ANALISA BENCANA TANAH LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN UAV-PHOTOGRAMMETRY (Studi Kasus : Desa Ngrimbi, Kabupaten Jombang)

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

Oghy Octori 1, Agung Budi Cahyono 1 1 Jurusan Teknik Geomatika FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pemetaan Foto Udara Menggunakan Wahana Fix Wing UAV (Studi Kasus: Kampus ITS, Sukolilo)

Perbandingan Penentuan Volume Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry- Syarat Kesegarisan dan Pemetaan Teristris

Analisa Kalibrasi Kamera Sony Exmor Pada Nilai Orientasi Parameter Interior untuk Keperluan Pemetaan (FUFK)

METODE KALIBRASI IN-FLIGHT KAMERA DIGITAL NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN CLOSE- RANGE PHOTOGRAMMETRY

PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN HITUNGAN VOLUME METODE FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT DAN METODE TACHYMETRI

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK

ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4.

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

3.3.2 Perencanaan Jalur Terbang Perencanaan Pemotretan Condong Perencanaan Penerbangan Tahap Akuisisi Data...

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

Defry Mulia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMBUATAN MODEL ORTOFOTO HASIL PERKAMAN DENGAN WAHANA UAV MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FOTOGRAMETRI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

TEKNOLOGI RIMS (RAPID IMAGING AND MAPPING SYSTEMS)

AERIAL PHOTOGRAMETRY POTENSI KERUNTUHAN LAHAN GAMBUT (PEAT FAILURE) DI DESA MESKOM

PENGEMBANGAN KAMERA NON-METRIK UNTUK KEPERLUAN PEMODELAN BANGUNAN

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

SISTEM PEMANTAUAN TATA RUANG KOTA DENGAN WAHANA UDARA NIR- AWAK SEBAGAI PENYEDIA FOTO UDARA MURAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

REKONSTRUKSI MODEL 3D CANDI JAWI DENGAN METODE STRUCTURE FROM MOTION (SFM) FOTO UDARA

III. METODE PENELITIAN

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN TOPOGRAFI DAERAH TRAWAS

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

PENGUKURAN KEKOTAAN. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Surveying and Mapping Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

SIDANG TUGAS AKHIR RG

1.1 Latar Belakang Volume penggalian dan penimbunan suatu material merupakan hal yang penting dalam banyak pekerjaan teknik dan pertambangan.

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Bab III Pelaksanaan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

ANALISIS PARAMETER ORIENTASI LUAR PADA KAMERA NON-METRIK DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM RTK-GPS

Studi Perhitungan Jumlah Pohon Kelapa Sawit Menggunakan Metode Klasifikasi Berbasis Obyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.

I. PENDAHULUAN. misalnya teknologi elektronik dengan keluarnya smartphone ataupun gadget

Tabel 4.1 Perbandingan Metode. No. Unsur Pembanding Fotogrametri Rentang Tachymetri. 1 Alat yang digunakan Kamera DSLR Canon Electronic Total Station

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

PEMBUATAN PETA INTERAKTIF KAMPUS ITS SUKOLILO SURABAYA BERBASIS WEB

PEMANFAATAN FOTO UDARA UAV UNTUK PEMODELAN BANGUNAN 3D DENGAN METODE OTOMATIS

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB 3 PERBANDINGAN GEOMETRI DATA OBJEK TIGA DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

EVALUASI KETINGGIAN BANGUNAN DALAM RANGKA UPAYA MENJAGA ZONA KKOP BANDARA JUANDA. (Studi Kasus : Masjid Ar-Ridlo Sedati Sidoarjo)

Visualisasi Perubahan Volume Dan Elevasi Permukaan Lumpur Dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi Temporal Untuk Monitoring Lumpur Sidoarjo

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Jenis Peta menurut Skala. Secara umum, dasar pembuatan peta dapat dinyatakan seperti Gambar 2.1

