BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal dan Ruang Lingkup

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Struktur Pengendalian Intern. Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi. Informasi ini dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan baik pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini.

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (1996:1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih komponen-komponen yang saling berkaitan dengan subsistem-subsitem yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efek/pengaruh/akurat dalam memberikan hasil yang memuaskan, memanfaatkan waktu

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Komarrudin (2007:768) adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 1. Bukti Bank Keluar

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati, et al. (2013),

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto / 2011 2. Junita Stevani Wuisan / 2013 3. Paung, Ruliana dan Heryanto / 2006 Judul Penelitian Evaluasi Sistem Pengendalian internal Atas Penjualan Kredit, Piutang Dan Penerimaan Kas Pada Pt Equipindo Perkasa: Studi Kasus Pada Cabang Jakarta Analisis Efektifitas Pengendalian internal Piutang Lease Pada PT. Finansia Multi Finance Tomohon Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan Kredit Rumah Pada Perum Perumnas Cabang Kalimantan Timur Metode Penelitian Metode deskriptif kuantitatif Metode Kualitatif Metode Kualitatif Hasil Penelitian Pengendalian internal atas penjualan kredit masih belum berjalan secara efektif dan efisien Pengendalian internal berdasarkan kerangka kerja COSO yaitu unsur pengendalian kurang efektif karena tidak adanya komite audit yang mengawasi kinerja semua personil Pengendalian penjualan kredit rumah pada Perum Perumnas telah berjalan cukup efektif dan pelaksanaan sistem penjualan kredit pada Perum Perumnas sudah baik 8

9 4 Santoso, Rahmat Agus dan Mohammad Nur / 2008 5 Maharani, / 2016 Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan Pada CV. Bumi Sarana Jaya Di Gresik Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Dan Penerimaan Kas Dalam Mendukung Pengendalian internal Perusahaan (Studi Kasus Pt. Smart Tbk Refinery Surabaya) Metode kuantitatif Metode Kualitatif Semakin besar penjualan kredit maka semakin besar pula investasi dalam piutang dan akibatnya risiko atau biaya yang akan dikeluarkan akan semakin besar pula. Aktivitas terkait transaksi penjualan kredit serta penerimaan kas dari piutang yang terjadi, dirasa masih kurang untuk dapat mendukung sebuah pengendalian internal perusahaan yang baik. Berdasarkan kelima hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dapat diketahui bahwa Sistem Pengendalian Internal pada penjualan kredit dan penerimaan kas berjalan cukup efisien dan efektif. Dan perbedaan penelitian sekarang yang akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian sebelumnya yang telah ada adalah: penelitian sebelumnya dilakukan pada jenis piutang lease / pembiayaan dari bank dan kas, sedangkan penelitian sekarang yang akan dilakukan oleh penulis akan meneliti tentang piutang lease, piutang alfalis dank as yaitu pembiayaan yang langsung diberikan oleh pihak perusahaan dalam hal ini PT. Tiara Megah Indah Jaya Malang.

10 B. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2014) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan serta seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Menurut Jogianto (2005) Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sistem ini menggambarkan suatu kejadiankejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi. Menurut Romney dan Steinbart (2006) sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting dan untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem merupakan suatu prosedur dan komponen-komponen yang saling berkaitan dan secara bersama-sama membentuk fungsi yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan perusahaan.

11 a. Pengertian Pengendalian internal Menurut Anggreini (2012) Pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja. Menurut Mulyadi (2014) sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di koordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut Krismiaji (2010) pengendalian internal (Internal Control) adalah merupakan rencana organisasi dan metode yang di gunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. Menurut Romney dan Steinbart (2006) pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. b. Tujuan Sistem Pengendalian Internal Tujuan dari pengendalian internal menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2011) adalah sebagai berikut : 1. Keandalan laporan keuangan Umumya, pengendalian yang relevan dengan suatu audit adalah berkaitan dengan tujuan entitas dalam

12 membuat laporan keuangan bagi pihak luar yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Efektivitas dan efisiensi operasi Pengendalian yang berkaitan dengan tujuan operasi dan kepatuhan mungkin relevan dengan suatu audit jika kedua tujuan tersebut berkaitan 10 dengan data yang dievaluasi dan digunakan auditor dalam prosedur audit. Sebagai contoh, pengendalian yang berkaitan dengan data non keuangan yang digunakan oleh auditor dalam prosedur analitik. 3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Suatu entitas umumnya mempunyai pengendalian yang berkaitan dengan tujuan yang tidak relevan dengan suatu audit dan oleh karena itu tidak perlu dipertimbangkan. Menurut Mulyadi (2014) tujuan pengendalian internal adalah menjamin manajemen perusahaan/ organisasi/entitas agar: Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Sedangkan tujuan pengendalian internal menurut Reeve dkk (2009), yaitu menyediakan keyakinan yang memadai terhadap asset yang telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis, informasi yang telah didapatkan akurat, dan karyawan yang mematuhi hukun dan peraturan yang berlaku di perusahaan.

