TIME-COST TRADE-OFF MODEL FOR TIE BEAM ACTIVITY

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis.

ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TCTO) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG

OLEH : ADITYA FEBRIATMOKO PEMBIMBING Ir.Achmad Faiz HP, MS

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia konstruksi semakin cepat dan pesat. Dalam pekerjaan sebuah proyek

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TIPE B SMPN BARU SIWALANKERTO

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Tahap II Universitas Negeri Malang, Jl Semarang 5, Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERCEPATAN WAKTU PROYEK DENGAN TAMBAHAN BIAYA YANG OPTIMUM

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

PRESENTASI TUGAS AKHIR RC

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi biaya dan waktu, dalam pelaksanaan suatu proyek. Salah satu

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

BAB 3 METODE PENELITIAN

ESTIMASI ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN STRUKTUR DAN PENJADWALAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KCU BCA DI JALAN ASIA MEDAN

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.2, Februari 2015 ( ) ISSN:

Tugas Akhir HENDRAWAN MARTHA PRADIKTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

1. PERHITUNGAN COST SLOPE Menurut Soeharto, 1999, hubungan antara biaya -waktu normal dan dipersingkat dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA PERBEDAAN HARGA RAB DENGAN RAP UNTUK PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PROYEK ITC POLONIA MEDAN

PERUBAHAN BIAYA DAN WAKTU AKIBAT CHANGE ORDER PADA PROYEK PARKMALL CIRCUS- WATERPARK, KUTA, BALI

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

KAJIAN PRODUKTIVITAS PADA PEKERJAAAN PENUTUP ATAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

Pradareozy Rauufan Rahima ( ) Halaman 1

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Aplikasi Metode Time Cost Trade Off Pada Proyek Konstruksi: Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK LANJUTAN TAHAP III PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI(FTIF) ITS

ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA STA s/d STA DI MOJOKERTO

Akhmad Khoirul Hidayat ( ) Halaman 1

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction)

Naskah Publikasi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

SKRIPSI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user

PRIYANTO D

BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terlambat, maka kontraktor akan terkena sangsi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak.

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG 1

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KASUS HARGA SATUAN UPAH DAN BAHAN UNTUK PROYEK BANGUNAN SATU LANTAI

BAB IV ANALISA TIME COST TRADE OFF

BAB II STUDI PUSTAKA

Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan INDONESIA

TESIS STUDI MENGENAI VOLUME LIMBAH DAN MANFAAT MANAJEMEN LIMBAH BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR DI YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

TUGAS AKHIR. Diajukan oleh : MINANUR ROHMAN NPM :

ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA PONDASI BERDASARKAN ANALISA PADA PROYEK DAN SOFTWARE MS. PROJECT

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya Menggunakan Metode Time Cost Trade Off (TCTO) pada Proyek Pembangunan Perumahan di PT. X

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

Syafri Antu Arfan Utiarahman, Darwis Hinelo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUDUL TUGAS AKHIR : PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

III. METODE PENELITIAN. Studi kasus ini dilakukan pada proyek Pembangunan Gedung ITERA (Institut

MEMPERCEPAT WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

ANALISIS PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF (TCTO) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TUGAS AKHIR. (Studi Kasus : Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu RS Orthopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

PENGARUH PENGGUNAAN JAM LEMBUR TERHADAP BIAYA DENGAN TIME COST TRADE OFF ANALYSIS

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Ketut Wisnu Sanjoyo ( ) Halaman 1

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK DENGANN METODE KONSEP NILAI HASIL (Studi Kasus: Proyek Pembangunan The Royal Bukit)

ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO

Jalan Perpustakaan Kampus USU, Medan ABSTRAK

ABSTRAK. vii. Kata Kunci : konstruksi, material, informasi. Universitas Kristen Maranatha

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Jl. Janti - Gedong Kuning, Dusun Plumbon, Banguntapan Bantul, D.I.

TUGAS AKHIR STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK KONSTRUKSI

SKRIPSI ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI STRUKTUR BORE PILE PADA PROYEK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

IDENTIFIKASI INDIKATOR PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BANDA ACEH

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Motto... iii. Halaman Persembahan... iv. Kata Pengantar... v. Daftar Isi...

