BAB I PENDAHULUAN. sekitar khatulistiwa.luas wilayah lautan lebih luas dari pada luas wilayah daratan.

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Profil Kota Pariaman. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Pariaman Tahun Arsip Pariaman: Kota Pariaman, 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional masa depan. Bidang kelautan merupakan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I PENDAHULUAN. berfokus pada aspek Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan. Hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. penangkapan ikan dan binatang air lainnya (suyitno, 2012). Tingkat

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 2005 Kerjasama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENGANTAR. yang terjadi di kawasan pelabuhan Muara Angke pada pertengahan tahun 1990an,

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja.

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam ini merupakan suatu anugerah ke arah pengembangan perikanan, baik perikanan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DINAMIKA TIONGHOA ISLAM PASCA REFORMASI DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI

BAB I PENGANTAR. sudah dimekarkan menjadi 11 kecamatan. Kabupaten Kepulauan Mentawai yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi untuk dijadikan sebagai objek wisata bahari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Inpres Painan. Pasar Inpres Painan terletak di Kecamatan IV Juraiyang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. besar dan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu mereka yang bertempat tinggal

II. TINJAUAN PUSTAKA. beragam. Butsi, Soeaidy, dan Hadi (2013) mengungkapkan bahwa efektivitas

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

kita bisa mengetahui dan memperoleh informasi mengenai destinasi pariwisata yang ada dan baru ada di Bali. Mengenai banyaknya jumlah biro perjalanan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

BAB III AKAD KERJA SAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan negara kepulaun, yang sering pula disebut negara maritim yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

PEMBANGUNAN MINAPOLIS DAN HINTERLAND KAWASAN MINAPOLITAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

PENDAHULUAN. sumberdaya kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan guna

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Definisi perikanan tangkap Permasalahan perikanan tangkap di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,

BAB I PENDAHULUAN. swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2014 PASANG SURUT KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN UJUNG GENTENG

PENGARUH PERKEMBANGAN PENDAPATAN NELAYAN TERHADAP KONDISI FISIK PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, petani dan nelayan selalu lebih miskin dibandingkan penduduk

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang letaknya tersebar di sekitar khatulistiwa.luas wilayah lautan lebih luas dari pada luas wilayah daratan. Menurut Soimun. Indonesia terdiri atas sekitar 3.300.000 kilometer persegi perairan laut yang terkenal dengan nama Laut Nusantara, dan 1.900.000. juta kilometer persegi daratan berupa pulau. Perairan laut dan daratan itu terwujud dalam garis pantai sepanjang 80.000-an kilometer persegi. 1 Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera. Provinsi ini merupakan bagian dari wilayah Indonesia, yang memiliki lautan yang lebih luas dari pada daratan. Sumatera Barat memiliki lebih kurang 200 pulau yang sudah punya nama dan 91 yang belum bernama. 2 Sebanyak99pulau terletak di Kabupaten Kepulauan Mentawai, danselebihnya berada di pantai pesisir Sumatera Barat. 3 Keberadaan pulau-pulau yang terdapat di Sumatra Barat dihubungkan oleh kapal-kapal dan perahu-perahu tradisional.kapal dan perahu tradisional memegang peranan penting, baik sebagai alat transportasi angkutan perdagangan maupun sebagai alat penangkapan ikan. 4 1 Soimun.Analisis Pola Pemukiman Di Lingkungan Perairan Indonesia. Jakarta: Departe men Pendidikan Dan Kebudayaan. 1994. Hal 11. 2 Dikutip dari departemen dalam negri republic Indonesia daftar jumlah pulau di indonesia tahun 2004 google 3 Dikutip dari warta andalas tentang jumlah pulau di mentawai tahun 2010 4 Sarjulis. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam 1970-2009, Skrips.Jurusan Sejarah Fakultas SastraUniversitas Andalas Padang. 2011.

