BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi bisnis saat ini telah mendapat tantangan besar dari persainganusaha

BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB III DESAIN AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

BAB II BUSINESS CANVAS

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Unit Usaha di Indonesia Tahun (unit) (unit) 99,99 2. Usaha Besar (unit) (orang) (orang)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI

Identifikasi Model Bisnis pada Sentra Industri Alas Kaki di Kawasan Cibaduyut

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 2 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

ANALISIS PENGUATAN MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PADA BISNIS TAS ESGOTADO TAHUN 2016) UNIVERSITAS TELKOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Green Laundry Sejarah Green Laundry

Modul Latihan Penyusunan Model Bisnis

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

PERANCANGAN MODEL BISNIS BENGKEL DOCTOR OTO MENGGUNAKAN MODEL BISNIS KANVAS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah

PERANCANGAN MODEL BISNIS AYAM KASHIBU MENGGUNAKAN MODEL BISNIS KANVAS DESIGN OF THE BUSINESS MODEL AYAM KASHIBU USING BUSINESS MODEL CANVAS

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TELKOM UNIVERSITY FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS JURUSAN/PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI BISNIS RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

ANALISIS MODEL BISNIS KANVAS GEPREK EXPRESS SAMARINDA

PERENCANAAN USAHA MODEL CANVAS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi convenience store, serta banyaknya kompetitor membuat

ANALISIS PENGUATAN MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PADA BISNIS TAS ESGOTADO TAHUN 2016) UNIVERSITAS TELKOM

JURNAL SOSIAL EKONOMI PERTANIAN p-issn ; e-issn Vol. 14, No. 1, Februari 2018

. Baja Bahana Utama terletak di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER

Strategi Pengembangan Sentra Industri Kaos di Kawasan Suci Kota Bandung dengan Menggunakan Pendekatan Model Bisnis

I. PENDAHULUAN. penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Secara umum, pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum Perusahaan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS SANDIWARA STORE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG

PENGEMBANGAN BISNIS TRANSPORTASI CV. PP SERVICES DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Business Plan 1. Mengenal Bisnis Anda

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

EVALUASI MODEL BISNIS PADA CV. SPIRIT WIRA UTAMA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4533

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL. business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

BAB III BUSINESS MODEL

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT SELARIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

EVALUASI MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

ANALISIS MODEL BISNIS PADA PENGEMBANGAN USAHA OUTBOUND DI VILLA BULEUD

DESKRIPSI MODEL BISNIS PADA PT JOYO BEKTI INDAH MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

Model bisnis E-commerce Produk Pertanian (Studi kasus pada PT. Limakilo Maju Bersama petani)

BAB 2 VALUE PROPOSITION

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL BISNIS PADA CV FANG YANG WOOD MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

BAB 1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

ANALISIS MODEL BISNIS PADA KAFE FRUITEA HOLIC DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS ANALYSIS OF CAFE FRUITEA HOLIC MODEL USING BUSINESS MODEL CANVAS

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

Produksi Kopi (kg / ha)

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/ jasa yang sama pada suatu pasar. Agar bisnis tersebut dapat terus bertahan dalam menjalankan bisnisnya, mereka harus tetap memperbaiki model bisnis dan kekurangan bisnis secara terus menerus. Menurut Eris Susandi yang merupakan Pengamat kopi dari Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) melihat adanya peningkatan jumlah penikmat kopi berkualitas atau spesialti di Indonesia. Secara umum, menurut Eris yang juga pelatih barista ini mengatakan konsumsi kopi perkapita meningkat 1,3 sampai 1,5 kilogram kopi per kapita per tahun. (Sumber Republika.co.id, Jakarta) Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting bagi Indonesia baik dari segi ekonomi maupun sosial. Dari segi ekonomi menempati salah satu komoditas ekspor penghasil devisa dari sub sektor perkebunan. Dari segi sosial, perkebunan kopi menyediakan lapangan kerja yang cukup besar, karena pengusahaannya banyak dilakukan oleh rakyat. Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012). Kadatuan koffie merupakan salah satu UMKM yang bergerak dibidang kuliner. Kadatuan koffie adalah brand yang dikembangkan oleh Tri Anom Agrotektur. Didirikan di desa Mekar Sari, desa ini merupakan salah satu desa pada kecamatan cimaung kabupaten Bandung. Jarak dari Kota Bandung ke Desa Mekar Sari ini sekitar 38 Kilometer. Pada tahun 2013 kadatuan koffie hanya membina 1 kelompok tani yaitu KTH Anggun sari dengan anggota sebanyak 30 orang. Pada tahun tersebut 1

