PENDUDUK LANJUT USIA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

PENDAHULUAN Latar Belakang

Masalah lain yang muncul adalah berubahnya struktur

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ayat 1 dan UU NO.36 Tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, kesehatan yang optimal (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Masalah mengenai kependudukan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

SITUASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA *) FEBRUARI 2005

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

Profile Perempuan Indonesia

DATA MENCERDASKAN BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KERANGKA ACUAN KEGIATAN CAPACITY BUILDING BAGI KADER PENDAMPING LANSIA PEREMPUAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

Profil LANSIA Jawa tengah 2014

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN


TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. (tetapi tidak dengan anak laki-laki) yang masih muda. Usia muda menurut

BERITA RESMI STATISTIK

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

Anak Yang Diperdagangkan (Trafficking)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

ii DATA DAN INDIKATOR GENDER di INDONESIA

BAB III AKSES TERHADAP PASAR TENAGA KERJA

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2017

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA

Menuju Lanjut Usia Aktif Sebagai Aset Bangsa yang Efektif

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :


INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN UTARA TAHUN 2017

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU UTARA TAHUN 2017

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

Indeks Kebahagiaan Papua Tahun 2014

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perhatian khusus pada kualitas sumber daya manusia.

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

Besarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini

INDEKS KEBAHAGIAAN KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

LAMPIRAN DATA INDONESIA

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB IV. PENCAPAIAN MDG s DI INDONESIA Hasil Pencapaian Tujuan Pertama: Penanggulangan Kemiskinan dan

Indeks Kebahagiaan Kalimantan Tengah Tahun 2014

Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Tahun 2008

BERITA RESMI STATISTIK

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

PARTISIPASI KASAR ( APK ) MENURUT JENJANG PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KABUPATEN KULON PROGO TAHUN

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2014

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017

BERITA RESMI STATISTIK

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

KULIAH UMUM PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017

Transkripsi:

PENDUDUK LANJUT USIA Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Diseluruh dunia penduduk Lansia (usia 60 +) tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020. Gambar 5.1 12 10 8 6 4 2 0 11,34 % 9,77 % 7,18 % 6,29 % 5,45 % 1980 1990 2000 2010 2020 Sumber: BPS Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. Bila permasalahan tersebut tidak diantisipasi dari sekarang, maka tidak tertutup 1 Page

kemungkinan bahwa proses pembangunan akan mengalami berbagai hambatan. Oleh sebab itu, permasalahan lanjut usia harus menjadi perhatian kita semua, baik pemerintah, lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Mindset yang selama ini ada bahwa penduduk lanjut usia merupakan kelompok rentan yang hanya menjadi tanggungan keluarga, masyarakat dan negara, harus kita ubah. Kita harus menjadikan lanjut usia sebagai aset bangsa yang harus terus diberdayakan. Hal ini tidak akan tercapai bila kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang. Untuk menjadi lanjut usia yang sehat, produktif dan mandiri, kita harus mulai dengan pola hidup sehat dan mempersiapkan masa lanjut usia secara lebih baik. Dengan demikian, sasaran dari permasalahan lansia tidak hanya lansia itu sendiri, tetapi juga penduduk usia muda. Pola hidup sehat harus diterapkan sejak usia dini, bahkan sejak dalam kandungan. Penduduk Lanjut usia dua tahun terakhir menglami peningkatan yang signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009 (U.S. Census Bureau, International Data Base, 2009) jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Karena usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki, maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia, sebenarnya tidak lain adalah permasalahan yang lebih didominasi oleh perempuan. Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. Badan Pusat Statistik (BPS) 2 Page

Gambar 5.2 Jumlah Persentase Penduduk Lansia Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2009 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 78,06 73,45 67,93 61,78 52,66 54,01 55,58 56,72 57,94 47,34 45,99 43,28 44,42 42,06 38,22 32,07 26,55 21,94 20,00 10,00 0,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Laki-Laki Perempuan JUMLAH PENDUDUK LANJUT USIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR, TAHUN 2009 KELOMPOK UMUR L+P L P 60-64 6,243,457 2,955,574 3,287,883 65-69 5,581,535 2,566,946 3,014,589 70-74 4,225,860 1,877,101 2,348,759 75-79 2,623,171 1,135,227 1,487,944 80-84 1,272,510 535,198 737,312 85-89 471,876 180,354 291,522 90-94 111,435 35,741 75,694 95-99 16,448 4,367 12,081 100+ 1,249 274 975 Jumlah LU 20.547.541 9.290.782 11.256.759 Sumber: U.S. Census Bureau, International Data Base. (2009) Provinsi dengan usia harapan hidup yang lebih tinggi juga mempunyai jumlah penduduk lanjut usia yang lebih banyak. Suatu wilayah disebut berstruktur tua jika persentase lanjut usianya lebih dari 7 persen. Dari seluruh provinsi di 3 Page