13 Menurut tujuannya sistem pengendalian internal Mulyadi (2014) dibagi menjadi dua macam: 1) Pengendalian internal akuntansi (internal accounting control) yaitu merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di koordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. 2) Pengendalian internal administratif (internal administrative control), yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di koordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. c. Unsur Sistem Pengendalian Internal COSO adalah singkatan dari committee of sponsoring organization on the treadway commission yang merupakan suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut. Coso telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian (Arens at al, 2008:368-369). Committee of sponsoring organizations report (COSO) dikatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam Pengendalian Internal adalah dewan komisaris, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Serta menyatakan bahwa tanggung jawab atas penetapan, penjagaan, dan pengawasan sistem Pengendalian Internal adalah tanggung jawab manajemen (Arens at al, 2008:370).

14 Menurut Kumaat (2011), sejalan dengan waktu, semakin didasari adanya berbagai faktor yang masih perlu diartikulasikan lebih jauh, seperti faktor manusia yang saling berinteraksi dalam lingkungan bisnis yang membentuk tata nilai perusahaan, adanya riskiko intrinsik atau risiko potensial yang kurang terbaca pada historical/current data, dan kelemahankelemahan komunikasi internal. Jadi, sejak tahun 1992 COSO (The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) memperkenalkan kerangka pengendalian yang terdiri dari 5 unsur sebagai berikut: 1. Lingkungan pengendalian Lingkungan pengendalian melingkupi sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian internal organisasi. 2. Penilaian risiko Semua organisasi menghadapi risiko, yaitu dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis maupun non bisnis. 3. Prosedur pengendalian Prosedur pengendalian ditetapkan untuk standarisasi proses kerja, sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi keterbatasan serta kesalahan. 4. Pemantauan Pemantauan terhadap sistem pengendalian internal akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian internal dapat di monitor secara efektif melalui penilaian khusus atau sejalan dengan manajemen.

15 5. Informasi dan komunikasi Informasi dan komunikasi merupakan unsur-unsur yang penting dari pengendalian internal perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, dan pemantauan diperlukan oleh manajemen, untuk pedoman operasi dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum serta peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Menurut Mulyadi (2014) unsur pokok sistem pengendalian internal adalah: 1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. 3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. d. Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha Menurut Hery (2011) pemberian piutang usaha dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan bagi sebuah perusahaan. Diharapkan dengan meningkatnya volume penjualan, maka sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Namun ada beberapa resiko atas keberadaan piutang usaha itu sendiri yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian terhadap piutang usaha tersebut.

16 a. Tujuan perusahaan melakukan pengendalian internal piutang usaha adalah: 1) Meyakini kebenaran jumlah piutang usaha yang ada dan menjadi milik perusahaan. 2) Meyakini bahwa piutang usaha dapat ditagih (collectable). 3) Ditaatinya kebijakan kebijakan mengenai piutang usaha. 4) Piutang usaha nyaman dari penyelewengan. Pada prinsipnya sistem pengendalian harus meminimalkan dan mendeteksi serta memperbaiki kesalahan ketika terjadi. Pelaksanaan sistem pengendalian internal untuk piutang usaha harus menghasilkan suatu kepastian bahwa semua transaksi piutang usaha telah dibukukan dan dapat dipertanggung jawabkan. Pengendalian internal terhadap piutang usaha dimulai dari penerimaan order, persetujuan pemberian kredit, pengiriman barang, pembuatan faktur, pembukuan piutang, penagihan piutang, yang akhirnya akan mempengaruhi saldo kas atau bank. b. Adapun sistem pengendalian internal terhadap piutang usaha secara keseluruhan antara lain sebagai berikut: 1) Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi) dari fungsi akuntansi untuk piutang. 2) Pegawai yang menangani akuntansi piutang harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang. 3) Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

17 4) Piutang usaha harus dicatat dalam buku buku tambahan piutang (Accounts Reciavable Subsidiary Ledger). 5) Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya (Aging Schedule). e. Keterbatasan Pengendalian Internal Entitas Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul system akutansi (2014), terdapat 5 keterbatasan atas pengendalian internal yaitu sebagai berikut: 1. Kesalahan dalam pertimbangan, Manajemen dan personel lain sering kali salah paham dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau tekanan lain. 2. Gangguan, dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian atau kelelahan. 3. Kolusi, Tindakan bersama dalam individu untuk tujuan kejahatan tersebut disebut sebagai kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh sistem pengendalian internal yang dirancang 4. Pengabaian oleh manajemen, Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu. Contohnya adalah manajer