Hanya memproduksi kopi dalam bentuk gabah, tercatat produksi kebun sebesar 62,5 ton kopi buah. Sehingga hasil dari buah kopi tersebut bisa menghasilkan kurang lebih 21 ton gabah kopi. Tidak berbeda jauh pada tahun sebelumnya, di tahun 2014 kami hanya menjual dalam bentuk buah kopi dan gabah kopi yaitu dengan harga sebagai berikut. Kopi gabah dijual Rp 10.000 s/d 20.000 per kg Kepada yang datang. Hal ini dikarenakan tidak adanya tranportasi atau pengolahan yang terdapat di daerah tersebut. Potensi area perkebunan yang cukup luas dan subur menghasilkan beberapa komoditi yaitu: kopi, rempah-rempah dan hasil bumi. Sehingga area perkebunan disana merupakan suatu peluang besar untuk menghasilkan sentra produksi kopi dan produk komoditi. Gambar 1. 1Logo Kadatuan Koffie Sumber: http://kadatuankoffie.com/about-us/ Kadatuan koffie berdiri karena dilatar belakangi oleh banyaknya mafiamafia atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang merampas dan membeli hasil panen petani kopi dengan harga yang rendah dibawah HET (Harga Eceran Terendah) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, banyak sekali hasil panen petani kopi tidak dibayar dan dibawa kabur oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan petani kopi tidak memiliki penghasilan dan menyebabkan mereka malas untuk mengembangkan perkebunan kopi mereka. 2

Gambar 1. 2 Struktur Organisasi Kadatuan Koffie Sumber: http://kadatuankoffie.com/about-us/ Berdasarkan latar belakang tersebut maka pihak kadatuan koffie tergerak untuk memberikan nilai tambah kepada hasil panen petani kopi tersebut dengan cara membeli kopi dalam bentuk buah kemudian pihak petani akan mendapat pembayaran serta mendapat kopi bubuk setiap pembelian 100 kg kopi dalam bentuk buah. Sistem dari kadatuan koffie yaitu menggunakan sistem timbang bayar yang dimana pada saat petani menimbang kopi kepada pihak kadatuan maka langsung dibayar sesuai dengan harga kopi tersebut. Selain itu, pihak kadatuan koffie membuat kesepakatan dengan petani kopi tentang mekanisme pembayaran timbang bayar dengan memberikan pembayaran yang sesuai dengan kualitas. Apabila kualitas kopi yang disetor oleh pihak petani mempunyai kualitas yang baik maka pihak kadatuan koffie membayar biaya timbang bayar pada kisaran harga Rp.11.000,00 sampai Rp.12.000,00. Kualitas kopi dapat di ketahui dengan cara melihat warna biji kopi kalau petani menjual biji kopi yang berwarna merah berarti kopi tersebut kualitasnya bagus, dan sedangkan apabila petani kopi menjual biji kopi dengan 3

