LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

dokumen-dokumen yang mirip
L. Marwan Kepala SMP Negeri 8 Mataram -

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara

OPTIMALISASI PENILAIAN KINERJA GURU MELALUI MANAJEMEN SAINTIFIK DENGAN MEDIA PIGURA PENGINGAT PKG (DIGAPE)

Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya

Kata Kunci: Pelaksanaan supervisi akademik pengawas, perencanaan,pemantauan, penilaian, dan pembinaan dan pembimbingan Pengawas.

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAUD (Studi Kasus di PAUD Tunas Bangsa Langensari Ungaran)

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu fungsi manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan.

Osnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU (PENYUSUNAN RPP) MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENILIAN KINERJA MELALUI KEGIATAN KERJA KELOMPOK DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BANYUWANGI

UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN TEKNIK INDIVIDUAL DI SD NEGERI CANDIREJO 01 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

LAPORAN LOGO SAKOLA SMP... GARUT. HASIL PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK SMP...GARUT Tahun Pelajaran 2014/2015 Semester 1 (Satu)

BAB I PENDAHULUAN. Usaha apapun yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

ISSN No Media Bina Ilmiah 69

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK DENGAN STRATEGI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

Panduan PENILAIAN KINERJA GURU PAI TIM PENGEMBANG PKB-GPAI DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2017

PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN. Irawan Kasiaradja¹, Abd.Kadim.Masaong 2, Arifin 3.

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)

PEDOMAN PENILAIAN PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TAHUN 2016

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

KINERJA GURU DI SD KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG. Halimatussakdiah dan Khairul Anwar Surel :

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA LABORATORIUM. Oleh: Nur Dewi. Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan. Abstrak

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

10 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. antara lain melalui pengembangan kemampuan kepala sekolah. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa untuk memajukan sekolah dibutuhkan

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Botupingge Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

ANALISIS KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DALAM MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DI SMA NEGERI KOTA BANJARMASIN

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

Riyantini PUSDIKAV TNI AD.

OUTLINE PENGANTAR ( KOMPETENSI, INDIKATOR, RUANG LINGKUP) PENGERTIAN SUPERVISI AKADEMIK,KLINIS, PNGEMBANGAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014, selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 6 Januari sampai

PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kemampuan Guru, Penelitian Tindakan Kelas

PEMENUHAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BAGI GURU SDN DAN SDN KECAMATAN DELI TUA KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

Oleh: Dwi Atmini NIP

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

ISSN No Media Bina Ilmiah 31

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN LOMBA PENULISAN BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH DAN GURU

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

Supervisi-Pendidikan Page 1

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL

RENCANA TINDAKAN KEPEMIMPINAN SEBUAH UPAYA MENGASAH KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN CALON KEPALA SEKOLAH. Oleh: Yuli Cahyono Korwi LPPKS

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan salah satu tenaga kependidikan yang dituntut

BAB II PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) 1. Landasan Hukum Pengawas Pendidikan Agama Islam ( PPAI ) Penagawas Madrasah sebagai berikut : 1

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH.

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU

PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA GURU (PK GURU)

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya

IMPLEMENTASI SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGELOLA PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu guru harus mempunyai kompetensi di dalam mengajar. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan

BAB III METODE PENELITIAN

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA BANJARMASIN Abdul Majid 1 1. Pengawas SMP Disdik Kota Banjarmasin majidpengawas03bjm@gmail.com ABSTRAK Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan menggunakan pendekatan coaching adalah suatu proses membantu seseorang agar bisa belajar sehingga terjadi perkembangan dalam dirinya dan diikuti peningkatan kinerjanya. Penelitian ini dilaksanakan pada 3 (tiga) sekolah binaan peneliti yaitu SMP Anggrek Banjarmasin, SMP Kristen Kanaan Banjarmasin, dan SMP Muhammadiyah 2 Banjarmasin yang dilaksanakan dari bulan Januari 2017 sampai dengan April 2017. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kompetensi kepala sekolah dalam supervisi akademik akan meningkat melalui coaching pada SMP binaan Dinas Pendidkan Kota Banjarmasin? Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, metode dokumentasi, dan melalui kuesioner. Sedangkan teknik analisis data dipilah menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam supervisi akademik melalui coaching. Dengan dilengkapinya dokumen supervisi akademik yakni perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut pada masing-masing kepala sekolah. Peningkatan secara signifikan dapat dilihat dari 66,67% pada siklus I, meningkat menjadi 83,33% pada siklus II. Disarankan agar Pengawas sekolah: 1). dapat menerapkan teknik coaching kepada kepala sekolah binaannya dalam melengkapi dan melaksanakan supervisi akademik di sekolah; 2). senantiasa melakukan berbagai inovasi dalam kegiatan pengawasan dalam rangka peningkatan kompetensi kepala sekolah yang pada gilirannya akan berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran. Kata Kunci: Coaching Kompetensi Kepala Sekolah, Supervisi Akademik A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 54 ayat (8) butir d menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan Pengawas Satuan Pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial. Hal ini seiring dengan Permen PAN dan RB nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya Bab II Pasal 5 yang menyatakan bahwa tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan 1

Majid. A / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 13 No.1 (2018) 1-10 tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan Delapan Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk mampu melaksanakan tugas pengawasan. Kualifikasi dan kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi akademik, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian dan pengembangan, dan kompetensi sosial. Kemudian, untuk menjadi seorang pengawas sekolah yang profesional dalam melaksanakan tugas pokok kepengawasan akademik dan manajerial tersebut, pengawas sekolah harus memiliki kompetensi prasyarat yakni 1) pengawasan sekolah, 2) pengembangan profesi, 3) teknis operasional, dan 4) wawasan kependidikan. Dengan dimilikinya kompetensi prasyarat tersebut, pengawas sekolah dapat membantu kepala sekolah dalam mengarahkan tujuan yang akan dicapai secara efektif, efisien, dan produktif. (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011: 6) Dalam buku Supervisi Akademik (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014b: 121) dinyatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah dapat dicapai melalui adanya proses supervisi akademik yang sesuai aturan dan tepat sasaran tanpa harus membeda-bedakan subyek yang ada. Dalam menjalankan supervisi akademik ini, seorang kepala sekolah harus mampu menyusun program supervisi akademik, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, serta menilai dan menindaklanjuti kegiatan supervisi akademik tersebut dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Peran kepala sekolah dalam supervisi akademik ini sangat penting. Jika supervisi ini tidak dilaksanakan sesuai aturan yang sudah ditetapkan, maka akan berdampak buruk bagi siswa, guru, dan akhirnya sekolah. Berdasarkan hasil penialaian kinerja kepala sekolah yang dilakukan peneliti pada 8 (delapan) sekolah binaan diperoleh rata-rata nilai pada aspek supervisi akademik adalah 68,75 dan masih berada di bawah target pencapaian yang ditetapkan pada program tahunan kepengawasan yaitu 80,00. Dari hasil analisis terhadap dokumen yang dimiliki oleh para kepala sekolah umumnya program, jadwal, instrumen dan laporan hasil supervisi akademik masih amburadul. Apalagi dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap guru, kepala sekolah tidak memiliki dokumen yang lengkap berapa jumlah guru yang sudah disupervisi untuk dijadikan dasar menilai dan menindaklanjuti kegiatan supervisi akademik. Ini berarti kepala sekolah masih belum kompeten dalam supervisi akademik. Hal ini perlu ditindaklanjuti oleh pengawas untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam supervisi akademik. 2

