Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh Kec. Siwalan Kab. Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hasil belajar siswa pada kompetensi dasar mengenal sistem pemerintahan pusat yang masih belum tuntas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Pada tiap akhir siklus dilakukan tes. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Indikator keberhasilan siswa dalam mencapai ketuntasan belajar pada akhir siklus sebesar 100%. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata hasil belajar pra siklus 61,5, siklus I sebesar 67,3 dan siklus II sebesar 77,6. Ketuntasan belajar tercapai pada akhir siklus II. Simpulan dari penelitian ini adalah metode diskusi dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar mengenal sistem pemerintahan pusat. 2016 Dinamika Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Diskusi, Pendekatan Kontekstual, Sistem Pemerintahan Pusat PENDAHULUAN Tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam UUD 1945 alinea ke-4 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dapat dimaknai bahwa sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional sesuai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya profesi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai seorang penduduk, kepribadian seorang guru sangat menunjang tugasnya. Seorang guru harus memiliki kedewasaan secara emosional, intelektual, sosial dan moral. Ia harus mampu mengajak siswa bertukar pikiran, bertukar pengalaman, mampu dan rela memberikan kepercayaan serta tanggung jawab kepada tugasnya. Hasil belajar siswa pada kompetensi mengenal sistem pemerintahan pusat dalam tiga tahun terakhir masih rendah. Berikut adalah nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kompetensi mengenal sistem pemerintahan pusat dalam tiga tahun terakhir. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn) tentang mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat masih rendah yaitu hanya 3 siswa (23,07%) dari 13 siswa yang mendapat nilai 60 keatas yang mengalami tuntas belajar, sedangkan 10 siswa (76,92%) sisanya mendapat nilai dibawah 60 atau belum tuntas. 31
Untuk mewujudkan harapan siswa, guru dan orang tua untuk mencapai hasil yang memuaskan, maka penulis mengadakan cek silang/konfirmasi dalam pembelajaran PKn di kelas. Rendahnya hasil belajar ini terkait dengan perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Beberapa siswa terlihat berbicara sendiri saat proses pembelajaran berlangsung, mereka kurang berani bertanya bila terdapat materi yang belum jelas, siswa bosan dan malas dengan materi yang diajarkan. Faktor lain juga berasal dari guru yang membahas materi terlalu cepat dan kurang mengaktifkan siswa. Selain itu, metode yang digunakan kurang menarik. Guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah atau bercerita secara verbal. Padahal, kecepatan siswa dalam berfikir dan menerima materi sangat bervariasi. Untuk itu, guru perlu meningkatkan pembelajaran agar hasil belajar siswa lebih maksimal dengan cara menerapkan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Dengan demikian, penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang upaya peningkatan hasil belajar PKn pada kompetensi mengenal sistem pemerintahan pusat melalui metode diskusi dengan pendekatan kontekstual. Berdasarkan rumusan masalah tesebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah melalui metode diskusi dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada kompetensi mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. 2. Untuk mengetahui apakah melalui metode diskusi dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat belajar PKn pada kompetensi mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. 3. Untuk mengetahui apakah melalui metode diskusi dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada kompetensi mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain : 1. Bagi siswa, penerapan metode diskusi dengan pendekatan kontekstual akan mempermudah mereka dalam mengikuti pembelajaran. 2. Bagi guru, selain memberi pengalaman yang berharga dalam melakukan PTK juga dapat menambah referensi pelajaran dalam mengembangkan pembelajaran yang efektif dengan metode diskusi. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional guru dalam mengajar. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 02 Wuluh yang terletak di Desa Blimbingwuluh, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan selama 4 (empat) bulan, yakni dimulai pada bulan Februari sampai dengan Juni semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 13, terdiri dari 6 siswa laki- laki dari 7 siswa perempuan. Penelitian juga melibatkan 2 guru sebagai pengawas. Siklus I Siklus ini direncanakan satu kali pertemuan dalam satu minggu. Pada pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit. 1. Perencanaan 32 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 2, April. (2016)
