PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 131 KAJIAN TEKNIS GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN KASONGAN KERENG PANGI (KILOMETER 14 S.D. KILOMETER 15) KABUPATEN KATINGAN Oleh: Hendy Jaya Saputra 1), Murniati 2), dan Salonten 3) Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Dasar dari perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, dan ukuran kendaraan, dan karakteristik lalu lintas. Halhal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan geometrik jalan ada beberapa segmen yang tidak memenuhi standar perencanaan seperti halnya ruas Jalan Kasongan-Kereng Pangi Kilometer 14-Kilometer 15 Kabupaten Katingan, masih sering terjadi kecelakaan. Karena itulah perlu dilakukan peninjauan jika terdapat kesalahan dalam geometrik jalan pada ruas jalan tersebut, untuk memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kelayakan ruas Jalan Kasongan-Kereng Pangi Kilometer 14-Kilometer 15 Kabupaten Katingan, dengan cara mengetahui kondisi eksisting jalan, mengkaji serta menangani apa yang dapat dilakukan pada ruas jalan tersebut, dengan cara menganalisis data lalu lintas, perhitungan waktu tempuh kendaraan serta mengetahui jenis tikungan yang ada dilokasi penelitian dan parameter-parameter yang digunakan. Dari hasil perhitungan ruas jalan yang dikaji secara umum pada kondisi eksisting ada beberapa tikungan yang telah memenuhi syarat, diketahui bahwa berdasarkan Standar Bina Marga 5 radius tikungan memenuhi syarat terhadap kecepatan eksisting, Kecepatan eksisting pengguna jalan masih di bawah kecepatan klasifikasi fungsi dan medan, ditinjau dari syarat tikungan gabungan I-II, II-III, IV-V tidak memenuhi syarat sebagai tikungan gabungan sehingga ruas jalan tidak sesuai dengan standar geometrik alinyemen horizontal jalan. Hal inilah yang menyebabkan kecelakaan pada ruas jalan tersebut. Kata Kunci: Geometrik, Tikungan PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah yang terus berkembang menyebabkan peningkatan arus lalu lintas. Untuk itu diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar pendistribusian barang dan jasa antar daerah dapat berjalan lancar. Seiring dengan hal itu diperlukan jaringan jalan yang baru, dan perbaikan jalan yang rusak. Agar jalan yang dibuat memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas, maka dibuat perencanaan geometrik terlebih dahulu. Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas. Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraan dan karakteristik arus lalu lintas. Hal hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota. Ruas Jalan Kasongan Kereng Pangi berkarakter daerah dataran tinggi berkelokkelok memungkinkan sering terjadi kecelakaan di ruas jalan tersebut. Menurut informasi dari hasil penelitian Silalahi R, titik kecelakaan yang paling tertinggi (black Spot) terletak di ruas jalan Kasongan-Kereng Pangi pada Km 14 s.d. Km 15. Karena itulah perlu dilakukan peninjauan terhadap geometrik pada ruas jalan tersebut, sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota. 1) Hendy Jaya Saputra adalah mahasiswa Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangkaraya. 2) Murniati, S.T., M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. 3) Salonten, S.T., M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 132 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut (1) Apakah kondisi geometrik jalan yang ada pada Km. 14 s.d. Km 15 sudah sesuai dengan spesifikasi dan peraturan yang berlaku?; (2) Bagaimanakah upaya atau usulan penanganan yang dapat dilakukan pada saat ini sehingga pelayanan jalan dapat dimaksimalkan? TUJUAN STUDI 1. Mengetahui kondisi eksisting jalan. 2. Mengkaji geometrik jalan berdasarkan spesifikasi geometrik standar Bina Marga. 