warna hijau atau campuran antara warna merah dan warna hijau maka itu kopi yang kualitasnya kurang baik. Dengan kualitas yang kurang baik tersebut hasil panen kopi dihargai dengan harga Rp.5.000,00 sampai Rp.7.000,00 per kg. Dengan harga tersebut petani kopi sangat merasa di untungkan dan bahkan dengan adanya sistem timbang bayar para petani kopi lebih memilih menjual hasil perkebunannya kepada pihak kadatuan koffie, Karena kadatuan koffie memberikan nilai tambah kepada petani kopi karena adanya keuntungan yang dihasilkan apabila dijual kepada pihak kadatuan koffie bukan kepada pihak distributor yang lain. Karena tujuan utama dibentuknya UMKM Kadatuan Koffie ini adalah memberdayakan petani kopi di Jawa Barat dengan tetap memberi keuntungan kepada petani kopi. Dahulu masyarakat di desa Mekarsari Kecamatan Cimaung banyak menjual hasil panen kopi mereka kepada pihak distributor lain dengan harga yang cukup murah walaupun kualitas kopi yang dijual sangat baik. Petani terpaksa menjual kopi dengan harga yang rendah karena mereka tidak mempunyai jaringan distribusi yang baik dalam hal penjualan hasil panen sehingga mereka menggantungkan diri kepada keberadaan tengkulak. Kadatuan koffie pun menangkap peluang yang sangat besar dari adanya fenomena ini sehingga kadatuan koffie melakukan pendekatan kepada pihak petani melalui kelompokkelompok tani dengan cara mengajukan kerjasama dalam hal penjualan kopi kepada mereka melalui proses timbang bayar. Hasilnya saat ini, tingkat kesejahteraan petani meningkat bahkan kopi bubuk yang dihasilkan dari pembelian kopi buah dari petani mempunyai kualitas kopi bubuk yang enak dan berdaya saing. Dari hasil panen petani tersebut Kadatuan Koffie dapat menjual berbagai jenis kopi yang ada di Jawa Barat seperti Arabica bukit tunggal, Arabica Jabar, Arabica Manglayang, Arabica Natural Honey, kadatuan luwak liar, kadatuan Pea Bery dan masih banyak lainnya. Dibawah ini merupakan gambar dari produk yang di jual oleh kadatuan koffie: 4

Gambar 1. 3 Produk Kadatuan Koffie Sumber : http://kadatuankoffie.com/product/ Strategi yang dilakukan perusahaan untuk menjalankan bisnis dan mencapai tujuannya sangat beragam, salah satunya dengan pengadaan bisnis model kanvas Business Model Canvas. Osterwalder dan Pigneur (2012) mengatakan bahwa sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. Dapat dikatakan bahwa sebenarnya sebuah organisasi bisnis membutuhkan sebuah model untuk membantu organisasi tersebut agar dapat menciptakan, memberikan dan menangkap nilai yang berkaitan dengan aktivitas organisasi tersebut. Business Model Canvas dapat dijelaskan dengan sangat baik melalui sembilan blok bangunan dasar (The Nine Building Blocks) yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana suatu perusahaan mencapai tujuan-tujuannya. Kesembilan blok tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu bisnis, yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur, dan kelangsungan finansial. Konsep ini dapat menjadi bahasa bersama yang memungkinkan perusahaan mendeskripsikan dan memanipulasi model bisnis dengan mudah untuk kemudian menciptakan alternatif strategi baru bagi perusahaan. (Alexander Osterwalder 5

dan Yves Pigneur, 2012:15), sedangkan Business plan merupakan road map (peta usaha) yang akan menuntun anda agar dalam menjalankan kegiatan usaha tidak mudah tersesat. Organisasi yang tersesat hanya akan membuang-buang biaya dan mendatangkan kerugian. Dengan adanya peta usaha, seorang pebisnis dapat mencapai tujuan dengan lebih cepat dan hemat. Ketika baru mengetahui tentang Business Model Canvas, biasanya orang langsung berfikir bahwa model ini sama dengan Business Plan atau Perencanaan Bisnis. Padahal Business Model Canvas dan Business Plan adalah dua cara yang berbeda dalam mengambil sudut pandang terhadap bisnis. Business Model Canvas dapat dikatakan sebagai sebuah kacamata yang jika digunakan untuk melihat sebuah bisnis, maka bisnis tersebut akan terlihat lebih sederhana dari sebelumnya. Contohnya saja jika didalam Strategic of Management menjelaskan bagaimana sebuah organisasi dapat berjalan dengan beberapa konsentrasi seperti pemasaran, keuangan, SDM, Sistem Informasi dan Produksi. Kelima konsentrasi ini jika dibahas secara keseluruhan dalam Strategic of Management akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan pembahasannya akan sangat panjang. Tetapi, dengan Business Model Canvas kelima konsentrasi tersebut akan disederhanakan kedalam beberapa blok bangun dalam model ini. Business Model Canvas dapat digunakan untuk bisnis kecil maupun besar, untuk bisnis yang sedang berjalan atau bisnis yang akan dibangun. Model ini sudah teruji dan sangat mudah dipelajari sehingga akan sangat mudah memetakan sebuah bisnis jika kita sudah mengerti tentang model ini. Berbeda dengan Business Plan yang masih memposisikan bisnis pada tahap perencanaan yang berarti bisnis yang dibahas belum berjalan atau belum terlaksana. Meskipun, baik dari Business Model Canvas maupun Business plan dapat berfungsi sebagai alat memetakan suatu bisnis, Business Model Canvas memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan Business Plan. Menurut Osterwalder dan Pigneur dalam Melina Setijawibawa (2010:305) mengatakan bahwa Model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik melalui sembilan blok bangun dasar yang memperlihatkan cara berfikir tentang bagaimana cara perusahaan menghasilkan uang. Sembilan balok bangun tersebut diletakkan pada sebuah susunan yang disebut Business Model Canvas. Business 6

