BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan catatan korban dari usia 15 hingga 19 tahun yang tertinggi mencapai 3.841

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

A). Perbandingan pelanggaran lalu lintas selama 12 hari pelaksanaan Ops Zebra Siak 2017 dengan Ops Zebra Siak 2016, sbb :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atika Permata Sari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kecelakaan angkutan jalan pertahun ( darat)

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. xiii

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan tertentu dengan mempergunakan alat tertentu pula.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang dapat digunakan pelajar untuk menuju ke sekolah. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORETIS DAN DATA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pemantapan integrasi nasional guna memperkukuh ketahanan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB II TATA TERTIB LALU LINTAS BAGI KENDARAAN BERMOTOR. yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Budhi Wicoksono, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam 72 Persen Keluarga Indonesia Pengguna Sepeda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DI BAWAH UMUR DI DESA RANCAMANYAR KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah 735.400 m² dengan jumlah penduduk 249,9 juta jiwa, dan kendaraan bermotor menjadi alat transportasi favorite masyarakat Indonesia untuk berkegiatan sehari-hari baik itu sepeda motor atau mobil. Hal itu terlihat dari data statistik dari Badan Pusat Statistik dimana jumlah kendaraan setiap tahunnya meningkat, seperti jenis kendraan sepeda motor pada tahun 2013 yang berjumlah 84.732.652 meningkat menjadi 98.881.267 pada tahun 2015. Dan untuk mobil pada tahun 2013 berjumlah 11.484.514 meningkat menjadi 13.480.973 pada tahun 2015, data ini menunjukkan peningkatan jumlah kendaraan pribadi baik motor maupun mobil terus meningkat setiap tahunnya. Tidak bisa di pungkiri jumlah kendaraan yang berkeliaran di jalanan setiap harinya terus bertambah itu membuat potensi kecelakaan semakin tinggi hal ini di perkuat oleh data yang di keluarkan oleh Badan Pusat Statistik mengenai angka jumlah kecelakaan (sumber: https://www.bps.go.id). Dalam jangka waktu 2009-2013, kecelakaan lalu lintas yang terjadi mengalami kenaikan berkisar 12,29 persen setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah angka kecelakaan diikuti juga dengan meningkatnya angka korban meninggal dunia, luka berat, dan luka ringan yaitu masing-masing 7,23 persen, 4,92 persen, dan 15,10 persen. Kerugian materi akibat kecelakaan lalu lintas juga mengalami peningkatan rata-rata 17,06 persen setiap tahunnya. Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas POLRI) mencatat angka kecelakaan sepanjang 2013 sebanyak 100.106 kejadian dengan korban meninggal 26.416 jiwa. Jumlah tersebut memang menurun 15,13 persen jika dibandingkan pada tahun 2012 dengan 117.949 kejadian akan tetapi angka kecelakaan tersebut telah mengakibatkan 165.302 orang menjadi korban dengan komposisi korban luka ringan 66,82 persen, korban luka berat 17,20 persen, dan korban meninggal 15,98

persen, dengan nilai kerugian materi yang dialami pada tahun 2013 adalah 255,9 milliar rupiah (sumber: http://otomotif.kompas.com) Tahun selanjutnya yaitu 2014 tren peningkatan kecelakaan di jalan raya kembali terjadi. Menurut Korlantas Polri, angka kecelakaan lalu lintas dari 2014 yang berjumlah 95.906 naik menjadi 98.970 pada 2015, sedangkan di 2016 dari data terakhir masih di angka 80.157 kejadian (Januari-September). Dari angka 80.157 kejadian, jumlah kecelakaan yang melibatkan kendaraan roda dua sudah mencapai 71.616 kendaraan, mulai januari hingga September 2016. Yang menjadi kekhawatiran lagi bila dirunut berdasarkan usia rata-rata para pengendara dengan rentan usia 15-19 tahun yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas. Berkaitan dengan usia di bawah umur. Rata-rata usia sekolah, mereka yang duduk di bangku SD dan SMP, ujar Kombes Pol, Korlantas Polri, Unggul Sedyantoro (sumber: http://www.otomania.com) Hingga saat ini Indonesia masih tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki keterlibatan anak-anak dalam insiden kecelakaan lalu lintas. Pola didik yang salah dalam lingkungan keluarga menjadi faktor utama yang membawa anakanak ikut terseret, baik itu sebagai korban maupun sebagai pelaku kecelakaan lalu lintas. Orangtua yang sudah berani memberikan kendaraan pribadi baik itu sepeda motor atau mobil kepada anak-anak yang belum cukup umur dan belum memiliki surat izin mengemudi. Ada hal-hal kecil dimana kebiasaan itu adalah kebiasaan buruk yang orangtua contohkan dan dengan mudah dicontoh oleh anak-anak, khususnya bagi anak-anak yang masih berusia dini. Pembentukan karakter anak mengenai disiplin dan etika berlalu lintas sudah terdistorsi sejak kecil. Kalau diperhatikan, banyak sekali saat ini pola asuh anak yang salah dilakukan orangtua. Dengan alasan sayang terhadap anaknya di usia yang masih belum cukup umur sudah dibelikan sepeda motor, padahal anak belum punya SIM. Hal ini sama saja melegalkan larangan yang sudah ditetapkan. Tanpa disadari, orangtua juga