Penerapan Coaching untuk Meningkatkan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik pada SMP Binaan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Bahan prosedur pelaksanaan supervisi yang diberikan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah ternyata tidak cukup memberikan pemahaman yang jelas. Perlu dilakukan pendekatan yang lebih mendalam sehingga kepala sekolah tidak hanya merasa cukup melakukan supervisi akademik di sekolahnya, akan tetapi dibutuhkan pengecekan secara rinci oleh pengawas sekolah apa saja yang telah dibuat oleh kepala sekolah untuk menyusun perencanaan supervisi akademik yang sistematis dan terarah. Dari masalah di atas, penulis memberikan solusi untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam supervisi akademik dengan cara mengadakan kunjungan rutin yang sudah dinegosiasikan dengan melakukan coaching kepada 3 (tiga) kepala sekolah binaannya. Parsloe dan Wray (dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014a: 100) menyatakan bahwa coaching adalah suatu proses membantu seseorang agar bisa belajar sehingga terjadi perkembangan dalam dirinya dan diikuti peningkatan kinerjanya. Kemudian selajutnya, coaching merupakan salah satu strategi pengembangan kapasitas sekolah/madrasah. Serta coaching dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja perorangan, organisasi maupun sistem sekolah/madrasah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014a: 16). Dengan diterapkannya coaching ini kepada kepala sekolah, kemampuan kepala sekolah diharapkan dapat ditingkatkan dan dikembangkan untuk menjadi lebih baik. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini penting dilakukan agar ada peningkatan kompetensi kepala sekolah terutama dalam supervisi akademik. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka diambil judul Penerapan Coaching untuk Meningkatkan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik pada SMP Binaan Dinas Pendidkan Kota Banjarmasin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat adalah, Apakah kompetensi kepala sekolah dalam supervisi akademik dapat ditingkatkan melalui coaching pada SMP binaan Dinas Pendidkan Kota Banjarmasin? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam supervisi akademik melalui coaching pada SMP binaan Dinas Pendidkan Kota Banjarmasin. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa : Mendapatkan pelayanan proses pembelajaran di kelas yang lebih efektif dan efisien. 2. Bagi Guru : Kompetensi guru dalam Proses Belajar Mengajar lebih meningkat. 3. Bagi Kepala Sekolah : Merupakan salah satu upaya untuk membantu peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam bidang akademik

Majid. A / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 13 No.1 (2018) 1-10 4. Bagi Sekolah : meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah 5. Bagi Pengawas Sekolah : sebagai salah satu bentuk peningkatan kompetensi pengawas sekolah pada aspek penelitian dan pengembangan profesi METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah 3 (tiga) kepala sekolah dibawah binaan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, yaitu kepala sekolah SMP Anggrek Banjarmasin, SMP Muhammadiyah 2 Banjarmasin, dan SMP Kristen Kanaan Banjarmasin. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 3 (tiga) sekolah binaan dan berada pada wilayah kecamatan yang sama yaitu kecamatan Banjarmasin Tengah berada di wilayah Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin. 3. Waktu Penelitian Waktu yang dilaksanakan untuk melakukan penelitian ini adalah 4 (empat) bulan dimulai dari bulan Januari 2017 sampai dengan April 2017. B. Desain Penelitian Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun jalur kegiatan tindakan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan? DIT. TENAGA KEPENDIDIKAN DITJEN PMPTK Gambar 3.1 Desain Penelitian C. Prosedur Penelitian Jenis tindakan dalam penelitian ini adalah action research yang bersifat refleksi, yaitu penelitian tindakan deskriptif dengan supervisi langsung terhadap 3 (tiga) orang kepala sekolah yang dijadikan sebagai subyek penelitian pada 3 (tiga) SMP binaan di Kota Banjarmasin. 4