Model Canvas terbagi menjadi sembilan bagian utama, yaitu: Customer Segments (Segmen Pelanggan), Value Propositions (proposisi nilai), Channel (Saluran), Customer Relationships (Hubungan Pelanggan), Revenue Streams (Arus Pendapatan), Key Resources (Sumber Daya Utama), Key Activities (Aktivitas Kunci), Key Partnerships (Kemitran Utama) dan Cost Structure (Struktur Biaya). Gambar 1. 4 Business Model Canvas (BMC) Sumber: Osterwalder dan Pigneur (2010) Pengembangan aplikasi visualisasi model bisnis telah dilakukan oleh Osterwalder dan Pigneur (2012) dalam bentuk Business Model Canvas. Penggunaan Business Model Canvas dapat memberikan gambaran mengenai model bisnis perusahaan dan hubungan yang terjadi antar-blok dengan cara yang lebih atraktif. Business Model Canvas juga membantu perusahaan untuk mengenali apa yang menjadi value proposition perusahaan, serta bagaimana membangun dan menjalankan key activities dan key resources dalam menciptakan value proposition dan mendapatkan revenue streams, memahami bagaimana produk yang ditawarkan perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada konsumen hingga sampai ketangan konsumen untuk dikonsumsi. 7

Dalam mengelola produknya (kopi), Kadatuan koffie memiliki pabrik sendiri yang mengolah buah kopi hingga menjadi kopi bubuk. Dengan adanya pabrik kopi tersebut sehingga memudahkan pihak Kadatuan Koffie dalam menjalankan bisnisnya, tetapi pihak Kadatuan Koffie masih memiliki kendala dalam mengontrol data bahan baku yang masuk dan barang yang keluar dimana hal tersebut berdampak pada banyaknya barang yang los atau tidak tercatat dalam form barang. Dalam menjalankan bisnisnya kadatuan koffie sudah mempunyai model bisnis kanvas sendiri tetapi belum di terapkan secara maksimal sehingga dalam menjalankan bisnisnya kadatuan koffie masih kurang terarah. Hal ini terjadi karena dalam penerapan BMC (Business Model Canvas) yang dimiliki oleh Kadatuan Koffie belum berjalan secara efektif. Sehingga hal tersebut yang membuat penulis tertarik untuk menjadikan Kadatuan Koffie sebagai objek penelitian. Disisi lain perkembangan didalam dunia bisnis sendiri memiliki daya tarik yang membuat beberapa ahli baik dari kalangan praktisi maupun akademisi menaruh perhatian khusus untuk mengembangkan model bisnis guna mempermudah pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Dari pernyataan di atas bahwa perusahaan tidak hanya menjalin hubungan dengan customer saja tetapi juga harus menjalin hubungan baik dengan semua pihak yang termasuk dalam key partnership contohnya pemasok. Namun kadatuan koffie masih berusaha dalam mengembangkan model bisnis mereka dengan berbagai produk yang mereka tawarkan. Dalam pengaplikasian ke sembilan blok bisnis model canvas Kadatuan Koffie, belum memaksimalkan key activities, customer relationship, dan channels. Karena key activites Kadatuan Koffie hanya fokus kepada Manufacturing koffee, dan customer relationship-nya hanya berfokus kepada marketing campaign, product guaranty, bonus and reward. Dan juga untuk channels yang digunakan hanya distributor and agent, website, dan marketing agent. Berdasarkan hal ini peneliti akan melakukan observasi langsung ke pihak kadatuan koffie. Melalui penelitian ini, peneliti akan menggali informasi mengenai ke Sembilan blok bisnis model kanvas yang dimiliki oleh kadatuan koffie. Karena dari informasi yang di peroleh dari pihak 8