3. Memberikan usulan penanganan yang dapat dilakukan pada jalan jika kondisi geometrik jalan saat ini sudah tidak mampu memenuhi kenyamanan dan keamanan berlalu lintas. MANFAAT PENELITIAN Penulisan ini diupayakan memberikan manfaat sebagai berikut (1) Mengetahui geometrik jalan sesuai dengan spesifikasi geometrik jalan luar kota yang nyaman bagi pamakai jalan dan dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas; (2) Memberikan masukan dan pertimbangan bagi instansi terkait dalam pengelolaan jalan mengenai segmen yang berpotensi terjadinya kecelakaan; (3) Memberikan kebijakan lebih cepat terkait penanganan daerah titik rawan kecelakaan lalu lintas. METODE PENELITIAN Jenis Data Data Primer Data yang diambil langsung dari lapangan yang pelaksanaannya. Data primer ini diperoleh melalui kegiatan: 1. Arus lalu lintas Penentuan besarnya arus lalu lintas pada suatu ruas jalan diperlukan koefisien masing-masing jenis kendaraan seperti yang telah diatur dalam Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13 Tahun 1970, yang dimana data dikumpulkan dari lapangan dengan mencatat semua jenis kendaraan yang melewati jalan pada lokasi penelitian tersebut. 2. Perhitungan waktu tempuh kendaraan Cara mengumpulkan data waktu tempuh kendaraan yang melewati tikungan yang dikaji yaitu: a. Diukur jarak tikungan yang direncanakan dengan meteran dari awal tikungan sampai akhir tikungan yang dikaji. b. Memerlukan dua orang yang membantu sebagai pemberi kode yaitu diawal tikungan dan di akhir tikungan. c. Pengamat di awal tikungan dengan mengangkat bendera sebagai kode kendaraan yang dikaji mulai melewati tikungan, dan pengamat diakhir tikungan langsung mengaktifkan stop watch sampai kendaraan tiba diakhir tikungan. d. Baca lamanya waktu tempuh kendaraan di stop watch melewati tikungan tersebut dan dicatat oleh penulis. e. Setiap jenis kendaraan yang direncanakan dipilih 5 kendaraan. 3. Geometrik Pengukuran geometrik dalam penelitian ini menggunakan alat theodolit, untuk mendapatkan data azimuth dan data elevasi. Dari kedua data tersebut digunakan untuk menghitung alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal. Pengukuran dilakukan tiap 50 meter kecuali saat ada tikungan dilakukan penyesuaian jarak pengukuran. Data Sekunder Data sekunder ini didapatkan dari pustaka atau literatur sebagai penunjang dari penelitian dalam penelitian ini data sekunder berupa peta lokasi penelitian. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah data didapatkan kemudian dianalisis dengan cara berikut: 1. Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Penentuan besarnya LHR pada suatu ruas jalan diperlukan koefisien masing-masing jenis kendaraan seperti yang telah diatur dalam Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13 Tahun 1970. Di mana data yang telah diperoleh pada lalu lintas harian ratarata ini dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: LHR =...(1)
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 133 Dimana Vi adalah volume lalu lintas hari ke i. 2. Perhitungan waktu tempuh kendaraan Dari hasil survai lapangan, waktu tempuh masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung waktu tempuh rata-rata kendaraan dengan menggunakan rumus: Trata-rata =...(2) 3. Mengkaji geometrik jalan berdasarkan spesifikasi geometrik jalan luar kota. HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Alinyemen Horizontal Jalan Berdasarkan pengumpulan data primer dilapangan. Dari hasil data arus lalu lintas, data geometrik dan data kecepatan, maka didapat bahwa: 1. Termasuk jalan kelas IIB. 2. Kondisi jalan datar. 