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY DALAM PEMETAAN BANGUN REKAYASA DENGAN KAMERA DIJITAL NON METRIK TERKALIBRASI. Oleh:

STUDI FOTOGRAMETRI JARAK DEKAT DALAM PEMODELAN 3D DAN ANALISIS VOLUME OBJEK

PEMANFAATAN FOTOGRAMETRI RENTANG DEKAT DALAM BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP (STUDI KASUS : CAMPUS CENTER INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG)

STEREOSKOPIS PARALAKS

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

TAHAPAN STUDI. Gambar 3-1 Kamera Nikon D5000

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

PENGGUNAAN FOTO UDARA FORMAT KECIL MENGGUNAKAN WAHANA UDARA NIR-AWAK DALAM PEMETAAN SKALA BESAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN JALUR TERBANG TANPA PILOT PADA PROSES PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMETAAN DENGAN PENERBANGAN TANPA AWAK

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Arsitektur lansekap meliputi perencanaan dan perancangan ruang di luar bangunan agar dapat dimanfaatkan untuk menampung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

KALIBRASI KAMERA NON METRIK DIGITAL PADA KEGIATAN FOTOGRAMETRI BAWAH AIR. Abstrak. Abstract

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Noorlaila Hayati, Dr. Ir. M. Taufik Program Studi Teknik Geomatika, FTSP-ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