OPTIMASI JADWAL PELAKSANAAN PROYEK JEMBATAN BETON BERTULANG TUKAD UNDA, KLUNGKUNG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR. Oleh : PETER SAMOSIR NIM: BIDANG STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

TUGAS AKHIR ANALISIS PERCEPATAN PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

Novie Susanto, Ratna Purwaningsih, Erwin Ardiansyah. Abstrak

STUDI OPTIMASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PADA PROYEK KONSTRUKSI

Analisis Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi dengan Variasi Penambahan Jam Kerja

APLIKASI METHOD PRODUCTIVITY DELAY MODELPADA ANALISA PENGARUH WASTEPEKERJA TERHADAP INDEKS KOEFISIEN PRODUKTIVITAS

PENGARUH PERCEPATAN DURASI TERHADAP WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN PERSEKOLAHAN EBEN HAEZAR MANADO)

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

ANALISA DURASI RENCANA AKTIVITAS DAN EVALUASI PELAKSANAAN JADWAL PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS PADA PROYEK X )

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1, Vol. 1, Maret 2014

Transkripsi:

p-issn 2088-9321 e-issn 2502-5295 Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 TIME-COST TRADE-OFF MODEL FOR TIE BEAM ACTIVITY Fachrurrazi 1, Mahmuddin 1, Cut Yuniati Anas 1 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh 23111, *email : Fachrurrazi@unsyiah.ac.id; Mahmuddin@unsyiah.ac.id; Cut.yuniatianas@gmail.com Abstract: Crashing project duration is conducted when the project experience schedule delay. The consequence of this crashing is needed the additional cost to anticipate the delay. Choosing the right activity for the reduction will provide additional cost efficiency. The purpose of this research is to develop time-cost trade-off (TCTO) model for tie beam activity. The model was developed based on the respondent's perception through the questionnaire, and collecting the Budget Plan Report. Respondents in this study are director, estimator, and project manager at contractor who is domiciled in West Aceh District. The results showed that the tie beam can be broken down into sub activities such formwork, rebar and concrete that have different characteristics in tie beam activities based on TCTO model. Based on these conditions, the sub activities activities can be accelerated from the normal duration of the project are 60%, 50% and 60% respectively and the required additional cost is 2.88% per day, 2.93% per day, and 3.88% per day. Keywords : Project Crashing, Crash Duration, Additional cost, Model TCTO, Tie beam, West of Aceh, Formwork, Rebar work, Concrete work Abstrak: Percepatan schedule sering dilakukan ketika kemajuan proyek dinilai mengalami keterlambatan terhadap rencana awal. Konsekuensi dari percepatan schedule tersebut dapat memberikan peningkatan biaya proyek. Pemilihan aktifitas yang tepat akan memberikan efisiensi biaya tambahan. Penelitian mengkaji hanya pada aktifitas sloof sebagai aktifitas yang dipilih untuk di percepat sebagai obyek tinjauan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model Time-cost trade-off (TCTO) aktifitas pekerjaan sloof dalam sebuah proyek. Model tersebut dikembangkan berdasarkan persepsi responden melalui pengisian kuesioner dan data RAB. Responden dalam penelitian ini yaitu direktur, estimator, dan manajer proyek pada badan usaha kontraktor yang berdomisili di Kabupaten Aceh Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan sloof dapat dipecah kedalam sub aktifitas seperti sub aktifitas bekisting sloof, pembesian sloof dan beton sloof memiliki karakteristik yang berbeda dalam pekerjaan sloof berdasarkan TCTO model. Berdasarkan kondisi ini, sub-aktifitas pekerjaan sloof tersebut dapat dipecepat dari durasi normal proyek secara berturut-turut adalah 60%, 50% dan 60% dan biaya tambahan yang diperlukan adalah 2.88% per hari, 2.93% per hari, dan 3.88% per hari. Kata kunci : Percepatan schedule, Durasi crash, Biaya tambahan, Model TCTO, Pekerjaan sloof, Aceh Barat, Pekerjaan bekisting, Pekerjaan pembesian, Pekerjaan pengecoran 1. PENDAHULUAN Teknik project crashing merupakan salah satu teknik manajemen proyek untuk mengendalikan keterlambatan proyek. Keterlambatan proyek dapat mungkin disebabkan oleh berbagai faktor internal dan atau eksternal, seperti: pengaruh cuaca yang buruk, jumlah tenaga kerja, material, dan peralatan yang kurang memadai. Kontraktor seharusnya mampu memilih beberapa aktifitas proyek (item pekerjaan) yang seharusnya dipercepat/direduksi agar keterlambatan dapat diatasi. Tentunya hal tersebut menimbulkan konsekuensi biaya tambahan pada pelaksanaan proyek. Tambahan biaya ini meningkat sejalan dengan semakin besarnya durasi dari aktifitas proyek yang tereduksi, yang umumnya mengikuti pola tertentu, seperti: linier, non linier, diskret. Bedasarkan latar belakang diatas, diperlukan model hubungan waktu-biaya yang memberikan gambaran mengenai biaya tambahan akibat reduksi durasi dari setiap aktifitas proyek. Banyaknya item aktifitas dari schedule yang dimodelkan, maka penelitian ini membatasi hanya pada satu aktifitas yaitu aktifitas sloof, yang selanjutnya di breakdown atas beberapa pekerjaan yaitu pekerjaan bekisting sloof, pembesian sloof, dan pengecoran sloof. - 9

