HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN KELAS IBU BALITA DENGAN PEMBERIAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA UMUR 2-5 TAHUN (KELAS C) DI DESA TANGKISAN POS JOGONALAN INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Nisa khoiriah INTISARI

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI DI KABUPATEN KLATEN. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan case control retrospektif atau studi kasus - kontrol retrospektif

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU MENGIKUTI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULUR RT 03/VI BENDOSARI SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA AWAL KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH ABSTRAK

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. berkeadilan. Dimana penduduk hidup dalam lingkungan dan perilaku yang

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

METODE PENELITIAN 1 N

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

NURJANNAH NIM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Kelurahan Parupuk

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DAN PERSALINAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DI KABUPATEN KUDUS Nasriyah 1, Ika Tristanti 2

PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP

Transkripsi:

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN KELAS IBU BALITA DENGAN PEMBERIAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA UMUR 2-5 TAHUN (KELAS C) DI DESA TANGKISAN POS JOGONALAN INTISARI Piscolia Dynamurti Wintoro, Endang Wahyuningsih Perbaikan gizi menjadi isu penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Upaya perbaikan gizi di Indonesia membutuhkan percepatan dari seluruh sektor. Stunting pada Balita dan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) meningkat dari tahun 2010-2013 dari 35,6% menjadi 37,2%. Saat ini bangsa Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah pada gizi buruk dan stunting. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi gizi buruk dan pendek di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 19,6% dan 37,2%. Di sisi lain prevalensi gizi lebih pada Balita sudah mencapai 11,9%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas c) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita umur 2-5 tahun yaitu sebanyak 104 ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan. Sampel penelitian berjumlah 45 ibu balita. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Instrument dengan lembar kuesioner. Analisa data dengan uji Chisquare. Hasil perhitungan diketahui keikutsertaan kelas ibu balita sebagian besar kategori lengkap dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan pada kategori seimbang, yaitu sebanyak 66,7 responden (66,7%).Berdasarkan uji chi-square di dapat hasil nilai p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan Hubungan Keikutsertaan Kelas Ibu Balita Dengan Pemberian Gizi Seimbang Pada Balita Umur 2-5 Tahun (Kelas C) Di Desa Tangkisan Pos Jogonalan. Saran meningkatkan keikutsertaan kelas ibu balita dan mengadakan kelas ibu balita secara ruin dan terjadwal. Kata Kunci : Kelas Ibu Balita, Pemberian Gizi Seimbang I. PENDAHULUAN Perbaikan gizi menjadi salah satu isu penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Upaya perbaikan gizi di Indonesia membutuhkan percepatan dari seluruh sektor.

Melalui Perpres Nomor 42 tahun 2013, dibangun sebuah Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang mengedepankan upaya bersama melalui partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada 1000 HPK. Semua sektor harus terlibat dalam mempersiapkan anak yang sehat dan berkualitas karena kesehatan anak menjadi faktor yang sangat menentukan (Kementrian kesehatan RI, 2016). Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Perhatian khusus harus diberikan terhadap peningkatan kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak dengan melaksanakan berbagai upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) (Departeman Kesehatan RI, 2009). Upaya peningkatan status gizi masyarakat termasuk penurunan prevalensi balita pendek menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang tercantum di dalam sasaran pokok Rencana Pembangunan jangka Menengah Tahun 2015 2019 (RPJMN, 2015 2019). Stunting pada Balita dan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) makin meningkat dari tahun 2010 hingga 2013 dari 35,6% menjadi 37,2%. Saat ini bangsa Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah pada gizi buruk dan stunting. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi gizi buruk dan pendek di Indonesia masih cukup tinggi, masing-masing 19,6% dan 37,2%. Di sisi lain prevalensi gizi lebih pada Balita sudah mencapai 11,9% (Kementrian kesehatan RI, 2016). Menurut penelitian Dina Pertiwi Ajie tahun 2014 yang berjudul Pengaruh Pemberian Gizi Seimbang Terhadap Tumbuh dan Perkembangan Anak Usia 1-5 Tahun Di Pos PAUD Permata Jayengan Surakarta hasil penelitian menunjukkan bahwa 83,8 % pemberian gizi