Abstrak PENDAHULUAN.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 ANALISA BENCANA TANAH LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN UAV-PHOTOGRAMMETRY (Studi Kasus : Desa Ngrimbi, Kabupaten Jombang) Riski Aziz Zayd 1, Agung Budi C 2, Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia 1,2 Email : agungbc@geodesy.its.ac.id 2 Abstrak Pada tanggal 28 Januari 2014, bencana tanah longsor terjadi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang mengakibatkan 14 warga Desa Ngrimbi meninggal di tempat. Bencana terjadi disaat malam hari dimana warga sedang tertidur di dalam rumah, sehingga tidak sempat menyelamatkan diri. Di lokasi tersebut, terdapat lima rumah yang berdekatan dengan tebing. Empat rumah hancur akibat tertimbun tanah longsor. Besarnya longsoran tidak diketahui. Untuk itu diperlukan sebuah penelitian yang dapat mengetahui besaran dampak longsoran dari bencana tanah longsor. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektifkah penggunaan UAV-Photogrammetry dalam mengetahui besaran tanah longor yang telah terjadi dibandingkan dengan metode teristrial. Penelitian ini menghasilkan peta foto bencana tanah longsor dan menghitung jumlah volume longsoran. Besaran volume yang didapat UAV-Photogrammetry sebesar 10527,032 m³ sedangkan perhitungan volume yang dilakukan dengan menggunakan pengukuran teristrial sebesar 11491,708 m³. Setelah dilakukan proses perhitungan volume dengan dua metode didapatkan selisih sebesar 964.676 m³. Proses pengambilan data UAV- Photogrammetry waktu dan sumber daya manusia lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan metode teristrial. Kata Kunci UAV-Photogrammetry, Teristrial, fotogrametri, volume. I. PENDAHULUAN Bencana tanah longsor sering terjadi di Indonesia, salah satunya pada tanggal 28 Januari 2014 bencana tanah longsor terjadi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Sebanyak 14 warga Desa Ngrimbi, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, korban meninggal dunia dan 4 rumah tertimbun tanah longsor. Fotogrametri adalah sebuah proses untuk memperoleh informasi mengenai sebuah obyek melalui pengukuran yang dibuat pada hasil foto udara sebuah obyek. Sedangkan interpretasi foto didefinisikan sebagai ekstraksi dari informasi kualitatif mengenai foto udara dari sebuah obyek oleh analisis visual manusia dan evaluasi fotografi. Pada umumnya sensor dibawa oleh wahana baik berupa pesawat, balon udara, satelit maupun jenis wahana yang lainnya[1]. Terminologi baru menggunakan pesawat tanpa awak atau yang biasa disebut UAV (Unmanned Aerial Vehicle) merupakan platform yang mendukung untuk pengukuran fotogrametri. UAV standar ini memungkinkan untuk melakukan pelacakan posisi dan orientasi dari sensor yang diimplementasikan dalam sistem lokal atau koordinat global[2]. UAV memiliki keefektifan yang tinggi. Dari segi biaya dan waktu lebih cepat dibandingkan dengan peawat konvensional. Sehingga cocok diterapkan pada pemetaan yang memiliki ruang lingkup yang kecil. Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah hasil dari pemotretan foto udara dari kamera non metrik yang dipasang pada wahana Quadcopter dengan menggunakan UAV-Photogrammetry untuk dilakukan rapid mapping (pemetaan cepat) sebagai pemetaan bencana longsor yang terjadi di Desa Ngrimbi, Kabupaten Jombang. Data yang dapat didapatkan adalah data foto yang nantinya dapat diolah menjadi peta foto. Dimana peta foto adalah gambar yang menunjukkan gambar objek dalam kedudukan yang sebenarnya.kemudian dilakukan pembuatan DSM (Digital Surface Mode) serta volume menjadi hasil akhir yang didapat dari penelitian ini A. Lokasi penelitian II. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilakukan didesa ngrimbi yang terletak pada kecamatan Bareng dan Kabupaten Jombang. Lokasi penelitian ` Gambar 1. Lokasi Penelitian terletak pada Desa Ngrimbi Kabupaten Jombang (Google Maps 2013) B. Peralatan dan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 2 1. Hasil Foto udara yang diperoleh dari pemotretan menggunakan kamera non metrik Canon SX 240 HS. 2. Data Ground Control Point dari gps geodetik 3. Data hasil pengukuran Total Station Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Perangkat Keras (Hardware) - Personal komputer atau laptop - Quadcopter DJI Phantom - Kamera Pocket Canon PowerShot SX 260 HS - GPS geodetik hyper pro topcon - Total Station b. Perangkat Lunak (Software) - Microsoft office 2013 - Software pengolahan SFM - microcad - Software ArcGIS 10 - Software CAD C. Metode Penelitian Adapun tahap penelitian digambarkan secara umum dengan penjelasan sebaga iberikut: 1. Tahap Awal Identifikasi Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat peta orthophoto dan memperoleh volume dengan menggunakan UAV-Photogrammetry dan Total Station. 2. Tahap Persiapan StudiLiteratur Studi literatur bertujuan untuk mendapatkan referensi yang berhubungan dengan pembuatan peta orthopoto dan volume, dan literatur lain yang mendukung baik dari buku, jurnal, majalah, internet dan lain sebagainya.dari buku, jurnal, majalah, internet dan lain sebagainya. Pengumpulan Data Pengumpulan data berupa foto yang diambil dari UAV- Photogrammetry pada area pengukuran dan data topografi menggunakan metode tachymetri. 3. Tahap Pengolahan Pada tahapan ini dilakukan pengolahan dari data yang telah didapat di lapangan dan data penunjang lainnya. 4. Tahap Analisis Dari pengolahan data dilakukan analisa untuk mendapatkan volume dari foto dan pemetaan teristris. 5. Tahap Akhir Penyusunan laporan merupakan tahap terakhir dengan harapan hasil penelitian ini bisa bermanfaat dan diketahui orang lain. D. Tahapan Pengolahan Data C KALIBRASI KAMERA START PERENCANAAN PEKERJAAN E. Tahapan Kalibrasi TIDAK RMSE 1 mm YA IOP AKHIR A UAV PHOTOGRAMMETRY ANALISA PERBANDINGAN VOLUME YANG DIDAPAT KESIMPULAN LAPORAN END PENGUKURAN TS Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan Data C FOTO BIDANG KALIBRASI DIGITASI GCP ORIENTASI RELATIF STEREO MODEL RESEKSI KONVERGEN (ω,φ,κ) (X, Y, Z) IOP KAMERA Gambar 3. Tahapan Pengerjakaan Kalibarasi B

