HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN Lilis Maghfuroh.......ABSTRAK....... Stimulasi merupakan kegiatan merangsang secara memadai kemampuan dasar anak agar tumbuh dan berkembang optimal sesuai potensi yang dimilikinya. Berdasarkan survei awal pada 10 anak didapatkan 4 anak (40%) stimulasinya tidak sesuai dengan tahap perkembangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan peran keluarga dengan ketepatan stimulasi perkembangan anak 0-3 tahun di Desa Soko Kec. Glagah Kab. Lamongan. Desain penelitian analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional dengan cara pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling yaitu 49. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Data dianalisa menggunakan program SPSS 16.0 for windows dan diuji menggunakan Rank Spearman dengan tingkat signifikansi ρ< 0.05. Hasil penelitian didapatkan hampir seluruhnya keluarga berperan baik 40 (81,6%) dan sebagian besar stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun tepat 35 (71,4%). Hasil pengujian statistik diperoleh ada hubungan peran keluarga dengan ketepatan stimulasi perkembangan anak usia 0-3 dengan nilai signifikansi 0,034 (ρ< 0.05) dan nilai koefisien korelasi (r s ) 0,304. Melihat hasil penelitian maka perlu adanya penyuluhan dari tenaga kesehatan dan meningkatkan peran keluarga agar dalam melakukan stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun tepat sesuai tahap perkembangannya. Kata Kunci : Peran Keluarga, Ketepatan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun PENDAHULUAN... Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Depkes RI, 2007). Stimulasi tersebut dapat dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Mengingat peranan ibu yang besar, maka pengetahuan ibu tentang stimulasi dan perkembangan motorik kasar anak sangat diperlukan (Soetjiningsih, 2004). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2008 untuk deteksi tumbuh kembang balita di Jawa Timur di tetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan yang mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% karena kurangnya stimulasi yang benar dari orang tuanya (Dinkes, 2009). Berdasarkan data bidan Desa Soko, Kec. Glagah, Kab. Lamongan, ibu yang mempunyai anak umur 0-3 tahun berjumlah total 76 anak. Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Desa Soko, Kec. Glagah, Kab. Lamongan pada 10 anak usia 0-3 tahun didapatkan 4 anak (40%) yang stimulasinya tidak sesuai dengan tahap perkembangannya dan 6 anak (60%) yang stimulasinya sesuai dengan tahap perkembangannya. Jadi, masih ada anak yang mendapatkan stimulasi tidak sesuai dengan tahap perkembangannya. METODE PENELITIAN.. Desain penelitian menggunakan cross sectional, dengan metode sampling simple random sampling. Sampel diambil sebanyak 57 responden yaitu orang tua dan keluarga di Desa Kabupaten Lamongan tahun 201. Data penelitian diambil menggunakan kuesioner tertutup dan wawancara. Setelah itu data dianalisa menggunakan program SPSS 16.0 for windows dan diuji menggunakan Rank Spearman dengan tingkat signifikansi ρ< 0.05. SURYA 24 Vol.05, No.03, Desember 2013
HASIL PENELITIAN. 1) Data Umum (1) Usia Ibu Tabel 1. Distribusi Umur Ibu di Desa Soko Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan tahun 2013. No Umur ibu Frekuensi Prosentase 1 18-22 Th 5 10,2 2 23-28 Th 14 28,6 3 29-34 Th 21 42,8 4 35 Th 9 18,4 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hampir setengah umur ibu berusia antara 29-34 tahun didapatkan sebanyak 21 (42,8%) ibu dan sebagian kecil ibu berusia 18-22 tahun didapatkan sebanyak 5 (10,2%) ibu. (2) Usia Anak Tabel 2. Distribusi Umur Anak di Desa Kabupaten Lamongan tahun 2013 No Umur Frekuensi Prosentase Anak 1 < 1 Th 18 36,7 2 1-2 Th 16 32,7 3 2-3 Th 15 30,6 di jelaskan bahwa hampir setengah umur anak <1 tahun didapatkan sebanyak 18 (36,7%) anak. (3) Pekerjaan Ibu Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Ibu di Desa No Pekerjaan Ibu Frekuensi Prosentase 1 Tidak 30 61,2 Bekerja/IRT 2 Tani 0 0 3 Swasta 8 16,3 4 Wiraswasta 9 18,4 5 PNS 2 4,1 Berdasarkan tabel distribusi di atas dapat dijelaskan dari sebagian besar pekerjaan ibu tidak bekerja/irt didapatkan sebanyak 30 (61,2%) ibu. (4) Pendidikan ibu Tabel 4. Distribusi Pendidikan Ibu di Desa No Pendidikan Ibu Frekuensi Prosentase 1 SD 1 2,0 2 SMP 10 20.4 3 SMA 28 57,2 4 D III/ PT 10 20,4 dijelaskan bahwa sebagian besar pendidikan ibu SMA didapatkan sebanyak 28 (57,2%) ibu dan sebagian kecil ibu yang pendidikan SD didapatkan sebanyak 1 (2,0%) ibu. (5) Jumlah keluarga Tabel 5. Distribusi Jumlah Keluarga di Desa No Jumlah Keluarga Frekuensi 1 2 Orang 0 0 2 3 Orang 6 12,2 3 4 Orang 43 87,8 Prosentase dijelaskan bahwa dari hampir seluruhnya jumlah keluarga yang tinggal serumah 4 orang didapatkan sebanyak 43 (87,8%) keluarga. (6) Jumlah Anak Tabel 6. Distribusi Jumlah Anak di Desa No Jumlah Frekuensi Prosentase Anak 1 1 anak 27 55,1 2 2 anak 14 28,6 3 3 anak 7 14,3 4 4 anak 1 2,0 Berdasarkan tabel distribusi di atas dapat dijelaskan bahwa dari sebagian besar jumlah anak 1 anak didapatkan sebanyak 27 (55,1%) anak dan dari sebagian kecil SURYA 25 Vol.05, No.03, Desember 2013
berjumlah 4 anak didapatkan sebanyak 1 (2,0%). 2) Data Khusus (1) Peran Keluarga Tabel 7. Distribusi peran keluarga dalam stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Desa Soko Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan tahun 2013 No Indikator Frekuensi Prosentase 1 Peran 0 0 Kurang 2 Peran Cukup 9 18,4 3 Peran Baik 40 81,6 dijelaskan bahwa hampir seluruhnya keluarga yang berperan baik didapatkan sebanyak 40 (81,6%) keluarga. (2) Ketepatan stimulasi perkembangan anak Tabel 8 Distribusi ketepatan stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Desa No Indikator Frekuensi Prosentase 1 Tidak Tepat 1 2,0 2 Kurang Tepat 13 26,6 3 Tepat 35 71,4 Berdasarkan tabel distribusi di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun adalah tepat didapatkan sebanyak 35 (71,4%) anak dan sebagian kecil stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun adalah tidak tepat didapatkan sebanyak 1 (2,0%) anak. (3) Hubungan peran keluarga dengan ketepatan stimulasi perkembangan Anak Tabel 9 Distribusi Hubungan Peran Keluarga dengan Ketepatan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun di Desa Soko Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan Tahun 2013. Stimulasi Perkembangan Total Peran Keluarga Anak Usia 0-3 Tahun Tidak Kurang Tepat Tepat Tepat Σ % Σ % Σ % Σ % Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 Cukup 1 11,2 4 44,4 4 44,4 9 100 Baik 0 0 9 22,5 31 77,5 40 100 Total 1 2,1 13 26,5 35 71,4 49 100 sig 2 tailed (ρ) = 0,034 koefisien korelasi spearman (r s ) = 0,304 Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar keluarga di Desa Kabupaten Lamongan berperan baik yakni sebanyak 35 (71,4%) keluarga dimana hampir seluruhnya anak mendapatkan stimulasi dengan tepat yakni 31 (77,5%) anak. Hasil uji Rank Spearman antara peran keluarga dengan ketepatan stimulasi anak usia 0-3 tahun, diperoleh nilai sig 2 tailed (ρ) = 0,034 dimana ρ< 0.05 maka H1 diterima, dan nilai koefisien korelasi spearman (r s ) = 0,304 dimana menurut Hanin (2011) jika r antara 0.20-0.39 = rendah sehingga dapat diartikan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang rendah, artinya ada hubungan yang rendah antara peran keluarga dengan ketepatan stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Desa Kabupaten Lamongan. PEMBAHASAN.. 1) Peran keluarga dalam stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya keluarga berperan baik didapatkan sebanyak 40 (81,6%) keluarga. Keluarga adalah tempat dimana seorang anak selalu berkumpul dan bermain sehingga diharapkan keluarga mampu melakukan stimulasi agar anak mampu berkembang sesuai dengan tahap SURYA 26 Vol.05, No.03, Desember 2013
perkembangannya. Peran keluarga dibutuhkan dalam mendukung agar anak dapat berkembang dengan baik yaitu bisa dengan menstimulasi anak dengan tepat. Menurut Supartini Yupi (2004) anak merupakan individu yang masih bergantung pada lingkungan, yaitu orang dewasa disekitarnya. Sehingga peran keluarga begitu penting dalam memenuhi kebutuhan anak terutama pada saat anak dalam masa pertumbuhannya. Keluarga wajib memberikan kasih sayang dan mencurahkan segenap perhatiannya terhadap perkembangannya dengan cara memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahap perkembangannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pekerjaan ibu dan jumlah keluarga yang tinggal serumah. Berdasarkan tabel 3 sebagian besar pekerjaannya IRT/tidak bekerja didapatkan sebanyak 25 (62,5%) ibu. Ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu yang diluangkan bagi keluarga. Ibu yang punya banyak waktu di rumah otomatis akan mendapatkan peran dari keluarga untuk menstimulasi anaknya. Adanya peran yang baik dari keluarga akan semakin menambah pengaruhnya terhadap ibu yang menstimulasi anaknya. Opini di atas didukung dengan teori menurut Adi (2009) yang menyebutkan bahwa pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi keluangan waktu dan kesempatan yang dipunyai oleh keluarga dengan semakin ringan jenis pekerjaan seseorang, maka kesempatan dan waktu luang yang dimiliki juga lebih banyak. Berdasarkan table 5 hampir seluruhnya jumlah keluarga 4 didapatkan sebanyak 35 (87,5%) keluarga. Keluarga dengan jumlah anggotanya banyak akan memberikan banyak pengaruh pada anggota keluarga yang lain. Apalagi bila peran dari keluarga baik, maka pengaruhnya pada anggota keluarga yang lain juga akan baik karena didukung oleh banyak keluarga. Opini di atas didukung dengan teori menurut Syarief (2012) bahwa keluarga besar akan memudahkan dalam melakukan bimbingan pada anggota keluarga yang lain. Karena bila satu keluarga tidak sanggup maka bisa dilakukan oleh keluarga yang lain. 2) Ketepatan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 0-3 tahun yang mendapatkan stimulasi perkembangan tepat didapatkan sebanyak 35 (71,4%) anak. Stimulasi perkembangan merupakan upaya untuk merangsang perkembangan anak agar perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Seorang anak haruslah mendapatkan stimulasi yang tepat agar anak mampu berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Anak yang berkembang dengan baik secara umum akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik karena ditunjang oleh kemampuannya dalam bersosialisasi, motorik halus, motorik kasar dan bahasanya. Opini di atas didukung dengan teori menurut Depkes (2007), stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain usia anak dan jumlah anak. Berdasarkan tabel 2 hampir setengahnya berumur 0-1 tahun didapatkan sebanyak 14 (40%) anak. Anak dengan umur 0-1 tahun masih memiliki ketergantungan yang tinggi dengan orangtuanya. Sehingga, orangtua akan lebih memperhatikan anaknya dengan baik dan anak akan terstimulasi dengan tepat. Secara umum anak akan melewati masa usia neonatal, bayi, balita dan prasekolah. Pada masing-masing tahap kelompok usia memiliki ciri khas dalam anatomi, fisiologi, biokimia dan karakternya. Setiap anak akan melewati tahapan tersebut secara fleksibel dan berkesinambungan artinya pencapaian tumbuh kembangnya tidak selalu persis sesuai tetapi dapat dicapai lebih awal atau terlambat (Moersintowarti, 2003). Pada masing-masing kelompok usia harus mendapat perhatian yang sama dalam pemeliharaan kesehatan termasuk tumbuh kembangnya karena aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang baik secara fisik maupun psikososial (Nursalam, 2005). Berdasarkan tabel 6 hampir setengah jumlah anak dalam keluarga 1 didapatkan sebanyak 16 (45,7%) anak. Hal ini menunjukkan bahwa bila keluarga hanya SURYA 27 Vol.05, No.03, Desember 2013
mempunyai 1 anak maka stimulasinya hanya akan terfokus pada anak tersebut saja dan apabila mempunyai anak >1 maka stimulasi yang diberikan akan terbagi untuk anakanaknya. Opini di atas didukung dengan teori menurut Soetjiningsih (2004) bahwa pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak juga kebutuhan primer seperti makan sandang dan perumahan yang terpenuhi. 3) Hubungan peran keluarga dengan ketepatan stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Desa Soko Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan. Hasil tabulasi pada tabel 9 dapat disimpulkan bahwa dari sebagian besar keluarga yang berperan baik didapatkan sebanyak 35 (71,4%) keluarga dan dari hampir seluruhnya anak mendapatkan stimulasi dengan tepat didapatkan sebanyak 31 (77,5%) anak. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS 16.0 for windows dan dianalisa menggunakan uji Rank Spearman didapatkan nilai sig 2 tailed (ρ) = 0,034 dimana ρ< 0.05 maka H1 diterima dan nilai koefisien korelasi spearman (r s ) = 0,304 dimana menurut Hanin (2011) jika r antara 0.20-0.39 = rendah sehingga dapat diartikan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang rendah, artinya ada hubungan yang rendah antara peran keluarga dengan ketepatan stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Desa Kabupaten Lamongan. Peran keluarga juga dibutuhkan dalam tahap perkembangan anak, hal ini dimungkinkan dalam perannya menstimulasi perkembangan anak. Peran keluarga yang baik dalam menstimulasi perkembangan anak maka stimulasi perkembangan anak juga akan tepat, sebaliknya bila peran keluarga dalam menstimulasi anak kurang maka stimulasi perkembangan anak juga tidak tepat. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan program SPSS 16.0 for windows dan dianalisa menggunakan uji Rank Spearman menunjukkan bahwa ada hubungan yang rendah antara peran keluarga dengan ketepatan stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Desa Soko Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan. Keluarga diharapkan mampu berperan dengan baik dalam melakukan stimulasi bagi anak tetapi dengan peran yang baik saja tidak cukup karena haruslah didukung dengan suasana lingkungan yang memadai. Lingkungan yang kondusif akan memudahkan keluarga dalam perannya menstimulasi anak dan sebaliknya bila lingkungan keluarga tidak kondusif maka akan kesulitan dalam menstimulasi anak. Keluarga memiliki peran penting dalam optimalisasi perkembangan seorang anak. Orang tua harus selalu memberikan rangsang atau stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa dan personal sosial. Stimulasi ini harus diberikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain dan lain-lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal (Dinkes, 2009). Sedangkan menurut Nasrul Efendy (2007) lingkungan eksternal adalah masyarakat sekitar yang dapat memberikan pengertian kepada keluarga baik pengertian yang salah maupun yang benar tentang perkembangan anak. Sedangkan internal yaitu dari lingkungan keluarga itu sendiri diantaranya status sosial keluarga, jumlah anak, semakin besar jumlah anak, ibu akan semakin sulit mendeteksi perkembangan anak. Oleh karena itu, perlu adanya penyuluhan dari tenaga kesehatan kepada keluarga untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan juga lingkungan yang membuat anak nyaman di rumah agar anak mampu menerima setiap apa yang distimulasikan kepadanya sehingga perkembangannya tepat. Bila peran keluarga cukup ataupun kurang maka perlu adanya bimbingan dari tenaga kesehatan agar keluarga mampu berperan dengan baik dalam hal stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun karena keluarga adalah lingkungan pertama tempat anak bersosialisasi. KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Kesimpulan 1. Hampir seluruhnya peran keluarga di Desa Kabupaten Lamongan perannya baik dengan SURYA 28 Vol.05, No.03, Desember 2013
stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun. 2. Sebagian besar stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Desa Soko Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan adalah tepat sesuai dengan tahap perkembangannya. 3. Ada hubungan antara peran keluarga dengan ketepatan stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun di Desa Soko Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan. 2) Saran 1. Bagi Responden Agar responden mampu menstimulasi anaknya dengan baik, sehingga anak terstimulasi dengan baik sesuai tahap perkembangannya dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun. 2. Bagi Profesi Keperawatan Supaya memberikan penyuluhan tentang stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun agar dapat meningkatkan peran keluarga dan pengetahuan ibu di masyarakat dalam menstimulasi anaknya. 3. Peneliti Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai variabel lain diluar peran keluarga yang diduga dapat mempengaruhi stimulasi perkembangan anak usia 0-3 tahun....daftar PUSTAKA... Adi. 2009. Yayasan Orang Tua Peduli (YOP). http://www.sehatgroup. web.id/about_us.html Diakses Tanggal 04 April 2013 Pukul 13.00 WIB Depkes, 2007. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta Hanin, 2011. Korelasi Rank Spearman. http://belajarbersamahanin.wordpress. com/2011/09/04/korelasi-rankspearman/. Diakses 10 Januari 2013 Pukul 14.25 Iqbal Mubarok Wahit, dkk, 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Moersintowarti, 2003. Pemantauan dan Deteksi Gangguan dan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita, Pertemuan Ilmiah Tahunan I. Perkani Surabaya Nasrul Efendy, 2007. Dasar dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta: EGC Nursalam, 2005. Konsep dan Metode Keperawatan Edisi 2. Jakarta EGC Soetjiningsih, 2004, Tumbuh kembang Anak. Jakarta EGC. Supartini Yupi, 2004. Konsep dasar Keperawatan Anak. Jakarta EGC Syarif, 2012. Keperawatan Keluarga Edisi 3. Jakarta: EGC Dinkes, 2009. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta SURYA 29 Vol.05, No.03, Desember 2013