18 melaporkan jumlah laba yang lebih tinggi dari jumlah sebenarnya untuk mendapat bonus lebih tinggi. 5. Biaya lawan manfaat, Biaya yang diperlukan untuk diperlukan untuk mengoperasikan struktur pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu struktur pengendalian internal. 2. Fungsi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas a. Pengertian Penjualan Salah satu aktivitas utama dalam sebuah perusahaan yang sangat penting adalah penjualan. Menurut Sujarweni (2015), penjualan adalah suatu sistem kegiatan pokok perusahaan untuk memperjual-belikan barang dan jasa yang perusahaan hasilkan. Secara umum penjualan ada dua jenis yaitu: 1. Penjualan tunai Penjualan tunai merupakan sistem yang diberlakukan perusahaan dalam menjual barang dengan cara mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Setelah pembeli melakukan pembayaran, barang akan diserahkan, kemudian transaksi penjualan dicatat. 2. Penjualan kredit Penjualan kredit merupakan sistem penjualan dimana pembayarannya dilakukan setelah barang diterima pembeli. Jumlah dan jatuh tempo pembayarannya disepakati oleh kedua pihak.

19 b. Fungsi Terkait Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2014), terdapat enam fungsi terkait dalam sistem penjualan kredit adalah: 1. Fungsi kredit Fungsi ini dibawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. 2. Fungsi penjualan bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, mengisi surat order pengiriman dan membuat back order pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan. 3. Fungsi gudang menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari pihak yang berwenang. 5. Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan

20 pernyataan piutang pada debitur serta membuat laporan penjualan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. 6. Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. c. Dokumen yang Terkait Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2014), dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah: 1. Surat order pengiriman dan tembusannya Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada pelanggan. 2. Faktur dan tembusannya Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang. 3. Rekapitulasi harga pokok penjualan Merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. 4. Bukti memorial Merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

21 d. Unsur Pengendalian Internal atas Penjualan kredit Menurut Mulyadi (2014), unsur pokok pengendalian internal atas fungsi penjualan kredit, terdiri dari : a. Organisasi 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit. 2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit. 3. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas. 4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan 1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan surat pengiriman. 2. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy. 3. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap sudah dikirim pada copy surat order pengiriman. 4. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada ditangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.

22 5. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. 6. Pencatatan ke dalam kartu piutang ke dalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber. c. Praktik yang sehat 1. Surat order pengiriman bernomor urut cetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. 2. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penagihan. 3. Secara periodik fungsi akuntansi mengirimkan pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk mengkaji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut. 4. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar. 3. Penerimaan Kas a. Pengertian Penerimaan Kas Sistem akuntansi penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang Mulyadi (2014).

23 Menurut Agoes (2012), kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian internal (internal control) yang baik atas kas dan setara kas. b. Fungsi Terkait Penerimaan Kas 1. Sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai Menurut Mulyadi (2014), fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut : a. Fungsi penjualan Fungsi penjualan bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, selama pemrosesan fungsi penjualan juga diharuskan mengisi faktur penjualan tunai untuk diserahkan kepada pembeli guna melaksanakan pembayaran sesuai harga barang yang dipesan ke fungsi kas. b. Fungsi kas Fungsi kas bertanggung jawab untuk menerima kas dari penjualan tunai. c. Fungsi gudang Fungsi gudang bertugas untuk menyediakan barang yang dipesan pembeli serta menyerahkan barang pesanan tersebut kepada fungsi pengiriman. d. Fungsi pengiriman Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pembungkusan barang pesanan dan menyerahkan secara langsung kepada pembeli yang telah menyelesaikan proses pembayaran.

24 e. Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk melaksanakan pencatatan atas transaksi penjualan, penerimaan kas dan membuat laporan hasil penjualan. 2. Sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan kredit Terdapat fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem akuntansi penerimaan kas kredit menurut Mulyadi (2014) yaitu sebagai berikut: a. Fungsi sekretariat Fungsi sekretariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan, fungsi sekretariat juga bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek para debitur. b. Fungsi penagihan Fungsi penagihan bertanggung jawab melaksanakan penagihan piutang langsung kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang telah diserahkan oleh fungsi akuntansi. c. Fungsi kas Fungsi kas bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat atau dari fungsi penagihan. Fungsi kas juga memiliki tanggung jawab untuk menyetorkan kas yang telah diterima dari berbagai fungsi ke bank. d. Fungsi akuntansi Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat pernyataan piutang kepada para debitur. Fungsi akuntansi juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual kedalam kartu persediaan.

25 e. Fungsi pemeriksa internal Fungsi pemeriksa internal bertanggung jawab dalam melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik. Fungsi pemeriksa internal juga memiliki tugas untuk melakukan rekonsiliasi bank, memeriksa ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.