PENGARUH KONSENTRASI IAA, IBA, BAP, DAN AIR KELAPA TERHADAP PEMBENTUKAN AKAR POINSETTIA (Euphorbia pulcherrima Wild Et Klotzch) IN VITRO Oleh : Pratiwi Amie Pisesha (A34303025) DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PENGARUH KONSENTRASI IAA, IBA, BAP, DAN AIR KELAPA TERHADAP PEMBENTUKAN AKAR POINSETTIA (Euphorbia pulcherrima Wild. Et. Klotz) IN VITRO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh : Pratiwi Amie Pisesha (A34303025) DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN PRATIWI AMIE PISESHA. Pengaruh Konsentrasi IAA, IBA, BAP, dan Air Kelapa Terhadap Pembentukan Akar Poinsettia (Euphorbia Pulcherrima Wild Et. Klotz) In Vitro. Di bawah bimbingan NURHAJATI ANSORI MATTJIK dan DEWI SUKMA Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi zat pengatur tumbuh IAA dan BAP terhadap pembentukan akar embrio somatik poinsettia serta menentukan kombinasi air kelapa dan zat pengatur tumbuh IBA yang sesuai untuk pengakaran tunas poinsetia in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dari bulan Januari 2007 hingga bulan November 2007. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama mengenai induksi tunas dan akar. Percobaan kedua mengenai pengakaran tunas poinsettia in vitro. Percobaan pertama menggunakan rancangan perlakuan faktorial yang disusun dalam rancangan lingkungan acak kelompok. Perlakuan terdiri dari dua faktor, faktor pertama yaitu BAP dengan 3 konsentrasi yaitu 0 µm, 1.3 µm 2.2 µm. Faktor kedua yaitu IAA dengan 3 konsentrasi yaitu 0 µm, 2.9 µm, dan 5.7 µm, sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari sekurang kurangnya 8 ulangan (8 botol) dengan 3 clump kalus per botol, sehingga terdapat sekurang-kurangnya 72 satuan percobaan. Sumber eksplan yang digunakan dalam percobaan pertama adalah clump kalus embriogenik poinsettia yang diambil dari kultur hasil embrio somatik yang memiliki bobot 0.3 0.4 g pada tiap massa kalusnya, lalu disubkultur ke media D7 (MS+BAP 1.3 µm) selama minimal satu bulan untuk kemudian dipindahkan ke media perlakuan. Peubah-peubah yang diamati pada percobaan pembentukan akar embrio somatik poinsettia meliputi jumlah planlet, jumlah daun, jumlah akar, dan jumlah tunas. Percobaan kedua mengenai pengakaran tunas poinsetia in vitro dilaksanakan dengan menerapkan metode Rancangan Acak Lengkap. Bahan yang
digunakan adalah ZPT IBA dengan konsentrasi 4.9 µm dan senyawa organik berupa air kelapa dengan konsentrasi 10%. Air kelapa yang digunakan diambil dari buah kelapa muda dan buah kelapa tua yang telah dicampur lalu disaring. Media perlakuan pada percobaan ini adalah W0 (MS0), W1 (MS+IBA 4.9 µm), W2 (MS+IBA 4.9 µm+ air kelapa 10%), W3 (MS+air kelapa 10%). Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 5 ulangan sehingga terdapat 20 satuan percobaan (tiap satu botol kultur terdiri dari satu tanaman). Pada percobaan ini peubah yang diamati meliputi jumlah daun, bentuk dan jumlah akar serta panjang akar terpanjang. Pada percobaan pertama, perlakuan MS tanpa IAA (I0), baik yang dikombinasikan dengan BAP maupun tanpa BAP menghasilkan kalus yang berwarna kemerahan, sementara perlakuan MS dan IAA 2.9 µm (I1), baik dengan kombinasi BAP maupun tanpa BAP menunjukkan warna kalus kekuningan. Pertumbuhan daun pada perlakuan MS dan IAA 5.9 µm (I2), baik dengan kombinasi BAP maupun tanpa BAP lebih cepat meskipun kalus yang terbentuk lebih banyak berstruktur seperti busa dan lembek. Jumlah planlet terbanyak (8.53 planlet) pada percobaan pertama dihasilkan pada perlakuan IAA 2.9 µm. Perlakuan BAP 1.3 µm memberikan pengaruh nyata terhadap pembentukan jumlah daun dan jumlah akar dari planlet dengan menghasilkan jumlah daun dan jumlah akar terbanyak, yaitu 8.30 daun per planlet pada 9 MSK dan 1.31 akar per planlet pada 7 MSK. Pada percobaan kedua, perlakuan W3 (MS+air kelapa 10%) dapat mendorong pembentukan dan pemanjangan akar dengan menghasilkan 7.8 akar per tanaman dan panjang akar terpanjang sebanyak 3.87 cm. Planlet yang dihasilkan pada perlakuan W3 secara visual lebih cepat pertumbuhannya dan lebih baik penampilannya dibandingkan perlakuan W0, W1, dan W2. Hal ini terlihat dari warna daun hijau gelap, yang ukurannya lebih lebar dengan akar yang banyak dan panjang (gambar lampiran 3).
LEMBAR PENGESAHAN Judul : Nama : NRP : PENGARUH KONSENTRASI IAA, IBA, BAP, DAN AIR KELAPA TERHADAP PEMBENTUKAN AKAR EKSPLAN POINSETTIA (Euphorbia pulcherrima) IN VITRO Pratiwi Amie Pisesha A34303025 Menyetujui, Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Prof. Dr. Ir. Nurhajati A. Mattjik, MS NIP. 130367074 Dr. Dewi Sukma, SP. MSi NIP. 132166488 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP 131 124 019 Tanggal lulus:
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 11 Maret 1986. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Adril Djamalus dan Ibu Suparmi. Tahun 1997 penulis lulus dari SD Muhammadiyyah III Plaju, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 20 Plaju. Selanjutnya penulis lulus dari SMUN 4 Palembang pada tahun 2003. Pada tahun yang sama di bulan Juni penulis diterima di IPB melalui jalur USMI sebagai mahasiswi program studi Hortikultura, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Pada tahun 2005 penulis sempat menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Penulis juga aktif di berbagai organisasi mahasiswa pada tahun 2004/2005 sebagai Sekretaris Divisi Hubungan Luar Negeri DKM Al Hurriyyah IPB, tahun 2005/2006 menjadi Ketua Divisi Riset dan Edukasi UKM FORCES IPB. Selanjutnya tahun 2006 penulis lulus seleksi penerimaan Senior Residence Asrama Putri TPB IPB. Beberapa kepanitiaan, pelatihan dan seminar yang pernah diikuti penulis antara lain Festival Tanaman XXV (2003) dan XXVI (2004) penyambutan mahasiswa baru PAGI ANABA 2005, pelatihan Terarium (2003), pelatihan Hydroponik Sistem Terapung (2004), pelatihan Manajemen Stress dan Strategi Sukses menangani Masalah Psikososial Mahasiswa (2006), dan seminar Pendidikan Anak dan Remaja (2006).
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang atas berkah dan rahmat-nya, penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat teriring salam tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman. Penelitian Pengaruh Konsentrasi IAA, IBA, BAP, dan Air Kelapa Terhadap Pembentukan Akar Poinsettia (Euphorbia pulcherrima Wild Et. Klotz) In Vitro ini dilaksanakan karena didasari keinginan memperdalam ilmu perbanyakan Poinsettia in vitro terutama mengenai embriogenesis. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Penulis sangat berterima kasih kepada Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan menyemangati, Prof. Dr. Ir. Nurhajati A. Mattjik, MS. dan Dr. Dewi Sukma, SP. MSi. yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian, penulisan dan pembuatan skripsi ini. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS., selaku dosen penguji atas saran dan masukannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pegawai laboratorium Bioteknologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB (Teh Iif, Teh Juju) yang telah memberikan bantuan selama penelitian. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan perhatian yang tulus baik moril maupun materil penulis ucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Bonny P. W. Soekarno, MS atas dukungannya, teman-teman di laboratorium: Yani, Asti, Lisa, serta teman-teman Horti 40 atas bantuan dan kebersamaannya selama penelitian, teman-teman Senior Resident Asrama TPB IPB 2006-2008, atas semangat dan motivasinya, dan teman-teman UKM FORCES IPB yang telah berbagi pelajaran hidup yang berharga. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi civitas akademika dan pembaca. Bogor, April 2008 Penulis
DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Percobaan... 3 Hipotesis. 4 TINJAUAN PUSTAKA... 5 Botani Poinsettia.. 5 Syarat Tumbuh Poinsettia... 6 Kultur Jaringan... 8 Media dan Zat Pengatur Tumbuh... 12 Air Kelapa... 14 BAHAN DAN METODE... 15 Tempat dan Waktu Percobaan... 15 Bahan dan Alat... 15 Metode Percobaan... 15 Percobaan 1... 15 Percobaan 2... 16 Pelaksanaan Penelitian... 17 Pengamatan... 18 Analisis Data... 19 HASIL DAN PEMBAHASAN 20 Keadaan Umum... 20 Percobaan 1... 20 Bobot Massa Kalus... 22 Jumlah Planlet. 23 Jumlah Daun Per Planlet... 24 Jumlah Tunas Per Planlet. 26 Jumlah Akar Per Planlet... 27 Percobaan 2... 28 Jumlah Daun.. 28 Jumlah Akar... 29 Panjang Akar Terpanjang.. 30 KESIMPULAN DAN SARAN 32 Kesimpulan... 32 Saran 32 DAFTAR PUSTAKA.. 33 LAMPIRAN. 36
DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Perlakuan IAA dan BAP terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Poinsettia In Vitro. 21 2 Pengaruh ZPT IAA dan BAP terhadap Bobot Total Kalus Perbotol Poinsettia In Vitro... 22 3. Pengaruh ZPT IAA dan BAP terhadap Jumlah Planlet dari Massa Kalus Poinsettia In Vitro 23 4. Pengaruh ZPT IAA dan BAP terhadap Jumlah Daun Per Planlet dari Massa Kalus Poinsettia In Vitro... 25 5. Rataan Jumlah Tunas Per Planlet Poinsettia In Vitro... 6. Pengaruh ZPT IAA dan BAP terhadap Jumlah Akar dari Planlet Poinsettia In Vitro...... 26 27 7. Rataan Jumlah Daun pada Percobaan Pengakaran Tunas Poinsettia In Vitro... 28 8. Rataan Jumlah Akar pada Percobaan Pengakaran Tunas Poinsettia In Vitro... 29 9. Pengaruh ZPT IBA dan Air Kelapa terhadap Panjang Akar Terpanjang pada Percobaan Pengakaran Tunas Poinsettia In Vitro... 29 Lampiran 1. Komposisi Media Murashige dan Skoog (1962) 33
DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman 1. Morfologi Tanaman Poinsettia a) braktea b) daun c) cyathia... 2. Morfologi kalus poinsettia in vitro pada 4 MSK: A) clump kalus memenuhi pinggiran dinding botol; tiap clump kalus mengandung satu sel yang akan menghasilkan tunas, B) kalus berwarna kemerahan, C) kalus berwarna kekuningan, D) struktur kalus seperti busa... 5 20 3. Kontaminasi cendawan pada percobaan dua : a) pada tanaman, b) pada media... 21 4. Tunas yang terbentuk pada minggu terakhir pengamatan pada percobaan satu : A) perlakuan I0B1 (MS+BAP 1.3 µm), B) perlakuan I1B1 (MS+IAA 2.9 µm+bap 1.3 µm)... 26 5. Poinsettia in vitro pada percobaan multlipikasi akar pada 7 MSK : W0) ukuran daun lebih lebar dan akar yang panjang, W1) batang lebih panjang dengan daun yang kecil dan sedikit, W2) daun yang terbentuk lebih kecil dan tidak ada akar, W3) ukuran daun lebih lebar dengan warna lebih gelap dan akar yang banyak dan panjang... 29 Lampiran 1. Poinsettia in vitro pada percobaan induksi tunas dan akar (percobaan 1) pada 4 MSK 36 2. Poinsettia in vitro pada percobaan induksi tunas dan akar (percobaan 1) pada 12 MSK.. 37 3. Poinsettia in vitro pada percobaan pengakaran tunas (percobaan 2). 38