BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pengujian Hipotesis Data Bimbingan Kelompok Berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. didapatkan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Sampel. Jumlah. X MIPA X MIPA X MIPA X MIPA Jumlah 39 88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga. Objek penelitian adalah siswa kelas VIIB dan VIID. Kelas VIIB sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 25 dan kelas VIID sebagai kelas kontrol dengan siswa sebanyak 25. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. B. KONDISI SEBELUM DIBERI PERLAKUAN 1. Deskripsi hasil belajar matematika (Pretest) Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Hasil belajar matematika sebelum diberi perlakuan menggunakan nilai dari guru pada ulangan harian 1 semester 2. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 11. B KELAS VIIIB (eksperimen) KELAS VIIID (kontrol) Tabel 11 Deskripsi Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan Group Statistics N Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean 25 45 90 65.20 14.754 2.951 25 45 90 65.40 13.687 2.737 B KELAS VIIIB dan KELAS VIIID N Group Statistics Gabungan Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean 50 45 90 65.30 14.085 1.992 Berdasarkan Tabel 11, didapatkan nilai minimum 45 dan nilai maksimum 90 dengan nilai rata-rata 66,50, Serta Standar Deviasi 14,085. 33

34 Hasil belajar matematika dikategorikan menurut Sudijono (2009) dengan menjadi tiga bagian, yaitu tinggi, sedang dan rendah, maka batas interval ditentukan dengan cara mean + 0,5SD dan mean 0,5SD. batas sebagai berikut. Batas 1 = mean + 0,5SD = 65,30 + 0,5 x 14,085 = 65,30 + 7,0425 = 72,3425 dibulatkan menjadi 72 Batas 2 = mean 0,5SD = 65,30-0,5 x 14,085 = 65,30-7,0425 = 58,2575 dibulatkan menjadi 58 Batas interval pengkategorian hasil belajar dengan batas-batas di atas dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12 Kategori Hasil Belajar Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval Tinggi 72 90 72 < x Sedang 58 72 58 x 72 Rendah 45 58 x < 58 Tabel 12. menjelaskan bahwa hasil pretest dengan kategori tinggi diperoleh nilai 73 sampai 90, untuk kategori sedang 58 sampai 72 dan untuk kategori rendah 45 sampai 57. Frekuensi dan persentase hasil pengukuran variabel nilai pretest matematika berdasarkan kategori menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 13 Tabel 13 Kategori Hasil Belajar Matematika Sebelum Perlakuan Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Tinggi 72 < x 90 7 28% 7 28% Sedang 58 x 72 9 36% 10 40% Rendah 45 x < 58 9 36% 8 32% Dilihat pada Tabel 13. untuk kategori kelas eksperimen sebanyak 7 siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 9 siswa memiliki hasil belajar sedang dan 9 anak memiliki hasil belajar rendah. Kategori kelas kontrol sebanyak 7 siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 10 siswa memiliki hasil

35 belajar sedang dan 8 anak memiliki hasil belajar rendah. Persentase untuk kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar sedang yaitu 36%, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil belajar sedang yaitu 40%. 2. Uji normalitas hasil belajar matematika (Pretest) Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji independent sample t-tes. yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for Windows dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Uji Normalitas Data Awal (Pretest) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Kelas Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Eksperimen.129 25.200.926 25.071 Kontrol.112 25.200.946 25.202 a. Lilliefors Significance Berdasarkan Tabel 14. diperoleh nilai signifikansi pada uji Shapiro- Wilk untuk kelas eksperimen 0,071 dan kelas kontrol 0,202, signifikan kedua kelas > 0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal. 3. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest) Uji homogenitias dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.00 for windows dengan uji Levene Statistic. Uji homogenitas dapat dilihat di tabel 15.

36 Tabel 15 Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar Levene Statistic df1 df2 Sig..447 1 48.507 Hasil uji homogenitas di atas didapatkan nilai signifikan 0,507 > 0,05 yang berarti bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen. C. KONDISI SETELAH DIBERI PERLAKUAN 1. Hasil Waktu Observasi Lembar observasi dalam bentuk format pengamatan instrumen yang terdapat pada lampiran 9. Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op yang terdiri dari tiga pertemuan setiap pertemuan dengan satu penilaian, penilaian lembar observasi dilakukan oleh guru kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op yaitu metode yang menempatkan kelompok dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya (seperti namanya) untuk mempelajari sebuah topik di kelas. Prosedur co-op co-op memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka. Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya. Aktivitas siswa yang diamati mulai dari yang pertama siswa memperhatikan penjelasan guru dilakukan oleh siswa sampai tidak ada yang berbicara sendiri. Guru memaparkan power point dan siswa membaca dengan cepat untuk menemukan ide pokok pada materi statistika dilakukan dengan baik, setelah siswa menemukan ide pokok kemudian siswa membentuk kelompok. Siswa mendiskusikan berbagai macam topik di antara mereka sendiri dengan materi pengolahan data dengan ide pokok mereka masingmasing kemudian siswa memilih topik kecil yang mencakup satu aspek dari topik kelompok. Siswa belajar dan bertanggung jawab dengan topik kecil yang dipilihnya dalam masing-masing kelompok kemudian setiap siswa mempresentasikan dan diskusi pengetahuan topik kecil dalam kelompoknya sendiri. Terakhir siswa bekerjasama dalam presentasi kelompok didepan kelas. Kegiatan tersebut dilakuan dengan baik dan siswa

37 yang belum mengerti berani bertanya untuk memahami materi. Materi yang telah dipahami kemudian diungkapkan kembali dan di tulis agar siswa benar-benar yakin dengan apa yang telah dipahami. Kegiatan yang berlangsung telah diamati oleh guru kelas dari guru masuk dan siswa memperhatikan penjelasan sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Dari pengamatan didapatkan siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan maksimal, seperti mengikuti mata pelajaran dengan baik tanpa ada yang keluar masuk kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi terlampir pada lampiran 9, pada pertemuan pertama didapatkan hasil 80% siswa mengikuti pelajaran dengan baik, kemudian pertemuan kedua 82,5%, dan pertemuan terahir 87,5%. Hasil observasi didapatkan kriteria yang sangat baik setiap pertemuan pada kelas VIIIB yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op. 2. Hasil Belajar Matematika (Posttest) a. Deskripsi Posttest Hasil Belajar Hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dilihat dari nilai posttest, yang kemudian dikategorikan menjadi tiga (Sudijono, 2009) yaitu tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan data tersebut diperoleh statistik deskriptif kelas kontrol dan kelas eksperimen pada Tabel 16. Tabel 16 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Setelah Perlakuan Group Statistics B KELAS VIIIB (eksperimen) KELAS VIIID (kontrol) N Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean 25 70 100 86.60 5.902 2.951 25 70 90 78.80 6.171 2.737 B N Group Statistics Gabungan Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean KELAS VIIIB dan KELAS VIIID 50 70 100 82.70 7.158 1.012

38 Berdasarkan Tabel 16, didapatkan nilai minimum 70 dan nilai maksimum 100 dengan nilai rata-rata 82,70, Serta standar deviasi 7.158. Hasil belajar matematika dikategorikan menurut Sudijono (2009) dengan batas sebagai berikut. Batas 1 = mean + 0,5SD = 82,70 + 0,5 x 7,158 = 82,70 + 3,579 = 86,27 dibulatkan menjadi 86 Batas 2 = mean 0,5SD = 82,70-0,5 x 7,158 = 82,70-3,579 = 79,12 dibulatkan menjadi 79 Batas interval pengkategorian hasil belajar dengan batas-batas diatas dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17 Kategori Hasil Belajar Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval Tinggi 86 100 86 < x Sedang 79 86 79 x 86 Rendah 70 79 x < 79 Tabel 27. menjelaskan bahwa hasil belajar dengan kategori tinggi diperoleh nilai 87 sampai 100, untuk kategori sedang 79 sampai 86 dan untuk kategori rendah 70 sampai 78. Frekuensi dan persentase hasil pengukuran variabel hasil belajar matematika berdasarkan kategori menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 18: Tabel 18 Kategori Hasil Belajar Matematika (Posttest) Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Tinggi 86 < x 100 12 48% 3 12% Sedang 79 x 86 12 48% 9 36% Rendah 70 x < 79 1 4% 13 52% Dilihat pada Tabel 18. untuk kategori kelas eksperimen sebanyak 12 siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 12 siswa memiliki hasil belajar sedang dan 1 anak memiliki hasil belajar rendah. Kategori kelas kontrol sebanyak 3 siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 9 siswa memiliki hasil

39 belajar sedang dan 13 anak memiliki hasil belajar rendah. Persentase untuk kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar tinggi dan sedang yaitu 48%, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil belajar rendah yaitu 52%. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 86,6 dan kelas kontrol 78,8. b. Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji independent sample t-tes yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for Windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil uji normalitas hasil belajar matematika (posttest) dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Normalitas Data Akhir (Posttest) Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kontrol.202 25.010.898 25.016 eksperimen.251 25.000.888 25.010 a. Lilliefors Significance Berdasarkan Tabel 19 di atas diperoleh nilai signifikan untuk kelas eksperimen adalah 0,016 < 0,05 dan kelas kontrol 0,010 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji non-parametrik. c. Uji Banding Dua Sampel Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Pengujian hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan Uji Mann Whitney yang bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 20.