berperan dalam menambah angka kecelakaan pada anak-anak (sumber: http://internasional.kompas.com). Itu dapat dibuktikan jika melihat dari golongan pengemudi yang ada di jalan, kelompok anak yang masih berusia di bawah umur berkontribusi atas jumlah angka kecelakaan. Jumlahnya mencapai ribuan anak di bawah umur meninggal dunia setiap tahun di jalan dan itu tidak dapat dianggap sepele. Menurut Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) pengendara dengan rentang usia tersebut, menyumbang 5 persen sebagai pelaku kecelakaan. Jika dihitung angka totalnya, setiap tahun, setidaknya rata-rata ada 4.000-an anak terlibat dalam kecelakaan lalu lintas jalan. Pada periode 2011 sampai 2015 korban kecelakaan, yang berusia 15 tahun ke bawah(dibawah umur) berjumlah mencapai 18 persen, dari total kecelakaan yang terjadi di Indonesia. Angka itu lebih besar dibandingkan rentang usia 50 tahun ke atas (sumber: http://otomotif.kompas.com). Untuk di kota Bandung sendiri berdasarkan data Korlantas Polri, pada triwulan pertama pertama 2016 terdapat 25.012 kasus kecelakaan yang mengakibatkan 5.235 orang anak dan remaja meninggal dunia. Mirisnya, mereka yang tewas di jalan, adalah yang berusia di bawah umur dengan jumlah korban tertinggi, yaitu sebesar 3.927 (meninggal: 428, luka berat: 523 dan luka ringan: 3.060) dan yang tertinggi melibatkan sepeda motor dalam situasi kecelakaan. Dengan tingginya angka tersebut, menurut kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Didi Ruswandi bahwa Dishub Kota Bandung mulai mengkaji tentang pelarangan membawa kendaraan pribadi ke sekolah bagi para pelajar di kota Bandung (sumber: http://bandung.merdeka.com). Dari keadaan yang sudah dijabarkan diatas maka diperlukan solusi untuk menekan jumlah angka kecelakaan yang melibatkan anak-anak, khususnya terhadap orangtua yang memberikan keputusan terhadap anak-anaknya termasuk

dalam urusan berkendara. Para orangtua perlu disadarkan untuk lebih menjaga putra-putrinya yang masih dibawah umur untuk tidak mengendarai kendaraan bermotor. Dibutuhkan juga media-media yang informatif dan sesuai terhadap khalayak sasaran yang dituju agar para orangtua bisa sadar akan bahaya yang didapat saat putra-putri kesayangannya mengendarai kendaraan bermotor. Diharapkan dengan dirancangnya kampanye ini dengan menggunakan media yang tepat dan didukung dengan komunikasi yang sesuai mampu menyadarkan orangtua untuk tidak memberikan putra-putrinya kendaraan bermotor. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Dalam uraian Latar Belakang Perancangan dapat diidentifikasikan masalah yang didapat yaitu : 1. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia. 2. Rata-rata usia yang terlibat di kecelakaan di bawah umur, antara SD dan SMP. 3. Pola asuh orang tua yang salah dengan alasan sayang kepada anaknya sudah berani memberikan sepeda motor atau mobil kepada anak-anak yang belum cukup usianya dan belum memiliki SIM. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang di ajukan dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana strategi kampanye yang tepat untuk menginformasikan kepada orang tua untuk tidak memberikan anaknya yang masih di bawah umur kendaraan pribadi? 2. Bagaimana perancangan yang tepat untuk menginformasikan kepada orang tua untuk tidak memberikan anaknya yang masih di bawah umur kendaraan pribadi?

1.3 Ruang Lingkup Perancangan Ruang lingkup dalam tugas akhir ini adalah untuk mengarahkan penulisan sesuai dengan yang penulis inginkan dan perancangan ini disesuaikan dengan keilmuan DKV. 1. Apa Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Angka kecelakaan yang tinggi itu dikarenakan sudah beraninya orangtua memberikan fasilitas kendaraan pribadi bagi anaknya yang masih dibawah umur. 2. Siapa Khalayak sasaran yang dituju dalam perancangan kampanye ini adalah orangtua yang berusia 35-50 tahun yang memiliki anak diusia SD sampai SMA yang masih dibawah 17 tahun. 3. Dimana Penelitian kampanye ini akan di publikasikan di Kota Bandung. 4. Kapan Waktu pelaksanaan kampanye akan dilakukan pada bulan Januari 2017- November 2017 5. Mengapa Tingginya jumlah angka kecelakaan yang melibatkan anak-anak dibawah umur, hal ini bisa terjadi karena peran orangtua juga pola asuh yang salah dengan memberikan anak-anaknya yang masih dibawah umur kendaraan pribadi. Jika hal ini dibiarkan ditakutkan jumlah anak-anak yang terlibat dalam kecelakaan akan terus meningkat. 6. Bagaimana Karena salahnya pola asuh orangtua dalam menunjukan kasih sayang terhadap anaknya dengan memberikan anak-anak yang masih di bawah umur kendaraan pribadi dengan itu orangtua harus disadarkan akan bahayanya