2 Dari 19 daerah Kota / Kabupaten yang berada di Sumatera Barat tidak semua yang berada di pesisir pantai Sumatera Barat Kota Pariaman salah satu kota yang terletak di pesisir Pantai Sumatera Barat. Kota Pariaman terletak di Pesisir pantai barat Sumatera Barat yang luasnya 73,36 kilometer persegi, yang terdiri dari lautan seluas 12 kilometer persegi dan panjang garis pantai 12 kilometer.sebagai daerah yang dekat dengan laut, kehidupan masyarakat Kota Pariaman sangat tergantung pada hasil laut. Salah satu Desa di Kota Pariaman yang sangat tergantung dengan hasil laut adalah masyarakat Desa Pasir Sunur, Kecamatan Pariaman Selatan. 5 Letak desa Pasir Sunur yang strategis yaitu jalan yang dilalui untuk menuju bandara internasional minangkabau dan menuju Kota Pariaman membuat secara otomatis desa ini sering disinggahi terutama dengan adanya warung nasisek yang ada di desa Pasir ini mempunyai cirri khas dengan yang ada di sekitar Pariaman. Pada tahun 1990 nelayan Desa Pasir Sunur mengalami perekonomian yang menurun, karena adanya nelayan dari luar desa Pasir Sunur seperti: desa Taluk, Karan Aur, Tiku bahkan Sibilga yang menangkap ikan di desa Pasir Sunur. Nelayan yang datang dari luar itu yang sudah menggunakan mesin sedangkan nelayan Pasir Sunur cara penangkapan ikan masih menggunakan kail dan jaring dalam menangkap ikan dengan tradisional. 6 Hal ini membuat tangkapan ikan 5 Profil Kota Pariaman Dalam Lensa Bekerjasama Dengan Humas Sekretariat Kota Pariaman. 2012. Hal. 1 6 WawancaraDengan Nelayan Edi Pada Tanggal 28 Februari 2015 di Pasir Sunur.

3 nelayan tidak maksimal. Hasil tangkapan dijual di tepi pantai dan ada juga yang di jual ke Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ). Hal menarik lagi bagi peneliti adalah perubahan yang hanya sedikit, cara penangkapan atau alat yang digunakan nelayan desa Pasir Sunur ini dalam mencari ikan. Bahkan masih banyak nelayan tetap melakukan penangkapan ikan dengan cara tradisional yaitu dengan sampan dan kail, saat mereka masih mengandalkan faktor angin untuk menangkap ikan.tahun 1990 pendapatan nelayan di Desa Pasir Sunur tidak mengalami peningkatan yang berarti. Namun semenjak tahun 2000 sampai 2015 kehidupan nelayan desa Pasir Sunur mulai mengalami perkembangan seiring dengan bermunculannya teknologi dan usaha warung nasi (Rumah makan) sebagai salah satu objek wisata di Kota Pariaman. Berkembangnya Desa Pasir Sunur sebagai salah satu destinasi wisata Kota Pariaman.Pemerintah Kota memberikan sosialisasi kepada masyarakat Desa Pasir Sunur tentang bagaimana melayani pengunjung pantai dan pengembangan usaha yang bersumber dari hasil tangkapan ikan.masyarakat Desa Pasir Sunur sangat tergantung pada hasil laut pada umumnya mereka bekerja sebagai nelayan tradisional, kehidupan mereka terganjal dengan keadaan ekonomi mereka yang amat terbatas.akibatnya jarang mereka dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Anak laki-laki mereka paling tinggi tamat sma, smp dan sd dan setelah itu mereka ikut bekerja sebagai nelayan. Rendahnya tingkat pendidikan mereka itu disebabkan olehbesarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk memperoleh pendidikan yang baik jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh sebagai nelayansehingga

4 menyebabkan mereka tidak mampu untuk bersekolah.tidak ada keinginan untuk berubah dimana masyarakat nelayan merasa bahwa nelayan merupakan pekerjaan turun-temurun dan keahlian melaut merupakan warisan nenek moyang, sehingga mereka tidak tertarik untuk beralih mata pencarian.selain itu keberadaan sekolah yang cukup jauh mengakibatkan bertambahnya biaya dan hal ini yang menjadi alsan utama kenapa tidak menyekolahkan anak-anak mereka hingga kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. 7 Hal ini terus berlangsung hingga akhir tahun 1990- an namun perubahan baru kelihatan ketika memasuki tahun 2000-an Desa Pasir Sunur berkembang sebagai salah satu pusat destinasi wisata kuliner di Kota Pariaman. Dinamika kehidupandan aktivitas ekonomi nelayan di Pasir Sunur menarik untuk dikaji, terutama bila dikaitkan dengan belum adanya penulis untuk mengkaji perubahan-perubahan yang dialami masyarakat desa pantai Sunur Kota PariamanPenelitian beberapa yang telah mengkaji masyarakat pantai di Sumatera Barat antara lain: Azmi Fitrisia Nelayan Kenagarian Painan Studi Sosial Ekonomi 1970-1995 Azmi memberikan perhatian pada perubahan pola produksi, distribusi dan konsumsi terhadap perubahan status sosial nelayan. Kesamaan pola pikir serta alat-alat yang digunakan oleh nelayan kenagarian Painan sebagian sama dengan alat yang digunakan oleh nelayan desa Pasir Sunur maka itu saya mengambil sebagai pedoman untuk penulisan skripsi yang berjudul kehidupan 7 Wawancara dengan kepala desa Pasir Sunur Akmal di kantor kepala Desa Pasir Sunur Tanggal 24 Agustus 2015.