Penerapan Coaching untuk Meningkatkan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik pada SMP Binaan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus, yang masing-masing siklusnya dilakukan dalam 4 (empat) kegiatan yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2010:74). Rangkaian tahap-tahap penelitian tersebut dilakukan dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian tercapai. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana untuk melihat peningkatan kompetensi kepala sekolah dengan menggunakan teknik persentase dari siklus ke siklus. Melalui metode ini, penulis berupaya menjelaskan data yang penulis kumpulkan melalui wawancara, pengamatan, dan diskusi yang berupa persentase. D. Indikator Keberhasilan Tindakan Untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan sekolah (PTS) melalui penerapan coaching, ditetapkan indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut : Penelitian ini dianggap berhasil : jika dan hanya jika nilai kualitas kinerja kepala sekolah lebih dari atau sama dengan 80% sudah memperoleh nilai kinerja baik/sangat baik dalam merencanakan, melaksanakan, menilai, dan mengevaluasi guru dalam kompetensi supervisi akademik. E. Teknik Pengumpulan Data Data penelititan ini dikumpulkan melalui pengamatan langsung serta dengan menggunakan instrumen pengamatan untuk mengumpulkan data. 1. Observasi Observasi dilakukan dengan 2 (dua) cara, yakni: a. Observasi non sistematis dilakukan ketika pengamatan dilakukan tanpa menggunakan instrumen pengamatan. Penulis hanya melakukan pemantauan secara langsung. b. Observasi sistematis dilakukan ketika pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen pengamatan untuk mengetahui hasil yang sudah dilakukan oleh kepala sekolah sebelumnya. 2. Metode Dokumentasi Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan dan mencermati bendabenda tertulis yang berhubungan dengan supervisi akademik berupa dokumen rencana supervisi akademik, instrumen Penilaian Kinerja Guru (PKG), dan berkas-berkas lainnya yang mendukung pengumpulan data yang diharapkan oleh penulis. F. Teknik Analisis Data Hasil dari pengumpulan data yang bersumber dari observasi, dokumentasi dan kuesioner, penulis melakukan analisis dan memilahnya menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data Kuantitatif: merupakan data dalam bentuk angka yang diambil dari hasil monitoring dan coaching serta format hasil pembelajaran yang diharapkan.

Majid. A / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 13 No.1 (2018) 1-10 2. Data Kualitatif: merupakan data dalam bentuk kategori berdasarkan kualitas objek yang diteliti, daimbil dari instrumen penilaian diri bagi coachee dan instrumen penilaian proses coaching. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Dari hasil pengamatan siklus pertama, dapat dilihat pada pelaksanaan topik perencanaan Supervisi Akademik sudah dilaksanakan dengan baik. Coachee mengorganisir para guru yang sudah terbentuk dalam tim MGMP dengan baik. Walaupun hasilnya belum begitu tampak perbedaan. Namun coachee dan tim sudah terorganisir dengan baik. Perbandingan nilai antara kondisi awal dan siklus I, dapat dilihat di tabel dan grafik di bawah ini: Tabel 4.3. Perbandingan Kondisi Awal dan Siklus I Keterangan Kondisi Awal Siklus I Persentase 58,33% 66,67% Skor Maksimum 4 4 Skor Perolehan Tertinggi 2 4 Skor Perolehan Terendah 2 3 Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Kondisi Awal dan Siklus I 2. Siklus II Rangkuman hasil pengamatan pada siklus II, dapat dilihat pada pelaksanaan topik pelaksanaan supervisi akademik dan analisis data supervisi akademik sudah dilaksanakan dengan baik. Coachee dengan mudah dapat mengidentifikasi apa yang harus dilakukan bersama timnya dan hasilnya juga meningkat secara signifikan. Perbandingan nilai antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.3 di bawah ini,: 6