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model time-cost trade-off (TCTO) pada item aktifitas sloof pada proyek di Kabupatten Aceh Barat. Project Crashing Imantoro (2012) menyatakan bahwa cara yang dapat dilakukan untuk strategi percepatan durasi adalah: 1. Penambahan jam kerja (kerja lembur). 2. Penambahan tenaga kerja 3. Penambahan peralatan 4. Menggunakan sumber daya berkualitas 5. Penggunaan metode konstruksi efektif Penerapan metode tersebut untuk percepatan proyek dapat dilakukan secara tunggal ataupun kombinasi dari beberapa cara tersebut. Time Cost Trade-off (TCTO) Priyo dan Sumanto (2016) menyatakan TCTO merupakan proses untuk mereduksi durasi normal sebuah proyek dengan menambahkan variabel/alternatif tertentu. Ebeltagi (2009) menyatakan bahwa sebuah model TCTO dapat dibangun dari data pola durasi pada aktifitas proyek tertentu. Pola tersebut dapat berupa pola diskret, linier, atau non linier sebagaimana dperlihatkan pada gambar 1. Cost Slope dari TCTO Yoni et al., (2013) mengemukakan bahwa mempercepat waktu akan memberikan besaran perbedaan biaya akibat percepatan waktu sesuai dengan banyaknya waktu percepatan. Besarnya penambahan biaya per satuan waktu dinyatakan dengan cost slope (CS) yang dapat dihitung untuk tiap jenis kegiatan yang akan dipercepat, sebagaimana pada persamaan (1). Cost Slope = Cc Cn Dn Dc... (1) Dimana, Cc adalah Crash Cost (rupiah); Cn adalah Normal Cost (rupiah); Dn adalah Normal Durasi (hari); dan Dc adalah Crash Durasi (hari) Normal Duration dari TCTO Normal Duration, sebagaimana pada gambar 1, adalah kurun waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sampai selesai dan di luar pertimbangan usaha khusus lainnya. Durasi normal pekerjaan dihitung dengan menggunakan persamasaan (2). Durasi = V......(2) P Dimana, V adalah Volume aktifitas proyek; dan P adalah Produksi rata-rata perhari. Crash Duration dari TCTO Crash Duration adalah waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan yang secara teknis masih mungkin dilaksanakan, sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1. Gambar 1. Ilustrasi Model Non Linear Time Cost Trade-off TCTO merupakan sebuah model yang berisi parameter Normal Duration, Crash Duration, Normal Cost, Crash Cost, dan Cost Slope yang digunakan untuk melakukan analisis biaya akibat percepatan pelaksanaan proyek (atau aktifitas proyek), sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1. Normal Cost dari TCTO Normal Cost adalah biaya sebelum dilakukan percepatan aktifitas proyek. Biaya ini didasarkan pada biaya yang di estimasi berdasarkan analisa SNI dan didasarkan pada harga yang wajar. Biaya Normal dihitung berdasarkan Normal Duration. Data biaya yang memiliki kuantitas pekerjaan yang berbeda-beda, seharusnya di seragamkan dengan kuantitas - 10

yang sama atau durasi normal yang sama agar dapat di jadikan model yang lebih umum. Penelitian ini menggunakan 10 hari sebagai unit model untuk aktifitas yang akan dimodelkan. Namun demikian biaya normal tersebut dapat dihitung dengan rumus (3). adalah salah satu dari salah satu dari direktur, dan atau estimator, dan atau manajer proyek. Karakteristik responden sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4. Cn = Biaya Aktifitas Proyek Durasi Aktifitas Proyek x10... (3) Dimana, Cn adalah Normal Cost (rupiah); Dn adalah Normal Durasi (hari). Crash Cost dari TCTO Crash Cost adalah biaya yang diperoleh setelah aktifitas dipercepat. Crash Cost adalah biaya normal ditambahkan dengan biaya tambahan akibat percepatan sebelum dilakukan percepatan aktifitas proyek.. Nilai tersebut dapat dihitung dengan menggunakan formula (4). Gambar 2. Karakteristik Jumlah Responden berdasarkan Jabatan dalam Perusahaan Cc = (1 + % c ) Cn... (4) Dimana, Cc adalah biaya crash (Rp); Cn adalah biaya normal (Rp); % c adalah persentase tambahan biaya akibat percepatan sejumlah d, dimana d dihitung dengan rumus (5). d = Dn Dc... (5) Gambar 3. Karakteristik Jumlah Responden berdasarkan Pendidikan Dn menyatakan durasi normal (hari) dan Dc menyatakan durasi crash (hari). 2. METODE PENELITIAN Penelitian yang berkenaan dengan pengembangan model TCTO aktifitas sloof pada proyek di Kabupaten Aceh Barat adalah penelitian yang mencoba mencari hubungan dua variabel, yaitu percepatan perhari pada aktifitas proyek (sebagai independent variabel) dan tambahan biaya perhari dari aktiftas proyek tersebut (sebagai dependent variabel). Subjek penelitian penelitian ini adalah kontraktor bangunan gedung yang berdomisili dan melakukan kegiatannya di Kabupaten Aceh Barat, dengan responden Gambar 4. Karakteristik Jumlah Responden berdasarkan Pengalaman Kerja Data Penelitian Data sekunder penelitian ini adalah: a. Quantitas/volume aktifitas yang bersumber dari - 11

dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperoleh langsung dari tiap responden. b. Harga total pekerjaan yang bersumber dari RAB proyek. Sedangkan data primer diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada kontraktor yang berdomisili di Kabupaten Aceh Barat, dimana data tersebut bersumber dari kuisioner sebagai judgment dari responden, yaitu: a. Produksi rata-rata perhari aktifitas. b. Crash Duration. c. Persentase tambahan biaya akibat reduksi durasi aktifitas perhari, sebagaimana pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi %tambahan biaya perhari percepatan aktifitas sloof Percepatan %tambahan biaya perhari percepatan per hari Bekisting Pembesian Pengecoran 0 hari 0.0 0.0 0.0 1 hari 3.2 3.6 3.7 2 hari 6.0 6.8 7.1 3 hari 9.1 9.6 9.9 4 hari 12.1 12.4 14.8 5 hari 14.7 15.1 18.9 6 hari 17.4 17.8 23 7 hari 20.2 20.4 27 8 hari 23.1 23.4 31 9 hari 25.2 26.1 34.2 Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan berdasarkan tahapan dalam mengembangkan model TCTO, yaitu: 1. Menghitung Normal Duration 2. Menghitung Crash Duration 3. Menghitung Normal Cost 4. Menghitung Crash Cost 5. Mengembangkan model TCTO, menggunakan analisis regresi 6. Menghitung Cost Slope (Biaya percepatan perhari) 3. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI Normal Duration (Dn) Normal Duration dari aktifitas proyek dianalisis dengan menyeragamkan data quantitas, dimana digunakan sebagai acuan untuk menyamakan atau melakukan normalisasi data Dn. Pengembangan model aktifitas penelitian ini menggunakan unit durasi per 10 hari sebagai unit standard. untuk dasar reduksi aktifitas. Crash Duration (Dc) Crash Duration (Dc) adalah durasi pekerjaan setelah dilakukan percepatan maksimum yang mungkin dilakukan. Nilai Dc dapat berbeda-beda antara seorang responden dengan yang lainnya. Oleh karena itu, data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh nilai rata-rata Dc, sebagaimana pada tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Crash Duration (Cd) Pekerjaan Sloof No. Pekerjaan Rata-rata Jumlah maksimum reduksi ( d) Dc 1. Bekisting sloof 4 hari 6 6 hari 2. Pembesian sloof 4.5 hari 5.5 5 hari 3. Pengecoran sloof 3.7 hari 6.3 6 hari Normal Cost (Cn) Normal Cost adalah biaya yang dihasilkan pada Normal Duration (sebelum percepatan) atau pada 10 hari dari setiap aktifitas proyek, sebagaimana tabel 3. Tabel 3. Biaya Normal Pekerjaan Sloof Normal No. Pekerjaan Duration Normal Cost (Rp) 1. Bekisting sloof 10 hari 27,227,058 2. Pembesian sloof 10 hari 49,622,668 3. Pengecoran sloof 10 hari 53,928,157 Crash Cost (Cc) Crash Cost (Cc) adalah total biaya pekerjaan setelah dilakukan percepatan maksimum yang mungkin dilaksanakan, sebagaimana pada tabel 4. Tabel 4. Biaya Normal Pekerjaan Sloof Cc No. Pekerjaan Dc d max (Rp) 1. Bekisting 4 hari 6 hari 30,521,532.02 2. sloof Pembesian 5 hari 5 hari 55,775,878.83 3. sloof Pengecoran sloof 4 hari 6 hari 59,267,044.54 Nilai Cc untuk percepatan perharinya dapat bervariasi antara satu responden dengan yang lainnya, bergantung pada persentase biaya tambahan perhari ( d) hingga mencapai d maksimum. Hasil perhitungan tambahan biaya perhari merupakan nilai rata-rata dari semua responden. Resume total biaya setelah percepatan sejumlah d dapat dilihat pada Table 5. - 12