memberikan anak yang masih di bawah umur kendaraan pribadi dengan menggunakan media yang tepat dan sesuai dengan target audience. 1.4 Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan dalam penelitian ini adalah : 1. Membuat strategi kampanye agar orang tua sadar dan tidak memberikan anaknya yang masih di bawah umur kendaraan pribadi. 2. Membuat Rancangan yang tepat agar orang tua sadar dan tidak memberikan anaknya yang masih di bawah umur kendaraan pribadi. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Mahasiswa Bagi mahasiwa diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana cara dalam membuat konsep serta rancangan dalam melakukan sebuah kampanye sosial. 1.5.2 Bagi Institusi Bagi institusi tempat penulis bernaung perancangan ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dan semakin memperluas ilmu pengetahuan. Serta dapat dijadikan salah satu bahan acuan referensi bagi mahasiswa Universitas Telkom yang ingin melakukan tugas akhir serupa. 1.5.3 Bagi Masyarakat Bagi masyarakat diharapkan bisa menjadi pengetahuan baru dan masyarakat bisa merubah pandangan tentang kendaraan bermotor bagi anak-anaknya. 1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam perancangan kampanye ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan

maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuanifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka. (Afrizal 2014:13). 1.6.2 Metode Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Metode ini dilakukan dengan cara meninjau secara langsung ke lapangan untuk mengetahui seperti apa keadaan di lapangan sebenarnya. 2. Metode Kuisoner Metode ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan mengenai objek penelitian kepada responden. Dan semua jawaban dari responden dicatat 2. Metode Wawancara Metode ini di lakukan dengan cara pengambilan data melalui mengajukan pertanyaan terhadap narasumber yaitu Kasat Lantas Polrestabes Bandung secara langsung baik melalui tatap muka, telepon, surat, dll. Lalu dirangkum sendiri hasilnya oleh peneliti 3. Studi Pustaka Metode ini menggunakan teori dan hasil penelitian dari buku dan karya tulis lainnya, bukan hanya itu ada juga dari situs-situs dan jurnal yang memiliki kaitan dengan masalah yang di angkat dan menjadi bagian dari laporan tugas akhir. Diantaranya buku-buku mengenai kampanye, desain grafis, psikologi.

1.7 Kerangka Berpikir Bahasan : Kampanye Bahayanya Memberikan Anak Dibawah Umur Kendaraan Pribadi Fenomena : Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak-anak dibawah umur Opini : Menurut Kombes Pol, Korlantas Polri, Unggul Sedyantoro rata-rata usia yang terlibat dikecelakaan masih berusia sekolah khususnya SD dan SMP Isu : Memberikan anak-anaknya yang masih di bawah umur kendaraan pribadi adalah hal yang umum dan wajar Masalah : Tingginya angka kecelakaan yang melibatkan anak-anak Sudah menjadi suatu hal yang umum dan wajar jika orangtua memberikan anaknya yang masih dibawah umur kendaraan pribadi Tujuan : 1. Untuk menyadarkan orangtua agar tidak memberikan anaknya yg masih di bawah umur kendaraan pribadi 2. Menurunkan angka kecelakaan, khusunya yang melibatkan anakanak Hipotesa : Dibutuhkan kampanye untuk menyadarkan orangtua untuk tidak memberikan anak-anaknya yang masih dibawah umur kendaraan pribadi Metodologi Penelitian : Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan metode kualitatif Metode pengumpulan data ini menggunakan studi pustaka dan observasi serta wawancara secara langsung di lapangan Komunikasi : Persuasif Edukatif Komunikatif Analisis Data Strategi Target Audience : 1. Orangtua Usia 35-50 Tahun memilikia anak diusia sekolah SD dan SMP 2. Menengah ke bawah Media Gambar 1.1 Kerangka Berpikir (Sumber : Maulana Basyar,2017)

1.8 Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, dibutuhkan gambaran singkat dari tiap bab-nya agar lebih mempermudahkan dalam menguraikan masing-masing bab, diantaranya adalah: BAB I PENDAHULUAN Informasi umum yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan pembabakan. BAB II DASAR PEMIKIRAN Dasar pemikiran yang mengutip dari teori-teori yang berasal dari sumber literatur seperti buku dan juga jurnal ilmah yang relevan untuk digunakan sebagai dasar untuk merancang. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Data-data hasil pengamatan yang berasal dari instansi yang berkaitan dengan penelitian, data khalayak sasaran, data proyek sejenis yang pernah dilakukan dan penilaiannya. BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN Konsep pesan (ide dasar), konsep kreatif (pendekatan), konsep media (media yang digunakan dan perencanaan media), hingga konsep visual. BAB V PENUTUP Kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tugas akhir yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.