seimbang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak usia 1-5 tahun (Ajie, 2014). Keikutsertaan kelas ibu balita yaitu sebuah perbuatan yang di lakukan oleh ibu balita yang mendapatkan undangan kelas ibu balita untuk menyaksikan secara langsung kegiatan penyampaian materi pada kelas ibu balita secara bersama-sama. A. Kelompok A (usia 0-1 th) 3x pertemuan dengan jarak pertemuan 1-3 bulan B. Kelompok B (usia 1-2 th) 3x pertemuan dengan jarak 3-6 bulan C. Kelompok C (usia 2-5 th) 3x pertemuan dengan jarak 6 bulan-1 tahun (DepKes RI, 2009). Setelah berjalannya kelas ibu balita di desa tangkisan pos banyak ibu balita yang melakukan keikutsertaan pada kelas ibu balita tersebut dan ibu memahami materi yang telah disampaikan pada saat penyampaian gizi seimbang terlihat pada saat dilakukan wawancara kepada ibu balita dapat menjawab beberapa pertanyaan dari angket kelas ibu balita mengenai gizi seimbang, sebagian dari para ibu yaitu 29% dari 14 balita telah memberikan gizi seimbang pada balitanya sesuai dengan materi yang telah di sampaikan pada kelas ibu balita. Modul Kelas Ibu Balita 1. Modul A (untuk usia 0-1 tahun): a) Modul A1: Pemberian ASI. b) Modul A2: Pemberian Imunisasi. c) Modul A3: Pemberian MP-ASI usia 6-12 bulan. d) Modul A4 : Tumbuh Kembang Bayi. e) Modul A5 : Penyakit Terbanyak Pada Bayi. 2. Modul B (untuk usia 1-2 tahun): a) Modul B1 : Perawatan Gigi Anak. b) Modul B2: Pemberian MP-ASI (Untuk Anak Usia 1-2 Tahun). c) Modul B3 : Tumbuh Kembang AnakUsia 1-2 Tahun. d) Modul B4 : Penyakit Pada Anak (Kecacingan, GiziBuruk, Dll). e) Modul B5 : Permainan Anak. 3. Modul C (untuk usia 2-5 tahun) : a) Modul C1 : Tumbuh Kembang Anak b) Modul C2 : Pencegahan Kecelakaan

c) Modul C3 : Gizi Seimbang d) Modul C4 : Penyakit Pada Anak (TBC, DBD, Diare, Dsb) e) Modul C5 : Obat Pertolongan Pertama f) Modul C6 : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) (DepKes RI, 2009). Pemberian yaitu sesuatu yang di berikan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008) sedankan Gizi seimbang adalah zat yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan pross di dalam tubuh (KemenKes RI, 2014). Jadi pemberian gizi seimbang adalah makanan yang diberikan pada balita dengan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman dan variasi makanan, aktivitas fisik dan kebersihan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun di Desa Tangkisan Pos Jogonalan. II. METODE DAN BAHAN Jenis penelitian descriptive korelational dengan pendekatan retrospektive. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 104 ibu balita 2-5 tahun.. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 ibu balita dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : 1. Inklusi a. Ibu balita yang tercatat di dalam undangan Kelas Ibu balita pada periode 2016 b. Ibu balita yang mengisi kuisioner pemberian gizi seimbang 2. Eksklusi a. Keikutsertaan diwakilkan pada pihak lain No Umur Ibu Frekuensi Persentase

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan study dokumentasi. Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah daftar hadir keikutsertaan KIB dan Angket Pemberian Gizi Seimbang untuk mengetahui keiktsertaan KIB dan pemberian gizi seimbang. Teknik analisa data menggunakan uji Chi-Square dengan program SPSS, dengan tingkat signifikan p < 0,05. 1. 22-29 Tahun 18 40,0% 2. 30-37 Tahun 21 46,7% 3. 38-46 Tahun 6 13,3% III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Umur Balita Tabel 1.1DistribusiFrekuensi Umur Balita Berdasarkan Tabel 1.1 di atas diketahui bahwa sebagian besar umur balita pada kelas ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan tahun 2016 yaitu antara 33-41 bulan, yaitu sebanyak 22 balita atau 48,9%. b. Umur Ibu Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Berdasarkan Tabel 1.2 di atas diketahui bahwa sebagian besar umur ibu pada kelas ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan tahun 2016 yaitu antara 30-37 tahun, yaitu sebanyak 21 orang atau 46,7%. c. Pendidikan Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan No Pendidikan Frekuensi Persentase 1. SD 4 8,9% 2. SMP 6 13,3% 3. SMA 28 62,2% No Umur Balita Frekuensi Persentase 1. 33-41 Bulan 22 48,9% 2. 42-50 Bulan 16 35,6% 3. 51-59 Bulan 7 15,6%

