaran TAI, salah satunya yaitu memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa-siswa lain yang berbeda sehingga tercipta sikap positif antarsiswa. Selain model pembelajaran TAI, pembelajaran menghitung pecahan juga menggunakan media flashcard. Salah satu kelebihan media flashcard menurut Indriana (2011: 69) yaitu menyenangkan digunakan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa digunakan dalam bentuk permainan. Kolaborasi antara model pembelajaran TAI dengan media flashcard menjadikan pembelajaran matematika lebih menyenangkan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan media flashcard berhasil meningkatkan kemampuan menghitung pecahan

siswa kelas IV SDN Kedung Bolong Gunungkidul tahun ajaran 2016/2017. Pada pratindakan nilai rata-rata kemampuan menghitung pecahan yang diperoleh 60,75. Pada siklus I nilai rata-rata menghitung pecahan meningkat menjadi 77,71 dan pada siklus II meningkat menjadi 85,38. Ketuntasan klasikal menghitung pecahan juga mengalami peningkatan. Pada pratindakan, ketuntasan klasikal dalam menghitung pecahan dengan KKM 75 sebesar 12,5% atau 3 siswa. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 66,67% atau 16 siswa dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 83,33% atau 20 siswa. Dengan indikator kinerja 80%, maka penelitian ini dinyatakan telah berhasil. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Arsyad, A. (2015). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA Press Lestari, K.A. & Yudhanegara, M.R. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sundayana, R. (2015). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta