Seminar Nasional IENACO ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENCETAK KARTU AKADEMIK MENGGUNAKAN AKSES TEKNOLOGI RFID

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. AVR ATMega162 sebagai modul master yang bekerja sebagai penghubung antara

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

BAB I PENDAHULUAN I.1

PROTOTIPE PERANGKAT LUNAK LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGIDENTIFIKASI WASTE *

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM PEMBAYARAN BIAYA PARKIR SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB I PENDAHULUAN I.1

Pada Proyek Single Aisle lebih memfokuskan pada pembuatan komponen pesawat A320. Komponen pesawat A320 terbagi menjadi 3 komponen yaitu Leading Edge

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pusat perbelanjaan tumbuh pesat di kota-kota besar di Indonesia.

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

TUGAS SISTEM MANUFAKTUR LEAN SUPPLY CHAIN & VALUE STREAM MAPPING (VSM)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI AREA PARKIR MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

BAB I PENDAHULUAN I.1.

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

BAB I PENDAHULUAN. masih bersifat manual yang membuat keterlambatan dalam pekerjaannya. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

APLIKASI PARKIR POLITEKNIK NEGERI BATAM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Beberapa manfaat pergudangan adalah: 1. Terjaganya kualitas dan kuantitas barang.

OPTIMASI DETEKSI RADIO FREQUENCY IDENTIFICASION (RFID) MENGGUNAKAN METODE COMPLEX VALUED NAURAL NETWORK (CVNN)

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Pegasus PFH-500 (a) dan Pegasus PF-5210 (b)

BAB I PENDAHULUAN I.1

MUHAMMAD ZULFIKRI NIM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA*

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

STUDI DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI RFID DAN GATEWAY PADA PRESENSI DOSEN FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

KOTAK HITAM SEBAGAI PENCATAT PENGEREMAN, KECEPATAN, DAN TEMPERATUR MESIN SEPEDA MOTOR DENGAN MEDIA SECURE DIGITAL CARD

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada

Penggunaan Smart Card dan Database dalam Aplikasi E-KTM Multifungsi

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL DAN VALUE STREAM MAPPING DI PT. X

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA

TUGAS AKHIR TE

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir di semua bidang kegiatan usaha telah memanfatkan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

BAB I PENDAHULUAN.

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

Studi Kasus : PT Terminal Petikemas Surabaya

FINGERPRINT & ACCESS DOOR C-1

BAB III PERANCANGAN ALAT

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2689

BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PROTOTIPE PENGAMBILAN DATA LEAN MANUFACTURING SECARA TEROTOMASI UNTUK SATU STASIUN KERJA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION Rispianda, Fayyadl Garishah Aschuri Putra, Fadillah Ramadhan Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Jl. P.H.H Mustofa.23 Bandung Email: rispianda@gmail.com Abstrak Penelitian ini membahas mengenai perancangan prototipe untuk melakukan pengambilan data Lean Manufaktur secara terotomasi dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification. Penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu pengidentifikasian sistem, perancangan perangkat keras, perancangan perangkat lunak, dan pengujian. Hasil dari penelitian ini yaitu sebuah prototipe perangkat keras dan perangkat lunak pengambilan data Lean Manufaktur yang diharapkan mampu melakukan pengambilan data yang lebih akurat, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan dan pengambilan data, serta mengurangi beban kerja operator dalam proses pengambilan dan pengolahan data. Kata kunci: lean manufaktur, prototipe, radio frequency identification 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lean Manufacturing merupakan suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) yang terjadi di lantai produksi dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer value) (Gaspersz, 2007). Namun upaya penerapan lean yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari rasio antara nilai tambah dengan pemborosan perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia yang hanya mencapai angka 10%. Perusahaan yang dikatakan perusahaan Lean adalah perusahaan yang memiliki rasio antara nilai tambah dengan pemborosan minimal 30% (Gasperzs, 2007). Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu pada proses pengambilan data Lean. Proses pengambilan data biasanya dilakukan secara manual, secara berkala (tidak setiap saat), tidak dilakukan secara aktual atau bahkan tidak dilakukan sama sekali. Hal ini dapat berakibat tidak akuratnya informasi yang didapat dari lantai produksi, proses pengambilan data yang tidak dilakukan secara cepat. Selain itu data yang diperoleh bukan merupakan data terkini. 1.2 Identifikasi Masalah Kesulitan dalam pengembangan sistem pengambilan dan pengolahan data Lean Manufacturing adalah menghasilkan system yang efisien, responsif, dan reliabel dapat dibantu dengan sistem pengambilan dan pengolahan data yang terotomasi. Oleh karena itu perlu dibuat suatu rancangan prototipe perangkat keras dan juga perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memudahkan operator dalam melakukan pengambilan dan pengolahan data. Selain itu, system dapat mengidentifikasi pemborosan yang ada pada lantai produksi. Perangkat Radio Frequency Identification dapat dimanfaatkan dalam proses pemantauan produk di lantai produksi. Hal ini seperti yang pernah dilakukan oleh Liu & Zheng(2012) dan Dai & Zhong (2012). Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk menghasilkan prototipe sistem pengambilan data Lean Manufacturing untuk satu stasiun kerja secara terotomasi pada lantai produksi. Perangkat ini diharapkan dapat mengurangi beban tambahan berupa kegiatan input data secara manual. 2. METODOLOGI Metodologi penelitian adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi Sistem Lean Manufacturing yang Dikembangkan Tujuan dari identifikasi sistem agar prototipe dapat menyesuaikan terhadap sistem yang ada secara keseluruhan. 266

2. Perancangan Prototipe Perangkat Keras Perancangan sistem perangkat keras yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu identifikasi komponen-komponen perancangan perangkat keras, konfigurasi perancangan perangkat keras, perancangan ladder diagram, dan yang terakhir yaitu perancangan wiring diagram. 3. Perancangan Prototipe Perangkat Lunak Perancangan sistem perangkat lunak yang dilakukan pada terdiri dari beberapa tahap, yaitu perancangan modul perangkat lunak, pembuatan arsitektur perancangan perangkat lunak bedasarkan modul, perancangan sistem aliran data perangkat lunak, dan yang terakhir algoritma perhitungan waste yang dilakukan. 4. Implementasi Rancangan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Tahap terakhir perancangan prototipe adalah tahap implementasi. Tahap ini terdiri dari set up perangkat keras, proses transfer data (data transfer) dari perangkat keras ke perangkat lunak, pengembangan program dan database menggunakan Visual Basic For Application, tampilan dari interface rancangan perangkat lunak, serta tamplian prototipe secara keseluruhan. 5. Pengujian Prototipe Data Capture Lean Manufacturing dan Analisis Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian terbacanya data pada perangkat keras, pengujian data transfer, pengujian fungsi masing-masing modul, pengujian perhitungan waste (pemborosan), pengujian fitur tambahan, serta pengujian hasil report rekapitulasi data. Setelah seluruh proses pengujian telah dicoba maka akan didapatkan hasil pengujian prototipe secara keseluruhan yang selanjutnya akan dianalisis untuk bahan perbaikan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Identifikasi Sistem yang dikembangkan Sebelum penelitian ini dilakukan, sebelumnya sudah ada penelitan mengenanai pembuatan prototipe perangkat lunak Lean Manufacturing untuk mengidentifikasi waste yang dilakukan oleh Mubarok (2015). Berikut adalah gambaran secara umum sistem prototipe perangkat lunak penelitian sebelumnya: 1. Input yang digunakan dalam prototipe perangkat lunak dalam pengidentifikasian waste yaitu data data penjadwalan dan data aktual. 2. Input data aktual dilakukan secara manual oleh operator kedalam perangkat lunak. 3. Jenis waste yang dapat diidentifikasi oleh perangkat lunak yaitu jenis waste delay, waste inventory, waste transportation, waste overprocess, dan waste defect. 4. Output yang dihasilkan berupa indikator-indikator pengidentifikasian value stream mapping. Pada penelitian ini akan dikembangkan pengambilan data dengan memanfaatkan RFID). Rancangan sistem yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 1. 267