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar c. Menyusun lembar pengamatan (instrumen observasi) d. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) e. Merancang soal-soal latihan f. Merancang tes formatif (instrumen tes) 2. Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan berupa penerapan kegiatan belajar yang telah disusun dalam RPP dengan menggunakan metode diskusi. Tahap pelaksanaan tindakan ini mengikuti urutan kegiatan sebagaimana yang tertuang di dalam RPP. Diakhir kegiatan, siswa akan melakukan tes dengan mengisi instrumen tes yang telah dirancang peneliti untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil belajar siswa setelah diterapkan metode diskusi. 3. Observasi Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan proses pembelajaran dengan metode diskusi yang dilakukan oleh guru dan pengamat (observer). Obser ver adalah rekan peneliti dalam melakukan penelitian yang bertindak mengawasi tingkah laku siswa saat pemberian materi terutama berkenaan dengan penerapan metode diskusi. Observer akan mengisi instrumen observasi dengan memberi tanda checklist ( ) ketika gejala penilaian terjadi pada siswa sebagai karakter yang akan dinilai. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan ketika pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa berupa pengerjaan instrumen tes. Analisis ini berkenaan dengan pengukuran hasil belajar siswa setelah diterapkan metode diskusi pada proses pembelajaran yang terukur dari hasil pengerjaan instrumen tes tersebut. Refleksi juga berkenaan dengan langkah untuk mengukur kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I, kemudian mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi dengan pengawas dan observer untuk perbaikan pelaksanaan siklus II. Siklus II Siklus II direncanakan dua kali pertemuan dalam kurun waktu dua minggu. Pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 4 x 35 menit. Tahap-tahap kegiatan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan siklus I,hanya saja terdapat perbaikan sesuai masukan refleksi siklus I. Analisis Data dilakukan setiap kali siklus pembelajaran berakhir. Pada siklus ini dilakukan pada pertemuan ke-2. Analisis meliputi prestasi belajar siswa dan aktifitas belajar siswa. Prestasi belajar siswa dianalisis dengan teknik analis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Caranya dengan menganalisis data hasil tes formatif menggunakan ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa, dimana seorang siswa disebut tuntas belajarnya jika telah mencapai skor ketuntasan 60 dan ketuntasan belajar klasikal yaitu 70% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan belajar mata pelajaran PKn. Selanjutnya, hasil analisis ini akan dibandingkan dengan hasil analisis pada siklus I. Sedangkan, untuk mengetahui aktifitas belajar siswa selama pembelajaran, dapat diketahui dari hasil pengisian instrumen observasi (lembar pengamatan). Pada lembar pengamatan akan dihitung rata rata frekuensi aktivitas belajar siswa K-C-B yang dikelompokkan sesuai dengan aspek yang menjadi unsur pengamatan dengan menggunakan rumus dibawah ini. 33
Aktivitas belajar siswa tingkat K C B =.. % Keterangan : K: Kurang C : Cukup B : Baik Diadopsi dari Shopian (Wildan, 2004 : 24) Persepsi siswa untuk mengetahui kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode diskusi didapat dari data dari angket yang diisi oleh siswa. Perhitungan secara manual kuantitatif dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Rumus = P. F N x 100% Keterangan : P = Presentasi yang menjawab option F = Banyaknya responden yang menjawab option N = Banyaknya responden (N) = 13 (rencana) Indikator Keberhasilan 1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn untuk mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat yaitu secara klasikal mendapat nilai 60 minimal ada 76,92 % yakni sebanyak 10 dari 13 siswa. 2. Meningkatkan minat belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn untuk mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus (Kondisi awal) Seperti halnya yang telah tertuang pada latar belakang masalah, bahwa dalam pembelajaran PKn tentang mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat, para siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran dengan rata rata nilai sebesar 61,5. Sebelum siklus I diberikan, terlebih dahulu susunan rencana yang akan dilaksanakan terkait permasalahan pada latar belakang penelitian ini adalah peneliti akan memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas. Selain itu, peneliti akan berusaha untuk memberikan penjelasan materi secara pelan-pelan dan cermat. Hasil Siklus I Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Mei 2011. Pada siklus I peneliti mempersiapkan pembelajaran I, soal tes formatif I dan alat-alat pendukung pengajaran. Selain itu, disiapkan pula lembar observasi aktivitas guru dan lembar pengamatan kelompok untuk siswa. 34 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 2, April. (2016)
