PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 13 TAHUN 1996 TENTANG USAHA RUMAH MAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG, Menimbang : a. bahwa berkenaan dengan adanya Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pariwisata kepada Kabupaten Daerah Tingkat II Badung sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995, maka dipandang perlu meningkatkan pengembangan usaha penunjang Pariwisata; b. bahwa untuk maksud tersebut diatas, dimana Usaha Rumah Makan mempunyai peranan yang penting dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan Kepariwisataan Daerah, maka untuk mendorong dan meningkatkan peranan Usaha Rumah Makan dimaksud dipandang perlu untuk mengatur dan menetapkannya dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Drt.Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 57; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1288); 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah - daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah - Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037); 4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3215);
2 5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 101 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3658); 7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969 tentang Pedoman dalam melaksanakan Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pemgembangan Kepariwisataan Nasional; 8. Keputusan Menteri Kepariwisataan, Pos dan Telekomonikasi Nomor KM.73/PW.105/MPPT/-85 tentang Peraturan Usaha Rumah Makan; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; 10. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.95/UM.001/MPPT-94 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Bidang Pariwisata; 11. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1988 tentang Usaha Rumah Makan ( Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1988 Nomor 125 Seri D Nomor 2); 12. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991 tentang Pariwisata Budaya ( Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1991 Nomor 241 Seri C Nomor 2); 13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1995 tentang Penyerahan sebagaian Urusan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bali dan di Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Pekerjaan Umum, Pariwisata, Pertambangan, Angkutan Jalan, Pekerjaan Umum Pariwisata, Pertambangan, Tenaga Kerja dan Kehutanan kepada Kabupaten Daerah Tingkat II Badung (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1995 Nomor 114 Seri D Nomor 113); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 4 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Sipil di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Badung ( Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Tahun 1989 Nomor 1 Seri D Nomor 1).
3 Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG TENTANG USAHA RUMAH MAKAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; b. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung; c. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; d. Usaha Rumah Makan adalah setiap Usaha komersial yang ruang lingkup pekerjaannya menyediakan hidangan dan minuman untuk umum di tempat usahanya; e. Pimpinan Usaha Rumah Makan adalah orang yang sehari-hari memimpin dan bertanggungjawab atas pengusahaan Usaha Rumah Makan; f. Makanan adalah segala sesuatu yang dibuat dan dijual sebagai makanan dan minuman bagi konsumen termasuk bahan-bahannya; g. Higiene dan Sanitasi adalah semua kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap makanan; h. Bangunan Rumah Makan adalah suatu tempat atau ruangan yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan menyediakan hidangan dan minuman untuk umum;
4 i. Persetujuan Prinsip adalah persetujuan sementara yang diberikan Bupati Kepala Daerah kepada badan usaha atau usaha perseorangan untuk dapat memproses administrasi pembanguan rumah makan; BAB II BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 2 (1) Usaha Rumah Makan yang seluruh modalnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia dapat berbentuk Badan Hukum atau Badan Usaha Perorangan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Usaha Rumah Makan dengan modal bersama antara Warga Negara Asing bentuk usahanya harus perseroan Terbatas (PT) dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III PERSYARATAN PENGUSAHAAN Pasal 3 (1) Pengusahaan Rumah Makan meliputi penyediaan jasa pelayanan makan dan minum kepada tamu sesuai dengan persyaratan yang selanjutnya diatur dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah. (2) Jasa pelayanan Rumah Makan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini apabila menyelenggarakan hiburan atau pertunjukan oleh artis/penyanyi harus mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5 Pasal 4 (1) Pimpinan Usaha Rumah Makan berkewajiban memberi kenyamanan kepada para tamu, mencegah kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban serta melanggar tata susila. (2) Pimpinan Usaha Rumah Makan berkewajiban memelihara dan memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan dan higiene didalam lingkup Rumah Makan dan memenuhi ketentuan perijinan kerja, keselamatan kerja dan jaminan sosial bagi karyawan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (3) Pimpinan Usaha Rumah Makan bertanggung jawab dalam hal terjadi kecelakaan karena kelalaiannya terhadap Pengunjung dan diharuskan mengganti kerugian yang di derita Pengunjung. Pasal 5 Penggunaan tenaga kerja Warga Negara Asing dalam Rumah Makan harus mendapat ijin kerja sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB V P E R I J I N A N Pasal 6 (1) Untuk mengusahakan Rumah Makan harus memiliki Ijin sebagai berikut : a. Persetujuan Prinsip b. Ijin Usaha. (2) Persetujuan Prinsip dan Ijin Usaha dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima lengkap dan benar; (3) Persetujuan Prinsip berlaku 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali 2 (dua) kali;
6 (4) Setiap Persetujuan Prinsip dan Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh Bupati Kepala Daerah ditembuskan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali. (5) Ijin Usaha Rumah Makan berlaku untuk jangka waktu yang tidak terbatas dengan ketentuan setiap 5 (lima) tahun, Pengusaha yang bersangkutan wajib mendaftarkan ulang kepada Bupati Kepala Daerah. (6) Ijin Usaha dapat dicabut apabila : a. Memperoleh ijin usaha secara tidak sah b. Tidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 (1) Untuk memperoleh Persetujuan/Ijin Prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Peraturan Daerah ini, permohonan harus diajukan secara tertulis diatas kertas berleges Rp.2.000,- (Dua ribu rupiah) kepada Bupati Kepala Daerah dengan melampirkan : 1. Data rumah makan yang direncanakan akan dibangun; 2. KTP/Surat Keterangan Domisili; 3. Akta Pendirian Perusahaan bagi yang berbadan hukum; 4. Bukti kepemilikan/penguasaan Hak Atas Tanah; 5. Gambar Rencana Bangunan dan Peta Lokasi Bangunan; (2) Pemrakarsa setelah mendapat persetujuan prinsip wajib menyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). (3) Untuk mendapat Ijin Usaha Rumah Makan permohonan harus ditulis di atas kertas berleges Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) dan ditujukan kepada Bupati Kepala Daerah dengan melampirkan : a. Salinan Persetujuan/Ijin prinsip; b. Salinan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai fungsi usahanya;
7 c. Salinan Ijin Hinder Ordonantie (HO) dan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU); d. Data-data fasilitas Usaha Rumah Makan. (4) Permohonan pendaftaran ulang ditujukan kepada Bupati Kepala Daerah dengan melampirkan : a. Ijin Usaha yang dimiliki sebelumnya; b. Tanda bukti pembayaran pajak/retribusi tahun yang bersangkutan; c. Laporan perkembangan usaha; (5) Ijin Usaha tidak boleh dipindahtangankan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Bupati Kepala Daerah. BAB V P E M B I A Y A A N Pasal 8 Biaya untuk mendapatkan Ijin Usaha sebesar Rp. 7.500,- (Tujuh ribu lima ratus rupiah) per tempat duduk. BAB VI KETENTUAN PENYIDIK Pasal 9 (1) Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas Penyidikan para penyidik sebagai dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berwenang :
8 a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluargannya; h. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 10 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan yang dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah). (2) Tindak pidana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.
9 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 (1) Usaha Rumah Makan yang belum memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Peraturan Daerah ini diwajibkan selambatlambatnya dalam waktu 6 (enam) bulan terhitung tanggal berlakunya Peraturan Daerah ini untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Daerah ini. (2) Usaha Rumah Makan yang tidak memenuhi persyaratan ayat (1) pasal ini dilarang beroperasi/ditutup. Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah ini, akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah sepanjang mengenai pelaksanaannya.
10 BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. Ditetapkan di Denpasar Pada Tanggal : 28 Nopember 1996 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG TINGKAT II BADUNG KETUA, ttd. ttd. I KETUT GARGA I.G.B.ALIT PUTRA Disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Tanggal 5 April 1997 Nomor 107 Tahun 1997 Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. Nomor : 34 Tanggal : 2 Mei 1997 Seri : C Nomor : 2 Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat II Badung ttd Drs. Ida Bagus Yudara Pidada Pembina Utama Muda Nip. 010045843