Tabel 5. Perhitungan biaya percepatan Pekerjaan Sloof pada Dn 10 hari pekerjaan sloof. Tambahan biaya perhari percepatan ( c) d Dc Bekisting Pembesian Pengecoran 0 10 27,227,058 49,622,668 53,928,157 1 9 28,098,324 51,409,084 55,923,499 2 8 28,860,681 52,997,009 57,757,056 3 7 29,704,720 54,386,444 59,267,045 4 6 30,521,532 55,775,879 61,909,524 5 5 31,229,436 57,115,691 64,120,579 6 4 31,964,566-66,331,633 Model TCTO Berdasarkan table 5, maka dapat dibangun model TCTO untuk masing-masing pekerjaan/aktivitas sebagaimana pada Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 7. Cost Slope Cost Slope menunujukkan tambahan biaya akibat percepatan perhari pada sebuah aktifitas proyek, dimana dihitung dengan menggunakan formula (1). Tabel 6. Hasil perhitungan untuk analisa Cost Slope pada aktifitas Sloof No Aktifitas CS % Tambahan (Rp) perhari 1. Bekisting sloof 782.777,92 2.88% 2. Pembesian sloof 1.453.235,28 2.93% 3. Pengecoran sloof 2.091.642,09 3.88% Model TCTO Aktifitas Bekisting Sloof Aktifitas Bekisting Sloof merupakan aktifitas yang paling minimum dari dua aktifitas lainnya dalam penelitian ini. Cost Slope dengan nilai Rp.782.777,92 (2.93% dari biaya normal aktifitas) dapat dihitung dengan menggunakan formula (6) dengan menginput Dc sebesar 4 hari. Cc=-782777.9175.(Dc)+35129711.58 (6) Gambar 5. Model time-cost trade-off Bekisting Sloof untuk pekerjaan Nilai variabel model berada pada durasi normal 10 hari hingga 4 hari (percepatan maksimum untuk aktifitas bekisting sloof adalah 60% dari Normal Duration aktifitas tersebut). Gambar 6. model time-cost trade-off Pembesian Sloof untuk pekerjaan Model TCTO Aktifitas Pembesian Sloof Model TCTO untuk aktifitas Pembesian Sloof yang berupa TCTO model linier, dengan Cost Slope adalah Rp.1.453.235,28. Hal ini sejalan dengan pendapatnya (Ebeltagi, 2009), namun memiliki perbedaan slope. Cost Slope tersebut menggambarkan karakteristik model untuk Kabupaten Aceh Barat, yaitu: Cc = -1453235.277.(Dc) + 64424400.97 (7) Gambar 7. Model time-cost trade-off Pengecoran Sloof untuk pekerjaan Pemberian batasan nilai variabel yaitu berada pada durasi normal 10 hari hingga dapat direduksi sebesar 5 hari. Kondisi ini menggambarkan bahwa percepatan maksimum untuk aktifitas bekisting sloof adalah 50% dari Normal Duration pada aktifitas tersebut. Sementara biaya tambahan yang dapat dihasilkan dari percepatan perhari adalah 2.88% dari biaya normal aktifitas. - 13

Model TCTO Aktifitas Pengecoran Sloof Penelitian ini telah mengembangkan model TCTO untuk aktifitas Bekisting Sloof yang juga berupa TCTO model linier. Cost Slope adalah Rp. 2.091.642,09 (3.88% dari biaya normal aktifitas tersebut) menunjukkan nilai yang lebih besar dari Cost Slope pada model TCTO aktifitas bekisting sloof. Ebeltagi, (2009) menyatakan bahwa aktivitas dengan cost slope linier akan memiliki slope yang sama hingga mencapai crash duration. Kondisi ini menunujukkan nilai minimum yang konstant untuk pemilihan aktifitas. Oleh karena itu Model TCTO pengecoran sloof akan menjadi alternatif percepatan terakhir dibandingkan kedua TCTO aktifitas pembesian sloof dan aktifitas bekisting sloof. Model untuk TCTO pengecoran sloof ini sebagaimana di formulasikan pada persamaan (8). Cc = -2091642.089.(Dc) + 74561455.07... (8) Batasan nilai variabel yaitu antara durasi normal 10 hari 4 hari adalah merupakan rentang dari durasi aktifitas tersebut dapat direduksi atau dikatakan dapat dipercepat hingga 60% dari Normal Duration. Model Time-cost trade-off Penelitian ini telah mengembangkan model time cost trade off pada aktifitas pekerjaan sloof, yang di rinci atas sub aktifitas bekisting sloof, pembesian sloof, dan pengecoran sloof. Setiap sub aktifitas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu jenis pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tukang kayu, tukang besi dan tukang batu. Tabel 7. Resume dari reduksi durasi dan tambahan biaya yang diperlukan untuk aktifitas Sloof No % reduksi % tambahan biaya Sub-aktifitas dari durasi yang diperlukan Pekerjaan Sloof maksimum perhari reduksi 1. Bekisting sloof 60% 2.88% 2. Pembesian sloof 50% 2.93% 3. Pengecoran sloof 60% 3.88% Pekerjaan sloof adalah pekerjaan yang tidak memerlukan tingkat kompleksitas yang tingi, sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai alternatif untuk mereduksi schedule proyek. Reduksi durasi perharinya dari setiap sub aktifitas sloof dan tambahan biaya yang diperlukan sebagaimana diperlihatkan pada tabel 7. Beberapa strategi dapat dilakukan untuk melakukan mereduksi/percepatan aktifitas sloof tersebut didasarkan juga pada spesifikasi sub aktifitas dari pekerjaan sloof tersebut. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa menurut 50 responden yang diteliti, percepatan durasi akan mengakibatkan peningkatan biaya pelaksanaan pekerjaan secara linear. 2. Setiap aktifitas tertentu dapat di rinci dalam sub aktifitas yang lebih spesifik, yang didasarkan pada jenis keterampilan tenaga kerja sebagaimana yang telah dihasilkan pada penelitian ini. 3. Model TCTO yang dihasilkan adalah model linier dengan maksimum percepatan untuk sub aktifitas bekisting, pembesian, dan pengecoran sloof adalah adalah secara berturut-turut 60%, 50%, 60% dan dan tambahan biaya yang dibutuhkan adalah 2.88%, 2.93%, dan 3.88%. 4. Biaya tambahan terbesar adalah pada sub aktifitas beton sloof dibandingkan sub aktifitas besi sloof dan bekisting sloof. Saran Penelitian ini membatasi hanya untuk model TCTO pada aktifitas pekerjaan sloof. Banyaknya aktifitas proyek yang terlibat dalam proses percepatan schedule proyek, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menganalisa model TCTO untuk aktifitas lainnya. Hal ini dimaksudkan agar manajer proyek, sebagai praktisi, dapat secara leluasa memilih aktifitas yang ingin direduksinya untuk mencapai percepatan schedule proyeknya. 5. DAFTAR PUSTAKA [1]. Ebeltagi, E., 2009, Lecture Notes On Construction Project Management, Mansoura University, - 14

Egypt. [2]. Imantoro, T., 2016, Analisis Biaya dan Waktu Proyek Kontruksi dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) dibandingkan dengan Penambahan Tenaga Kerja Menggunkan Metode Time-cost trade-off, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. [3]. Irianto, A., 2004, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Penerbit Prenada Media, Jakarta Timur [4]. Priyo, M., A.Sumanto, 2016, Analisa Percepatan Waktu dan Biaya Proyek Konstruksi dengan Penambahan Jam Kerja (lembur) Menggunakan metode Time-cost trade-off: Studi Kasus Proyek Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir, Jurnal Ilmiah Semesta Teknika Vol.19, Hal. 1-15. [5]. Yoni, et al, 2013, Perbandingan Penambahan Waktu Kerja Dengan Penambahan Tenaga Kerja Terhadap Biaya Pelaksanaan Proyek Dengan Metode Time-cost trade-off (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Farmasi Blahkiuh), Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, halaman 129-138. - 15