3. kecepatan rencana yang di ijinkan 70 120 km/jam. 4. memiliki jari-jari lintasan seperti berikut: a. Pada tikungan I (PI-I) Panjang jari-jari (radius) :.130..m Kemiringan melintang(e) : 4% Sudut ( ) : 23 : 60 km/jam b. Pada tikungan II (PI-II) Panjang jari-jari (radius) : 95 m Kemiringan melintang(e) : 4% Sudut ( ) : 43 c. Pada tikungan III (PI-III) Panjang jari-jari (radius) : 358 m : 50 km/jam Kemiringan melintang(e) : 3% Sudut ( ) : 16 : 40 km/jam d. Pada tikungan IV (PI-IV) Panjang jari-jari (radius) : 95 m Kemiringan melintang(e) : 4% Sudut ( ) : 19 : 50 km/jam e. Pada tikungan V (PI-V) Panjang jari-jari (radius) : 130 m Kemiringan melintang (e) : 4% Sudut ( ) : 22 : 60 km/jam Kajian Alinyemen Horizontal dengan Standar Bina Marga Berdasarkan pengumpulan data primer di lapangan. Dari hasil data arus lalu lintas, data geometrik dan data kecepatan, maka didapat bahwa jalan: 1. Dipakai kelas IIB. 2. Kondisi jalan datar. 3. Kecepatan rencana yang dipakai 70-120 km/jam a. Pada tikungan I (PI-I) V = 60 km/jam L = 71,75 m = 23 e = 0,4% = 4,5 Ls = 20 m = 14 Lc = 31,75 m = 130 p = 0,13 m Es = 2,80 m k = 9,99 m Ts = 36,48 m b. Pada tikungan II (PI-II) V = 50 km/jam L = 91,37 m = 43 e = 0,4% = 6,0 Ls = 20 m = 3,0 Lc = 51,37 m = 95 p = 0,18 m Es = 7,30 m k = 10 m Ts = 47,50 m c. Pada tikungan III (PI-III) V = 40 km/jam L = 86,20 m = 16 e = 0,3% = 1,2 Ls = 15 m = 13,6 Lc = 84,93 m = 358 p = 0,03 m Es = 3,55 m k = 7,50 m Ts = 57,81 m d. Pada tikungan IV (PI-IV) V = 50 km/jam L = 63,13 m = 19 e = 0,4% = 4,4 Ls = 20 m = 95 p = 0,13 m Es = 1,94 m k = 9,10 m Ts = 30,87 m
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 134 e. Pada tikungan V (PI-V) V = 60 km/jam L ` = 69,48 m = 22 e = 0,4% = 4,5 Ls = 20 m = 130 p = 0,14 m Es = 2,58 m k = 9,10 m Ts = 34,40 m Kontrol Overlapping Tikungan terhadap Lintasan Cek hasil perencanaan tikungan dengan kecepatan rencana di atas kecepatan eksisting: a. Bentang dan lintasan tikungaan I dan II Bentang antara tikungan I dan II: Selisih jarak antar bentang (Llapangan) = 150 m Setengah Lintasan yang digunakan untuk Tikungan I L = 50 Tikungan II L = 50 = 50 + 50 + 20 = 120 m Sedangkan jarak bentang tikungan I dan II dilapangan hanya 120 m, Llap = 150 > Lperlu = 120 tikungan I dan lintasan tikungan II memenuhi syarat tikungan gabungan. b. Bentang dan lintasan tikungan II dan III Bentang antara tikungan II dan III: Selisih Jarak antar bentang (Llapangan) = 325 m Setengah lintasan yang digunakan untuk Tikungan II L = 75 Tikungan III L = 37,5 = 75 + 37,5 +20 = 132,5 m Sedangkan jarak bentang tikungan II dan III di lapangan hanya 132,5 m, Llap = 325 > Lperlu = 132,5 tikungan II dan lintasan tikungan III tidak overlap dan memenuhi syarat tikungan gabungan. c. Bentang dan lintasan tikungaan III dan IV Bentang antara tikungan III dan IV: Jarak antar bentang (Llapangan) = 119 m Setengah Lintasan yang digunakan untuk Tikungan III L = 80 Tikungan IV L = 62,5 = 40 + 62,5 +20 = 122,5 m Sedangkan jarak bentang tikungan III dan IV di lapangan hanya 130 m, Llap = 119 < Lperlu = 122,5 tikungan III dan lintasan tikungan overlap dan IV tidak memenuhi syarat tikungan gabungan. d. Bentang dan lintasan tikungan IV dan V Bentang antara tikungan III dan IV: Jarak antar bentang (Llapangan) = 95 m Setengah lintasan yang digunakan untuk Tikungan IV L = 62,5 Tikungan V L = 75 = 62,5 + 75 +20 = 157,5 m Sedangkan jarak bentang tikungan IV dan V di lapangan hanya 318 m, Llap = 318 m > Lperlu = 157,5 m tikungan IV dan lintasan tikungan V memenuhi syarat tikungan gabungan. Hasil dari perhitungan overlapping tikungan gabungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 135 Tabel 1. Perhitungan Lintasan Perlu Antar Tikungan Analisis Hasil Kajian Alinyemen Horizontal Dari hasil kajian diketahui bahwa kondisi eksisting sebagai berikut : a. Besarnya Volume Lalu Lintas (LHR) yang melewati Ruas Jalan tersebut sebesar 2.278 smp berdasarkan Bina Marga (1970), maka jalan tersebut termasuk kategori Jalan Kelas IIB. b. Berdasarkan data elevasi jalan, diketahui kelandaian medan jalan sebesar <3% sehingga jalan dikategorikan medan datar. c. Berdasarkan data waktu tempuh pengguna jalan ditiap tikungan yang dikaji didapat: 1. Pada tikungan I kecepatan rata rata sebesar 51,57 km/jam. 2. Pada tikungan II kecepatan rata rata sebesar 50,10 km/jam. 3. Pada tikungan III kecepatan rata rata sebesar 42,78 km/jam. 4. Pada tikungan IV kecepatan rata rata sebesar 49,60 km/jam. 5. Pada tikungan V kecepatan rata rata sebesar 60,27km/jam. d. Data kondisi eksisting diperoleh 5 lengkung horizontal dengan data: 1. Pada tikungan I memiliki radius 130 m dengan sebesar 23. 