5 Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Desa Pasir Sunur Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman Tahun 1990-2015. 8 Penelitian yanglain yang dilakukan oleh Deswita dengan judul Perubahan di Desa Pantai: Suatu Kajian Tentang Sejarah Sosial Desa Simpang Carocok Kenagarian Ampang Pulai Tarusan Tahun 1979-1999. Deswita mengungkapkan tentang perubahan sosial yang mencakup perubahan sosial budaya, politik dan ekonomi masyarakat nelayan di Kenagarian Ampang Pulai Tarusan sejak tahun 1979-1999. 9 Skripsi Deswita ini akan dapat membantu penulis untuk melihat pola perubahan di desa Pantai juga dialami oleh masyarakat Desa Pasir Sunur tahun 1990-2015. Berdasarkan hal diatas maka penelitian ini penulis memberi judul tulisan ini Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Desa PasirSunur Kecamatan Pariaman Selatan Tahun 1990-2015 Kota Pariaman. B. Pembatasan Masalah Penelitian ini terdiri dari batasan spasial dan temporal.batasan spasial dalam kajian ini adalah di desa Pasir Sunur.Pemilihan lokasi ini disebabkan karena masyarakatnya umumnya berprofesi sebagai nelayan tradisional dan kehidupan mereka bergantung kepada hasil laut.batasan temporal yang dipilih adalah tahun 1990-2015. Pada tahun 1990masyarakat nelayan masih 8 Azmi Fitrisia, Nelayan Kenagarian Painan Studi Sosial Ekonomi 1970-1995.Skripsi.Jurusan SejarahFakultasSastra Universita Andalas Padang. 2006.Hal. 8. 9 Deswita. Perubahan di Desa Pantai: Suatu Kajian Tentang Sejarah Sosial Desa Simpang Carocok Kenagarian Ampang Pulai Tarusan Tahun 1979-1999. Skripsi.Jurusan SejarahFakultas Sastra Universitas Andalas Padang. 2001.

6 menggunakan cara penangkapan ikan menggunakan alat tangkap tradisional. Sedangkan pada tahun 2000 mulai berkembangnya perekonomian desa Pasir Sunur Untuk lebih memudahkan dan terfokusnya pengkajian ini, disusun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini: 1.Bagaimanakah kehidupan sosial ekonomi nelayan desa Pasir Sunur tahun 1990-2015? 2.Bagaimanakah Dinamika Sosial Ekonomi Desa Pasir Sunur Tahun 1990-2015? C.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan aktivitas nelayan didesa Pasir Sunur.Penelitian ini juga bertujuan mengungkapkan usaha-usaha yang dilakukan nelayan di Desa Pasir Sunur tersebut untuk mempertahankan kehidupannya dan menjelaskan sikap para nelayan dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Tujuan pokok Penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Menjelaskan kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan desa Pasir Sunur tahun 1990-2015? 2. MenjelaskanDinamika Sosial Ekonomi Desa Pasir Sunur Tahun 1990-2015? D. Kerangka Analisis Kemiskinan nelayan, khususnya nelayan tradisional. Nelayan tradisional yaitu cara penangkapan hasil ikan di laut masih menggunakan alat tangkap