Kadatuan Koffie mereka masih kesulitan dalam mengontrol jumlah kopi yang masuk ke pabrik dan jumlah kopi yang keluar untuk di edarkan dan juga masih kurangnya media khususnya media social yang digunakan dalam mempromosikan produknya. Kemudian dilakukan analisis mengenai ke Sembilan blok tersebut. Sehingga peneliti dapat mengetahui kekurangan dari bisnis model yang dimiliki. Adapun bisnis model kanvas yang dimiliki oleh Kadatuan koffie dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 1. 5 Business Model Canvas yang dimiliki oleh Kadatuan Koffie Sumber: Kadatuan Koffie Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan untuk menjadikan perusahaan semakin berkembang. Maka dari itu peneliti memilih UMKM kadatuan koffie sebagai objek penelitian. Dimana peneliti akan menggunakan Model Bisnis Kanvas dan Menganalisis dengan analisis SWOT. Peneliti akan menjabarkan secara terperinci gambaran Business Model Canvas (BMC) dalam menentukan ke Sembilan blok yang terdapat dalam bisnis model kanvas. 9

1.2 Fokus Penelitian Dari penjelasan di atas Peneliti akan menganalisis bisnis model kanvas yang sudah dimiliki oleh Kadatuan Koffie, agar kadatuan koffie dapat mengetahui kekurangan yang terdapat dalam bisnis model kanvasnya khususnya dari ke Sembilan blok yang ada yaitu Customer Segments, Value Proposition, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, Cost Structure sehingga pihak kadatuan koffie dapat mengevaluasi terhadap bisnis model kanvas yang dimilikinya dan menjadikan landasan untuk menjadikan perusahaan semakin berkembang dan juga agar lebih terarah dalam menjalankan bisnisnya. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, terdapat beberapa permasalahan pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana Customer Segments yang sudah ditetapkan oleh Kadatuan Koffie? 2. Bagaimana Value Proposition yang sudah ditetapkan oleh Kadatuan Koffie? 3. Bagaimana penerapan Channels untuk model bisnis Kadatuan Koffie? 4. Bagaimana Customer Relationships yang sudah ditetapkan oleh Kadatuan Koffie? 5. Berapa besar Revenue Streams untuk model bisnis Kadatuan Koffie? 6. Bagaimana Key Resources yang sudah dimiliki oleh Kadatuan Koffie? 7. Bagaimana Key Activities yang sudah diterapkan oleh Kadatuan Koffie? 8. Bagaimana Key Partnership yang dimiliki oleh Kadatuan Koffie? 9. Berapa besar Cost Structure untuk model bisnis Kadatuan Koffie? 10

1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Customer Segments untuk model bisnis Kadatuan Koffie 2. Menentukan Value Proposition untuk model bisnis Kadatuan Koffie 3. Menentukan Channels untuk model bisnis Kadatuan Koffie 4. Menentukan Customer Relationships untuk model bisnis Kadatuan Koffie 5. Menentukan Revenue Streams untuk model bisnis Kadatuan Koffie 6. Menentukan Key Resources untuk model bisnis Kadatuan Koffie 7. Menentukan Key Activities untuk model bisnis Kadatuan Koffie 8. Menentukan Key Partnership untuk model bisnis Kadatuan Koffie 9. Menentukan Cost Structure untuk model bisnis Kadatuan Koffie 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu sosial, khususnya ilmu di bidang Entrepreneur dalam hal perencanaan Business Model Canvas untuk bisnis kopi. 1.5.2 Aspek Praktis Dengan penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sumbangan yang berguna kepada berbagai pihak, diantaranya: bagi penulis pribadi, penelitian ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti, karya yang tidak mungkin tergantikan yang dapat memberikan kontribusi ilmu dan pengetahuan. Bagi Kadatuan Koffie, penelitian ini diharapkan berguna dalam memberikan kontribusi dalam merencanakan Business Model Canvas sehingga dapat mempermudah Kadatuan 11

Koffie dalam menentukan Customer Segments, Value Proposition, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, Cost Structure yang tepat dan mendorong Kadatuan Koffie untuk menjadi UMKM yang lebih baik lagi. 1.6 Waktu dan Periode Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 15 September 2017 sampai bulan November. 12