2. Pada tikungan II memiliki radius 95 m dengan sebesar 43. 3. Pada tikungan III memiliki radius 358 m dengan sebesar 16. 4. Pada tikungan IV memiliki radius 95 m dengan sebesar 19. 5. Pada tikungan V memiliki radius 130 m dengan sebesar 22. Upaya Penanganan Berdasarkan Pedoman Sebaiknya untuk tikungan yang overlapping/tidak memenuhi syarat sebagai tikungan gabungan dihilangkan, namun kondisi eksisting tidak memungkinkan untuk menghilangkan tikungan tersebut oleh karena itu diberikan solusi lain yaitu pemasangan rambu sekurang-kurangnya 50 meter, atau pada jarak tertentu sebelum memasuki ruas jalan yang dianggap berbahaya dengan memperhatikan kondisi lalu lintas dan geometrik jalan yang ada. Rambu yang dipasang adalah 1. Untuk dari arah Kasongan menuju ke arah Kereng Pangi pada tikungan III STA 0+450 dipasang rambu batas kecepatan tidak lebih dari 40 km/jam dan pemasangan rambu peringatan larangan menyalip karena memasuki daerah rawan kecelakaan. 2. Untuk dari arah Kereng Pangi menuju ke arah Kasongan pada tikungan IV STA 0+700 dipasang rambu (banyak tikungan, tikungan pertama ke kanan dan pemasangan rambu peringatan yang digunakan untuk menyatakan berbahaya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan kajian yang telah dilakukan pada ruas jalan Kasongan Kereng Pangi (Km. 14 s.d. Km. 15) sepanjang 1 kilometer, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Secara umum pada kondisi eksisting ada beberapa tikungan yang telah memenuhi syarat dan sesuai dengan keadaan lalu lintas pada saat ini. Apabila ditinjau berdasarkan standar Bina Marga dari segi kecepatan pengguna jalan, radius, dan jarak antar tikungan, disimpulkan: a. Berdasarkan standar Bina Marga, 5 radius tikungan yang ada sudah memenuhi syarat terhadap kecepatan eksisting. b. Kecepatan eksisting pengguna jalan masih di bawah kecepatan klasifikasi fungsi dan klasifikasi medan jalan yang telah ditetapkan oleh Bina Marga yaitu 70 120 Km/Jam. c. Ditinjau dari syarat tikungan gabungan I-II, II-III, IV-V memenuhi syarat sebagai tikungan gabungan, sedangkan pada tikungan III-IV tidak memenuhi syarat sebagai tikungan gabungan. 2. Upaya atau usulan penanganan yang dapat dilakukan saat ini berdasarkan kondisi lapangan adalah pemasangan alatalat pengendali kecepatan. yaitu pemasangan pita penggaduh (rumble
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 136 strip), pengasaran permukaan jalan (rumble area). Pengendali alat-alat kecepatan ini bertujuan untuk mengurangi kecepatan kendaraan dan mengurangi terjadinya kecelakaan pada pengguna jalan. DAFTAR PUSTAKA Alfarizi. L. 2015. Kajian Teknis Perencanaan Geometrik Jalan Simpang Pundu- Tumbang Samba Km. 14 s.d 15. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Anonim. 1970. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, No. 13/1970. Direktorat Jenderal Bina Marga. Anonim. 1988. Standar Perencanaan Geometrik Jalan. Direktorat Jendral Bina Marga. Anonim. 1990. Spesifikasi Standar Untuk Perencanaan. Direktorat Jenderal Bina Marga. Silalahi, R. 2015. Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Katingan (Studi Kasus Jl. Cilik Riwut Kasongan-Perbatasan Kab. Kota Waringin Timur). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Sukirman, S. 1999. Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung: Penerbit Nova. Wiyanti. 2010. Kajian Teknis Perencanaan Geometrik Jalan Pada Tikungan STA 22+200-STA23+200 Desa Tuwung, Ruas Jalan Palangka Raya-Bagugus). Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.