Pada akhir proses belajar, siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar. Berikut adalah hasilnya. Tabel 1. Tabel Hasil Tes Formatif I x f fx 100 - - 95 - - 90 - - 85 1 85 80 1 80 75 2 150 70 3 210 65 2 130 60 1 60 55 2 110 50 1 50 Jumlah 13 875 Rata-rata 67,3 Dari hasil tes formatif I diperoleh nilai 60 berdasarkan KKM sebanyak 10 siswa. Sehingga, persentase siswa yang telah berhasil mencapai KKM sebesar 76 %. Sedangkan, perolehan 60 hanya ada 3 siswa sebesar 23 %. Dalam hal ini, pencapaian telah terlaksana namun untuk lebih memberi gambaran bahwa metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, perlu dilakukan siklus kedua apakah ada faktor lain yang saat ini mempengaruhi hasil belajar tersebut. Selain itu, aktivitas siswa terlihat masih rendah dilihat dari partisipasi mereka dalam kegiatan pembelajaran dan diskusi. Mereka masih enggan untuk melakukan tanya jawab dalam keterlibatan diskusi antar kelompok. Hasil Siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Mei dan 7 Juni 2011. Sesuai dengan tindakan perbaikan pada RPP, peneliti yang dalam hal ini bertindak sebagai guru telah membagi kelompok dengan penyebaran merata sesuai tingkat kemampuan masing-masing siswa pada setiap kelompok. Disamping itu, bimbingan yang guru berikan lebih intensif. Hasil rekaman proses diskusi diketahui sudah berjalan dengan lancar, siswa sudah dapat melaksanakan diskusi dengan baik. kemudian, siswa lebih berani mengemukakan pendapat dan adanya tanya jawab antar siswa. Berikut adalah hasil pengerjaan pada instrumen tes formatif dengan perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan. Tabel 2. Tabel Hasil Tes Formatif II x f fx 100 - - 95 1 95 90 1 90 85 2 170 80 3 240 75 2 150 35
70 2 140 65 1 65 60 1 60 55 - - 50 - - Jumlah 13 1010 Rata-rata 77,6 Dari hasil tes formatif II diperoleh nilai 60 sebanyak 13 siswa. Berarti siswa sudah memenuhi ketuntasan belajar sebesar 100 % dengan rata rata kelas mencapai 77,6. Jadi, dari 3 siswa yang belum tuntas pada siklus I telah berhasil mencapai ketuntasan pada siklus II. Agar lebih jelas mengenai gambaran peningkatan hasil belajar siswa terhadap penerapan metode diskusi, dapat dicermati melalui grafik di bawah ini. 120 100 100 80 60 61,5 67,3 76,92 77,6 40 20 23,07 0 pra siklus siklus I siklus II rata-rata (dalam satuan) persentase ketuntasan (dalam persen) Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pembahasan Siklus I Berdasarkan hasil penelitian siklus I, dilihat dari hasil pengamatan perlu adanya tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan metode diskusi. Perbaikan dilakukan dalam hal peningkatan partisipasi siswa dalam melakukan diskusi agar lebih aktif. Rencana perbaikan adalah guru memberikan penjelasan kepada guru mitra dikelas agar siswa tidak canggung. Guru lebih mengaktifkan siswa dengan memberi motiovasi yang mendukung misalnya dengan pujian dan sikap yang lebih ramah. Siswa dimotivasi untuk menyesuaikan diri dengan anggota kelompoknya sehingga tercipta kerjasama yang nyaman dan saling bertukar pikiran. Secara garis besar pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik walaupun belum mencapai indikator kinerja keaktifan tetapi sudah ada peningkatan hasil belajar yang signifikan. Pembahasan Siklus II Selama proses diskusi, partisipasi siswa diukur terutama dalam hal keaktifanya dengan menggunakan lembar pengamatan kelompok. Pada siklus II ini, juga terjadi peningkatan maksimal 36 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6. No. 2, April. (2016)
pada aktivitas belajar siswa. Kemudian, perhatian siswa terhadap pembelajaran mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat juga meningkat setelah guru menerapkan metode diskusi. Perhatian inilah yang mengakibatkan siswa fokus mendengarkan penjelasan dan menyerap materi, sehingga hasil belajarpun meningkat. Metode diskusi merupakan salah satu model inkuiri yang dapat melibatkan siswa secara aktif, sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitasnya dalam pemecahan masalah. Dengan berdiskusi, masing-masing siswa dapat berfikir secara mandiri dalam pemecahan masalah yang ada. Selain itu, penggunaan metode diskusi membuat proses belajar siswa lebih efektif. Disisi lain, guru juga memacu para siswa agar lebih berpartisipasi aktif dalam berdiskusi. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mampu menggugah daya pikir siswa agar mau bertanya. Selain itu, memberikan motivasi agar mereka mau memperhatikan materi yang diajarkan oleh guru. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama 2 siklus, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan metode diskusi mampu meningkatkan daya serap yang ditunjukan oleh hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 02 Wuluh Kab. Pekalongan pada pembelajaran mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. 2. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual melalui metode diskusi mempunyai pengaruh positif pada partisipasi belajar yaitu dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti. DAFTAR PUSTAKA Achmad Munib, dkk (2004), Pengantar Ilmu Pendidikan, Semarang : UPT MKK UNNES Achmad Sugandi, dkk (2004), Teori Pembelajaran, Semarang : UPT MKK UNNES Caterina Tri Ani, dkk (2004), Psikologi Belajar, Semarang : UPT MKK UNNES Semiawan, Conny R. (1998), Perkembangan dan Belajar Peserta Didik, Depdikbud Ditjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sumantri, Mulyani dan Johar Permana (2001), Strategi Belajar Mengajar, Bandung : CV Maulana Subagyo, dkk (2003), Pendidikan Kewarganegaraan, Semarang UPT MKK UNNES 37