4. D3 4 8,9% 5. S1 3 6,7% Berdasarkan Tabel 1.3 di atas diketahui sebagian besar pendidikan terakhir ibu pada kelas ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan tahun 2016 yaitu dengan pendidikan terakhir lulusan SMA, yaitu sebanyak 28 orang atau 62,2%. d. Pekerjaan Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi Persentase Sumber: Data Primer Tahun 2017 1. IRT 39 86,7% 2. Buruh 1 2,2% 3. Karyawan 4 8,9% 4. Guru 1 2,2% yaitu sebanyak 39 orang atau 86,7%. e. Paritas Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Paritas Paritas Frekuensi Persentase 1. Ke-1 20 44,4% 2. Ke-2 17 37,8% 3. Ke-3 6 13,3% 4. Ke-4 1 2,2% 5. Ke-6 1 2,2% Berdasarkan Tabel 1.4 di atas diketahui sebagian besar pekerjaan ibu pada kelas ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan tahun 2016 yaitu dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, Berdasarkan Tabel 1.5 di atas diketahui sebagian besar paritas ibu pada kelas ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan tahun 2016 yaitu dengan paritas ke-1, yaitu sebanyak 20 orang atau 44,4%. f. Keikutsertaan Kelas Ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan

Tabel 1.6 Keikutsertaan Kelas Ibu Balita No Keikut Frekuensi Persentase sertaan 1. Tidak 12 26,7% Lengka p 2. Lengka p 33 73,3% Berdasarkan Tabel 1.6 di atas diketahui bahwa sebagian besar Keikutsertaan Kelas Ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan berada pada kategori lengkap, yaitu ebanyak 33 orang atau 73,3%. g. Pemberian Gizi Seimbang Pada Balita Umur 2-5 Tahun (Kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan Tabel 1.7 Pemberian Gizi Seimbang No Keikutsertaan Frekuensi Persentase 1. Tidak 14 31,1% Seimbang 2. Seimbang 31 68,9% Berdasarkan Tabel 1.7 di atas diketahui bahwa sebagian besar pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan berada pada kategori seimbang, yaitu sebanyak 31 orang atau 68,9%. 2. Analisis Bivariat Tabel 1.8 Hubungan Antara Keikutsertaan Kelas Ibu Balita Dengan Pemberian Gizi Seimbang Pada Balita Umur 2-5 Tahun (Kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan Keikutsert aan Kelas Ibu Balita Pemberian Gizi Seimbang Tidak Seimba Seimba ng ng Total f % f % f % Tidak 11 24,4 1 2,2 12 26,7 0,0 0,6 p C C

Lengkap 00 19 Lengkap 3 6,7 30 66,7 33 73,3 Total 14 31,1 31 68,9 45 100,0 Hasil perhitungan pada tabel 1.8 diketahui keikutsertaan kelas ibu balita sebagian besar kategori lengkap dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan pada kategori seimbang, yaitu sebanyak 66,7 responden (66,7%). Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 1.8 dengan menggunakan analisis chi-square (χ 2 ) dapat diketahui bahwa nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan signifikan antara keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan. Nilai koefisien kontigensi (CC) sebesar 0,619 berada pada antara 0,60-0,79 (hubungan kuat) hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan pada kategori kuat. B. Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar responden telah lengkap dalam keikutsertaan kelas Ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan yang berada pada kategori lengkap, artinya ibu balita telah mengikuti kelas ibu balita sebanyak 3 kali yaitu sebanyak 33 responden (73,3%). Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu balita telah aktif mengikuti kegiatan kelas ibu balita sesuai jadwal pelaksanaan yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Madanijah (2008) bahwa terdapat korelasi signifikan antara tingkat partisipasi ibu di Posyandu dengan status gizi masa lalu murid TK (p=0.01; r=-0.547). Artinya semakin kurang tingkat partisipasi ibu di posyandu, semakin besar kemungkinan anaknya memiliki status gizi yang kurang baik. Demikian pula halnya dengan hubungan antara tingkat kehadiran ibu di posyandu dengan status gizi masa lalu murid TK. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan

terdapat korelasi signifikan antara tingkat kehadiran ibu di posyandu dengan status gizi masa lalu murid TK (p = 0.05; r = -0.320). Artinya semakin rendah tingkat kehadiran ibu di posyandu, maka akan semakin besar kemungkinan anaknya memiliki status gizi yang kurang baik. Menurut DepKes RI (2009: h.7) dalam pelaksanaan kelas ibu dikatakan lulus apabila ibu hadir 3 kali pertemuan atau sesuai dengan kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan materi kelas ibu balita yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan akan tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Setelah sampai di rumah ibu diharapkan mampu menerapkan pada balitanya. Adanya kegiatan kelas ibu balita merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana dalam kegiatan tersebut terdapat penyuluhan kesehatan dimana kegiatan tersebut bukan sekedar proses transfer materi atau teori dari seseorang ke oranglain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam individu yaitu ikut serta langsung dan merubah perilaku ibu agar memberikan gizi seimbang (Mubarok 2012). Pada penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar ibu balita telah memberikan gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun di Desa Tangkisan Pos Jogonalan yang berada pada kategori seimbang yaitu sebanyak 31 responden atau 68,9%. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu balita telah memberikan gizi yang seimbang pada balitanya sesuai dengan yang disampaikan oleh ahli gizi saat penyampaian materi gizi seimbang pada kelas C. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Didik (2010), yang mengatakan bahwa Ada pengaruh signifikan perilaku KADARZI rumah tangga terhadap status gizi balita pada indeks TB/U ( < 0.05). Asupan makanan yang benar adalah seimbang sesuai kebutuhan tubuh balita. Pemberian makanan yang seimbang yaitu sesuai dengan kebutuhan disertai pemilihan bahan makanan yang tepat dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman dan variasi makanan, aktivitas fisik dan kebersihan. Asupan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya,

asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit. Kedua keadaan tersebut sama tidak baiknya, sehingga disebut gizi salah (Sulistyoningsih, 2011). Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiridari aneka ragam bahan makanan (Azwar, 2013). Hasil analisa bivariat hubungan antara keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas c) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga H 0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan signifikan antara keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan. Nilai koefisien kontigensi (CC) sebesar 0,619 berada pada antara 0,60-0,79 (hubungan kuat) hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan pada kategori kuat. Hasil tersebut didukung dengan teori DepKes (2012), bahwa kegiatan kelas ibu balita dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mengubah perilaku ibu mengenai pemberian gizi seimbang. Hasil penelitian tersebut didukung dengan teori DepKes (2010), bahwa dalam pelaksanaan kelas ibu balita, responden diberi kesempatan untuk belajar bersama dan diskusi tentang kesehatan balita secara menyeluruh dan sistematis. Dalam kegiatan kelas ibu balita tersebut responden dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengubah perilaku ibu dalam mengasuh dan memberikan gizi seimbang. Hasil ini sesuai dengan penelitian Susilowati (2012), bahwa sebelum dilakukan penyuluhan ibu belum mengetahui tentang pemberian nutrisi yang baik untuk balita, sehingga asupan gizi kurang dan menyebabkan berat badan anak rendah.