40. Tabel 20 Uji Banding Dua Sampel Posttest Test Statistics a NILAI Mann-Whitney U 116.500 Wilcoxon W 441.500 Z -3.892 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000 a. Grouping Variable: B Berdasarkan Tabel 20. diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya H 1 diterima yang berarti ada perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga. Penelitian ini menggunakan kelas VII B sebagai kelas yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan kelas VII D sebagai kelas yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil pembelajaran dipengaruhi oleh pelaksanaan proses pembelajaran sehingga dibutuhkan analisis pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis pretest diperoleh nilai sig untuk hasil belajar uji normalitas nilai pretest pada siswa kelas VIIB yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dengan siswa kelas VIID yang menggunakan model pembelajaran konvensional didapatkan nilai signifikan berturut-turut 0,71 dan 0,202 > 0,05, sehingga dapat diartikan jika kedua kelompok data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas antara kelas VIIB dan VIID didapatkan nilai signifikan 0,507 > 0,05 yang artinya kedua data tersebut homogen. sehingga kedua data tersebut memiliki rata-rata yang sama. Hal ini berarti bahwa kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan konvensional memiliki kemampuan awal yang sama dalam matematika.

41 Berdasarkan hasil analisis uji banding dua sampel untuk data akhir (posttest) diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya rataan kedua kelas berbeda dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, yang berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIIB. Hasil analisis uji banding dua sampel menggunakan uji Mann Whitney karena kedua data tidak normal. Uji normalitas kedua kelas didapatkan nilai signifikan 0,016 dan 0,010 yang keduanya < 0,05, itu berarti data tidak normal. Berdasarkan Tabel 18 perolehan nilai posttest kategori tinggi pada kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op coop terdapat 12 siswa atau 48%, sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional terdapat 3 siswa atau 12%. Hal ini berarti bahwa kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op memiliki posttest yang lebih tinggi dari kelas yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. kategori sedang pada kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terdapat 12 siswa atau 48%, sedangkan pada kelas menggunakan pembelajaran konvensional teradapat 9 siswa atau 36%. kategori rendah pada kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terdapat 1 siswa atau 4%, sedangkan pada kelas menggunakan pembelajaran konvensional teradapat 13 siswa atau 52%. Hal ini berarti bahwa nilai posttest kelas konvensional pada kategori rendah. Hal ini berarti nilai posttest menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari kelas pembelajaran konvensional. Jumlah persentase pada antara kategori tinggi dan sedang pada kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sebesar 96% sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional 48%. Jumlah ini juga memperlihatkan bahwa kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op memiliki nilai posttest yang lebih tinggi dari kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai posttest kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih antusias memperhatikan penjelasan guru, fokus pada materi, dan aktif karena siswa dituntut untuk belajar dengan pengetahuannya sendiri kemudian memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka.

Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya, Darsim (2011). Hal ini didukung dengan penelitian Ikhwani (2012) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dapat meningkatkan hasil belajar, dan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil belajar pada kelas eksperimen (VIIIB) lebih baik dan siswa lebih memperhatikan, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op. Proses pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan dunia, dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman teman sekelasnya. model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan dan Mampu membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuannya dengan mengkonstruk pengetahuan sendiri, berfikir kompleks ketika menganaisis materinya, memberikan kesempatan berdiskusi dan bekerjasama dengan teman sekelas. Hal tersebut sependapat dengan Ulfah (2011) yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode konvensional. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika siswa sejalan dengan penelitian yang dilakukan Thaher dkk (2012) dengan hasil penelitiannya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe coop co-op mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Siswa. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga diterima. Hal ini dapat dilihat dari besarnya signifikan 0,000 < 0,05. Hal-hal yang dirasakan selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op adalah selama proses pembelajaran suasana kelas terlihat ramai dan ada siswa yang mengobrol dengan siswa lain, terutama pada saat kegiatan berkelompok sedang berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terlihat aktivitas siswa yang menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dalam pembelajaran matematika dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap perilaku siswa, temuan aktivitas 42

siswa yang dimaksud adalah seluruh siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, semua siswa terlihat aktif bertanya jawab dan tidak malu atau takut untuk saling bertanya jawab dengan siswa lain dalam kelompoknya sendiri ataupun kelompok lain, siswa dalam kelompok saling berkompetisi dan bekerjasama untuk menyalurkan ide / topik kecil untuk menyusun presentasi kelompok. Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok bahasan statistika membuat pembelajaran lebih menyenangkan, siswa lebih aktif, siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran dan akan berpengaruh pada hasil belajar matematika siswa sehingga hasil belajar matematika siswa dapat tercapai secara maksimal. 43

44