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 3 F. Tahapan metode UAV-Photogrammetry DATA FOTO PROSES PEMOTRETAN UDARA DATA FOTO PERENCANAAN PENGUKURAN DATA GROUND CONTROL POINT (GCP) PERENCANAAN GCP PENGAMBILAN DATA GCP III. HASIL DAN ANALISA A. Kalibrasi Kamera Kalibrasi kamera adalah proses menentukan Interior Orientation Parameter (IOP) dan dari sebuah kamera. Parameter internal dibutuhkan untuk dapat merekonstruksi ulang berkas sinar pada saat pemotretan. Pada saat ini Kamera yang dikalibrasi merupakan kamera jenis Canon sx260 HS dengan spesifikasi: panjang fokus 4 mm, ukuran sensor 6.17x4.55 mm, tipe sensor BSI-CMOS, resolusi maksimal 4000x3000 piksel.dan hasil kalibrasi terdapat pada tabel 1 Tabel.1. Hasil dari kalibrasi kamera Canon sx260 Parameter Nilai PETA FOTO STRUCTURE FROM MOTION SPARSE POINT CLOUD DENSE POINT CLOUD TIDAK KOREKSI GEOMETRIK (RMS 1 PIXEL) YA POINT CLOUDS (x,y,z) DSM (DIGITAL SURFACE MODEL) INPUT DATA GCP KE FOTO ( x,y ) PETA KONTUR VOLUME Gambar 4. Tahapan Alir Metode UAV-Photogrammetry G.Tahapan Metode Teristrial. PENGUKURAN TS METODE TACHYMETRI A B. Pengambilan data GPS f 4.547 ± 0.002 mm x0-0.048 ± 0.003 mm y0-0.036 ± 0.002 mm K1-0.0209 ± 0.0009 K2 0.0006 ± 0.0016 K3 0.0027 ± 0.0001 P1-0.0039 ± 0.0002 P2 0.0000 ± 0.0000 Pengambilan data kordinat yang diperuntukan untuk GCP foto dan titik kontrol pengukuran teristrial menggunakan alat gps Geodetik topcon. Lama pengukuran ± 1 jam. Untuk setiap titiknya. Banyaknya titik yang diambil sebanyak 6 titik. 2 titik kontrol dan 4 titik GCP. Hasil pengukuran GPS tertera pada tabel dibawah ini. Tabel 2. kordinat titik kontrol pengukuran teristri Name Grid Northing (m) Grid Easting (m) Elevation (m) Notes BM 001 9153191.402 648123.283 125.996 TITIK TS 1 BM 002 9153201.676 648128.231 126.966 TITIK TS 2 Tabel 3. kordinat hasil pengukuran titik GCP Name Grid Northing (m) Grid Easting (m) Elevation (m) Notes BASE 9153136.352 648068.402 122.325 Masjid BM 003 9153094.941 648138.961 125.433 Rumah Penduduk BM 004 9153121.707 648049.012 122.514 Kamar Mandi Masjid BM 005 9153129.14 648018.297 121.787 Sekolah DATA SUDUT DAN JARAK PENGOLAHAN DATA KOORDINAT TITIK (x,y,z) PEMBUATAN DSM PERHITUNGAN VOLUME B Gambar 5. Tahapan Alir Metode Teristrial C. Pengambilan Data Dengan Menggunakan Metode Tachymetri Dalam pengukuran teristrial dengan menggunakan metode tachymetri. Dibagi menjadi dua arah pekerjaan pengukuran kerangka dasar dan pengukuran detil Kerangka dasar atau titik kontrol titik yang digunakan berupa titik baru yang dibuat oleh penulis. Alat yang digunakan dalam pengukuran titik kontrol objek dengan menggunakan GPS Geodetic. Pengukuran titik detail dengan menggunakan Total Station. Pengamatan titik detail yang diambil yaitu data sudut, jarak dan ketinggian. Hasil pengukuran berupa koordinat (gambar 4.1) luas daerah yang diukur sebesar 3987.72 m². Koordinat yang didapat kemudian dapat di buat kontur DSM dan kontur dari wilayah longsoran. Untuk DSM setiap warna menunjukkan ketinggian yang berbedabeda, sementara setiap garis kontur menunjukaan tinggi yang berbeda. Seperti tertampil pada gambar 4.2 