Berdasarkan hasil penelitian Suwarto (2008) yang menyatakan bahwa, ada hubungan positif antara pengetahuan tentang gizi dan partisipasi ibu ke Posyandu secara bersama-sama dengan pemberian makanan yang bergizi kepada anak balita sesuai dengan status gizinya. Upaya yang harus dilakukan adalah lebih memperhatikan keadaan gizi anak balita. Berdasarkan hasil ini dapat dinyatakan bahwa keikutsertaan ibu ke kelas ibu balita dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam pemberian gizi seimbang kepada balitanya. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan keikutsertaan ibu kekelas ibu balita dibutuhkan strategi yang cukup panjang yaitu mulai dari perencanaan hingga tahap implementasi karena pada dasarnya keikutsertaan seseorang terhadap kegiatan dengan didasari oleh kemauan dari hati nuraninya (Depkes RI, 2009) Pemahaman yang diperoleh dari kelas ibu balita tersebut dapat membuat ibu lebih baik dalam memberikan gizi seimbang pada balitanya, jadi dalam hal ini hipotesis kerja diterima, yang berarti bahwa keikutsertaan ibu dalam mengikuti kelas ibu balita terhadap pemberian gizi seimbang berhubungan. Hasil ini menunjukkan, ibu balita yang rutin mengikuti kelas ibu balita cenderung lebih baik dalam memberikan gizi seimbang pada balitanya yang ditunjukkan dengan hasil korelasi yaitu ibu balita yang lengkap dalam keikutsertaan kelas ibu balita sebagian besar seimbang dalam memberikan gizi seimbang. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Keikutsertaan kelas ibu balita di Desa Tangkisan Pos Jogonalan berada pada kategori lengkap, yaitu sebanyak 33 orang atau 73,3%. 2. Pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan berada pada kategori seimbang, yaitu sebanyak 31 orang atau 68,9%.

3. Ada hubungan signifikan antara keikutsertaan kelas ibu balita dengan pemberian gizi seimbang pada balita umur 2-5 tahun (kelas C) di Desa Tangkisan Pos Jogonalan dengan nilai p= 0,000 < 0,05 dengan kekuatan hubungan kuat, nilai koefisien kontigensi sebesar 0,619 berada pada antara 0,60-0,79. B. Saran 1. Bagi Puskesmas Meningkatkan kegiatan kelas ibu balita secara rutin dan terjadwal serta menambah ketrampilan tenaga kesehatan dalam menyampaikan materi pada modul kelas ibu balita dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kelas ibu. 2. Bagi Bidan Mengembangkan kegiatan kelas ibu balita agar ibu dapat lebih berantusias melakukan kunjungan kelas ibu balita dengan fasilitas yang memadai. 3. Bagi Ibu Balita Mengisi lahan yang kosong untuk ditanami sayur dan buah-buahan untuk mendukung berlangsungnya pemberian gizi seimbang pada balitanya. 4. Bagi Instansi Pendidikan Bekerjasama dengan puskesmas dan bidan desa dalam penyelenggaraan kelas ibu balita dan menugaskan mahasiswa untuk ikut serta secara langsung kegiatan kelas ibu balita dengan didampingi dosen. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan mengembangkan variable agar hasil yang diperoleh lebih valid, misalnya adalah melakukan penelitian tentang hubungan keikutsertaan kelas ibu balita dengan pengaruh gizi pada balita dan juga melakukan wawancara secara mendalam kepada responden. DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2013. Sikap Manusia: Teori Dan Pengukurannya (Edisi Ke-2). Pustaka Pelajar Yogyakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Dan Kelas Ibu Balita. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka Dina. 2014. Pengaruh Pemberian Asupan Gizi Seimbang Terhadap Tumbuh dan Perkembangan Anak Usia 1-5 Tahun Dipos PAUD Permata Jayengan Surakarta Tahun 2013/2014. Universitas Muhammadiyah Surakarta Hidayat. 2014. Metodelogi Penelitian Dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika Istianan Rusilanti. 2014. Gizi Terapan. Remaja Rosdakarya. Bandung Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Balita. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Gizi Seimbang. Kementrian Kesehatan. Jakarta Koes Irianto. 2014. Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. Alfabeta. Bandung Mubarok. 2009. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Pengetahuan. Salemba Medika. Jakarta Madanijah. 2008. Hubungan Antara Status Gizi Masa Lalu Anak Dan Partisipasi Ibu Di Posyandu Dengan Kejadian Tuberkulosispada Murid Taman Kanak-Kanak 2007/2008. Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Novita Dewi. 2013. Pemberian Pendidikan Gizi Tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang (Pugs) Terhadap Pengetahuan Terhadap Balita Dengan Status Gizi Kurang Di Wilayah Puskesmas Bareng. Novita. Klaten Rencana Pembangunan Nasional. 2015-2019 2014. Agenda Pembangunan Nasional. Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional Soekirman. 2007. Ilmu Gizi Dan Aplikasinya. Dipartemen Pendidikan Nasional. Jakarta Sulistyoningsih, Hariyani. 2011 Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta