ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA Annisa Adawiyah*), Rulianda P. Wibowo**), Siti Khadijah H. N **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan Hp. 082225384345, E-mail : annisaadawiyah16@gmail.com **) Staf Pengajar di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Annisa Adawiyah (130304075) dengan judul skripsi Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi di Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Rulianda P Wibowo, S.P, M.Ec, Ph.D selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Siti Khadijah H. N., S.P, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan harga dan permintaan daging sapi di Sumatera Utara; dan menganalisis pengaruh faktor-faktor harga daging sapi, harga daging ayam broiler dan PDRB per kapita terhadap permintaan daging sapi di Sumatera Utara. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda model logaritma natural. Hasil penelitian menunjukkan permintaan daging Sapi di Sumatera Utara secara serempak dipengaruhi oleh harga daging sapi, harga daging ayam broiler dan PDRB per kapita. Secara parsial yang sangat berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi adalah PDRB per kapita. Kata Kunci: Permintaan, Daging Sapi ABSTRACT Annisa Adawiyah (130304075) with the thesis entitled An Analysis on the Influence factors the Demand for beef in North Sumatera. The research was supervised by Bapak Rulianda P. Wibowo, S.P, M.Ec, Ph.D as the Chairperson of the Supervisory Committee and Ibu Siti Khadijah H. N.,S.P, M.Si as the Member of the committes. The objective of this research was to analyze the price and demand of beef in North Sumatera: and analyzing the effect of beef price factors, broiler chicken prices and GDP per capita. The beef demand data analyzed by multiple linear regression analysis of natural logaritm model. The result shows the overall significance of the model. More over GDP per capita has significant impact to beef demand. Keywords: Demand, Beef, GDP per capita 1
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging sapi merupakan salah satu sumber bahan pangan hewani, mengandung unsur gizi yang cukup tinggi berupa protein dan energi. Permintaan terhadap produk pangan hewani ini cenderung terus meningkat setiap tahun sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Selain faktor penduduk, faktor yang turut mendorong meningkatnya permintaan daging sapi adalah terjadinya pergeseran pola konsumsi masyarakat dari bahan pangan sumber protein nabati ke bahan pangan sumber protein hewani. Fenomena ini diperkirakan akan terus berlanjut kedepan. Permasalahan utama pada komoditas daging sapi adalah masalah fluktuasi harga yang tinggi. Oleh karena itu, upaya stabilisasi harga daging sapi menjadi sangat penting untuk terus dilakukan. Salah satu penyebab utama melonjaknya harga daging sapi di beberapa daerah pusat konsumsi adalah karena kelangkaan daging sapi dari sentra produksi ke sentra konsumen. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya keseimbangan penawaran dan permintaan. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka di rumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan harga dan permintaan daging sapi di Sumatera Utara? 2. Apakah faktor-faktor harga daging sapi, harga subtitusi (daging ayam broiler), pendapatan dan jumlah penduduk mempengaruhi jumlah permintaan daging sapi di Sumatera Utara? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis perkembangan harga dan permintaan daging sapi di Sumatera Utara. 2. Untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor harga daging sapi, harga subtitusi (daging ayam broiler), pendapatan dan jumlah penduduk terhadap permintaan daging sapi di Sumatera Utara. 2
TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Hukum permintaan menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Sifat hubungan seperti itu disebabkan karena kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut (Sukirno, 2003). Menurut Djojodipuro (1991), hubungan antara permintaan (demand) dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat dituangkan dalam fungsi permintaan sebagai berikut: Qx = f (Px, Y, Pop) Dalam persamaan di atas, maka Qx adalah jumlah barang X yang diminta, Px adalah harga barang X, Y adalah pendapatan dan Pop adalah jumlah penduduk. Perubahan permintaan terjadi disebabkan oleh perubahan beberapa faktor, apakah sebagai faktor utama (harga barang itu sendiri) maupun faktor lainnya sebagai pendukung. Faktor-faktor tersebut antara lain, harga barang lain yang mempunyai kaitan dengan suatu barang tertentu, pendapatan masyarakat, daya tarik suatu barang, jumlah penduduk, dan perkiraan harga dimasa yang akan datang (Nasution, 2008). Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Iman Haromain (2010) dengan skripsi berjudul Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi di Indonesia. Penelitian menggunakan data sekunder berbentuk data time series. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode deskriptif dan kuantitatif untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi. Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi di Indonesia antara lain konsumsi daging sapi, produksi daging sapi, jumlah penduduk, harga daging sapi, harga daging ayam, dan tingkat pendapatan. 3
Berdasarkan hasil analisis linier berganda yang berpengaruh digunakan untuk menganalisa tingkat hubungan antara faktor faktor dengan permintaan daging sapi koefisien berganda dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,976. Hasil uji F menunjukkan keenam variabel berpengaruh secara nyata terhadap permintaan daging sapi. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian dan Data Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive atau secara sengaja. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota dengan pertimbangan bahwa Provinsi Sumatera Utara termasuk wilayah yang memiliki jumlah penduduk paling besar di Pulau Sumatera dan termasuk sebagai pengkonsumsi daging sapi terbesar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series, yaitu dari tahun 2001-2015 yang dianalisis dengan alat bantuan program SPSS 21.0 (Statistical Package for Social Science). Metode Analisis Data Untuk mengidentifikasi harga dan permintaan daging sapi, data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Untuk mengetahui besarnya harga dan permintaan daging sapi digunakan tabulasi selanjutnya dijelaskan secara deskriptif. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi digunakan Metode Analisis Regresi Linier Berganda. Pemilihan model persamaan ini didasarkan pada penggunaan model logaritma natural yang memiliki keuntungan, yaitu untuk menyamakan satuan dan meminimalkan pelanggaran asumsi klasik karena transformasi yang menempatkan skala untuk pengukuran variabel (Gujarati, 2003). Persamaan regresi linier bentuk Log sebagai berikut: logy = b 0 + b 1 logx 1 + b 2 logx 2 + b 3 logx 3 + µ 4
Dimana : logy = Permintaan daging sapi (Kg/tahun) b 0 = Konstanta permintaan b 1-5 = Koefisien regresi variabel bebas permintaan logx 1 = Harga daging sapi (Rp) logx 2 = Harga Daging Ayam Broiler (Rp) logx 3 = PDRB per kapita (Rp) µ = Kesalahan pengganggu HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Harga dan Permintaan Daging Sapi di Sumatera Utara Harga daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2015 mencapai puncaknya namun pada tahun 2001-2002 harga daging sapi berada pada posisi terendah. Harga daging sapi tahun 2001-2015 terus mengalami peningkatan dengan trend yang positif (perhatikan gambar 1). Sedangkan permintaan daging sapi di Sumatera Utara Pada tahun 2012 mencapai puncaknya namun pada tahun 2002 permintaan daging sapi berada pada posisi terendah. Permintaan daging sapi tahun 2001-2015 mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat dengan trend positif (perhatikan gambar 1). 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 harga daging sapi permintaan daging sapi 0 Gambar 1. Grafik Perkembangan Harga dan Permintaan Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2001-2015 5
Faktor - faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi di Sumatera Utara Model I Model II No Variabel Koefisien Regresi Variabel Koefisien Regresi 1 (Constant) -17,044 (Constant) -14,916 2 Harga rill Daging -,257 -,153 3 Sapi (X 1 ) Harga rill Daging Harga rill Daging,392 Sapi (X Ayam Broiler 1 ) (X 2 ) 4 PDRB rill per 2,250 PDRB rill per 2,292 kapita (X 3 ) kapita (X 3 ) 5 R 2 0,952 R 2 0,949 6 Uji F 72,999 Uji F 111,143 7 0,000 Sig (Multikolinearitas) Sig 0,000 Sumber: Data Sekunder Diolah, Tahun 2001-2015 Dari Tabel 1 untuk model I diperoleh nilai R 2 sebesar 0,952 yang berarti 95,2% variabel terikat yaitu permintaan daging sapi dapat dijelaskan oleh variabel variabel bebas yaitu harga daging sapi, harga daging ayam broiler dan PDRB per kapita. Sedangkan untuk model 2 diperoleh nilai R 2 sebesar 0,949 yang berarti 94,9% variabel terikat yaitu permintaan daging sapi dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yaitu harga daging sapi dan PDRB per kapita. Dari hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 1 model 1 diperoleh bahwa nilai F-hitung sebesar 72,999 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.00 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas harga daging sapi, harga daging ayam broiler dan PDRB per kapita berpengaruh nyata terhadap varibel terikat yaitu permintaan daging sapi. Sedangkan pada model 2 diperoleh nilai F-hitung sebesar 111,143 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.00 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas harga daging sapi dan PDRB per kapita berpengaruh nyata terhadap varibel terikat yaitu permintaan daging sapi. Model I pada tabel menunjukkan nilai koefisien regresi harga rill daging sapi (X 1 ) adalah sebesar -0,257 yang diartikan bahwa terdapat pengaruh negatif antara 6