menunjukan DSM dan gambar 4.3 menggambarkan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 4 kontur. Gambar tersebut diplot dengan menggunakan perangkat lunak surfer. Gambar 6. Model DSM wilayah longsoran hasil dari pengukuran Total station Gambar 9. Peta kontur wilayah longsor dari hasil UAV Photogrammetry D. UAV-Photogrametry Gambar 7. kontur dari pengukuran teristrial UAV-Photogrammetry dibagi menjadi dua arah pekerjaan dilapangan. Pertama pengambilan data foto menggunakan UAV-Quadcopter dan pengukuran GCP dengan alat GPS Geodetic. Data-data kordinat GCP yang tercantum pada sub bab 4.1.2 data foto yanng diambil sebanyak 60 foto. Kemudian diolah untuk mendapatkan peta foto dengan software Agisoft photoscan yang memiliki dasar pengolahan SFM seperti tertampil pada gambar 4.4 dibawah ini : Gambar 8 Peta foto hasil dari UAV-photogrammetry E. Bentuk DSM dan Kontur Kordinat yang didapat dari foto dapat dibuat kontur dan DSM untuk mengetahui bentuk permukaan wilayah pengukuran. Gambar 10. Bentuk DSM dari UAV Photogrammetry F. Perbandingan Pelaksanaan Pengukuran No. 1 2 3 4 Tabel 4 perbandingan antar pelaksanaan pengukuran UAV-Photogrammetry dan Teristrial Unsur UAV- Pembanding Photogramtery Teristrial Canon Powershot FOIF OTS Alat yang SX260 650 R300 digunakan HS,Quad copter Dan GPS dan GPS Geodetic Geodetic Jumlah personil 2 Orang 4 Orang Waktu yang dibutuhkan Data yang diperoleh ± 30 menit (pengambilan foto) 4 jam (pengambilan titik gcp) Foto ± 5 jam (pengukur an dengan total station) 2 jam (pengukur an titik kontrol) Sudut, Jarak, dan ketinggian 5 Jumlah GCP 4 2 Dari tabel diatas dapat di jelaskan perbedaan dari kedua metode yang digunakan dalam penelitian ini antara UAV-Photogrammetry dan teristrial tersebut. Dari jumlah personel dan waktu yang dibutuhan untuk pengambilan data, metode UAV- Photogrammetry lebih sedikit membutuhkan orang dan cepat pada pengambilan datanya dibandingkan dengan metode teristrial.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 5 G. Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pengukuran Dalam tabel dibawah ini, merupakan biaya estimasi bedasarkar harga sewa yang ada di pasaran. Estimasi biaya pelaksanaan dapat dilihat di tabel berikut : Tabel 5 Rincian biaya pelaksanaan UAV-Photogrametry No. Nama Alat Jumlah 1 Satu set Quad 1 copter + pilot 2 Personel 1 3 GPS 1 Total Biaya Rp 625.000,00/ 1 jam ( waktu terbang 30 menit) Rp 150.000.00 Rp 1.500.000.00 Rp 2.275.000.00 Tabel 6 Rincian biaya teristrial pelaksanaan No. Nama Alat Jumlah Biaya 1 Total sation 1 Rp 250.000.00 2 Personel 3 Rp 150.000.00 x3 = Rp 450.000.00 3 GPS 1 RP.1.500.000.00 Total Rp 2.200.000.00 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa UAV-Photogrammetry memerlukan estimasi biaya lebih mahal dari pada teristrial. H. Perbandingan Volume Dari data kordinat yang di peroleh dengan kedua metode yaitu UAV-Photogramnetry dan Teristrial. Didapatkan volume dari tanah longsor dengan metode dengan perhitungan metode grid. hasil volume dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 7. Hasil pengolahan data dari dua metode No Hasil Pengolahan Data UAV- Photogrammetry