ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERHITUNGAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK JALAN TOL MEDAN-KUALANAMU KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku (rigid pavement) atau perkerasan beton semen adalah perkerasan

BAB 3 METODOLOGI. a. Peninjauan pustaka yang akan digunakan sebagai acuan penulisan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

PERENCANAAN JALAN DENGAN PERKERASAN KAKU MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN BINA MARGA (STUDI KASUS : KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG)

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU PADA RUAS JALAN LINGKAR MAJALAYA MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002

Perkerasan kaku Beton semen

TUGAS AKHIR ALTERNATIF PENINGKATAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN KAKU DI JL. HR. RASUNA SAID KOTA TANGERANG.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

2.4.5 Tanah Dasar Lapisan Pondasi Bawah Bahu Kekuatan Beton Penentuan Besaran Rencana Umur R

Jenis-jenis Perkerasan

PERANCANGAN STRUKTUR KOMPOSIT PERKERASAN DI LENGAN SEBELAH TIMUR PERSIMPANGAN JALAN PALAGAN DAN RING ROAD UTARA YOGYAKARTA

Analisis Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO Rigid Pavement ARI SURYAWAN (hal. 213)

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. dalam perencanaan jalan, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat

ANALISA TEBAL PERKERASAN KAKU BERDASARKAN METODE BINA MARGA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC SKRIPSI

BAB III METODE PERENCANAAN START

KOMPARASI HASIL PERENCANAAN RIGID PAVEMENT MENGGUNAKAN METODE AASHTO '93 DAN METODE Pd T PADA RUAS JALAN W. J. LALAMENTIK KOTA KUPANG

PENGGUNAAN METODE CAKAR AYAM MODIFIKASI SEBAGAI SOLUSI PEMBANGUNAN JALAN DI ATAS TANAH EKSPANSIF

TUGAS AKHIR NO : 934/WM/FT.S/SKR/2016 PERENCANAAN JALAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) RUAS JALAN W.J. LALAMENTIK KOTA KUPANG

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data yang digunakan untuk analisa tugas akhir ini diperoleh dari PT. Wijaya

TINJAUAN ULANG PERHITUNGAN PERENCANAAN TEBALPERKERASAN KAKU(RIGID PAVEMENT) PROYEK

3.2. Mekanisme Tegangan dan Regangan pada Struktur Perkeraan 11

PERBANDINGAN KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU PADA PROYEK PEMBANGUNAN PASURUAN- PILANG KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN HASIL PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN TIPE PERKERASAN KAKU ANTARA METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE

Bab III Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA PROYEK PELEBARAN GERBANG TOL BELMERA RUAS TANJUNG MULIA DAN BANDAR SELAMAT-MEDAN LAPORAN

METODE PELAKSANAAN DAN ESTIMASI (PERKIRAAN) BIAYA PADA LAPIS PERKERASAN JALAN BETON

PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU)

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN KAKU DENGAN METODE SNI Pd T PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN TEMBUNG LUBUK PAKAM

Gambar Distribusi Pembebanan Pada Perkerasan Kaku dan Perkerasan Lentur

Teknik Sipil Itenas No. x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. : 1 jalur, 2 arah, 2 lajur, tak terbagi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Solo - Ngawi, yaitu :

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PROYEK JALAN

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL HAKI Tiara Convention Hall, Medan Mei 2014

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN TOL KARANGANYAR - SOLO NASKAH TERPUBLIKASI TEKNIK SIPIL

RANCANGAN RIGID PAVEMENT UNTUK OVERLAY JALAN DENGAN METODE BETON MENERUS DENGAN TULANGAN

Studi Pengaruh Pengurangan Tebal Perkerasan Kaku Terhadap Umur Rencana Menggunakan Metode AASHTO 1993

BAB II STUDI PUSTAKA. sarana perhubungan untuk distribusi barang dan jasa. Sistem jaringan ini diatur