harga daging sapi dengan permintaan daging sapi (Y). Jika harga daging sapi naik sebesar 1%, maka permintaan daging sapi akan berkurang sebanyak 0,257%. Sedangkan nilai signifikansi t harga rill daging sapi (X 1 ) adalah sebesar 0,255 > (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak yang berarti variabel bebas harga daging sapi secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi di Sumatera Utara. Saat daging sapi mengalami kenaikan harga, tidak mempengaruhi jumlah konsumsi. Hal ini disebabkan karena tingginya daya beli masyarakat terhadap daging sapi. Dengan keadaan demikian maka harga daging sapi tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi. Model I pada tabel menunjukkan nilai koefisien regresi harga rill daging ayam broiler (X 2 ) adalah sebesar 0,392 yang diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara harga daging ayam broiler dengan permintaan daging sapi (Y). Jika harga daging ayam broiler naik sebesar 1%, maka permintaan daging sapi akan bertambah sebanyak 0,392 Kg. Sedangkan nilai signifikansi t harga rill ayam broiler (X 2 ) adalah sebesar 0,396 > (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak yang berarti variabel bebas harga daging ayam broiler secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi di Sumatera Utara. Model I pada tabel menunjukkan nilai koefisien regresi PDRB rill per kapita adalah sebesar 2,250 yang diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara PDRB per kapita dengan permintaan daging sapi. Jika PDRB per kapita bertambah sebesar 1%, maka permintaan daging sapi akan bertambah sebanyak 2,25%. Sedangkan nilai signifikansi t PDRB rill per kapita (X 3 ) adalah sebesar 0,000 < (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H o ditolak dan H 1 diterima, yang berarti variabel bebas pendapatan secara parsial sangat berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi di Sumatera Utara. Secara ekonomi model I tidak layak digunakan karena terdapat ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Melalui uji ekonometrik didapatkan bahwa modelling persamaan I mengalami heteroskedastisitas pada variabel bebas harga rill daging ayam broiler. Untuk menghilangkan masalah heteroskedastisitas dilakukan proses penyesuain model. 7
Model II pada tabel menunjukkan nilai koefisien regresi harga rill daging sapi (X 1 ) adalah sebesar -0,153 yang diartikan bahwa terdapat pengaruh negatif antara harga daging sapi dengan permintaan daging sapi (Y). Jika harga daging sapi naik sebesar 1% maka permintaan daging sapi akan berkurang sebanyak 0,153%. Hal ini sesuai dengan teori permintaan yang dikemukakan oleh Pracoyo (2006) menyatakan bahwa bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila harga turun permintaan akan naik dengan asumsi cateris paribus. Nilai signifikansi t harga rill daging sapi (X 1 ) adalah sebesar 0,405 > (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak yang berarti variabel bebas harga daging sapi secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi di Sumatera Utara. Model II pada tabel menunjukkan nilai koefisien regresi PDRB rill per kapita (X 2 ) adalah sebesar 2,292 yang diartikan bahwa terdapat pengaruh positif antara PDRB per kapita dengan permintaan daging sapi. Jika PDRB per kapita bertambah sebesar 1%, maka permintaan daging sapi akan bertambah sebanyak 2.292%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Utami (2006) menyatakan semakin tinggi pendapatan, maka kemampuan daya beli akan menguat sehingga permintaan terhadap suatu barang akan meningkat. Sedangkan nilai signifikansi t PDRB rill per kapita (X 2 ) adalah sebesar 0,000 < (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H o ditolak dan H 1 diterima, yang berarti variabel bebas pendapatan secara parsial sangat berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi di Sumatera Utara. Kesimpulan dan Saran KESIMPULAN DAN SARAN Dalam periode tahun 2001-2015 di Sumatera Utara, permintaan dan harga daging sapi mengalami trend positif (meningkat). Secara serempak harga daging sapi, harga daging ayam broiler dan PDRB per kapita berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi di Sumatera Utara dan sedangkan secara parsial faktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan daging sapi adalah PDRB per kapita. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Utami (2006) menyatakan semakin tinggi pendapatan, maka kemampuan daya beli akan menguat sehingga permintaan terhadap suatu barang akan meningkat. 8
Saran yang dapat disampaikan setelah dilakukannya penelitian ini yaitu diharapkan kepada pemerintah dapat memperhatikan kesejahteraan masyarakat seperti memberikan bantuan modal kepada peternak agar dapat meningkatkan populasi dan produksi daging sapi khususnya di daerah-daerah yang memiliki potensi pengembangan sapi di Sumatera Utara. Pemerintah juga diharapkan menentukan suatu standar mutu daging sapi yang baik agar dapat memenuhi selera konsumen. DAFTAR PUSTAKA Djojodipuro, M. 1991. Teori Harga. Fakultas Ekonomi UI: Jakarta Haromain, Imam. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi Di Indonesia pada Tahun 2000-2009. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta Nasution, S. H. 2008. Pengantar Ekonomi Mikro. USU Press: Medan Gujarati, D. 2003. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Sukirno, S. 2003. Pengantar Teori Eonomi Mikro. Edisi Ketiga, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta 9