G1 (Inventory-IN) G3 (Process-Out) Workstation Delay Process Delay G2 (Process-IN) Product Stream G4 (Inventory Out) Gambar 1. Usulan Rancangan Sistem Usulan rancangan sistem yang diusulkan yaitu pemasangan 4 sensor RFID (Radio Frequency Identification) pada workstation (stasiun kerja), untuk pengambilan data aktual (actual data capture) secara otomatis. Sensor pertama akan dipasang di pintu masuk stasiun kerja (Gate 1), sensor kedua akan dipasang saat sebelum benda kerja diproses (Gate 2), sensor ketiga akan dipasang setelah benda kerja selesai diproses (Gate 3), dan sensor keempat akan dipasang saat benda kerja meninggalkan workstation (Gate 4). Selang waktu antara Gate 1 dengan Gate 2 nantinya akan digunakan untuk menghitung delay before process (waktu menunggu sebelum proses) serta waste inventory in, selang waktu antara Gate 2 dengan Gate 3 akan digunakan untuk menghitung process time (waktu proses) benda kerja serta waste overprocess, dan selang waktu antara Gate 3 dengan Gate 4 akan digunakan untuk menghitung delay after process (waktu menunggu setelah proses) serta inventory out. Gambaran umum secara sederhana sistem prototipe perangkat lunak yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 2. 268

Start 1 Input : Actual time in G1 Actual time terdeteksi Input : Actual time in G3 Actual time terdeteksi Input : Actual time in G2 Proses perhitungan waktu proses Actual time terdeteksi Ada delay sebelum proses Delay before process = 0 Ada waste overprocess Waste overprocess = 0 Proses perhitungan waste delay before process Proses perhitungan waste overprocess Ada inventory-in Inventory-in = NO Input : Actual time in G4 Inventory-in = YES Actual time terdeteksi 1 1 Gambar 2. Gambaran Umum Sistem Usulan 269

1 2 Ada delay setelah proses Delay after process = 0 Terdapat defect Proses perhitungan waste delay after process Ada overproduction Overproduction = 0 Ada inventoryout Inventory-out = NO Proses perhitungan waste overproduction Inventory-out = YES Evaluasi End Benda kerja siap di evaluasi 2 Gambar 2. Gambaran Umum Sistem Usulan (Lanjutan) 3.2 Rancangan Perangkat Keras Kebutuhan komponen perangkat keras dapat dilihat pada Tabel 1. Rancangan perangkat keras dapat dilihat pada Gambar 3. Output TX pada G1 terhubung dengan input pada Arduino Mega dengan pin I.0 (RX 0), Output TX pada G2 terhubung dengan input pada Arduino Mega dengan pin I.19 (RX 1), Output TX pada G3 terhubung dengan input pada Arduino Mega dengan pin I.17 (RX 2), dan yang terakhir Output TX pada G4 terhubung dengan input pada Arduino Mega dengan pin I.15 (RX 3). Koneksi antara ke-4 RFID USB reader serta Arduino Mega semuanya terintegrasi ke Laptop melalui USB port. 270

Tabel 1. Kebutuhan Komponen Perangkat Keras. Nama Peralatan Jumlah 1. RFID reader jenis ID-12 Innovation 4 Unit 2. RFID USB reader 4 Unit 3. Unit RFID ISO card jenis GK4001 8 Unit 4. Arduino Mega 1 Unit 5. Breadboard 2 Unit 6. Jumper Wires 4 Unit 7. USB cable type A/B 5 Unit 8. Eksternal USB port 1 Unit 9. Laptop 1 Unit SUMBER ARUS SUMBER ARUS G1 G4 G2 G3 Gambar 3. Skema Perangkat Keras 3.3 Rancangan Perangkat Lunak Arsitektur perangkat lunak dapat dilihat pada Gambar 4. Penjelasan mengenai arsitektur perangkat lunak adalah sebagai berikut: 1. Proses data capture dilakukan oleh perangkat keras, lalu data yang diambil akan ditransfer ke Laptop menggunakan Arduino Mega tetapi data masih berformat bit yang hanya bisa dibaca oleh sebuah program terminal. Data bit yang didapat akan di transformasi oleh software TWedge sehingga data berformat DDE sehingga data bisa terbaca oleh Microsoft Excel. Lalu data berformat DDE tersebut akan di transfer menuju pernagkat lunak yang berbasis Microsoft Excel. 2. Modul data log menampilkan data pada database data aktual yang telah di capture oleh perangkat keras. 3. Modul data information mengolah data dari database data aktual serta menampilanya dalam bentuk interface, lalu menyimpan data yang telah diolah kedalam database pengolahan waste dan produk defect. 4. Modul data merekap data dari database pengolahan waste dan produk defect serta menampilanya dalam bentuk sheet, lalu menyimpan data yang telah direkap kedalam database rekapitulasi data keseluruhan dan evaluasi. 5. Modul data evaluation mengevaluasi data dari database rekapitulasi data keseluruhan dan evaluasi serta menampilanya dalam bentuk sheet, lalu menyimpan data yang telah dievaluasi kedalam database rekapitulasi data keseluruhan dan evaluasi. 271