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

DESKRIPSI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE AASHTO

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan tanah pada umumnya tidak mampu menahan beban kendaraan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN AKSES JALAN UNDERPASS STASIUN KERETA API PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN PERKERASAN KAKU SEPANJANG 1.85 km

PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP TEBAL PERKERASAN KAKU METODE DEPKIMPRASWIL 2003

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR RUAS JALAN PARINGIN- MUARA PITAP KABUPATEN BALANGAN. Yasruddin¹)

PERENCANAAN DAN ANALISA BIAYA INVESTASI ANTARA PERKERASAN KAKU DENGAN PERKERASAN LENTUR PADA JALUR TRANS JAKARTA BUSWAY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda perkerasan. Dengan demikian

Bina Marga dalam SKBI : dan Pavement Design (A Guide. lalu-lintas rencana lebih dari satu juta sumbu kendaraan niaga.

A. LAPISAN PERKERASAN LENTUR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN LINTAS SELATAN JAWA TIMUR DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PADA RUAS JALAN NGREJO PANTAI SINE STA

PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga memberikan kenyamanan kepada pengemudi selama masa pelayanan

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN JALAN TOL KANCI - PEJAGAN

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU/RIGID PAVEMENT PADA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN SOEKARNO HATTA TEBING TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RUANG LINGKUP PENULISAN Mengingat luasnya perencanaan ini, maka batasan masalah yang digunakan meliputi :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT. Oleh : Dwi Sri Wiyanti

EVALUASI TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN NO.22.2/KPTS/Db/2012 DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN 2013 DAN METODE AASHTO (Studi Kasus Ruas Jalan Baron-Tepus)

ANALISIS TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR JALAN LINGKAR MAJALAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS KOMPONEN SNI

PERANCANGAN PERKERASAN CONCRETE BLOCK DAN ESTIMASI BIAYA

PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) PADA RUAS JALAN BATAS KOTA PADANG SIMPANG HARU

PERBANDINGAN PERENCANAAN PERKERASAN KAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

Memperoleh. oleh STUDI PROGRAM MEDAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

PERENCANAAN ULANG JALAN TOL KERTOSONO MOJOKERTO STA , DENGAN MENGGUNAKAN PERKERASAN KAKU

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel

ASPEK GEOTEKNIK PADA PEMBANGUNAN PERKERASAN JALAN

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10. Oleh : ALLWIN MULATUA SILALAHI No. Mahasiswa : / TS NPM :

PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LAHAN PENUMPUKAN CONTAINER DI PT. KBN MARUNDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Konsep penelitian ini adalah untuk mendapatkan tebal lapis perkerasan dengan

Dwi Sulistyo 1 Jenni Kusumaningrum 2

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III NIM NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA 0+900 2+375) Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : SABDO ADIGUNO MITROATMODJO NPM : 130215013 / TS PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017 i

ii

iii

iv

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan pertolongan- Nya, penyusunan Tugas Akhir dengan judul Analisis Perbandingan Perhitungan Tebal Perkerasan Kaku dengan Metode Bina Marga 2013 dan AASHTO 1993 (Studi Kasus Jalan Tol Solo Ngawi Sta 0+900 2+375) dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini merupakan persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Program Strata-1 (S-1) di Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Perkerasan kaku ini direncanakan menggunakan struktur beton bertulang. Pada Bab I menjelaskan tentang latar belakang adanya perkerasan kaku pada ruas Solo - Ngawi, lingkup perancangan yang dilakukan dan batasan-batasan pada perancangan. Bab II berisikan tinjauan pustaka mengenai definisi perkerasan kaku, macam-macam jenis perkerasan, unsur-unsur struktur pada perkerasan kaku, lapis pondasi tanah dasar, dasar perencanaan serta persyaratan perencanaan. Pada Bab III merupakan landasan teori yang membahas tentang dasar dari perancangan Perkerasan Kaku sendiri. Bab III ini sendiri juga menjelaskan dasardasar dan prosedur perhitungan pembebanan yang dipakai dalam perancangan sesuai dengan standar yang ada di Indonesia (dalam hal ini SNI yang berlaku). Bab IV membahas tentang metodologi dalam perancangan Perkerasan Kaku yang dilengkapi dengan tahapan-tahapan dalam perancangan. Pada Bab V dilakukan analisa atau perhitungan untuk ketebalan perkerasan kaku menggunakan dua metode, penentuan sambungan, menganalisa faktor pertumbuhan lalu lintas, analisa fatik dan erosi. Serta perhitungan v

vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii INTISARI... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 3 1.4 Keaslian Tugas Akhir... 3 1.5 Tujuan... 4 1.6 Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Desain perkerasan kaku... 5 2.2 Perkerasan Kaku... 6 2.3 Material yang digunkaan pada perkerasan kaku... 8 2.3.1 Portland cement... 8 2.3.2 Agregat kasar... 8 2.3.3 Agregat halus... 8 2.3.4 Air... 9 2.3.5 Baja-tulangan (reinforcing steel)... 9 2.4 Sambungan pada perkerasan Beton... 10 2.5 Persyaratan Teknis... 11 vii

2.5.1 Tanah Dasar... 11 2.5.3 Lean mix Concrete... 11 2.5.4 Pondasi Bawah... 11 2.5.5 Beton Semen... 12 2.5.6 Lalu Lintas... 12 2.5.7 Lajur rencana dan koefisien ditribusi... 15 2.5.8 Umur Rencana... 15 2.5.9 Pertumbuhan Lalu-lintas... 15 2.5.10 Lalu-lintas Rencana... 16 2.5.11 Faktor Keamanan Beban... 16 2.5.12 Bahu... 16 2.6 Analisis Volume Lalu Lintas... 18 2.7 Jenis kendaraan... 19 2.8 Distribusi Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga... 20 2.9 Pengaruh Alihan Lalu Lintas (Traffic Diversion)... 20 2.10 Pengendalian Beban Sumbu... 20 2.11 Beban Sumbu Standar... 21 2.12 Faktor Distribusi Lajur dan Kapasitas Lajur... 21 2.13 Perkiraan Fakor Ekivalen Baben (Vehicle Damage Factor)... 22 2.14 Perkiraan Lalu Lintas untuk Jalan dengan Lalu Lintas Rendah... 23 BAB III LANDASAN TEORI... 24 3.1 Desain Perkerasan Kaku Metode Bina Marga 2013... 24 3.2 Perhitungan Tebal Pelat dengan Menggunakan Metode Bina Marga 2013. 25 3.3 Desain Perkerasan Kaku Metode AASHTO 1993... 26 3.4 Perhitungan Tebal Perkerasan Dengan Metode AASHTO 1993... 27 3.5 Simbol dan Singkatan... 28 3.5.1 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas... 28 3.5.2 Sambungan Memanjang dengan Batang Pengikat (tie bars)... 29 3.5.3 Beban Sumbu Standar Kumulatif... 30 3.5.4 Lalu Lintas Rencana... 31 3.6 Umur Rencana... 32 viii

3.7 Pemilihan Struktur Perkerasan... 33 3.7.1 Sumber Daya Lokal dan Nilai Pekerjaan... 34 3.7.2 AC dengan Cement Treated Base (CTB)... 34 3.7.3 AC dengan Lapis Pondasi Berbutir... 36 3.7.4 AC dengan Aspal Modifikasi... 36 3.7.5 Lapis Aus Tipe SMA... 36 3.7.6 Lapis Pondasi dengan Aspal Modifikasi... 37 3.7.7 Perkerasan Kaku... 37 3.7.8 Perkerasan Kaku untuk Lalu Lintas Rendah... 38 3.7.9 Perkerasan Tanpa Penutup (Jalan Kerikil)... 39 3.7.10 Pelebaran Jalan dan Penambalan (Heavy Patching)... 39 3.7.11 Gambut... 39 3.7.12 Pelaburan (Surface Dressing) diatas Lapis Pondasi Berbutir... 40 3.7.13 AC-WC tipis atau HRS dengan Tebal 50 mm diatas Lapis Pondasi Berbutir... 40 3.7.14 Lapis Pondasi Tanah Semen (Soil Cement)... 40 3.8 Ketentuan/persyaratan... 41 3.8.1 Umum... 41 3.8.2 Struktur dan Jenis Perkerasan Beton Semen... 41 3.9 Persyaratan Teknis... 43 3.9.2 Tanah Dasar... 43 3.9.2 Pondasi Bawah... 43 3.9.3 Pondasu Bawah Material Berbutir... 45 3.9.4 Pondasi Bawah dengan Bahan Pengikat (Bound Sub-Base)... 46 3.9.5 Pondasi Bawah dengan Campuran Beton Kurus (Lean-Mix Concreate... 46 3.9.6 Lapis Pemecah Ikatan Pondasi Bawah dan Pelat... 46 3.10 Lalu Lintas... 47 3.11 Perencanaan Tebal Pelat... 47 3.12 Perkerasan Beton Semen Menerus dengan Tulangan... 49 3.12.1 Penulangan Memanjang... 49 ix

3.12.2 Penulangan Melintang... 52 3.12.3 Penempatan Tulangan... 52 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN... 53 4.1 Lokasi Proyek... 53 4.2 Tahap Penelitian... 54 4.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 57 BAB V ANALISIS DATA DAN PERHITUNGAN... 58 5.1 Perhitungan Perkerasan Kaku menggunakan Metode Bina Marga 2013... 58 5.1.1 Data Lapangan... 58 5.1.2 Desain Perkerasan Kaku Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2013.... 61 5.2 Hasil Desain Struktur Perkerasan Kaku Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Jalan Bina Marga Tahun 2013.... 67 5.3 Tahap Perkerasan Kaku menggunakan Metode AASHTO 1993.... 69 5.4 Hasil Desain Struktur Perkerasan Kaku Berdasarkan AASHTO 1993... 74 5.5 Analisis Desain Pondasi Perkerasan Kaku... 76 5.6 Perbandingan Hasil Desain Tebal Perkerasan Kaku... 77 5.7 Analisis Desain Pondasi Perkerasan Kaku... 79 5.8 Analisis Desain Pondasi Perkerasan Kaku... 80 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 81 6.1 Kesimpulan.... 81 6.2 Saran.... 82 DAFTAR PUSTAKA... 84 LAMPIRAN... 85 x

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Perkerjaan rigid pavement (concrete paver)... 7 Gambar 2.2 Pengisian Joint Sealent... 11 Gambar 2.3 Pekerjaan lean concrete... 12 Gambar 2.4 Konfigurasi Beban Sumbu... 14 Gambar 3.1 Sambungan memanjang (tie bar)... 30 Gambar 3.2 Tipikal Struktur Perkerasan Beton Semen... 42 Gambar 3.3 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen... 44 Gambar 3.4 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah... 45 Gambar 3.5 Sistem perencanaan perkerasan jalan beton semen... 48 Gambar 4.1 Lokasi Proyek... 53 Gambar 4.2 Detail Lokasi Proyek... 54 Gambar 4.3 Diagram alir penelitian... 56 Gambar 5.1 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen.... 64 Gambar 5.2. CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah.... 64 Gambar 5.3. Sambungan melintang (dowel bar)... 68 Gambar 5.4. Sambungan memanjang (tie bar)... 69 Gambar 5.5. Diagram untuk menentukan Modulus reaksi subgrade (k)... 71 Gambar 5.6. Nomogram Perkerasan Kaku AASHTO... 73 Gambar 5.7. Struktur perkerasan kaku... 77 Gambar 5.8. Struktur perkerasan kaku pada kondisi existing... 77 Gambar 5.9. Struktur perkerasan kaku menggunakan Metode AASHTO... 78 Gambar 5.10. Struktur perkerasan kaku menggunakan Manual Perkerasan Jalan 2013.....78 xi