7 seadanya dan mengandalkan musim cuaca sebab alat yang digunakan seperti sampan yang pakai layar, mata kail, jaring nilon, masalah serius yang terjadi pada masyarakat nelayan. Nelayan yang hidup didesa-desa pesisir yang perairannya dalam kondisi tangkap lebih akan menghadapi tekanan-tekanan sosial ekonomi yang lebih berat daripada nelayan yang hidup didesa-desa pesisir yang kondisi sumber daya perikanannya masih potensial. Aspek-aspek lingkungan, keragaman potensi sumber daya ekonomi lokal, peluang pasar, kualitas sumber daya manusia nelayan dan sebagainya akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas kemiskinan nelayan. 10 Masalah kemiskinan tidak hanya berhubungan dengan ukuran-ukuran ekonomi, tetapi berkaitan pula dengan persoalan-persoalan nonekonomi, sosial budaya dan politik. Artinya sebab terjadinya kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi. Kemiskinan adalah keadaan standar hidup absolut dari sekelompok orang miskin, yaitu kondisi dimana kelompok tersebut tidak dapat memenuhi standar kehidupan minimum tertentu. 11 Sedangkan kehidupan nelayan yang modern lebih mempunyai potensial hal ini dikarenakan dalam menangkap ikan alat yang digunakan sudah menggunakan mesin dan kapal yang besar jadi keadaan cuaca tidak begitu berpengaruh.daerah tangkapan bisa lebih jauh dan tempat penjualan ikan sudah ada hubungan dengan pedagang dari luar Sumatera Barat, hal ini tentu juga disebabkan karena pola piker mereka yang sudah maju. 10 Kusnadi..Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. Jember: Pusat Studi Komunitas Pantai,2006. Hal. 1 11 Masyhuri.Strategi Pengembangan Desa Nelayan Tertinggal Organisasi Ekonomi Masyarakat Nelayan.Jakarta: Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1998. Hal. 31

8 E.Metode Penelitian dan Bahan Sumber Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap : heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi (penulisan sejarah).dalam tahapan heuristik dilakukan pengumpulan sumber melalui studi perpustakaan, terutama di Perpustakaan Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Perpustakaan Ilmu Budaya Universitas Andalas, Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Andalas, Perpustakaan Pusat Universitas Andalas, Perpustakaan Desa Pasir Sunur Kecamatan Pariaman Selatan,Badan Pusat Stasistik Kota Pariaman, Badan Pusat Satistik Kabupaten Padangpariaman, Badan Perencanaan Daerah Kota Pariaman Tahun 2012. Tahapan kedua yaitu Kritik, yang terdiri dari Kritik Intern dan Kritik Ekstern, Kritik Intern bertujuan untuk memastikan kebenaran isi data tersebut dan Kritik Ekstern bertujuan untuk membuktikan apakah data-data itu asli atau tidak.tahapan ketiga yaitu Interpretasi adalah melakukan analisis dan sintesis, yaitu penafsiran-penafsiran terhadap data-data yang diperoleh, dan memastikan data-data tersebut sudah benar.tahapan terakhir Historiografi yaitu melakukan penulisan dengan menggunakan data-data yang ada. Selain data tertulis juga diperoleh data lisan yang didapat dari hasil wawancara yang dilakukan pada masyarakat setempat.wawancara yang dilakukan untuk melengkapi data tertulis yang telah ada, sehingga menghasilkan penelitiaan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.wawancara juga berfungsi untuk mengetahui kesaksian dan subjektivitas yang terdapat pada kasus yang akan

9 dikaji tersebut, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terhadap informan yang ditentukan. F. Sistematika Penulisan Penulisan ini terdiri dari 5bab yang secara berturut-turut menjelaskan tentang masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian ini. Dalam masingmasing bab akan dijelaskan mengenai masalah yang diteliti yang mempunyai keterkaitan yang erat bagian satu dengan bagian lainnya. Bab.I sebagai awal penulisan, berisikan pendahuluan untuk pembahasan masalah.pada bagian ini dibahas tentang alasan pemilihan judul dan latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kerangka analisis, metode penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan dan bahan-bahan yang digunakan sebagai sumber kajian. Bab. II Membahas tentang Masyarakat Desa Pasir Sunur Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman. Bab.IIIMenjelaskan kehidupan sosial ekonomi nelayan Desa Pasir Sunur tahun 1990-2015. Bab. IV Menjelaskan dinamika sosial ekonomi masyarakat Desa Pasir Sunur pada tahun 1990-2015 Bab. V Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan.