Semuel Sandy, M.Sc*, Maxi Irmanto, M.Kes, ** *) Balai Litbang Biomedis Papua **) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih



dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE. n = Z 2 P (1- P)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia (SDM) memiliki peranan penting. bangsa, membutuhkan SDM berkualitas tinggi (Sibuea, 2002).

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Status gizi yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

Nurlindah (2013) menyatakan bahwa kurang energi dan protein juga berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Hasil penelitian pada balita di Afrika

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN 1 N

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi. Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Rowosari, Semarang.

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

Bagan Kerangka Pemikiran "##

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB 1. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh. ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

METODE PENELITIAN. n =

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI NARAPIDANA UMUM (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang Tahun 2016)

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebanyak 11,2 % anak usia 5-12 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

KETAHANAN PANGAN DAN STATUS GIZI KELUARGA PEROKOK DI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Analisis Hubungan Tingkat Kecukupan Gizi Terhadap Status Gizi pada Murid Sekolah Dasar di SD Inpres Dobonsolo dan SD Inpres Komba, Kabupaten Jayapura, Papua Semuel Sandy, M.Sc*, Maxi Irmanto, M.Kes, ** *) Balai Litbang Biomedis Papua **) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih

Latar Belakang Secara umum masalah gizi pada anak sekolah dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara asupan dan penggunaanya oleh tubuh Masalah gizi yang umum terjadi pada anak-anak di Indonesia antara lain gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek (stunting), anemia gizi besi dan juga kurang vitamin A (KVA) serta gangguan akibat kekurangan yodium. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 (Depkes RI, 2008), prevalensi status gizi anak usia 6-14 tahun merujuk pada indeks IMT/U adalah 24,2% untuk status gizi kurang (kurus), dan 15,9% untuk status gizi lebih (berat badan lebih). Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 (Depkes RI, 2010), prevalensi status gizi kurang adalah 7,6% dan 9,2% untuk status gizi lebih

Masalah gizi di Provinsi Papua juga masih sangat kompleks. Dinas Kesehatan Provinsi Papua melaporkan pada tahun 2009 terdapat sekitar 1.689 kasus gizi buruk, gizi kurang sebanyak 3.428 kasus, dan gizi lebih sebanyak 771 kasus pada bailta. Sementara itu pada kelompok umur 6-14 tahun prevalensi status gizi kurang (kurus) adalah sebesar 18,3%. Untuk masalah status gizi lebih (berat badan lebih) prevalensinya masih cukup tinggi yaitu sebesar 22,5% lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka prevalensi nasional (15,9%). Khusus untuk Kabupaten Jayapura sendiri prevalensi gizi kurang (kurus) masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan angka prevalensi Provinsi Papua yaitu sebesar 19,7%, sedangkan prevalensi kegemukan 17,6%.

Tujuan Penelitian Menganalisis hubungan antara asupan gizi dengan status gizi pada murid sekolah dasar di Distrik Sentani Kabupaten Jayapura

Metode Desain penelitian potong lintang (Cross sectional) Subyek penelitian: murid SD di SD Inpres Dobonsolo dan SD Inpres Komba Besar sampel sebanyak 62 anak berdasarkan perhitungan sampel minimal dari rumus koefisien korelasi

Instrumen pengumpulan data: a) Timbangan injak merk Camry dengan ketelitian 0,1 kg untuk mengukur berat badan dan mikrotoa dengan ketelitian 0,1 cm untuk mengukur tinggi badan. b) Formulir recall 1 x 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut untuk penilaian asupan energi, asupan protein, dan asupan vitamin A. c) Program Nutrisurvey untuk melakukan analisis kandungan zat gizi. d) Program WHO-Anthro Plus untuk menghitung nilai Z score. e) Kuisioner untuk mendapatkan data-data penunjang lainnya, berupa identitas, umur, dll

Analisis Analisis Data (Statistic analysis) Analisis data hubungan antara asupan gizi terhadap kecukupan gizi menggunakan uji statistik Rank Spearman

Hasil Penelitian Tabel 1 Distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin dan umur Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan Umur - 10 tahun - 11 tahun - 12 tahun Variabel n (62) Persentase (%) 26 36 5 31 26 41,9 58,1 8,1 50 41,9

Gambar 1. Proporsi subjek berdasarkan status gizi indeks IMT/U dan TB/U

Tabel 2 Rerata asupan dan tingkat kecukupan energi, protein dan vitamin A Asupan - Energi (kkal) - Protein (g) - Vit A (Re) Tingkat Kecukupan (%) - Energi - Protein - Vit A n minimum maksimum rerata simpang baku 62 62 62 62 62 62 930,7 20,1 166,8 72,6 62,76 27,89 2893,9 74,8 688,3 108,83 102,58 114,72 1507,56 34,82 386,82 85,37 79,89 64,41 385,77 10,16 132,37 9,71 10,7 22,06

Tabel 3 Distribusi subjek berdasarkan tingkat kecukupan gizi Tingkat kecukupan Energi - Baik ( 80%) - Kurang (<80%) Tingkat kecukupan Protein - Baik ( 80%) - Kurang (<80%) Tingkat asupan Vitamin A - Baik ( 100%) - Kurang (<100%) Variabel n (62) Persentase (%) 36 26 29 33 8 54 58.1 41,9 46,8 53,2 22,9 87,1

Tabel 4 Rerata skor Z menurut kategori tingkat kecukupan gizi Tingkat Kecukupan Gizi skor Z (x) r p Energi Protein Vitamin A Kurang (<80%) -1,58 ± 1,05 Baik ( 80%) -0,29 ± 1,19 Kurang (<80%) -1,41 ± 1,08 Baik ( 80%) -0,18 ± 1,21 Kurang (<100%) -1,09 ± 1,16 Baik ( 100%) 0,87 ± 0,75 0,349 0,005 a 0,330 0,009 a 0,474 0,001 a a = Korelasi Rank Spearman

Kesimpulan Persentase gizi kurang berdasarkan IMT/U dan TB/U masing tinggi pada anak usia sekolah dasar Asupan energi, protein dan vitamin A pada anak usia sekolah dasar masih dibawah angka AKG yang dianjurkan. Peningkatan status gizi yang baik berkaitan dengan tingkat konsumsi protein, asupan energi dan vitamin A

TERIMA KASIH