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Faktor Distribusi Lajur ( D L )... 21 Tabel 2.2 Ketentuan Cara Pengumpulan Data Beban Lalu Lintas... 22 Tabel 2.3 Perkiraan Lalu Lintas untuk Jalan dengan Lalu Lintas Rendah... 23 Tabel 3.1 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum untuk Desain... 28 Tabel 3.2 Tabel Umur Rencana Perkerasan Baru (UR)... 32 Tabel 3.3 Pemilihan Jenis Perkerasan... 33 Tabel 3.4 Nilai koefisien gesekan (μ)... 47 Tabel 3.5 Langkah langkah perencanaan tebal perkerasan beton semen... 49 Tabel 3.6 Hubungan kuat tekan beton dan angka ekivalen... 50 Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan... 57 Tabel 5.1. Prediksi Volume Kendaraan pada Rencana Jalan Tol... 59 Tabel 5.2 Nilai ESA (Equivalent Standart Axle) dan CESA (Cumulative Equivalent Single Axle Load) pada Kondisi Jalan Eksisting.... 61 Tabel 5.3 Nilai ESA (Equivalent Standart Axle) dan CESA (Cumulative Equivalent Single Axle Load) pada Kondisi Jalan Tol Rencana.... 61 Tabel 5.4 Perhitungan Jumlah Sumbu Berdasarkan Jenis dan Bebannya... 62 Tabel 5.5 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) kendaraan niaga pada lajur rencana.... 62 Tabel 5.6 Perkerasan Kaku untuk Jalan dengan Beban Lalu Lintas Berat... 63 Tabel 5.7. Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton... 65 Tabel 5.8. Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana... 66 Tabel 5.9. Analisa Fatik dan Analisa Erosi... 67 Tabel 5.10. Berat dan Ukuran Standar Batang Pengikat... 75 xii

INTISARI ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU DENGAN METODE BINA MARGA 2013 DAN AASHTO 1993 (STUDI KASUS JALAN TOL SOLO NGAWI STA 0+900 2+375), Sabdo Adiguno Mitroatmodjo, NPM 13.02.15013, tahun 2017, Bidang Peminatan Transportasi, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pembangunan jaringan jalan yang memadai diperlukan agar mampu memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan kapasitas yang diperlukan. Jalan Tol Solo - Ngawi merupakan salah satu bagian jalan tol Trans Jawa yang belum selesai pembangunannya. Pembangunan jalan tol ini menggunakan rigid pavement. Perancangan rigid pavement ditujukan supaya perkerasan tahan sampai pada masa layannya. Dalam perancangan rigid pavement, digunakan perkerasan dengan beton bertulang untuk struktur pada rigid pavement tersebut tersebut. Perancangan rigid pavement ini meliputi faktor pertumbuhan lalu lintas, umur rencana, distribusi lajur, jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN), sambungan melintang dan sambungan memanjang. Sambungan yang digunakan adalah sambungan melintang dan sambungan memanjang. Panjang bentang yang ditinjau adalah 1.475 meter. Lebar jalan tol tersebut adalah 14 meter dengan 4 lajur 2 arah lebar jalan jalur kendaraan yaitu 3.60 meter, bahu luar 3,00 meter, dan bahu dalam 1,50 meter. Spesifikasi perkerasan berdasarkan oleh. Analisis pada rigid pavement dilakukan dengan 2 metode, yaitu dengan metode Bina Marga 2013 dan AASHTO 1993. Perancangan komponen struktur rigid pavement mengacu kepada Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2013. Hasil perancangan diperoleh ketebalan rigid pavement setinggi 30 centimeter, dengan lapis pondasi agregat kelas A dengan tebal 15 centimeter. Sambungan melintang dipasang setiap 30 centimeter. Lalu sambungan memanjang dipasang setiap 70 centimeter. Kata kunci :rigid pavement, jalan tol, sambungan. xiii