Indonesia, ada 11 provinsi yang penduduk lansianya sudah lebih dari 7 persen, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan lima provinsi dengan persentase lansia terendah adalah: Papua (2,15 persen); Papua Barat (2,92 persen), Kepulauan Riau (3,78 persen), Kalimantan Timur (4,53 persen), dan Riau (4,86 persen). Gambar 5.3 Provinsi dengan Persentase Lansia Tertinggi Tahun 2007 DI Yogyakarta, 14.04 Sulawesi Selatan; 9,05 Bali; 11,02 Jawa Tengah; 11,16 Jawa Timur; 11,14 BPS SUSENAS 2007 Perempuan lansia di Indonesia berpotensi mengalami diskriminasi ganda, baik karena statusnya sebagai perempuan maupun karena statusnya sebagai penduduk yang usianya sudah lanjut. Sebagai perempuan, diskriminasi yang disebabkan oleh struktur sosial dan budaya masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak usia muda. Hal ini kita ketahui sebagai akibat dari perbedaan yang sifatnya kodrati maupun sebagai akibat dari perbedaan gender. Perbedaan tersebut juga tercermin dari status perkawinan lanjut usia perempuan yang sebagian besar berstatus cerai mati dan cerai hidup. Karena usia harapan hidup perempuan yang lebih panjang dibandingkan laki-laki, maka lebih banyak lanjut usia perempuan yang ditinggal meninggal lebih dulu oleh suaminya, dan karena perbedaan gender menyebabkan perempuan terbiasa mengurus dirinya sendiri, 4 Page

sehingga lebih siap untuk tinggal sendiri. Sedangkan lanjut usia laki-laki lebih banyak berstatus kawin. Gambar 5.4 Kualitas hidup penduduk lanjut usia umumnya masih rendah. Kondisi ini dapat terlihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan angka buta huruf lanjut usia. Sebagian besar penduduk lanjut usia tidak/belum pernah sekolah dan tidak tamat SD. Jika dibandingkan antar jenis kelamin, pendidikan tertinggi yang ditamatkan lanjut usia perempuan secara umum lebih rendah dibandingkan lanjut usia laki-laki. 5 Page

Gambar 5.5 Angka buta huruf penduduk lanjut usia masih tinggi, sekitar 30,62 persen pada tahun 2007. Jika dibandingkan antar jenis kelamin, angka buta huruf lanjut usia perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yaitu 17,32 persen berbanding 42,07 persen. Tidak berbeda dengan angka buta huruf penduduk secara keseluruhan, angka buta huruf lanjut usia juga lebih besar di pedesaan dibandingkan di perkotaan. Gambar 5.6 Angka Buta Huruf Lanjut Usia Tahun 2007 Gambar 5.7 6 Page

Angka Kesakitan Lanjut Usia Tahun 2003-2007 Dari sisi kualitas hidup, selain pendidikan, penduduk lanjut usia juga mengalami masalah kesehatan. Data menunjukkan bahwa ada kecenderungan angka kesakitan lanjut usia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi ini tentunya harus mendapatkan perhatian berbagai pihak. Lanjut usia yang sakitsakitan akan menjadi beban bagi keluarga, masyarakat dan bahkan pemerintah, sehingga akan menjadi beban dalam pembangunan. Oleh sebab itu, kita harus menjadikan masa lanjut usia menjadi tetap sehat, produktif dan mandiri. Hal ini tidak akan tercapai bila kita tidak mempersiapkan masa lanjut usia sejak usia dini. Dari sisi ekonomi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) penduduk lanjut usia masih cukup tinggi, meskipun kesenjangan antar jenis kelamin masih cukup tinggi. TPAK lansia laki-laki mencapai 72,26 persen, sedangkan perempuan 37,83 persen pada tahun 2007. Dari hasil penelitian yang dilakukan Komnas Lansia pada tahun 2008, ditemukan bahwa alasan paling umum lansia masih bekerja adalah karena ekonomi yang tidak mencukupi, alasan lain adalah karena ingin tetap aktif dan mandiri. Sedangkan alasan lansia tidak bekerja adalah karena kesehatan yang memburuk. Meskipun secara umum lingkungan sosial (keluarga dan masyarakat) cukup mendukung lansia bekerja, tetapi ada beberapa yang tidak setuju lansia bekerja, antara lain karena adanya norma 7 Page

setempat yang menyatakan bahwa jika sudah lansia tidak bekerja lagi, juga ada yang beranggapan karena sarana dan prasarana fisik bagi lansia bekerja masih terbatas/belum memadai, serta karena banyak lansia yang ingin menikmati pensiun. Mengingat kondisi dan permasalahan lanjut usia seperti diuraikan di atas, maka penanganan masalah lanjut usia harus menjadi prioritas, karena permasalahannya terus berpacu dengan pertambahan jumlahnya. 8 Page