Teristrial 1 Jumlah titik 8947 260 2 Volume 10527.032 11491.708 3 Selisih 964.676 m³ Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa volume dan titik kordinat yang di dapat dari dua metode tersebut berbeda. UAV-Photogrammetry volume yang didapat 10527.032 m³. kemudian teristrial volumenya 11491.708 m³. Kedua metode itu memiliki selisih 964.676 m³. I. Faktor Penyebab Perbedaan volume. Perbedaan volume dapat disebabkan oleh beberapa faktor, selain perbedaaan metode pengambilan data. Adapun faktor lainnya yang akan di jelaskan sebagai berikut : a. Perbedaan jumlah titik pengukuran Perbedaan titik yang di dapat mempengaruhi jumlah volume. Seperti tertera dalam tabel 4.7, UAV-Photogrammetry dengan 8947 titik mendapatkan 10527.032 m³ sementara teristrial dengan 260 titik mendapatkan 11491.708 m³. Dengan selisih volume sebesar 964.676 m³. Untuk mengetahui besarnya pengaruh jumlah titik pengukuran terhadap jumlah volume. Dalam penelitian ini dilakukan penguranan titik pada UAV- No. Photogramnetry. Pada penelitian ini, pengurangan titik dibagi menjadi dua yaitu 1. Berdasarkan titik terdekat serta memiliki koordinat yang sama dengan titik teristrial 2. Titik-titik yang diambil memiliki interval satu meter dari titik tertinggi ke terendah. Perbandingan titik tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 8 Hasil volume pengurangan titik pada metode UAV-Photogramnetry. Jumlah Titik Volume Volume Teristrial Selisih Volume Keterangan 1 326 7787.869 3703.839 titik yang diambil memiliki koordinat sama atau berdekatan 11491.708 titik yang 2 4607 9003.141 2488.567 diambil perinterval satu meter dari titik tertinggi ke terendah. Dari tabel tersebut dapat dilihat jumlah titik sangat berpengaruh besar terhadap hasil volume. J. Bentuk topografi Selain berhubungan dengan besaran volume, perbedaan titik berpengaruh dengan bentuk dan topografi. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar DSM dan kontur dibawah ini : (a) (b) Gambar 11. perbandingan bentuk DSM dari metode teristrial (a) dan UAV-Photogrammetry (b) Dari gambar DSM dapat dilihat bahwa metode teristrial memiliki bentuk permukaan cenderung halus serta perbedaan tinggi yang teratur. Berbeda dengan metode UAV- Photogrammetry yang memiliki bentuk permukaan kasar, banyaknya tumpukan tanah kecil yang terbentuk sehingga lebih menyerupai objek aslinya. Selain gambar DSM, bentuk kontur dengan interval 0,15 m dari kedua metode tersebut memiliki kerapatan garis yang berbeda. Perbedaan juga terjadi pada tinggi atau elevasi titik-titik dari kedua metode tersebut. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 6 Tabel 9. Perbedaan elevasi tertinggi dan terendah dari kedua metode Titik Titik No Metode Luas (m²) Tertinggi Terendah (m) (m) 1 Teristrial 2 UAV- Photogrammetr y 3987.72 K. Perbedaan tinggi permukaan 157.991 123.924 172.487 122.523 Selain jumlah titik dan perbedaan bentuk topografi, volume juga dipengaruhi tinggi permukaan pengukuran. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam profil memanjang dari kedua topografi seperti dibawah ini : Gambar 12. Grafik profil memanjang dengan menggunakan Total Station. Gambar grafik profil memanjang dengan total station menampilkan perubahan ketinggian permukaan (kontur) yang halus dan teratur dari tinggi ke rendah dimana hal itu menjelaskan bentuk longsoran yang terjadi pada daerah tersebut. Gambar 13. Grafik profil memanjang dengan UAV- Photogrammetry Gambar grafik profil memanjang dengan UAV- Photogrammetry menampilkan perubahan ketinggian permukaan (kontur) sangat bergelombang dan tidak teratur dari tinggi ke rendah dimana hal itu menjelaskan bentuk longsoran yang terjadi pada daerah tersebut. Hasil grafik tersebut dikarenakan metode UAV-Photogrammetry mampu menghasilkan titik-titik yang sangat rapat. Antara Metode UAV-Photogrammetry Dan Total Station Dari grafik profil memanjang pada gambar 14 dapat disimpulkan bahwa pengukuran UAV-Photogrammetry dan Total Station memiliki tinggi permukaan yang berbeda. dalam satu garis memanjang yang sama, titik tertinggi pada UAV-Photogrammetry berada pada ketinggian 151 m sementara itu, pada total station 158 m. Selain itu, dapat dilihat juga permukaan yang diperoleh kedua metode tersebut berbeda. Metode teristrial memiliki Gambar 14. Grafik Perbandingan Profil Memanjang permukaan yang halus sementara UAV-Photogrammetry permukaannya bergelombang. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN 1. Telah dilakukan pembuatan peta bencana tanah longsor dengan menggunakan UAV-Photogrametri. 2. Hasil kalibrasi kamera jenis Canon sx260 HS dengan spesifikasi: panjang fokus 4 mm, ukuran sensor 6.17x4.55 mm, tipe sensor BSI-CMOS, resolusi maksimal 4000x3000 piksel. didapat orientasi dalamyaitu f = 4.547 ± 0.002 mm, x0= -0.048 ± 0.003 mm, y0= -0.036 ± 0.002 mm, K1 = -0.0209 ± 0.0009, K2= 0.0006 ± 0.0016, K3= 0.0027 ± 0.0001, P1= - 0.0039 ± 0.0002, dan P2 = 0.0000 ± 0.0000 3. Estimasi biaya yag dikeluarkan UAV-Photogrametri mencapai Rp 2.275.000.00 sedangkan teristrial sebesar Rp2.500.000.00 begitu juga dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengambil data dan tenaga SDM (sumber daya manusia). UAV-Photogrammetry membutuhkan 4,5 jam dan 2 personel sedangkan teristrial 7 jam dan 4 personel. 4. Selisih hasil antara kedua metode yang digunakan untuk menentukan volume berupa tanah longsor di Desa Ngrimbi, Kecamatan Baren, Kabupaten Jombang. sebesar 964.676 m³. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan permukaan dan jumlah titik yang didapat dari kedua metode tersebut. 5. Perbedaan volume dapat disebabkan oleh perbedaan jumlah titik dan topografi yang didapat dari kedua metode tersebut. untuk Jumlah titik sangat berpengaruh dalam perhitungan volume. Dengan pengurangan titik yang dilakukan pada penilitian ini. Yang pertama pengurangan titik berdasarkan koordinat yang sama dan berdekatan dengan jumlah titik 326. Dan titik yang diambil perinterval satu meter dari titik tertinggi ke yang terendah. Dengan jumlah titik 4607. Kedua menghasilkan selisih 3703.839 m³ dan 2488.576 m³.. DAFTAR PUSTAKA [1] Sutanto, 1987. Penginderaan Jauh, Jilid I dan II. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. [2] Eisenbeiss, H. 2009. UAV Photogrammetry. Zürich. ETH Zürich.