Modul Data Log Modul Data Information Modul Recap Data Modul Evaluation Transfer Data Dari Perangkat Keras Menuju Terminal Program Transfer Data Menuju Excel Data Aktual Pengolahan Waste dan Produk Defect Rekapitulasi Data Keseluruhan dan Evaluasi Transformasi Data Bit Menjadi Data Berformat Excel (DDE) Oleh TWedge Pada Excel Gambar 4. Arsitektur Program Perangkat Lunak Adapun perhitungan terhadap waste adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan waste delay before process dapat menggunakan persamaan 1. Waste delay before process = actual time in Gate 2 actual time in Gate 1 (1) 2. Perhitungan waste delay after process dapat menggunakan persamaan 2. Waste delay before process = actual time in Gate 4 actual time in Gate 3 (2) 3. Waste inventory dalam kasus ini adalah dengan melakukan penjumlahan barang setengah jadi yang mengalami menganggur melebihi waktu yang ditentukan, baik barang setengah jadi yang menunggu untuk diproses (inventory in) maupun barang setengah jadi yang menunggu untuk ditransportasi setelah diproses (inventory out). 4. Penentuan waste defect dilakukan secara manual oleh operator, pada modul data information operator mengevaluasi sendiri benda kerja apakah benda kerja tersebut defect atau tidak, apabila benda kerja terdeteksi defect maka dilakukan pencatatan defect kedalam database. 5. Perhitungan overprocess dapat menggunakan persamaan 3. Waste overprocess = standard process time actual process time (3) 6. Algoritma perhitungan overproduction dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Waste overproduction = product made today target production (4) Tampilan Interface dapat dilihat pada Gambar 5, sedangkan gambaran output perangkat lunak dapat dilihat pada Gambar 6. 272

Gambar 5. Tampilan Interface Data Recap Gambar 6. Tampilan Interface Data Evaluation 4. KESIMPULAN Protipe yang dihasilkan terdiri dari konsep rancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan yang dihasilkan dapat membantu proses pengambilan data untuk lean manufacturing. Hal ini dapat membantu pengambilan data secara online serta dapat mengurangi beban operator dalam melakukan input dan pengolahan data. Terdapat kendala bahwa semakin besar jumlah stasiun kerja maka semakin banyak perangkat yang dibutuhkan. DAFTAR PUSTAKA Dai, Q., dan Zhong, R., 2012. Radio Frequency Identification-Enabled Real-Time Manufacturing Execution System: A Case Study In An Automotive Part Manufacturer. International Journal of Computer Integrated Manufacturing. Vol 25, Issue 1, hh 51-65. Gaspersz, Vincent. 2007. Lean Six Sigma For Manufacturing And Service Industries. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Liu, W. N., dan Zheng, L. J., 2012. RFID-Enabled Realtime Production Management System For Loncin Motorcycle Assembly Line. International Journal of Computer Integrated Manufacturing. Vol 25, Issue 1, hh 86-99. Mubarok, Abdul. M., 2015. Prototipe Perangkat Lunak Lean Manufacturing Untuk Mengidentifikasi Waste. Tugas Akhir Sarjana Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional, Bandung. 273