Penerapan Coaching untuk Meningkatkan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik pada SMP Binaan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Tabel 4.5. Perbandingan Siklus I dan Siklus II Keterangan Siklus I Siklus II Persentase 66,67% 83,33% Skor Maksimum 4 4 Skor Perolehan Tertinggi 3 4 Skor Perolehan Terendah 2 3 Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II Berdasarkan capaian yang diperoleh pada siklus II, ternyata nilai rata-ratanya sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 80% sehingga penelitian dihentikan. Setelah itu, dilakukan pemberian umpan balik dan ucapan selamat dari coach kepada coachee atas kinerja yang sudah dilakukan yang telah memenuhi semua dokumen supervisi akademik. Coach tetap memotivasi coachee agar terus meningkatkan kapabilitasnya sebagai kepala sekolah. B. Pembahasan Dari sebelum dilakukannya tindakan sampai dilakukannya tindakan coaching, tantangan yang dihadapi dalam penelitian ini dapat diatasi dengan adanya arah dan tujuan yang jelas yang akan dicapai oleh coachee yang sudah ditegaskan pada siklus I, sehingga ketika coachee dan anggota tim PKG tidak melaksanakan tugasnya dengan tepat waktu, anggota tim lainnya memperingatkan untuk mengerjakan sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan bersama begitu juga dengan hal-hal lain yang berkenaan dengan tujuan yang akan dicapai pada proses coaching. Sehingga, pada setiap siklus dapat terlihat ada peningkatan penyelesaian tugas yang dapat dilihat dalam tabel dan grafik di bawah ini.

Majid. A / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 13 No.1 (2018) 1-10 Tabel 4.6. Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Keterangan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Persentase 58,33% 66,67% 83,33% Skor Maksimum 4 4 4 Skor Perolehan 2 2 3 Tertinggi Skor Perolehan Terendah 2 2 3 Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kondisi awal persentase kelengkapan dokumen supervisi akademik hanya 58,33%. Pada siklus I mulai meningkat 66,67%, Kemudian terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 83,33%, Peningkatan ini dapat terjadi dari hasil pertanyaanpertanyaan yang mengarahkan coachee dari coach yang dilakukan secara konsisten, terarah, dan terus menerus, serta coach tidak lupa memberi motivasi yang kuat sehingga kompetensi kepala sekolah dalam menyusun dan melaksanakan serta menilai dan menindaklanjuti supervisi akademik pun menjadi lebih baik. Grafik Perbandingan Kondiai Awal, Siklus I dan Siklus II Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III 8

Penerapan Coaching untuk Meningkatkan Kompetensi Kepala Sekolah dalam Supervisi Akademik pada SMP Binaan Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian di atas, maka beberapa simpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : 1. Kompetensi kepala sekolah dalam supervisi akademik dapat ditingkatkan melalui coaching pada SMP binaan Dinas Pendidkan Kota Banjarmasin 2. Kepala sekolah dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan dokumen perencanaan dan melaksanakan supervisi akademik secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan bersama. 3. Kepala sekolah juga mampu menganalisis data dari hasil supervisi akademik dengan benar sampai dengan pemberian umpan balik dan pembuatan laporan. 4. Peningkatan penyelesaian dokumen juga sangat signifikan, terbukti dari hasil siklus I dapat dilihat bahwa peningkatan penyelesaian dokumen 66,67% meningkat pada siklus II menjadi 83,33%. B. Saran Dengan keberhasilan pelaksanaan coaching dalam supervisi akademik pada beberapa SMP binaan di Kota Banjarmasin dapat penulis sarankan sebagai berikut: 1. Pengawas sekolah diharapkan dapat menerapkan teknik coaching kepada kepala sekolah binaannya dalam melengkapi dan melaksanakan supervisi akademik di sekolah. 2. Agar para pengawas sekolah senantiasa melakukan berbagai inovasi dalam kegiatan pengawasan dalam rangka peningkatan kompetensi kepala sekolah yang pada gilirannya akan berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Panduan Supervisi Klinis dan Evaluasi Pelaksanaan KTSP. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah pertama. Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014a). Coaching. Jakarta: PSDMPK & PMP. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014b). Supervisi Akademik. Jakarta: PSDMPK & PMP. Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Buku Kerja Kepala Sekolah. Jakarta Pusat. Pusat Pengembangan Tenaga kependidikan.

Majid. A / LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 13 No.1 (2018) 1-10 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aaparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kemeneg PAN dan RB. Permendikbud No. 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. 10