BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini persaingan di dunia industri bisnis semakin ketat. Berbagai macam produk bermunculan untuk menarik minat konsumen. Salah satu produk yang diminati oleh konsumen dari anak anak hingga dewasa adalah Ice Cream. Berdasarkan survey Institut Psikiatri London, Inggris (Kompas -2008), beberapa sukarelawan mengaku merasa lebih nyaman setelah mengonsumsi ice cream. Ternyata ice creammemberi dampak positif pada bagian orbitofrontal cortex, yakni bagian depan otak yang menganalisis berbagai hal. Rasa tenang dan nyaman itu ditimbulkan oleh kalsium karena bahan utama ice creamadalah krim susu yang kaya akan kalsium. Kalsium dipercaya memberikan efek rileksasi bagi otot. Inilah yang memungkinkan seseorang merasakan perasaan tenang dan nyaman setelah mengonsumsi ice cream (http://swa.co.id). Ice Creamadalah sebuah makanan beku dibuat dari produk susu seperti krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis. Campuran ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan kristal es besar (https://id.wikipedia.org/wiki/es_krim). Namun pada kenyataannya sebuah artikel Bisnis.com menyatakan rata-rata penduduk Indonesia hanya mengonsumsi dua batang ice cream per tahun. Dalam artikel tersebut Presiden Direktur Glico Wings, Hidekazu Kawashima, mengatakan tingkat konsumsi ice creamdi Indonesia masih sangat rendah 1
dibandingkan dengan negara lain. Berkaitan dengan hal tersebut artikel lain seperti marketeers.commenyatakan menurut Euromonitor, walaupun konsumsi per kapitanya rendah, pasar ice cream Indonesia sangat besar secara ukuran, mencapai 158 juta liter dan terbesar di Asia Tenggara. Ini lantaran jumlah penduduk Indonesia yang besar. Proyeksinya, hingga tahun 2018 pertumbuhan pasar ice cream mencapai 240 juta liter atau rata-rata tumbuh 8,75%.Masih menurut data Euromonitor, sekarang ini Eropa dan Amerika bukan lagi konsumen terbesar ice cream, namun Kawasan Asia Pasifik adalah yg terbesar yaitu menguasai pangsa pasar sekitar 30% dari total pasar ice creamdunia, sedangkan Amerika menguasai 28%. Tabel 1.1 Tingkat Konsumsi Ice Cream Negara Konsumsi Ice Cream Liter/kapita/tahun Amerika 22 Liter Australia 17,6 Liter Singapura 5,5 Liter Malaysia 2,1 Liter Indonesia 0,6 Liter ( Sumber : www.industri.bisnis.com, 2016 ) Ada beberapa faktor yang membuat kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara memiliki serapan yang tinggi dalam konsumsi ice cream. Faktor mendasar adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan daya beli di kawasan tersebut. Adji Andjono, salah seorang Nasional Sales Manager & Marketing Manager PT. Campina Ice Cream Industry mengatakan bahwa negaranegara berkembang seperti Indonesia dan Asia memiliki perbaikan tingkat perekonomian sehingga menyebabkan perubahan gaya hidup dan pola makan, 2
termasuk dalam konsumsi ice cream. Selanjutnya, adalah dukungan cuaca di kawasan Asia yang cenderung panas, sehingga sangat cocok untuk mengonsumsi ice cream. Terakhir adalah faktor usia, pada umumnya ice creamdisukai oleh kelompok usia muda, kawasan Asia Pasifik dan Asia Tenggara cenderung memiliki proporsi anak muda yang sangat besar. Tabel 1.2 Pangsa pasar industri Ice Cream di Indonesia Tahun 2016 No. Perusahaan Merek Pangsa Pasar 1. PT. Unilever Indonesia Wall s 70% 2. PT. Campina Ice Cream Industry Campina 20% 3. PT. Sukanda Jaya Diamond 10% ( Sumber : www.euromonitor, www.surabaya.tribunews.com ) Pangsa pasar industri ice cream di Indonesia hingga tahun 2016 masih dipimpin oleh perusahaan multinasional yaitu PT. Unilever Indonesia (70% ), kemudian disusul oleh perusahaan asal Surabaya yaitu PT. Campina Ice Cream Industry (20% ), dan sisanya yaitu 10 % dimiliki oleh PT. Sukanda Jaya serta produk industri ice cream rumahan lainnya. Walaupun pangsa pasar yang dimiliki oleh produk produk ice cream selain Wall s dan Campina rendah yaitu hanya 10%, namun persaingan indutri ice cream tetap ketat dengan banyaknya produk ice cream baru yang masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah AICE, ice cream AICE sempat menjadi viral di penghujung tahun 2016 karena terkenal dengan produk ice cream yang mempunyai bentuk dan rasa yang unik serta harganya yang sangat murah. Produk ice cream dari industri multinasional milik Singapore AICE Group yang bergerak dibidang ice cream dari negara Singapura inimulai membuka cabang di Vietnam 3
dan Indonesia. Yogyakarta adalah salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi target pasar dari produk ini dengan adanya distributor dan agen agen resmi AICE yang sudah tersebar di Yogyakarta. Meskipun produk AICE merupakan produk baru di Yogyakarta, namun produk ini cukup dikenal oleh masyarakat Yogyakarta. Menurut penulis komunikasi dari mulut ke mulut ( word of mouth communication) mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan brand awareness konsumen sehingga produk ice cream AICE dapat dikenal oleh konsumen khususnya di Yogyakarta. Mengingat produk ice cream AICE tidak menggunakan strategi promosi iklan ( advertising) maupun media massa untuk mempromosikan produknya tersebut. Hal ini yang mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang pengaruh word of mouth communication terhadap pembentukan brand awareness konsumen pada produk ice cream AICE. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang akan diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Word Of Mouth Communicationterhadap pembentukan Kesadaran Merek ( Brand Awareness)konsumen padaproduk Ice Cream AICE di Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth Communication terhadap pembentukan Kesadaran Merek ( Brand Awareness) konsumen pada produk Ice Cream AICE di Yogyakarta 4
1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi penulis yaitu menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam mengenai word of mouth communication dan brand awareness dengan diaplikasikan langsung pada masalah yang diangkat dan dijadikan karya tulis ilmiah tugas akhir ini. 2. Manfaat bagi perusahaan diharapkan menjadi bahan yang dapat digunakan untuk evaluasi atau perkembangan diwaktu yang akan datang. 3. Manfaat bagi pembaca diharapkan dapat dijadikan referensi atau pedoman untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Penelitian Ice cream AICE merupakan produk ice cream baru dengan bentuk dan rasa yang unik dan bervariasi. Ice cream yang menjadi viral di penghujung tahun 2016 walaupun AICE tidak menggunakan strategi promosi seperti iklan dan media massa namun dapat menarik konsumen dengan adanya word of mouth communication (komunikasi dari mulut ke mulut) sehingga mampu membentuk brand awareness konsumen khususnya di Yogyakarta. Untuk membuktikan hal tersebut maka terdapat beberapa indikator yang harus dipenuhi seperti pada bagan berikut ini : AICE WORD OF MOUTH BRAND AWARENESS COMMUNICAT - Recall ION - Recognition - Membicaraka - Purchase n - Consumptio - Merekomend asikan n - Gambar 1.1 Kerangka Pikiran 5